Anda di halaman 1dari 20

dr. Noviyani Leksomono, M.Sc, Sp.

A
RAISHA VACCINE CENTRE
Penyelenggaraan Imunisasi di Indonesia
 Anak (UU No. 23 tahun 2002)
 Permenkes No. 12 tahun 2017
 Imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian
dari masyarakat dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
 Jenis Imunisasi Program
• Imunisasi rutin: dasar & lanjutan
• Imunisasi tambahan
• Imunisasi khusus
Imunisasi rutin

 Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.


 Terdiri dari:
 Imunisasi dasar: diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun.
 Imunisasi lanjutan: ulangan Imunisasi dasar untuk
mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang
masa perlindungan anak
 usia < 2th
 usia sekolah  BIAS
 WUS
 Imunisasi khusus
Imunisasi rutin

• Imunisasi dasar  sebelum usia 1 tahun


 Hep B, Hib, BCG, DPT, Campak/MR, Polio. (OPV/IPV)

• Imunisasi lanjutan  ulangan terhadap imunisasi


dasar untuk memperpanjang masa kekebalan
 Diberikan pada baduta, anak sekolah, WUS
 DPT, Hib, Hep B, Campak/MR, Td/DT
Imunisasi tambahan

• Imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok umur


tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan
kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu
• Dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/atau
lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai.
• Tidak menghapuskan kewajiban pemberian Imunisasi rutin.
• Dilakukan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, atau
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota .
Imunisasi tambahan
…. lanjutan

• Backlog fighting  upaya aktif tingkat PKM untuk


meningkatkan cakupan pada anak < 3 tahun, prioritas pada
desa yang selama 2 tahun belum mencapai UCI
• Crash program  upaya tingkat PKM untuk cegah KLB
• PIN  imunisasi masal yang dilakukan serentak untuk
memutus rantai penularan, dan meningkatkan herd immunity,
tanpa memandang status imunisasinya
• Catch up campaign (Kampanye)  imunisasi masal diwilayah
dan pada waktu etrtentu untuk memutus rantai penularan
• Outbreak Response Immunization (ORI)  pada kondisi KLB
Imunisasi khusus
• Melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit
tertentu pada situasi tertentu.
• Persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan
perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit
tertentu, dan kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit
tertentu
• Meningitis meningokokus, yellow fever (demam kuning), dan
rabies
Imunisasi pilihan

• Imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai


dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit tertentu.
• Hep A, cacar air, pneumococcus, HPV, tifoid, dengue, JE,
Mumps, influenza, rotavirus, Hep B dewasa
• Menteri dapat menetapkan jenis Imunisasi Pilihan selain yang
diatur dalam Peraturan Menteri ini berdasarkan rekomendasi
dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional ( Indonesian
Technical Advisory Group on Immunization /ITAGI)
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI

0 Hepatitis B (< 24 jam)


1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1*
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2*
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 MR, JE*
12 PCV3*
18 DPT/HepB/Hib4, MR

-DT Td Td HPV* HPV*


-MR Td
* hanya di Prov/Kab/Kota Terpilih
*MR secara nasional, 2017 di P. Jawa, 2018 di
luar P. Jawa
*PCV di Lombok Barat dan Timur (2017)
*JE di Bali (2017)
*HPV di DKI, DIY dan Surabaya (2017)
1 SD 2 SD 3 SD 5 SD 6 SD

Permenkes No 12/2017
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
SASARAN DAN JADWAL
SASARAN
anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan
6 (dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat
JADWAL

Keterangan:
•Sesuai Permenkes N0.12/2017, pemberian Td pada kelas 3 SD/MI akan diubah menjadi kelas 5
** Khusus tahun 2016, dosis pertama HPV bagi anak kelas 5 SD di DKI Jakarta akan diberikan pada bulan September 2016, tahun
2017 akan diberikan pada bulan Oktober, selanjutnya pada bulan Agustus setiap tahunnya
Rencana Vaksin Baru
Plan 2015 2016 2017 2018 2019
MR Kampanye Kampanye
fase I fase 2

HPV Demonstration Demonstration


project di DKI project di 2 kab
Jakarta di DIY
JE JE Surveillance Kampanye JE
8 sentinels Di daerah beresiko tinggi

Pneumo Pilot project di Lombok


dengan PCV13 Pilot project di 3 provinsi

Pneumo whole cell


Clinical Trial (BF)

Rotavirus Clinical Trial: Rota Virus 3 (RV3) (BF,


Melbourne Uni, UGM) di Jogyakarta Pilot project
dan Klaten
Imunisasi pada bayi BBLR & Prematur

• bayi prematur dan BBLR yang secara medis stabil


• menerima semua vaksin sesuai dengan umur kronologis
tanpa memandang usia kehamilan atau berat badan
BBL
• vaksin hepatitis B1: tergantung status HbSAg ibu dan
BBL
• Dosis sama seperti bayi cukup bulan
Imunisasi pd kondisi imunodefisiensi
• Defisiensi imun primer
– Humoral, seluler, kombinasi
– Kontraindikasi: vaksin hidup TETAPI boleh diberikan imunisasi
pasif (IVIG, gamaglobulin spesifik)

• Defisiensi imun sekunder


– Pengobatan kortikosteroid dosis tinggi 20mg/hari atau 2
mg/kg/hari selama > 7 hari ATAU 1 mg/kg/hari selama > 1 bulan
– Terapi antimetabolik, alkylating agent, radioterapi (pada pasien
dengan keganasan)
– Terapi steroid topikal/inhalasi/injeksi intraartikuler atau steroid
sistemik dosis rendah  bias diberikan vaksin hidup
Rekomendasi WHO  imunisasi rutin dapat
Infeksi HIV diberikan pada anak dengan HIV asimtomatik
kecuali BCG
Vaksin Asimtomatik HIV Simtomatik Catatan
HIV
BCG Tdk diberikan Tdk diberikan Infx HIV sukar ditegakkan pada usiabayi

DTP Diberikan Diberikan

OPV Diberikan IPV

Campak Diberikan Diberikan Diberikan usia 9 bln ; tdk diberikan nila supresi imun
berat
Hepatitis B Diberikan Diberikan

TT Diberikan Diberikan 5 dosis

MMR Diberikan Diberikan Tdk pada imunosupresi berat sel T CD4 < 15%

HiB Diberikan Diberikan

Pneumokokus Diberikan Diberikan Tdk pada imunosupresi berat sel T CD4 < 15%

Varisela Diberikan Diberikan

Influenza Diberian Diberikan Usia > 6 bulan

Rabies Atas indikasi Atas Indikasi

Plotkin, 2008
IBU menderita TB
• Bayi jangan diberi imunisasi BCG sesaat setelah lahir
• Beri profilaksis INH 5 mg/kg/hari
• Bayi usia 8 minggu  evaluasi BB, tuberculin test, Ro thorax
• Jika kondisi baik  tuberculin test negatif, dan bayi baik 
INH profilaksis selama 6 bulan dan BCG
Imunisasi pd kondisi terpapar infeksi
Paparan Inkubasi Pemberian vaksinasi infeksi
Campak 8-12 hari 0-72 jam paska paparan
Varisela 14-16 hari 0-72 jam paska paparan
Rubella 14-23 hari Tidak perlu
Gondongan 12-25 hari Tidak perlu
Hepatitis B 14-160 hari Perlu aktif dan pasif segera dalam waktu
12 jam
Tetanus 24 jam- Perlu aktif dan pasif
beberapa
hari
Hepatitis A 15-50 hari Tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai