Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN

HIDUNG

 1. Muhammad Farhan Rahmadi


 2. Efri Handriansyah
PEMERIKSAAN HIDUNG
Jenis pemeriksaan hidung terdiri atas:
1. Pemeriksaan dari luar
2. Rinoskopi anterior
3. Rinoskopi posterior
4. Transluminasi – Diapanoscopia
PEMERIKSAAN DARI LUAR
A. Inspeksi, perhatikan:
 Kerangka dorsum nasi:
 lebar (polip)
 Miring (fraktur)
 Saddle nose ( lues)
 Lorgnet nose (abses septum nasi)
• Luka-luka, warna, odem (kulit ujung hidung jadi
mengkilat), ulkus naso-labial.
B. Palpasi, perhatikan:
 Dorsum nasi: krepitasi, deformitas (tanda fraktur os
nasalis)
 Ala nasi: Sangat sakit pada furunkel vestibulum nasi
 Regio frontalis untuk sinus frontalis:
 Menekan lantai sinus frontalis, dengan ibu jari ke
arah medio-superior ,dengan tenaga yang optimal
dan simetris (tenaga kiri = kanan)
Nilai: mempunyai nilai bila ada perbedaan reaksi,
sinus yang lebih sakit adalah sinus yang patologis
 Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari ke arah
medial dengan tenaga yang optimal dan simetris, pada tempat
yang simetris dan tidak boleh pada foramen supraorbitalis
sebab disana ada N. supraorbitalis.
 Nilai seperti diatas

Palpasi sinus frontalis


 Fossa kanina (untuk sinus maxilaris): Syarat- syarat seperti di
atas, tetapi jangan ditekan pada foramen infra-orbitalis sebab
ada N. Infra-orbitalis.
RINOSKOPI ANTERIOR

1. Alat:
a. Spekulum hidung hartman
b. Pinset (angulair) - bayonet (Lucae)
c. Aplikator
d. Pipa penghisap
e. Kaca rinoskopi posterior
Gambar alat pemeriksaan hidung
2. Cara pemakaian spekulum
 Memegang spekulum dengan tangan kiri, posisi spekulum
horizontal, tangkai lateral, mulutnya medial (masuk dalam
lubang hidung)
Memasukkan spekulum
Mulut spekulum dalam keadaan tertutup, masukkan
spekulum kedalam kavum nasi dan mulut spekulum dibuka
pelan- pelan

Mengeluarkan spekulum
Mulut spekulum ditutup 90%, baru dikeluarkan. Jika ditutup
100%, maka mungkin ada bulu rambut yang terjepit dan
ikut tercabut.
3. Tahap- tahap pemeriksaan:
a. Memeriksa Vestibulum Nasi
b. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Bawah
c. Memeriksa Fenomena Palatum Mole
d. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Atas
e. Memeriksa Septum Nasi (Seluruhnya)
a. Memeriksa Vestibulum Nasi
 Pemeriksaan dengan spekulum
 Bagian vestibulum sisi lateral dengan mendorong
spekulum ke lateral, medial dengan mendorong ke medial,
superior dengan mendorong ke atas, inferior dengan
mendorong ke bawah
 Yang di lihat : apakah ada sekret, krusta, bisul – bisul,

raghades
b. Memeriksa Kavum Nasi Bagian
Bawah
Arahkan cahaya lampu ke kavum nasi sehingga sejajar
dengan konka inferior, perhatikan :

