Anda di halaman 1dari 33

DEFENISI

 Kanker adalah kelainan pertumbuhan


dan perbanyakan [multiplikasi] yg khas
yg ditandai dgn :
 Proliferasi sel yg sgt hebat
 Pertumbuhan yg tdk terkoordinir yg tidak
jelas diketahui apa tujuannya
 Menetapnya proliferasi sel tsb walau
rangsang yg menimbulkan tdk ada lagi
[irreversible]
Ketika sel normal (A) rusak atau tua (2), mereka mengalami apoptosis(1);
sel kanker (B) menghindari apoptosis dan terus membelah diri.
EPIDEMIOLOGI KANKER
Male Female
Lung
Breast
Colon/rectum
Stomach
Liver
Prostate
Cervix uteri
Oesophagus
Bladder
Non-Hodgkin’s lymphoma
Oral cavity
Leukaemia Worldwide in 2000
Pancreas Incidence
Ovary
Mortality
Kidney

1200 1000 800 600 400 200 0 200 400 600 800 1000 1200
Thousands
Parkin et al 2001
FAKTOR RESIKO KANKER

Faktor resiko terdiri dari :


A .Faktor Genetik.
B. Faktor Lingkungan.
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan
jenis organ atau sel tempat terjadinya. Klasifikasi kanker
kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, antara lain
:
1. Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan
epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ
tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar.
Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks dan kanker
tiroid.
2. Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi
pada tulang seperti osteosarkoma.
3. Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak
matangnya sel darah yang berkembang di dalam sumsum
tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di
dalam sirkulasi darah.
4. Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan
jaringan dalam sistem kekebalan tubuh.
TIMBULNYA
KANKER/KARSINOGENESIS
 Faktor faktor lingkungan yang berperan
pada terjadinya tumor disebut faktor
karsinogen
 Faktor karsinogen ini bersifat mutagen
 Dibutuhkan tidak hanya satu melainkan
beberapa mutasi utk menimbulkan
transformasi sel (perubahan sel)
 Karsinogenesis  proses yg sgt lama
Pencegahan kanker ???
 Ibunya penderita kanker
payudara dan
mewariskan gen cacat
BRCA 1
 Memiliki kemungkinan 87
persen terkena kanker
payudara dan 50 persen
terkena kanker ovarium.
 Memutuskan melakukan
“mastektomi ganda”
Pencegahan Kanker
 Pencegahan primer  Pencegahan
1. Eliminasi faktor sekunder
karsinogenik 1. Diagnosis dini pada
2. Blocking proses stadium
karsinogenesis asimptomatik
2. Skrining massal
Pencegahan Kanker
(faktor karsinogen)
 Karsinogen/agensi kimia
- Benzpiren kanker paru pd perokok
- Amina aromatik(pemrosesan zat warna
di dlm industri tekstil). Naftilamin 
kanker kandung kemih
o Karsinogen alamiah : aflatoksin (produk
Aspergillus flavus) , toksin yg terdapat
pada kacang kacang yg jamuran
kanker hati
 Faktor faktor lain yg mempengaruhi terjadinya
kanker
- Faktor hormonal
Hormon membuat sel lebih sensitif thd
pengaruh misalnya dari virus atau karsinogen
kimia.
Karsinoma prostat, karsinoma payudara dan
mungkin karsinoma endometrium msh
menunjukkan pengaruh hormon pada
pertumbuhannya
- Faktor imunologik : limfosit T, Natural killer
cells
Pencegahan primer kanker
secara umum
 Pencegahan melalui penataan
lingkungan hidup
1. Pencemaran air : air limbah industri
2. Pencemaran tanah : penggunaan
peptisida
3. Pencemaran udara(polusi)
Pencegahan primer kanker secara
umum
 Pencegahan melalui perlindungan ditempat
kerja
 Pencegahan melalui pengaturan cara hidup 
hindari rokok, alkohol, makanan dan minuman
yg diawetkan, hubungan intim pd usia dini dan
sering ganti pasangan
 Pencegahan melalui peningkatan daya tahan
tubuh  stress berat, makanan kurang
bergizi/vitamin, olahraga kurang, sgt berperan
dalam pengurangan daya tahan tubuh.
DETEKSI DINI KANKER
 Usaha menemukan kanker secara dini
terutama pada resiko tinggi (golongan
yg lebih mudah mendapatkan kanker)
 Makin dini stadium kanker ditemukan
makin baik hasil pengobatannya.
 Kanker merupakan penyakit yg
multikompleks, setiap jenis kanker
mempunyai cara deteksi dini sendiri,
cara pencegahannya sendiri, dan juga
cara pengobatannya sendiri.
KANKER BIASANYA DITEMUKAN PADA STADIUM LANJUT.
PRESENTASI STADIUM LANJUT KANKER PARU – NSCLC
(80%)
9%
Stage II
10%
Stage I 21%
Stage III

