Anda di halaman 1dari 29

PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pencegahan kecelakaan kerja pada


dasarnya merupakan tanggungjawab para
manajer lini, penyelia, mandor kepala, dan
juga kepala urusan. Fungsionaris lini wajib
memelihara kondisi kerja yang selamat
sesuai dengan ketentuan pabrik . Di lain
pihak, para kepala urusan wajib senantiasa
mencegah jangan sampai terjadi
kecelakaan. Kedua macam fungsionaris ini
kelihatannya mempunyai tanggungjawab
berbeda, sebenarnya tidak. Pemeliharaan
keadaan selamat dan pencegahan
kecelakaan adalah satu fungsi yang sama.
Pencegahan kecelakan antara lain meliputi :
a. Pendekatan pencegahan kecelakaan
b. Pokok-pokok peningkatan kesadaran
keselamatan dan kesehatan kerja
dikalangan karyawan
c.Sistem pencegahan bahaya kebakaran
d. Sistem pencegahan bahaya ledakan
e. Sistem pencegahan bahaya dalam proses
produksi

 Pendekatan pencegahan kecelakaan
 Ditinjau dari sudut dua sub-sistem besar
perusahaan teknostruktural dan sosio-
prosesual, teknik pencegahan kecelakaan
harus didekati dari dua aspek di atas, yakni
aspek perangkat keras (peralatan,
perlengkapan, mesin, tata letak, dan
sebagainya) dan perangkat lunak (manusia
dan segala unsur yang berkaitan). Baiklah kita
ulas aspek manusia terlebih dahulu,
kemudian aspek perangkat kerasnya.
 1) Aspek Manusia
 Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek
manusianya harus bermula pada hari pertama
ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap
karyawan harus diberitahu secara tertulis
uraian mengenai jabatannya yang mencakup
fungsi, hubungan kerja, wewenang dan
tanggunggugat, tugas dan tanggungjawab,
serta syarat-syarat kerjanya.
 Setelah itu harus dipegang prinsip bahwa
kesalahan utama sebagian besar kecelakaan,
kerugian, atau kerusakan terletak pada
karyawan yang kurang bergairah, kurang
terampil, kurang tepat, terganggu emosinya,
yang pada umumnya menyebabkan
kecelakaan dan kerugian.
 Jika manajemen adalah melaksanakan suatu
kegiatan dengan menggunakan tenaga orang lain
maka setiap tenaga kerja itu harus memenuhi
persyaratan berikut :
 Kualitas Pembinaan / tindakan