 warna mukosa dan konka inferior: apakah pink,


hiperemis, anemis, pucat

 besarnya lumen kavum nasi

 dasar kavum nasi

 septum deviasi, bentuk krista atau spina


c. Memeriksa Fenomena Palatum
Mole
Cahaya lampu di arahkan ke dinding belakang
nasofaring.
 Normal nasofaring kelihatan sangat terang karena
cahaya lampu tegak lurus pada dinding belakang
nasofaring.
 Kemudian penderita disuruh mengucapkan huruf
“iiii”.
 Positif jika, pada saat mengucapkan “iiii”
palatum mole bergerak keatas, sehingga akan
kelihatan benda gelap yang bergerak ke atas
 Benda yang gelap karena cahaya tidak tegak lurus
pada palatum mole.
 Selesai mengucapkan huruf “iiii” palatum mole
bergerak kebawah dan tampak benda gelap
menghilang ke arah bawah atau dinding belakang
yang gelap jadi terang kembali.
 Fenomena palatum mole negatif bila waktu
mengucapkan huruf “iiii”, palatum mole tidak
bergerak ke atas, nasofaring tetap terang.

Fenomena palatum mole negatif pada :


 paralisa dari palatum mole (post difteri)
 spasme dari palatum mole (abses peritonsil)
 sikatrik ( pasca ATE dengan sluder, arkus anterior ikut
terambil)
 tumor dalam nasofaring, misalnya karsinoma
nasofaring, abses retrofaring, adenoid
d. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Atas
Arahkan cahaya lampu diarahkan ke kavum nasi bagian atas
(kepala ditengadahkan)
Perhatikan :
 kaput dari konka media
 meatus medius: pus, polip
 septum bagian atas: mukosa, posisi (deviasi sampai
menekan konka media)

e. Memeriksa Septum Nasi (Seluruhnya)


Dari posisi tengadah penderita dikembalikan ke posisi semula.
Dilihat adanya deviasi septum.
PEMERIKSAAN
RINOSKOPIA
POSTERIOR
Syarat yang harus dipenuhi:
• Harus ada tempat yang cukup luas buat
menempatkan kaca untuk itu lidah di dalam mulut
dan ditekan ke bawah dengan spatula.
• Harus ada jalan yang lebar antara uvula dan faring
agar cahaya yang dipantulkan oleh cermin, dapat
masuk ke dalam nasofaring.
Untuk keperluan itu penderita harus bernapas dari
hidung, sehingga palatum mole akan bergerak ke arah
bawah, untuk memberi jalan kepada udara yang dari
kavum nasi ke paru-paru dan sebaliknya.
Alat-alat
 Cermin yang kecil
 Spatula penekan lidah
 Lampu spiritus
 Solusio tetrakain (- efedrin) 1%.
Teknik
 Penderita yang sangat sensitif, faring
diberikan Xylocain 10%, selama 5 menit.
Spatula dipegang dengan tangan kiri,
cermin dengan tangan kanan.
 Punggung cermin dipanasi dengan
lampu spiritus sampai suhunya sedikit
diatas 37 derajat C. Temperatur dicek
dengan menyentuhkan pada punggung
tangan kiri.
 Mulut dibuka lebar, lidah ditarik kedalam
mulut, penderita bernafas lewat hidung.
 Ujung spatula diletakkan paramedian
kanan depan uvula, lidah ditekan ke
bawah.
 Masukkan cermin antara faring dan
palatum mole kanan, kemudian cermin
disinari.
Mirror Examination

Nasal turbinates
Sup. Middle &Infer

Margo
posterior
Tahap-tahap pemeriksaan:

 Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi


(margo posterior), koana dan tuba kanan
 Tahap 2 : Pemeriksaan septum nasi
(margo posterior), koane dan tuba kiri
 Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring
 Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior
Rinoskopia 1. Meatus superior
posterior untuk 2. Meatus medius
melihat koana 3. Meatus inferior
4. Koana
5. Konka Superior
6. Konka medius
7. Konka inferior
8. Palatum mole
9. Uvula
Rinoskopia
posterior untuk 1. Lipatan
melihat ostium anterior dari
tuba ostium tuba
2. Ostium tuba
3. Fosa
Rosenmuller
4. Lipatan
posterior dari
ostium tuba
Tahap 1 : Memeriksa bagian kanan
Cermin letaknya para median, maka kelihatan kauda
konka media kanan.

