Anda di halaman 1dari 38

Konsep Pemeriksaan Fisik

Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik

• Prinsip dasar pemeriksaan fisik, pemeriksaan


fisik adalah salah satu teknik pengumpul data
untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan
kesehatan. (ambarwarti,2009).
Pengertian Pemeriksaan Fisik

• Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara


wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi.
Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi, palpasi, dan
auskultasi ditambahkan untuk memantapkankan dan menyaring pengkajian
sistem tubuh. Seperti pada riwayat kesehatan, objektif dari pengkajian fisik
adalah untuk merumuskan diagnose keperawatan dan mengevaluasi
kefektifan intevensi teraupetik. Pengkajian merupakan tahap pertama dalam
dalam proses keperawatan, dimana tiap tahap perawatan melakukan
pengkajian data yang diperoleh dari wawacara, laporan teman sejawat,
catatan keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik
(Robert Priharjo,1993). Physical examination merupakan teknik maneuver
yang terdiri dari beberapa rangkaian, yang masing-masing anak memilik
sensifitas dan verbal baik fisik maupun spikologik (Wong,1993).
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan teknikal. Hal
merupakan tuntunan yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan fisik dan
psikologik anak yang sulit dikenal dan tidak sama dengan yang lainnya (
Woy,1993).
Prinsip Pemeriksaan Fisik

Pengaturan posisi
• Pengaturan posisi saat pemeriksaan fisik sangat penting
artinya dalam mencapai keberhasilan pengumpulan
data selama pemeriksaan dilakukan , sehingga
pengaturan posisi harus dikuasai oleh pemeriksaan
sebelum lakukan pemeriksaan fisik selanjutnya.
Pemeriksaan perlu memberikan penjelasan kepada
klien akan adanya beberapa perubahan posisi selama
pemeriksaan fisik dilakukan penjelasan ini selain
memberikan kenyamanan juga untuk mempermudah
pemeriksa saat lakukan pemeriksaan fisik .
• Tindakan pencegahan universal
Untuk mencegah dan meminimalkan perpindahan
patogen yang tidak teridentifikasi khususnya patogen
yang hidup dalam darah, maka pemeriksaan perlu
melakukan tindakan pencegahan seperti : mencuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien ,
menggunakan sarung tangan bila akan menyentuh
darah atau cairan tubuh , menggunakan pelindung
masker atau pelindung mata untuk membran mukosa
mulut, hidung dan mata selama menjalankan prosedur
pemeriksaan .
• Metode pemeriksaan fisik
Metode yang digunakan saat pemeriksaan fisik
yaitu : metode head to toe dan metode sistem
tubuh , kombinasi dari kedua metode tersebut
dalam pemeriksaan akan lebih lengkap dan
menyeluruh
• Pengkajian terfokus
Terfokus adalah suatu teknik pengkajian yang
di fokuskan terhadap organ sistem organ atau
daerah tertentu pada tubuh, biasanya
dikarenakan adanya keluhan terhadap
perubahan status kesehatan klien
• Teknik pemeriksaan fisik yang konsisten
Teknik pemeriksaan fisik meliputi : inspeksi
palpasi, perkusi dan auskultasi harus
digunakan secara konsisten dalam melakukan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik pada
dewasa umum pengkajian status mental dan
penampilan.
Tujuan Pemeriksaan Fisik

• Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh


informasi yang akurat tentang keadaan fisik
pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak,
urutan pemeriksaan tidak harus menuruti
sistematika yang lazim pada orang dewasa.
Dalam pemeriksaan anak harus memeprhatikan
kebutuhan perkembangan mental anak.
Penggunaan mental dan kronoligi umur sebagai
criteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh
memudahkan/menyesaikan dari beberapa tujuan
diantaranya :
• Meminimalkan stress dan ansietas yang
berhubungan dengan kaijan pada bagian-
bagian tubuh yang berbeda
• Memelihara dan membina hubungan saling
percaya antara perawat, anak dan orang tua.
• Memelihara dan membina hubungan saling
percaya antara perawat, anak dan orang tua.
• Memberikan perlindungan yang esensial pada
hubugan antara orang tua, anak, teritama
dengan anak kecil.
• Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas
hasil pengkajian.
Teknik Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi
Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat Langkah
kerja :
• Atur pencahayaan yang cukup
• Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
• Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
• Buka bagian yang diperiksa
• Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi,
penampilan umum, pakaian, postur tubuh dan gerakan
dengan waktu cukup.
• Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan
bagian sisi tubuh pasien
• Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan,
menggunakan rasa prospektif ujung jari dan tangan
Cara kerja :
• Derah yang di periksa bebas dari gangguan yang
menutupi
• Cuci tangan
• Beritahu pasien tentang prosedur dan tujuannya
• Yakinkan tangan hangat tidak dingin
• Lakukan perabaan secara sistematik, untuk menentukan
ukuran bentuk konsistensi dan permukaan :
• Jari telunjuk dan ibu jari → menentukan besar
/ ukuran
• Jari 2, 3, 4 bersama → menentukan konstensi
dan kualitas benda
• Jari dan telapak tangan → merasakan getaran
• Sedikit tekanan → menentukan rasa sakit
• Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan
badan dengan cara perantara jari tangan, untuk mengetahui
keadaan organ-organ di dalam tubuh Cara kerja :
• Lepas pakaian sesuai dengan keperluan
• Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari tekan pada
permukaan yang akan diperkusi
• Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan di atas jari
kiri, dengan lentur dan cepat dengan menggunakan
pergerakan pergelangan tangan.
• Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan
• Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara
dalam tubuh dengan menggunakan alat
stetoskop.
Pemeriksaan Fisik Head to Toe

• Persiapan
• Alat
• Meteran timbangan BB, penlight, steteskop, tensimeter, /
spighnomanometer, thermometer, arloji/ stopwatch, reflex hammer,
stetoskop, handschoon bersih (jika perlu), tissue, buku catatan
perawat.
• Alat diletakkan didekat tempat tidur klien yang diperiksa.
• Lingkungan
• Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat cukup penerangan.
Misalnya menutup jendela / pintu atau skerem untuk menjaga
privasi klien
• Klien (fisik dan fisiologi
• Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks
• Prosedur pemeriksaan
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur
• Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah
kanan klien dan pasang handschoon bila
diperlukan
• Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum,
status mental dan nutrisi.
• Posisi klien : duduk / berbaring
• Cara : Inspeksi
• Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : kesadaran penuh,
Ekspresi sesuai, tidak ada menahan nyeri / sulit bernapas).
• Tanda-tanda stress / kecemasan (Normal) Relaks, tidak ada tanda-tanda cemas /
takut).
• Jeni kelamin
• Usia dan Gender
• Tahapan perkembangan
• TB,BB,(normal : BMI dalam batas normal)
• Kebersihan personal (normal : bersih dan tidak berbau)
• Cara berpakaian (normal : benar / tidak berbalik)
• Postur dan cara berjalan
• Bentuk dan ukuran tubuh
• Cara bicara (rileks, lancer, tidak gugup)
• Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal
• Dokumentasi hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Persisten

• Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan
arteri, laju serta kekentalan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat
fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikal berkontraksi dan disebut
tekanan sistolik. Tekanan diastolic adalah tekanan terendah, yang terjadi saat
jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100 / 60 mmHg sampai 140 / 90 mmHg. Rata-rata tekanan darah
normalnya biasanya 120 / 80 mmHg. Tekanan sistolik dihasilkam oleh otot
jantung yang mendorog isi ventrikal masuk kedalam arteri yang telah teregang.
Selama diastolic arteri masih tetap menggembung karena tahanan perifer dari
arteriole-arteriole menghalangi semua darah mengalir dalam jaringan. Maka
tekanan darah sebagian tergantung pada kekuatan dari volume darah yang
dipompa oleh jantung dan sebagian pada kontraksi otot dalam didnding
arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor, ini
dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medulla oblongata.
• Denyut Nadi
Darah yang meninggalkan ventrikal kiri jantung, kaya akan oksigen dan
warna merah cerah. Darah dipompa ke dalam aorta oleh kontraksi ventrikal
kiri yang menimbulkan suatu area dengan tekanan yang meningkatkan dan
akan berjalan sepanjang arteri seperti sebuah gelombang.
Ketika darah dipompa keluar dari ventrikel kiri, aorta terisi penuh, sehingga
harus menggelembung (distensi) untuk dapat mengakomodasi darah
tambahan. Ketika ventrikel kiri relaksasi, katup aorta menutup dan aorta
yang elastic ini akan kembali ke diameter semula. Kembali aorta ke
diameter semua (rekoli) sangatlah penting karena ini merupakan
mekanisme, darah secara terus menerus dipompa keseluruh bahkan saat
ventrikel relaksasi. Distensi dan recoil aorta menciptakan gelombang
distensi dan recoil yang disebut nadi, yang akan berjalan di sepanjang
semua arteri besar dan yang dapat diraba dengan jari di tempat arteri bisa
ditekan pada tulang. Karena denyutan jantung menghasilkan pulpasi nadi,
maka frekuensi dan sifat denyutan tersebut dapat dinilai dengan
mengevaluasi nadi yang dihasilkan.
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital (vital Sign)

