Gugatan tersebut terutama ditujukan pada lokus Ilmu Administrasi Negara yang dirasa tidak
memadai lagi. Menurut Dwiyanto (2007) lembaga pemerintah dirasa terlalu sempit untuk
menjadi lokus Ilmu Administrasi Negara. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa lembaga
pemerintahan tidak lagi memonopoli peran yang selama ini secara tradisional menjadi otoritas
pemerintah. Saat ini semakin mudah ditemui berbagai lembaga non-pemerintah yang
menjalankan misi dan fungsi yang dulu menjadi monopoli pemerintah saja. Di sisi yang lain,
organisasi birokrasi juga tidak semata-mata memproduksi barang dan jasa publik, tetapi juga
barang dan jasa privat. Pratikno (2007) juga memberikan konstatasi yang sama. Saat ini negara
banyak menghadapi pesaing-pesaing baru yang siap menjalankan fungsi negara, terutama
pelayanan publik, secara lebih efektif. Selain pelayanan publik, dalam bidang pembangunan
ekonomi dan sosial, negara juga harus menegosiasikan kepentingannya dengan aktor-aktor
yang lain, yaitu pelaku bisnis dan kalangan civil society (masyarakat sipil). Secara lebih
tegas, Miftah Thoha (2007) bahkan mengatakan telah terjadi perubahan paradigma “ dari
orientasi manajemen pemerintahan yang serba negara menjadi berorientasi ke pasar (market).
Menurut Thoha, pasar di sini secara politik bisa dimaknai sebagai rakyat atau masyarakat
(public). Fenomena menurunnya peran negara ini merupakan arus balik dari apa yang
disebut Grindle sebagai too much state, di mana negara pada pertengahan 1980-an terlalu
banyak melakukan intervensi yang berujung pada jeratan hutang luar negeri, krisis fiskal, dan
pemerintah yang terlalu sentralistis dan otoriter.
• Berbagai fenomena tersebut menimbulkan gugatan di
antara para mahasiswa maupun ilmuwan Ilmu Administrasi
Negara: Apakah masih relevan menjadikan pemerintah
• Dwiyanto (2007) menyebut sebagai lokus studi Ilmu Administrasi Negara?
setidaknya ada empat faktor yang
• Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kata "negara‟
menjadi sebab semakin dalam Ilmu Administrasi Negara menjadi terlalu sempit dan
menurunnya dominasi peran kurang relevan lagi untuk mewadahi dinamika Ilmu
negara, yaitu: Administrasi Negara di awal abad ke-21 yang semakin
• Dinamika ekonomi, politik dan kompleks dan dinamis. Utomo (2007) menyebutkan bahwa
budaya yang membuat dalam perkembangan konsep Ilmu Administrasi Negara
kemampuan pemerintah semakin telah terjadi pergeseran titik tekan dari negara yang semula
terbatas untuk dapat memenuhi diposisikan sebagai agen tunggal yang memiliki otoritas
semua tuntutan masyarakat; untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan publik
menjadi hanya sebagai fasilitator bagi masyarakat. Dengan
• Globalisasi yang membutuhkan demikian istilah public administration tidak tepat lagi untuk
daya saing yang tinggi di berbagai diterjemahkan sebagai administrasi negara, melainkan lebih
sektor menuntut makin tepat jika diterjemahkan menjadi administrasi publik. Sebab,
dikuranginya peran negara makna kata ‟publik‟ di sini jauh lebih luas daripada kata
melalui debirokratisasi dan ‟negara‟ (Majelis Guru Besar dan Jurusan Ilmu Administrasi
deregulasi; Negara UGM, 2007: x). Publik di sini menunjukkan
• Tuntutan demokratisasi mendoro keterlibatan institusi-institusi non-negara baik di sektor
ng semakin banyak munculnya bisnis maupun civil society di dalam pengadministrasian
organisasi kemasyarakatan yang pemerintahan.
menuntut untuk dilibatkan dalam • Konsekuensi dari perubahan makna public
proses perumusan kebijakan dan administration sebagai administrasi publik di sini adalah
implementasinya; terjadinya pergeseran lokus Ilmu Administrasi Negara dari
yang sebelumnya berlokus pada birokrasi pemerintah
• munculnya fenomena hybrid menjadi berlokus pada organisasi publik, yaitu birokrasi
organization yang merupakan pemerintah dan juga organisasi-organisasi non-pemerintah
perpaduan antara pemerintah yang terlibat menjalankan fungsi pemerintahan, baik dalam
dan bisnis. hal penyelenggaraan pelayanan publik maupun
pembangunan ekonomi, sosial maupun bidang-bidang
pembangunan yang lain.
• Dasar-dasar dan Teori Administrasi Publik
• Posted on 8 June 2013 by M. Ali Zuhri. M
• A. Pengertian Istilah Administrasi
• Dari bahasa Latin “administrare” : memberikan pelayanan kepada.
• Dari bahasa Belanda ”administratie” : tata usaha atau urusan
pencatatan.
• Dari bahasa Inggris “administration” : proses dari kegiatan
kelompok yang bekerjasama saling membantu untuk mencapai
tujuan bersama
• 1. Administrasi sebagai Tatausaha
(Pengertian Sempit)
• Pengertian administrasi sebagai tatausaha
atau catat mencatat sangat popular di
Indonesia. Karena lamanya Indonesia dijajah
oleh Belanda. Pada masa itu orang-orang
pribumi hanya diberi tugas dalam kegiatan
tatausaha atau catat mencatat. Seperti yang
diungkapkan oleh J. wayong, yaitu kegiatan
administrasi meliputi pekerjaan tata usaha
yang bersifat mencatat segala sesuatu yang
terjadi dalam organisasi untuk menjadi bahan
keterangan bagi para pemimpin. (Wajong,
1962).
. 2. Administrasi sebagai Seni atau Kiat
Administrasi dapat dipandang sebagai seni atau
kiat sebab dalam prakteknya administrasi
memerlukan kecakapan atau skill yang dapat
dicapai melalui pelatihan dan di dalamnya ada
ruang untuk memakai pertimbangan pribadi.
Administrasi sebagai seni atau kiat pada
hakekatnya merpakan praktek-praktek pengelolaan
kerjasama (administrasi) yang sudah dilakukan
sejak adanya peradaban manusia. Dengan
demikian, administrasi sebagai seni dapat dilacak
sejak masa sejarah sampai sekarang.