 a)Terampil Latihan secukupnya


 b) Sesuai Seleksi yang baik
 c) Bergairah Pimpinan yang baik
 d) Berhati-hati Seleksi dan latihan
yang baik
e) Tahu Cukup pendidikan
 f)Sikap positif Hubungan kerja yang
baik
 Jadi, jika para fungsionaris mengadakan
pembinaan/ tindakan yang berlawanan, maka
tenaga kerja yang ada akan menunjukkan
kualitas yang berlawanan dengan daftar di
atas.
 Manajemen (dari manajer bagian hingga
ketua kelompok) bertanggungjawab dalam
seleksi, penempatan, pembinaan, dan
pimpinan para karyawan. Manusia adalah
makhluk yang serba mudah berubah
sehingga pembinaan yang serba baik tidak
selamanya membawa hasil yang baik.
 Kelengahan dan kelalaian manajemen dalam
pengelolaan sumber daya manusia
perusahaan akan mengakibatkan kecelakaan
atau kerugian. Setiap anggota manajemen
harus tanggap dan serba berhati-hati dalam
memimpin bawahan mereka.
 Seorang karyawan yang dapat menyandang
sesuatu jabatan harus memenuhi syarat-
syarat berikut :
a).Pendidikan dan pengalaman harus sesuai
dengan spesifikasi jabatan;
b).Memiliki motivasi tinggi, dan sasaran yang
telah ditetapkan;
c).Mempunyai rasa tanggungjawab;
d).Latar belakang sosialnya harus sesuai
dengan persyaratan jabatan;
e).Pandangan hidup harus sesuai dengan
falsafah perusahaan.
 Karyawan yang memiliki sikap-sikap berikut
tidak memenuhi syarat:
a).Tidak/segan memakai alat pelindung yang
disediakan;
b).Melanggar peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan dengan
sengaja;
c).Tergesa-gesa dan kurang berhati-hati dalam
pekerjaan;
d).Bersikap kasar, bergurau, atau berkelakar
sambil kerja;
e).Tidak memahami arti kerugian bagi
perusahaan maupun dirinya.
 Tiga sebab mengapa seorang karyawan
melakukan kegiatan tidak selamat adalah :
a) Yang bersangkutan tidak mengetahui
tatacara aman atau perbuatan-perbuatan
berbahaya;
b) Yang bersangkutan tidak mampu memenuhi
persyaratan kerja sehingga terjadilah
tindakan yang di bawah standar;
c) Yang bersangkutan mengetahui seluruh
peraturan dan persyaratan kerja, tetapi dia
tidak memenuhinya.
Penggunaan psikotest untuk menyeleksi
calon-calon karyawan sangat disarankan agar
penempatannya tepat dengan orangnya.
 Test-test yang dianjurkan antara lain :
a)Test Kemampuan,
b)Test Kepribadian,
c)Test Khusus (pekerjaan), dan
d)Test Bakat.
 Disamping test-testdi atas, setiap calon
karyawan harus menjalani pemeriksaan
kesehatan (fisik dan psikologis). Penyakit
atau kelemahan terselubung yang tidak
diketahui dapat menimbulkan kecelakaan dan
kerugian di kemudian hari. Hal ini tidak
berarti calon-calon cacat tidak dapat
diterima; setiap jabatan harus dipangku oleh
tenaga kerja yang sesuai.
 Masa tiga bulan pertama merupakan waktu
yang sangat kritis bagi setiap karyawan baru.
Kurang Iebih 70% perputaran karyawan terjadi
dalam kurun waktu ini. Jika seleksi sangat
ketat, maka layaklah bagi setiap karyawan
baru memperoleh bimbingan yang cukup
selama masa 3 bulan ini. Lebih cenderung
memberikan pelatihan setiap karyawan baru
pada masa 3 bulan pertama. Pelatihan
permulaan seperti ini merupakan permulaan
dari serangkaian pelatihan selama karyawan
bekerja. Pelatihan seperti ini harus
menyentuh ketiga aspek pengembangan
sumber daya manusia: aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
 Dari aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan
bermula pada kegiatan tidak selamat manusia itu
sendiri. Beberapa perbuatan yang
mengusahakan Keselamatan antara lain:
a) Setiap karyawan bertugas sesuai dengan
pedoman dan penuntun yang diberikan;
b) Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan
harus segera dilaporkan kepada atasan;
c) Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan
kesehatan kerja harus dipatuhi secermat
mungkin;
d) Semua karyawan harus bersedia saling mengisi
atau mengingatkan akan perbuatan yang dapat
menimbulkan bahaya;
e) Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja harus dipakai atau dipergunakan
bila perlu.
2.Aspek Peralatan
 Dari aspek peralatan, pencegahan kecelakaan harus
diadakan dengan terlebih dahulu menyusun berbagai
sistem dalam perusahaan. Ancangan sistem ternyata
lebih baik dibanding cara lain, meliputi langkah-
langkah berikut :
a.Sasaran
 Mengendalikan kemungkinan-kemungkinan kecelakaan
atau kerugian lainnya.
b.Apa yang diharapkan dari sasaran
 Mengurangi jumlah keseluruhan kerugian perusahaan
dalam masa anggaran yang sedang berjalan.
3..Langkah-langkah
 Seluruh peralatan yang dipergunakan harus terlindung
dari kemungkinan berinteraksi dengan manusia atau
peralatan lain sehingga menimbulkan kejadian-kejadian
atau keadaan yang membahayakan manusia, peralatan
itu sendiri dan lingkungan.
 Seluruh peralatan yang dipergunakan harus
terlindung dari kemungkinan berinteraksi
dengan manusia atau peralatan lain sehingga
menimbulkan kejadian-kejadian atau
keadaan yang membahayakan manusia,
peralatan itu sendiri dan lingkungan.
 Pokok-pokok Peningkatan Kesadaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kalangan
Karyawan
1).Pengertian
 Berikanlah pengertian yang sebaik-baiknya
kepada mereka mengenai cara bagaimana
mereka harus bekerja secara benar, tepat, cepat
dan selamat.
2).Contoh Kerja
 Berikanlah contoh-contoh kerja yang benar dan
mudah ditiru.
3).Teladan Kerja
 Berikanlah teladan yang baik dengan
mengadakan percobaan-percobaan yang harus
dilakukan, sehingga mereka dapat mengerti,
memahami dan dapat melaksanakannya sesuai
dengan cara-cara yang telah anda berikan.
4).Dasar Keselamatan Kerja
 Yakinkanlah mereka, bahwa keselamatan
kerja dan kesehatan kerja mempunyai dasar-
dasar yang sama pentingnya dengan
kualitas/mutu dan target.
5).Pelaksanaan Kerja
 Berikanlah pengertian yang mendalam
kepada mereka, bahwa cara-cara
pelaksanaan pengamanan kerja yang
dipaksakan tanpa disertai kesadaran mungkin
akan berakibat lebih buruk bila dibandingkan
dengan pelanggaran suatu peraturan.
6) Tanggungjawab
 Berusahalah dengan bersungguh-sungguh
agar seluruh isi program keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi tanggungjawab
setiap karyawan demi kepentingan bersama.
7) Keinsyafan
 Insyafkanlah diri anda sendiri beserta
segenap anak buah anda, bahwa kecelakaan
kerja yang mungkin dan telah terjadi itu
sebenarnya dengan mudah dapat dihindarkan
dan dicegah, jika para karyawan yang telah
lebih dahulu mengetahuinya mau mencegah
atau menanggulanginya segera.
8) Pengamatan Lingkungan
 Hendaknya anda harus terus-menerus melakukan
pengamatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kerja dan lingkungan dengan baik, sehingga dapat
dipastikan bahwa setiap bawahan anda telah dapat
membiasakan diri bekerja dengan perilaku sebaik-
baiknya dan selamat.
9)Kebiasaan Perilaku Kerja
 Sangat perlu dicamkan bahwa cara kerja yang baik
dan aman sebenarnya merupakan kebiasaan saja, dan
hal itu hanya bisa dikembangkan dengan kesadaran
serta pengertian yang cukup. Sesuai dengan
ketentuan-ketentuan keselamatan yang seharusnya
teruji di dalam keadaan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebaiknya
seluruh karyawan bekerja sesuai dengan harkat
jasmaniah maupun rohaniah mereka.
 Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejap
mata. Di dalam setiap kejadian, empat faktor bergerak dalam satu
kesatuan berantai, yakni
◦ faktor lingkungan,
◦ faktor bahaya,
◦ faktor peralatan dan perlengkapan,
◦ faktor manusia.