• Macam-macam pemeriksaan tanda-tanda vital


• Pengukuran suhu
– Definisi
• Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panmas yang diperoleh dengan panas yang
hilang.
– Indikasi
• Pada saat masuk RS sebagai data dasar
• Selama persalinan,biasanya setiap 4 jam atau lebih sering jika ada indikasi
• Setelah kelahiran, terhadap ibu dan bayi kemudian sesuai dengan kebutuhan
• Bila ada kondisi klinis yang memerlukan baik bagi ibuk dan bayinya
• Persalinan preterm
• Ketuban pecah dini, terutama bila persalinan lama
• Transfuse darah
– Persiapan alat
• Thermometer, Buku catatan (kartu status) alat tulis
• Pengkajian Nadi
• Definisi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran / denyut
darah didalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat
di rasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan di sepanjangan
jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada
tempat-tempat tonjolan tulang dengan sedikit
menekan di atas pembuluh darah arteri.
• Persiapan alat
Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stopwatch). Buku catatan nadi (kartu status)
alat tulis.
• Prosedur
• Cuci tangan pemeriksaan dengan air bersih
• Minta pasien melepaskan baju hingga bagian leher terlihat jelas
• Pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan di atas paha
• Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
• Minta pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan akan diperiksa
• Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindar dari rangsangan
sinus carotid (arteri karotis, lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah pada fossa cubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep di atas siku) (arteri brachialis), lakukan
palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, lakukan palpasi
sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan (arteri brachialis).
• Dengan menggunakan jari tengah dan tel;unjuk palpasi sekitar otot sternpkledo mastoideus bagian
medial.
• Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan nafas
• Hitung frekuensi nadi dengan alat waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan 2. Bila irama
tidak teratur hitung selama 1 menit.
Pengukuran Tekanan Darah

• Definisi
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengukuran
pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan
jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi
yang disebut tekanan sytole dan gelombang pada titik
rendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara
sytole dan diastole disebut pulse pressure. Satuan tekanan
darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg).
Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang
infuse, terpasang shunt arteri vena,graft,operasi payudara,
ketiak serta pengangkatan limfe, lengan / tangan yang
mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan
keras.
Faktor yang mempengaruhi tanda-tanda vital