60%
Stage IV

-Stadium lanjut (III & IV) : ~ 80%


DETEKSI DINI KANKER PARU
 Sasaran risiko tinggi :
- laki laki, usia lebih dari 40 thn perokok
- paparan industri tertentu
- dgn satu atau lebih gejala: batuk darah, batuk
kronik, sesak napas, nyeri dada dan berat badan
menurun.
Waspadai perempuan perokok pasif. Pertimbangkan
faktor keluarga dekat yg menderita kanker paru.
 Pemeriksaan untuk deteksi dini :
- Pemeriksaan radiologi toraks : foto toraks, Ct scan
- Sitologi sputum
- Bronkoskopi autoflouresen  dapat mendeteksi lesi
prakanker maupun lesi kanker yang berlokasi sentral.
PENCEGAHAN : Tidak merokok dan menghindari terhirup
zat karsinogen dlm waktu lama
Gambar.1 Gambar.2
Foto toraks pria, umur 54 tahun, klinis batuk BRONKOSKOPI
kronis dan sesak nafas, tampak bayangan Tampak bayangan massa (tumor) (2)
perselubungan hemitoraks kanan dengan yang menutup seluruh bronkus
penarikan trakea dan mediastinum.
utama kanan (1)
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
 Wanita beresiko tinggi adalah mereka yang:
diketahui memiliki mutasi gen BRCA1 atau
BRCA2
memiliki kerabat dekat (orang tua, saudara,
adik atau anak) dengan mutasi gen BRCA1 atau
BRCA2, namun belum melakukan uji genetik
sendiri
pernah menjalani terapi radiasi di dada ketika
mereka berusia antara 10-30 tahun
wanita infertil(tdk pernah hamil) dan tidak
menyusui
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
 Mamografi: Wanita berusia 40 dan lebih tua
harus menjalani pemeriksaan mamografi
setiap tahun dan harus tetap melakukannya
selama kesehatan mereka baik.
 Uji Payudara Klinis (UPK): Perempuan berusia
20 hingga 30-an tahun harus menjalani (UPK)
setidaknya setiap 3 tahun sekali. Setelah usia
40 tahun, setiap tahun.
 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI):
SADARI sangat dianjurkan bagi para wanita,
mulai usia 20 Thn setiap 3 bulan sekali
DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM/SERVIKS
 Dihubungkan dengan Human Papilloma Virus (HPV) yg
dpt ditularkan melalui hubungan seksual
 Wanita beresiko tinggi :
1. Melakukan aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun
2. Sering berganti-ganti pasangan seksual
3. Memiliki riwayat terkena infeksi menular seksual atau
radang panggul
4. Berhubungan seksual dengan pria yang memiliki riwayat
infeksi menular seksual dan dgn pria yg sering berganti
pasangan
5.Berhubungan seksual dengan pria yang pasangan
sebelumnya mengalami kanker leher rahim
6.Kebiasaan merokok merupakan faktor pendukung terkait
dengan peningkatan kejadian kanker leher rahim. Wanita
perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan
wanita bukan perokok.
DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM/SERVIKS
 1. Papsmear.
Pemeriksaan ini relatif murah, cepat,
sederhana, tidak sakit dan dapat
dilakukan di berbagai pelayanan
kesehatan. Pemeriksaan ini dilakukan
pada saat tidak haid dan sebaiknya
dilakukan 1 kali setahun oleh setiap
wanita yang sudah melakukan hubungan
seksual
DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM/SERVIKS
 2. IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Merupakan metode deteksi dini kanker leher rahim
dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke leher rahim.
Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan
warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang
diperiksa. Keunggulan pemeriksaan ini dapat dilakukan
di puskesmas dengan biaya yang relatif murah.
 3. PEMERIKSAAN HPV
Tujuan pemeriksaan HPV untuk deteksi adanya infeksi
virus HPV yang bisa menjadi sel pre-kanker dan
berkembang menjadi kanker leher rahim. Tes HPV dapat
digunakan bersama dengan pap smear atau sebagai tes
tambahan pada wanita yang memiliki hasil pap smear
abnormal.
Terapi Kanker
Pengobatan kanker bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita,
darimana asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi
kesehatan umum serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses
pengobatan kanker.

Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui


1. Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan
2. Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker)
3. Radioterapi (menggunakan sinar radiasi).
4. Terapi hormonal
5. Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika khusus)

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan
di atas, misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali
ketiga cara pengobatan tersebut di atas digunakan.
Contoh obat sitostatistika
1. Alkilator (alkylating agent)
Zat pengalkil seperti CTX (Cyclophosphamide) mengubah
struktur DNA, dengan demikian menahan replikasi sel.
Contoh: Cyclophosphamide, cisplatin
Kontraindikasi
Hipersensitivitas, kelainan sumsum tulang, hamil dan laktasi
Efek Samping
Mual, muntah, depresi sumsum tulang, disfungsi hati,
hiperpigmentasi.

Konseling pada Pasien


Obat sebaiknya ditelan utuh dan diminum saat perut kosong
(1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan)
2. Anti metabolit
Merupakan jenis obat kemoterapi yang banyak digunakan Obat ini
menghambat biosintesis purin atau pirimidin. Sebagai contoh MTX,
menghambat pembentukan folat tereduksi, yang dibutuhkan untuk
sintesis timidin.
Contoh: Methotrexate, 6MP-Merkaptopurin
Kontraindikasi
Hipersensitifitas dari metotreksat dan komponan lain dari sediaan;
kerusakan hebat ginjal dan hati, pasien yang mengalami supresi
sumsum tulang dengan psoriasis atau reumatoid artritits, penyakit
alkoholik hati, AIDS, alkoholisme, darah diskariasis, kehamilan,
menyusui.
Efek Samping
Leukopenia, mual, muntah, tidak enak badan, pusing, demam, penurunan
resistensi terhadap infeksi.
Interaksi Obat
Asam folat dapat menurunkan respon terapi MTX.
Pemberian bersama trimetoprim/sulfametaksazol pernah dilaporkan
terjadi peningkatan efek samping supresi sumsum tulang.
3. Gol. Produk alamiah
mengikat dan menyelip diantara rangkaian nukleotid molekul DNA dan dengan demikian
menghambat produksi mRNA.
Contoh: Doxorubicin
Kontraindikasi
Depresi sumsum tulang berat, infeksi yang tidak terkendali, hamil dan laktasi.
Efek Samping:
Myelosupresi (menginduksi oleh perlakuan agen antitumor atau radioterapi) dan
cardiotoxicity.
Gastrointestinal: Mual, muntah, stomatitis yang dimulai sebagai sensasi terbakar
Interaksi Obat
· menyadarkan hati untuk efek kardiotoksik dari Doksorubisin.
· Propanolol dapat meningkatkan cardiotoxicity dari Doksorubisin
· Doksorubisin dapat meningkatkan konsentrasi penyesuaian dosis asam urat darah
agen antigout (misalnya Allopurinol, Kolkisin) mungkin diperlukan untuk mengendalikan
hyperuricaemia.