 Faktor Bahaya
 Bila ada perbuatan yang berbahaya :
1.Kegiatan yang tidak sah
2.Kegiatan dengan kecepatan yang berbahaya
3.Tidak memanfaatkan perlengkapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
4.Salah penggunaan perlengkapan atau penggunaan
alat perlengkapan yang tidak tepat
5.Pemuatan, penempatan, pencampuran, penyatuan
yang tidak selamat
6.Mengambil kedudukan atau sikap yang tidak selamat
7.Bekerja pada peralatan yang bergerak atau yang
perlengkapannya berbahaya
8.Mengganggu, mengejek dan mengejutkan
9.Tidak memakai pakaian keamanan atau pelindung
badan
 Keadaan Berbahaya:
1.Perlindungan yang kurang memadai
2.Tanpa pelindung
3.Keadaan yang rusak misalnya kasar, tajam, licin,
ambruk, berkarat, longgar, bengkok
4.Rancangan atau konstruksi yang tidak selamat
(Unsafe design or construction)
5.Penyusunan, penimbunan, penyimpanan, gang,
pintu, ke luar, tata ruang, rancangan, muatan
yang berlebihan, penjajaran yang berbahaya.
6.Penerangan yang kurang
7.Peredaran udara yang tidak sehat
8.Pakaian atau perlengkapan yang kurang selamat
◦ Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
 Sistem pencegahan bahaya kebakaran
terdiri dari :
a.Sistem isyarat bahaya kebakaran dan
b.Sistem Pemadaman
a.Sistem Isyarat Bahaya Kebakaran : merupakan
sistem yang mampu menggantikan tenaga manusia
untuk mengawasi bahaya kebakaran dalam suatu
bangunan gedung gardu listrik, gudang dan lain
sebagainya, terutama pada waktu di luar jam kerja.
◦ Sistem Isyarat Bahaya Kebakaran : merupakan sistem
yang mampu menggantikan tenaga manusia untuk
mengawasi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan
gedung gardu listrik, gudang dan lain sebagainya,
terutama pada waktu di luar jam kerja.
 Komponen-komponen Isyarat Bahaya
Kebakaran
a.Panel pengawas dengan pembagian daerah
yang diawasi
b.Detektor : Detektor panas (Thermal detector)
c.Detektor kepul asap (Smoke detector)
c..Isyarat : Bel Alarm (Alarm bell)
d.Instalasi pengendali untuk menghubungi
berbagai komponen yang menjadi satu sistem.
Sistem ini bekerja secara automatis. Bila
detektor-detektor yang ditempatkan pada
lokasi-lokasi tertentu yang menunjukkan gelagat
bahaya kebakaran baik berupa panas, asap,
maupun "break glass call point" yang pecah,
segera isyarat tersebut akan diteruskan ke panel
pengawas yang akan membunyikan alarm tanda
bahaya sehingga para petugas dengan segera
mengetahui tempat terjadinya bahaya kebakaran
dan melakukan tindakan-tindakan darurat yang
diperlukan.
 . Pengendalian Risiko

 Atas dasar pemahaman jenis bahaya dan


besarnya risiko yang diketahui setelah
melakukan penilaian risiko, maka pengendalian
risiko adalah menentukan jenis pengendalian
yang ingin dilakukan. Pengendalian risiko
dilakukan dengan penerapan Hirarki
Pengendalian.
 Menurut Suardi (2005), dalam melakukan
langkah-langkah untuk mengatasi bahaya yang
timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang
dapat membantu dalam pemilihan pengendalian
suatu bahaya yang disebut dengan hirarki
pengandalian risiko. Upaya prioritas atau hirarki
tersebut, yaitu :
 a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan
harus menjadi pilihan pertama dalam melakukan
pengandalian risiko. Eliminasi berarti menghilangkan
paralatan yang dapat menimbulkan bahaya.

 b. Substitusi, prinsip dari alat kendali ini adalah
mengendalikan sumber risiko dangan sarana atau
peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau
tidak ada.

 c. Rekayasa Engineering dilakukan dengan mengubah
desain tempat kerja, peralatan, atau proses kerja untuk
mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari tahap ini adalah
melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana
membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan
pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan,
melakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan
mengurangi frekuensi dalam melakukan kegiatan
berbahaya.
 d. Engineering Control

 Pengendalian ini dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan
di bidang rekayasa untuk menghilangkan atau mengurangi risiko
seperti modifikasi alat, ventilasi, pengaman alat, otomatisasi dan
sebagainya.

 e. Pengendalian Administratif

 Tahap penanggulangan bahaya secara adminstratif seperti
pembuatan prosedur, pemasangan sign atau rambu, pengaturan
jam kerja, pemberian pelatihan, penetapan aturan khusus,
mengikuti aspek hukum atau peraturan pemerintah terkait serta
penerapan higine perusahaan.

 f. Pemakaian Alat Pelindung Diri

 Pemakaian alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari
hirarki pengendalian bila upaya lainnya tidak dapat memenuhi
maksud menghilangkan atau mengurangi risiko secara maksimal

Anda mungkin juga menyukai