Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

DIFTERI KULIT

Oleh :
Nama : Nur fitriana
Stambuk : 13 17 777 14 199
Pembimbing :
dr. Winarny Abdullah, Sp.A
DEFINISI
 Difteri infeksi akut yang disebabkan oleh toksin
Corynebacterium diphteriae bakteri gram positif.

 Difteri kulit  Infeksi kulit yang disebabkan oleh C. diphtheriae,


biasanya terjadi di daerah tropis yang lembab dengan sanitasi yang
buruk. Hal ini ditandai dengan penyembuhan lambat dan ulkus
dangkal yang mengandung membran keabu-abuan yang keras
EPIDEMIOLOGI
 Di Amerika Serikat, difteri kulit paling banyak sering dikaitkan
dengan orang-orang tunawisma. Infeksi kulit cukup umum di
daerah tropis.
 Umumnya, organisme yang diisolasi dari kasus di amerika serikat
adalah nontoxigenik. Pada beberapa kasus infeksi dapat melibatkan
mukosa membran pada konjugtiva dan area vulovovaginal
ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit difteri adalah bakteri corynebacterium diphtheriae. Biasanya
C. Diphtheriae melakukan multiplikasi pada atau dekat permukaan membran mukosa
tenggorokan. C. Diphtheriae menyebar melalui 3 rute:
a. Droplet udara.
b. Barang-barang pribadi yang terkontaminasi.
c. Barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi.

 Adanya trauma kulit sehingga bakteri difteri dapt masuk


 Difteri juga dapat menular jika melakukan perjalanan kedaerah yang endemik
difteri.
 Penyakit difteri terjadi pada populasi yang tidak melakukan imunisasi
Corynebacterium diphteriae bakteri gram positif
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Periode masa inkubasi penyakit diphtheria adalah 2-5 hari (rentan 1-10 hari).
1. Gambaran klinis cutaneous diphtheria
a. Lesi dapat muncul pada satu tempat atau lebih,
b. Awalnya didapatkan nyeri, nyeri tekan, eritema, adanya eksudat pada lokasi
infeksi yang sama.Difteri pada kulit berupa ulkus nyeri yang ditutupi membran
abu-abu yang diawali dengan lesi sangat nyeri menyerupai pustul eritematosa
c. Pada ulser yang terjadi, didapatkan berbatas tegas dan terdapat membran
berwarna abu-abu kecoklatan
d. Paling sering didapatkan pada lokasi ekstremitas dibandingkan dengan pada leher
atau kepala
e. Dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan
f. Hiperestesi lokal atau hipestesia tidak lazim dapat terjadi.
Lanjutan …
Difteri kulit memiliki tiga bentuk:
a. Difteri kulit primer, yang dimulai akut sebagai lesi pustular lunak, kemudian
pecah dan membesar untuk membentuk oval, menekan ulkus (ecthyma
diphthericum)
b. Infeksi sekunder pada luka yang sudah ada sebelumnya
c. superinfeksi lesi kulit eczematized.
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis
 Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan Elek
2. Polymerase Chain Reaction (PCR)
3. Kultur bakteriologis
PENATALAKSANAAN
1. Antitoksin difteri
 Sebelum pemberian ADS harus dilakukan uji kulit terlebih dahulu untuk menilai
sensitivitas pasien terhadap ADS. Uji kulit dilakukan dengan penyuntikan
0,1 ml ADS dalam larutan garam fisiologis 1:1000 secara intrakutan.
Hasil positif bila dalam 20 menit terjadi indurasi >10 mm8
 Bila uji kulit positif, ADS diberikan dengan cara desensitisasi.
 Bila uji kulit negatif, ADS diberikan sekaligus secara intravena. Dosis ADS
ditentukan secara empiris berdasarkan berat penyakit dan lama sakit, tidak
tergantung pada berat badan penderita. Dosisnya berkisar antara 20.000-100.000
unit.
2. Antibiotik
Pengobatan dengan eritromisin secara oral atau dengan suntikan (40 mg / kg / hari;
maksimum, 2 gm / hari) selama 14 hari, atau prokain penisilin G harian,
intramuskular (300.000 U / hari bagi mereka dengan berat 10 kg atau kurang, dan
600.000 U / hari bagi mereka yang beratnya lebih dari 10 kg) selama 14 hari.
Penyakit ini biasanya tidak menular 48 jam setelah antibiotik diberikan. Eliminasi
organisme seharusnya dipastikan dengan didapatkan kultur negatif setelah terapi
selesai.
3. Tindakan pencegahan
 Antibiotik benzathine penicillin G
Dosis :
 600.000 unit anak usia <6tahun
 1.200.000 unit anak usia > 6 tahun
 Eritromisin oral 7 - 10 hari
 40 mg / kg / hari untuk anak-anak
 1 g / hari untuk orang dewasa
KOMPLIKASI
 Difteri kulit mungkin lebih menular daripada difteri pernapasan.
Meskipun komplikasi miokarditis relatif jarang dengan difteri kulit,
komplikasi neurologis termasuk sindrom Guillain-Barrι dapat
terjadi pada 3-5% lesi difteri ulseratif
PROGNOSIS
 Tingkat fatalitas kasus secara keseluruhan untuk difteri adalah 5% -
10%, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi (hingga 20%) di
antara orang yang lebih muda dari 5 tahun dan lebih tua dari 40
tahun. Tingkat fatalitas kasus untuk difteri telah berubah sangat
sedikit selama 50 tahun terakhir
TERIMA KASIH
1. https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/.../dip.pdf
Weinbaum C, Immunology and Vaccine-Preventable disease 13th edition. MMWR April 2015
2. https://emedicine.medscape.com/article/782051-overview
Bruce M Lo, MD, MBA, CPE, RDMS, FACEP, FAAEM, FACHE Medical Director, Department of Emergency Medicine, Sentara Norfolk
General Hospital; Associate Professor, Assistant Program Director, Core Academic Faculty, Department of Emergency Medicine, Eastern
Virginia Medical School. Diphtheriae. May 2017
3. Anonim. http.www.pediatric.com diakses Minggu 24-02-2013
Pedro L. Moro, Silvia Perez-Vilar, Paige Lewis, Marthe Bryant-Genevier, Hajime Kamiya, MariaCano. National Center for Immunization and
Respiratory Diseases, Division of Bacterial Diseases.July 2017
4. https://www.cdc.gov/diphtheria/about/causes-transmission.html. 2016
National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Division of Bacterial Diseases. Clifton road atlanta. USA. January 2016
5. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diphtheria/symptoms-causes/syc-20351897
Ferri FF. Diphtheria. In: Ferri's Clinical Advisor 2017. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2017. https://www.clinicalkey.com. Accessed Sept. 23,
2016.
6. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/difteri/penatalaksanaan
Lo BM. Diphtheria. [Internet]. [diperbarui 18 Mei 2017]. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/782051-showall
7. http://www.bioline.org.br/request?dv08079
Tayie F. African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development vol. 4, no. 1, Department of Food Science and Human
Nutrition, Iowa State University, USA 2014
8.Cutaneous Diphtheria Mimicking Pyoderma Gangrenosum
Daniel Morgado-Carrasco, MD1; Constanza Riquelme-Mc Loughlin, MD1; Xavier Fustá-Novell, MD1; et al, universitat de barcelona,
spanyol. 2018
9. https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cutaneous+diptheria

Anda mungkin juga menyukai