Konseling pada Pasien


Urine akan berwarna oranye tetapi jangan khawatir karena hanya ini bersifat sementara
selama pengobatan saja.
4. Vinka alkaloid
Merupakan salah satu kemoterapi yang secara luas dan banyak
digunakan dalam pengobatan berbagai leukemia, kanker payudara,
paru, limfoma non-Hodgkin. Dengan mekanisme kerja menghambat
pembelahan sel kanker menjadi sel kanker yang baru, dimanagolongan
ini akan menghambat fungsi mikrotubuli sel kanker.
Contoh: Vinkristin
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap alkaloid vinka atau manitol. Hamil dan laktasi.
Efek Samping
· Neurotoksisitas, umumnya berupa neuropati perifer
· Mual dan muntah, konstipasi, gangguan fungsi saluran kemih.
Interaksi Obat
· Obat yang bekerja pada susunan saraf tepi meningkatkan
neurotoksisitas
· Alopurinol meningkatkan efek sitotoksis
5. Steroid
Steroid sebagai terapi hormonal biasanya digunakan sebagai obat
kemoterapi dalam bentuk kortikosteroid. Preparat yang banyak
digunakan dalam pengobatan kanker antara lain: prednisolon,
metilprednisolon, dexamethasone.
Alasan digunakannya steroid dalam pengobatan kanker antara lain adalah
untuk mematikan sel kanker itu sendiri, mengurangi inflamasi,
menekan respon imun, mengurangi perasaansickness akibat
kemoterapi, meningkatkan nafsu makan.
Efek Samping
· Iritasi lambung.
· Peningkatan nafsu makan dan berat badan.
· Retensi air.
· Peningkatan resiko infeksi.
· Peningkatan kadar gula darah.
· Osteoporosis.
Tujuan kemoterapi adalah untuk mengobati atau memperlambat
pertumbuhan kanker atau mengurangi gejalanya.

PENGOBATAN Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara


tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau dengan kombinasi beberapa
jenis kemoterapi.
KONTROL Kemoterapi ada yang hanya bertujuan untuk mengontrol
perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke
jaringan lain sehingga memungkinkan pasien hidup secara normal.
MENGURANGI GEJALA Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan
kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
gejala yang timbul akibat kanker tersebut, pada pasien seperti
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil daerah tubuh yang terserang kanker (memperkecil ukuran
kanker pada daerah tubuh yang terserang).
Kemoterapi dapat diberikan sesudah atau
sebelum proses pengobatan utama yaitu
pembedahan. Pemberian sebelum operasi
biasanya menggunakan obat-obatan yang
bertujuan memperkecil ukuran kanker
sehingga hasil pengobatan utama akan lebih
efektif, dikenal sebagai kemoterapi
neoadjuvan. Sedang pemberian kemoterapi
setelah pengobatan utama bertujuan untuk
membunuh sisa sel kanker yang tertinggal
atau yang dapat berkembang lagi kemudian,
dikenal sebagai kemoterapi adjuvan.
KESIMPULAN
 Kanker adalah kelainan pertumbuhan dan
perbanyakan [multiplikasi] yg khas yg ditandai
dgn proliferasi sel yg sgt hebat yg tdk
terkoordinir.
 Kanker merupakan penyakit yg multikompleks,
setiap jenis kanker mempunyai cara deteksi
dini sendiri, cara pencegahannya sendiri, dan
juga cara pengobatannya sendiri
 Sangat dibutuhkan keterpaduan seluruh
lapisan masyarakat, dokter, perawat/bidan,dan
pemerintah dalam hal pencegahan dan
deteksi dini kanker, agar angka morbiditas dan
mortalitas dapat ditekan

Anda mungkin juga menyukai