Putar tangkai cermin ke medial sehingga kelihatan


margo posterior septum nasi di tengah-tengah cermin.

Putar tangkai cermin ke kanan sehingga kelihatan


konka. Konka yang paling besar ialah kauda dari
konka inferior.

Perhatikan kauda konka superior dan meatus medius.


Tangkai cermin diputar terus ke kanan. Kelihatan
ostium dan dinding-dinding tuba.
Tahap 2: Memeriksa bagian
kiri
Putar tangkai cermin ke medial, hingga
tampak margo posterior dari septum nasi.

Putar terus tangkai cermin ke kiri sehingga


tampak berturut-turut konka media kiri dan
tuba kiri.
Tahap 3: Memeriksa atap
nasofaring
Tangkai cermin mulai diputar kembali ke
medial sehingga pada cermin kelihatan
kembali margo posterior septum nasi.

Sesudah itu tangkai cermin dimasukkan


sedikit dan cermin direndahkan sedikit.
Rinoskopia
posterior untuk 1. Konka
melihat atap medius
nasofaring 2. Adenoid
3. Konka
superior
4. Margo
posterior
septum nasi
Tahap 4: Memeriksa kauda
konka inferior
Tangkai cermin direndahkan, atau cermin
dinaikkan. Biasanya kauda konka inferior tak
dapat dilihat. Dapat dilihat bila konka
inferior hipertrofi, bentuk nya seperti murbei
(berdungkul-dungkul), udem.
Perhatikan:
 Radang : pus pada meatus medius dan
meatus superior adenoiditis, ulkus pada
dinding-dinding nasofaring (tbc)
 Tumor : poliposis, karsinoma.
TRANSLUMINASI (Diaphanoscopi)
Adalah pemeriksaan penerawangan sinus maksilaris dan
sinus frontalis yang dilakukan dikamar gelap, dengan
memakai lampu bertangkai panjang (Heyman)
berkekuatan 6 volt
Cara melakukan:
• Sinus Frontalis:
– lampu ditekankan pada lantai sinus frontalis
– lampu ditekankan ke arah media-superior
– cahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan
tangan kiri
Hasilnya bila sinus normal, maka di dinding depan akan
kelihatan terang.
Transluminasi Sinus Frontalis
Sinus Maksilaris
Cara 1:
– mulut dibuka lebar-lebar
– lampu ditekankan pada margo inferior orbita kearah
inferior
– cahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan
tangan kiri
Hasilnya:
– bila sinus normal, maka Palatum durum homo
lateral tampak terang.
Transluminasi Sinus Maksilaris
Cara 1
Sinus Maksilaris
 Cara 2:
– mulut dibuka
– ke dalam mulut dimasukkan lampu
yang telah diselubungi tabung gelas
– mulut ditutup rapat-rapat
– cahaya yang memancar dari mulut dan
bibir atas ditutup dengan tangan kiri
Transluminasi Sinus Maksilaris
Cara 2

• Hasilnya:
– pada sinus maksilaris normal, pada daerah
dinding depan dibawah orbita terlihat bayangan
terang berbentuk seperti bulan sabit.
• Penilaian:
– Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada
perbedaan antara kiri dan kanan.
– Bila kedua sinus terang, kemungkinannya:
 pada pria -> sinus normal
 pada wanita -> sinus normal/keduanya
berisi cairan (karena tulang tipis)
– Bila sama gelap, kemungkinannya:
 pada pria - > sinus normal (karena tulang
tebal)
• Penilaian:
– Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada
perbedaan antara kiri dan kanan.
– Bila kedua sinus terang, kemungkinannya:
 pada pria -> sinus normal
 pada wanita -> sinus normal/keduanya
berisi cairan (karena tulang tipis)
– Bila sama gelap, kemungkinannya:
 pada pria - > sinus normal (karena tulang
tebal)
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai