Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

MASTITIS
OLEH : HANDAYANI NURFITRIANA
NIM : 0120840109

Dokter Pembimbing : dr. Jefferson M, Sp.OG (K) M.Kes

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS KEDOKTERAN
BAGIAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI / RSU JAYAPURA
2018
LATAR BELAKANG

Pada tahun 2005 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah
kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis,
penyakit fibrocustic terus meningkat, dimana penderita kanker payudara
mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca post partum.
DEFINISI

Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis
laktasional atau mastitis puerperalis.
ETIOLOGI

Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan


pada kulit yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini seringkali
berasal dari mulut bayi yang masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan
atau retakan di kulit pada putting susu.
TANDA DAN GEJALA

Menurut Geri (2009), mastitis ditandai dengan gejala sebagai berikut :


Suhu tubuh yang meningkat secara cepat 37,8 – 40 º C
Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri
Frekuensi nadi meningkat
Menggigil, malaise umum dan sakit kepala
ADA TIGA JENIS MASTITIS, MENURUT
PRAWIROHARDJO (2008) YAITU :

Mastitis periduktal, merupakan terjadinya pelebaran saluran payudara yang


disebabkan oleh sumbatan
Mastitis puerperalis, merupakan peradangan payudara yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus
Mastitis supurativa, merupakan peradangan pada payudara yang disebabkan
oleh bakteri Staphylococcus, dan juga dapat disebabkan oleh jamur, kuman
TBC bahkan sifilis.
PATOFISIOLOGI

Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses.
Pada peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri
setempat.
• Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-
duktulus menjadi edemetus,air susu yang terbendung akan bercampur dengan nanah.
Gejala abses ini menimbulkan nyeri bertambah hebat dipayudara, kulit diatas abses
mengkilat dan suhu tinggi (39-400c).

• Bendungan terjadi karena payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan
jaringan.Sehingga aliran vena dan limfatik tersumbat,aliran susu terhambat,terjadi
tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.Sehingga menyebabkan payudara
bengkak dan edematous

• Sumbatan saluran payudara. Terjadi akibat obsruksi benda padat,tetap dapat pula
terjadi akibat pengeluaran ASI yang tidak efisien dari bagian payudara

• Mastitis Noninfeksiosa. Terjadi karena peningkatan interleukin,sehingga terjadi respon


inflamasi pada jalur para seluler yang berhubungan erat dengan sel pensekresi ASI di
alveoli payudara
• Faktor Imun dalamASI. Terjadi akibat rendahnya sejumlah factor protektif dalam
ASI,sehingga pertahanan yang efektif berkurang

• Mastitis Infeksiosa. Terjadi bila stasis ASI tidak sembuh,dan proteksi oleh factor imun
dalam ASI dan oleh respon inflamasi kalah.

• Mastitis Subklinis. Diagnosisnya dari adanya peningkatan rasio natrium-kalium dalam ASI,
dan peningkatan konsentrasi interleukin. Peningkatan tersebut dapat menunjukkan bahwa
sedang terjadi respon inflamasi,walaupun tidak ada tanda klinis

• Abses Payudara. Payudara yang laktasi,seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi
dengan membentuk sawar jarinagn granulasi yang mengelilinginya.Jaringan ini akan
menjadi kapsul abses,yang terisi dengan pus.
DIAGNOSIS

Demam dengan suhu lebih dari 38,5oC


Menggigil
Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu
karena ASI terasa asin
Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
KOMPLIKASI

Abses merupakan komplikasi


Mastitis berulang biasanya
mastitis yang biasanya terjadi
disebabkan karena pengobatan Komplikasi sekunder pada
karena pengobatan terlambat
terlambat atau tidak adekuat. mastitis berulang adalah infeksi
atau tidak adekuat. Bila
Ibu harus benar-benar oleh jamur seperti candida
terdapat daerah payudara
beristirahat, banyak minum, albicans. Keadaan ini sering
teraba keras , merah dan tegang
makanan dengan gizi ditemukan setelah ibu
walaupun ibu telah diterapi,
berimbang, serta mengatasi mendapat terapi antibiotik.
maka kita harus pikirkan
stress.
kemungkinan terjadinya abses.
PROGNOSIS

Prognosis baik setelah dilakukan tindakan dengan segera dan keadaan akan
menjadi fatal bila tidak segera diberikan atau dilakukan tindakan yang adekuat.
PENGOBATAN

Analgesik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada mastitis. Analgesik yang
dianjurkan adalah obat anti inflamasi seperti ibuprofen. Ibuprofen lebih
efektif dalam menurunkan gejala yang berhubungan dengan peradangan
dibandingkan parasetamol atau asetaminofen. Ibuprofen sampai dosis 1,6
gram per hari tidak terdeteksi pada ASI sehingga direkomendasikan untuk ibu
menyusui yang mengalami mastitis.
Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau flukloksasilin
500 mg setiap 6 jam secara oral. Dikloksasilin mempunyai waktu paruh yang
lebih singkat dalam darah dan lebih banyak efek sampingnya ke hati
dibandingkan flukloksasilin.
CARA MENCEGAH MASTITIS :
Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila
payudara terasa penuh, segera keluarkan
dengan cara menyusui langsung pada bayi.

Selesai menyusui bersihkan putting dengan


menggunakan kapas yang dibasahi air
matang.

Jangan membersihkan putting dengan sabun.


Kandungan soda pada sabun dapat membuat
kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi
iritasi seperti lecet atau luka bila disuse bayi.

Putting yang luka harus tetap dibersihkan


sehabis diisap bayi

Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan


bahan yang menyerap keringat. Jangan
gunakan bra yang terlalu menekan payudara.
Penanganan

Penggunaan kompres Yakinkan ibu untuk


Konseling suportif hangat pada payudara cukup cairan

Pendekatan terapeutik
Istirahat atau tirah lain (mis: penyinggiran
Pengeluaran ASI yang pus,tindakan
baring dengan
efektif diit,pengobatan herbal,
bayinya menggunakan daun kol
untuk kompres dingin)

Pengobatan
Terapi antibiotika simtomatik

Anda mungkin juga menyukai