Anda di halaman 1dari 10

Mamber of Group :

Muhammad Andis Naufal 180101810


Fortuna Sigalingging 180101811
Karina Dyah Astuti 180101814
Silma Yasyfa Ramadhanti 180101821
Tria Nur Apriliani 180101839
Apa itu
LEAN MANUFACTURING ?

Lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir,


filosofi, metode dan strategi manajemen untuk meningkatkan
efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Metode ini
diadaptasi dari Toyota Production System (TPS). Tujuan utama
lean manufacturing adalah memaksimalkan nilai (value) bagi
pelanggan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan
menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
(waste). Implementasi Lean Manufacturing (metode
serta tools-nya) dilakukan secara terus-menerus untuk
menciptakan perbaikan pada proses dan inovasi di perusahaan,
sehingga perusahaan tersebut melakukan apa yang
disebut continuous improvement (CI) untuk
mencapai operational excellence dan customer intimacy.
Memberikan Value bagi Pelanggan
Dalam kacamata pelanggan, “value” yang dimaksud disini berarti segala faktor yang
membuat pelanggan bersedia membeli atau membayar untuk suatu produk atau jasa.
Dalam esensinya, Lean fokus kepada “preserving value with less work”.
Secara mendasar, Lean memiliki fokus kepada cara organisasi memaksimalkan
value (nilai) yang diterima pelanggan dan pada saat bersamaan meminimalisir waste
pada prosesnya. Waste (pemborosan) tersebut merupakan proses yang tidak
memberikan nilai (value) kepada pelanggan.
Prinsip Dasar Lean
Seperti metodologi lain di dunia, Lean memiliki konsep atau prinsip-prinsip dasar.
Prinsip inilah yang berkembang menjadi segala roadmap dan tools yang sekarang kita
kenal. Berikut adalah prinsip dasar Lean:
• Berikan VALUE sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan.
• Identifikasi VALUE STREAM untuk setiap produk / jasa.
• Buat aliran proses menjadi sebuah tahapan yang rutin dan berkelanjutan (continuous
FLOW).
• Terapkan sistem tarik (PULL system) dalam proses.
• Lakukan secara konsisten hingga tercapai proses yang sempurna (ZERO-WASTE).
Kunci Prinsip Lean Manufacturing
1. Recognition of Wate
2. Standard Processes
3. Continuous Flow
4. Pull production
5. Quality at the source
6. Continuous Improvement
Keterlibatan Lean Manufacturing dalam
Perkembangan Zaman
Traditional batch Lean Manufacturing Lean Manufacturing

Orientation Supply driven Customer driven

Planning Orders are pushed through factory based on Orders are pulled through factory based on
production plan/forecast customer/downstream demand

Inventory Buffer of work-in-progress between each Little or no work-in- progress between each
production stage production stage

Handoff of works in- Materials after each stage accumulate into Materials handed off directly from one
Materials works-in progress storage areas before being production stage to the next
retrieved by next production stage
Production cycle Longer than actual time Shorten
time
Pemahaman yang Salah Tentang Konsep Lean
Masih banyak yang terjebak dalam mitos dan pemahaman yang salah mengenai Lean.
Daftar yang dipaparkan disini bertujuan untuk menekankan pentingnya pemahaman melalui studi dan
praktek untuk implementasi Lean yang benar.
Berikut beberapa pemahaman yang salah tentang Lean:
Lean bukanlah tentang “perampingan” atau pengurangan jumlah karyawan. Lean adalah tentang
memiliki sumber daya yang tepat, di tempat yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan, dengan kualitas terbaik dan di waktu yang tepat.
Lean bukanlah sekedar kumpulan “perkakas” yang disebut Lean Tools. Lean adalah filosofi yang
menghargai setiap orang di dalam organisasi, termasuk pelanggan, pemasok, stakeholder dan
karyawan.
Yang perlu ditekankan sebelum memulai inisiatif Lean adalah bahwa Lean bukanlah sebuah program
perbaikan yang instan. Dibutuhkan usaha yang berkelanjutan untuk menyempurnakan hasil dari
penerapan Lean dalam organisasi. Lean harus dijalankan dengan rutin serta utuh, dan sebaiknya
menjadi bagian dari budaya perusahaan.
8 Waste dalam Lean Manufacturing
Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka dalam
konsepnya terdapat 8 macam waste (aktivitas tanpa nilai tambah dari kacamata pelanggan) yang
umumnya terjadi dan harus dihilangkan. 8 Waste tersebut diantaranya:
• Waste Transportasi – waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang tidak diperlukan
seperti penempatan sementara, penumpukan kembali, perpindahan barang
• Waste Kelebihan Persediaan – inventori, stok atau persediaan yang berlebihan
• Waste Gerakan – waste ini berupa waktu yang digunakan untuk mencari, kemudian gerakan yang
tidak efisien dan tidak ergonomis
• Waste Menunggu – waste ini termasuk antara lain aktivitas menunggui mesin otomatis,
menunggu barang datang dsb
• Waste Kelebihan Produksi – menghasilkan produk melebihi permintaan, ataupun lebih awal
dari jadwal
• Waste Proses Berlebih – penambahan proses yang tidak diperlukan bagi barang produk
hanya akan menambah biaya produksi
• Waste Defect – kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan tidak membayar)
• Waste keterampilan – manajemen tidak memanfaatkan kemampuan dan keterampilan staf
dengan benar bahkan tidak melibatkan mereka dalam proyek improvement di organisasi

Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai
sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering
menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusnya bisa dihindari. Karena itu,
penerapan Lean dapat membantu organisasi memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus
meningkatkan revenue.
https://www.slideshare.net/DeepeshSingh3/lean-manufacturing-
17351366

Anda mungkin juga menyukai