• Suhu
Penyimpangan dapat terjadi akibat gangguan pada
pusat pengaturan suhu di hypothalamus,
menyebabkan peningkatan atau penurunan suhu
inti, atau sebagai respon dari infeksi dan inflamasi.
Namun keakuratan pengukuran dapat dipengarhui
oleh beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran
– Nadi
• Perubahan yang terkait dengan kelahiran
• Kehamilan
Selama kehamilan frekuensi jantung maternal
meningkat sejak usia gestasi 4 minggu sekitar
15-20 denyut per menit,kondisi memuncak
pada usia gestasi 28 minggu,akibat perubahan
curah jantung dan isi secukup,seiringdengan
peningkatan total volume darah.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi jantung :
• Emosi: stress,ansietas,kegugupan dan kegembiraan meningkatkan
frekuensi jantung sebagai respons terhadap peningkatan kadar adrenalin.
• Nyeri meningktakan frekuensi jantung
• Infeksi:hampir semua infeksi dengan atau tanpa perub
• ahan tanda-tanda vital lainnya,dapat meningkatkan frekuensi jantung
• Pendarahan pada saat tubuh mengonpensasi kehilangan darah,frekuensi
jantung meningkta
• Kurangnya sel darah merah,seperti pada anemia defisiensi zat besi :
peningkatan frekuensi jantung terjadi untuk mencukupi jumlah oksigen
yang dibawa oleh sel darah merah yang jumlahnya kurang
• Istrahat dan relaksasi pernapasan yang tenang dan terkendali dapat
menurunkan frekuensi jantung
• Ketidakseimbangan cairan dan atau elektrolitbiasa meningkatkan
frekuensi jantung
• Tekanan darah
• Perubahan tekanan darah terkait dengan
kelahiran
• Kehamilan
• Persalinan
• Periode pascanatal-maternal
• Periode pasca natal
• Faktor-faktor mempengaruhi tekanan darah arteri :
• Volume darah
• Frekuensi jantung
• Usia
• Variasi diurnal
• Berat badan
• Alcohol
• Merokok
• Makan
• Stress takut, ansietas
• Latihan fisik
• Kandung kemih yang distensasi
• Keturunan
• Penyakit
• Rennin
• Pernapasan
Kehamilan
Dalam rangka menopang ranin dan ibu, kebutuhan
tubuh akan oksigen mengalami peningkatan. Fungsi
dan anatomi saluran pernapasan juga berubah.
Sebagian besar pernapasan dilakukan secara
diavragamatik diagfragama terdorong keatas,
sedangkan tulang rusuk menonjol. Progesterone
merilekskan otot polos alveoli dan meskipun uterus
menahan diagframatik, diagfragma terdorong ke atas,
sedangkan tulang rusuk menonjol.
• Persalinan
Jumlah dan kekuatan kontraksi mempengaruhi pola dan
kedalaman pernapasan selama persalinan. Menahan
napas tidak boleh dilakukan, melainkan sebaliknya, ibu
dianjurkan untuk bernafas dalam diantara dua kontraksi
guna mempertahankan oksigenasi yang diperlukan oleh
aktivitas otot. Latihan pernafasan dapat membantu ibu
baik secara fisik dan psikologis. Janin juga cenderung
juga mengalami distress bila ibu mengalami distress
(Blackburn dan Loper, 1992). Tekanan ventilasi yang
lebih kecil mungkin diperlukan pada akhir seksio
sesaria, disaat diagfragma tidak tertekan lagi.
(Blackburn dan Loper 1992).
• Periode pascanatal – maternal
• Periode pascanatal – bayi
• Persiapan dan langkah Vital Sign
Persiapan dan langkah Vital Sign

– Suhu
Persiapan alat :
– Thermometer
– Antiseptik
Persiapan pasien
• Perkenalan diri
• Jelaskan kepada pasien tentang perlunya
pengukuran suhu
• Jelaskan bahwa thermometer akan dipasang
sesuai dengan jenis thermometer.
– Nadi
Persiapan alat :
• Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum
detik, stopwatch possteller)
• Buku catatan nadi (kartu status)
• Alat tulis
Persiapan pasien :
• Jelaskan pada pasien tentang perlunya
pemeriksaan ini
• Buatlah pasien serifleks dan senyaman mungkin
– Tekanan Darah
Persiapan alat :
• Sphynomanometer air raksa lengkap dengan mangset.
• Stetoskop
• Antiseptic
Persiapan pasien :
• Jelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan
darah.
• Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila
dipompa akan menekan sehingga terasa tidak enak /
kesemutan
– Pernafasan
Persiapan alat :
• Alat pengukur waktu jam stopwatch dan posteller
• Buku pencatat
• Alat pencatat (pensil, pena )
Persiapan pasien :
• Jelaskan pentingnya frekuensi nafas.
• Posisi pasien berbaring, kecuali dalam kondisi
tertentu

Anda mungkin juga menyukai