Anda di halaman 1dari 35

GIZI BURUK JEFRI PATRIAWAN

112018054

PEMBIMBING :
DR. MELANIE, SP.A
DEFINISI

• Kekurangan zat gizi tingkat berat (dibawah standar rata-rata) atau


malnutrisi berat atau BB/TB < 70% menurut CDC atau < -3SD WHO
KLASIFIKASI

• Marasmus
Marasmus adalah bentuk gangguan
nutrisi yang disebabkan
tubuh kekurangan karbohidrat.
• Gejala :
 Wajah seperti orang tua
 Kulit terlihat longgar
 Tulang rusuk terlihat jelas menonjol
 Perut cekung, dan bagian paha
keriput
KLASIFIKASI

• Kwashiokor
Gangguan akibat kekurangan
protein
Penampilan seperti anak yang
gemuk, atrofi pada bagian
bokong, tampak sangat kurus.
• Gejala :
 Terlihat lebih gemuk karena
pembengkakan
 Rambut kemerahan
 Perut buncit
 Pembengkakan pada tungkai
ALUR PENDEKATAN

• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
• DIAGNOSIS
• TATALAKSANA
ANAMNESIS

• Awal/Anamnesis kegawatdaruratan
Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
Lama dan frekuensi diare dan muntah (encer/darah/lendir)
Kapan terakhir berkemih
Sejak kapan ekstremitas teraba dingin
• Lanjutan:
Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
Riwayat pemberian ASI
Asupan makanan & minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
Hilangnya nafsu makan
• Lanjutan:
 Kontak dengan pasien campak atau TB paru
 Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
 Batuk kronik
 Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
 Berat badan lahir, apakah ditimbang setiap bulan
 Riwayat tumbuh kembang
 Riwayat imunisasi
 Lingkungan keluarga
 Diketahui atau tersangka HIV
PEMERIKSAAN FISIK

• Apakah anak tampak sangat kurus


• Hitung status gizi (tabel BB/TB atau BB/PB)
• Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk
• Adakah tanda syok (akral dingin, CRT > 3 detik, nadi lemah dan cepat),
kesadaran menurun
• Demam atau hipotermia
• Sangat pucat
• Pembesaran hati dan ikterus
• Adakah perut kembung, bising usus melemah/meningkat, (tanda
asites)
• Tanda defisiensi vit. A (konjungtiva atau kornea yang kering, bercak
Bitot; ulkus kornea, keratomalasia)
• Ulkus pada mulut
• Fokus infeksi (telinga, tenggorokan, paru, kulit)
• Lesi kulit pada kwashiokor (hipo- atau hiperpigmentasi, deskuamasi,
ulserasi, lesi eksudatif, infeksi sekunder)
• Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir)
• Tanda dan gejala infeksi HIV
DIAGNOSIS

• Berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri


• BB/TB <-3SD atau 70% dari median (marasmus)
• Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
• LILA <115 mm
MANIFESTASI KLINIS

• Sulit makan / anoreksia  defisiensi gizi, psikologik (suasana makan),


pengaturan makanan dan minuman
• Rambut mudah rontok  kurang protein, vit.A-C-E
• Rabun senja  def. Vitamin A dan protein  sel batang / rodopsin pada
retina gagal beradaptasi
• Turgor kulit menurun  sel kekurangan air
• Refleks patella negatif  kekurangan aktin dan myosin pada tendon
patella juga degenerasi saraf motorik karena kekurangan protein, Cu.
Mg.
• Hepatomegali  kekurangan protein  penurunan pembentukan
lipoprotein  penurunan HDL dan LDL  lemak yang ada di hepar sulit
di transport ke jaringan-jaringan  penumpukan lemak

• Pitting edema  kurang protein  tekanan onkotik intravaskular


menurun  ekstravasasi plasma ke intertisial (pada penderita
kwashiokor tidak ada kompensasi ginjal untuk reabsorpsi natrium)
PATOFISIOLOGI
1. MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOGLIKEMI

Bila anak sadar dan dapat minum Bila anak tidak sadar
 Bolus 50 ml larutan glukosa 10% atau  Glukosa 10% intravena
sukrosa 10% (1 sendok teh penuh gula (5mg/ml),diikuti dengan 50ml
dengan 50ml air) baik peroral atau glukosa 10% atau sukrosa lewat
dengan pipa nasogastrik. Kemudian pipa NGT. Kemudian mulai dengan
mulai dengan pemberian F75 setiap 2 pemberian F75 setiap 2 jam untuk
jam untuk 2 jam pertama berikan1/4 2 jam pertama berikan1/4 dari
dari dosis makanan setiap 30 menit dosis makanan setiap 30 menit
 Antibiotik spektrum luas  Antibiotik spektrum luas
 Permberian makan per 2 jam siang dan  Permberian makan per 2 jam siang
malam dan malam
2. ATASI/ CEGAH HIPOTERMIA

• Jika suhu aksila<35,0oC, suhu rektal <35,5oC maka:


• Berikan makanan secara langsung (atau mulai dengan rehidrasi bila
diperlukan )
• Hangatkan anak: selain memakai pakaian tertutup, tutupi dengan
selimut hangat sehingga kepala(kecuali wajah) atau tempatkan didekat
penghangat atau lampu (jangan mengunakan botol air panas) atau
letakkan anak pada dada ini (cara kanguru) lalu tutupi dengan selimut.
• Berikan antibiotik
3. MENCEGAH DAN MENGATASI DEHIDRASI

• ReSoMal 5 ml/kg/jam setiap 30 menit selama dua jam pertama, baik


peroral maupun lewat NGT
• Kemudian 5-10ml/kg/jam selama 4-10 jam berikutnya: jumlah yang
seharusnya diberikan pada anak ditentukan oleh beberapa banyak
anak mau minum dan jumlah diare dan muntah. Ganti dosis ReSoMal
pada jam ke 4,6,8,10 dengan F75 bila rehidrasi masih diperlukan
• Bila masih diare, beri ReSoMal setiap anak diare; anak<2tahun : 50-100
ml dan anak >2 tahun: 100-200ml
REHYDRATION SOLUTION FOR
17
MALNUTRITION (RESOMAL)
F75
PERBEDAAN RESOMAL DAN
ORALIT
Komposisi ReSoMal Oralit
Glukosa 125 111
Sodium 37,5 90
Potassium 40 20
Klorida 70 80
Sitrat 7 10
Magnesium 3 0
Zinc 0.3
Cu 0.045
Osmolaritas
300 311
(mOsm/L)
• Monitor kemajuan rehidrasi
• Observasi tiap 30 menit selama 2 jam pertama, kemudian tiap 1 jam untuk 6-12
jam berikutnya
• Menilai TTV (nadi, napas), frekuensi miksi, defekasi atau muntah
• Terdapat air mata
• Mukosa mulut yang kembali lembab
• Mata dan fontanella yang sudah tidak cekung
• Perbaikkan turgor kulit
• Namun, pada MAB tanda-tanda kemajuan rehidrasi tidak tampak
• Apabila nadi tetap cepat selama rehidrasi, menunjukkan infeksi dan over rehidrasi
• Tanda-tanda over rehidrasi:
• Nadi dan napas cepat
• Timbul atau bertambah edema dan palpebra bengkak
4. MEMPERBAIKI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
• Ektra Kalium 3-4 mmol/kg/hari
• Ektra magnesium 0,4 -0,6 mmol/kg/hari
• Saat rehidrasi, berikan cairan rendah Natrium (contoh : ReSoMal)
• Siapakan makanan tanpa garam
5. MENGOBATI INFEKSI

TIDAK TERDAPAT KOMPLIKASI TERDAPAT KOMPLIKASI :


ATAU INFEKSI TIDAK NYATA:
• kortimoksasol 5ml larutan pediatrik • Ampisilin 50mg/kg/IVatau IM per 6jam untuk
peroral dua kali sehari selama 5 hari 2hari, kemudian lanjutkan dengan
(2,5ml jika berat <6kg) • amoksisilin peroral 15 mg/kg/8 jamuntuk 5
hari
• ampisilin 50mg/kg/6 jam. +
• gentamisin 7,5 mg/kg/IM/IV sekali dalam 7
hari.
• Jika anak tidak ada perbaikan klinis dalam
waktu 48 jam tambahkan: kloramfenikol
25mg/kg/IM/IV per 8 jam dalam 5 hari
6. MEMPERBAIKI KEKURANGAN ZAT GIZI
MIKRO
• Pemberian harian selama 2 • Vitamin A: diberikan PO pada hari
minggu : ke 1
• Multivitamin • Umur Dosis (IU)
• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan • < 6 bulan 50 000 (1/2 kapsul Biru)
selanjutnya 1 mg/hari)
• 6–12 bulan 100 000 (1 kapsul Biru)
• Seng (2 mg Zn
• 1-5 tahun 200 000 (1 kapsul Merah)
elemental/kgBB/hari)
• Jika ada gejala defisiensi vitamin A,
• Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari) atau pernah sakit campak dalam 3
• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah bulan terakhir, beri vitamin A
berat badan naik (mulai fase dengan dosis sesuai umur pada hari
rehabilitasi) ke 1, 2, dan 15.
7. MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK
STABILISASI DAN TRANSISI
• Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas maupun
rendah laktosa
• Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari penggunaan parenteral
• Energi: 100 kkal/kgBB/hari
• Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
• Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)
• Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa jumlah F-75
yang ditentukan harus dipenuhi.
8. MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK TUMBUH
KEJAR
• Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumlah yang sama selama 48
jam
• Kemudian volume dapat ditambah bertahap sebanyak 10-15ml perkali
(bila sulit pelaksanaannya, kenaikan volume dapat dilakukan secara
perhari)
• Energi 100-150kkal/kgbb/hari
• Protein 2-3g/kgbb/hari
• Bila anak masih mendapat ASI pemberian dapat diantara pemberian
formula
8. MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK
TUMBUH KEJAR
Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI
dan F-100. Makanan-terapeutik-siap-saji (ready to use
therapeutic food = RUTF) yang mengandung energi
sebanyak 500 kkal/sachet 92 g dapat digunakan pada fase
rehabilitasi.
SETELAH FASE TRANSISI, ANAK MASUK KE
FASE REHABILITASI
• menambah volume pemberia F100 hingga ada makanan sisa yang tidak termakan
oleh anak (anak tidak mampu menghabiskan porsinya). Tahap ini bisasanya terjadi
pada saat pemberian makan mencapai 30ml/kgbb/makan (200 ml/kgbb/hari)
• Pemberian makanan yang sering (sedikitnya tiap 4 jam) dari jumlah formula
tumbuh kejat
• Energi : 150-220kcal/kg/hari
• Protein 4-6g/kgbb/hari
• Bila anak masih mendapat ASI tetap berikan diantara pemberian formula (ASI tidak
memiliki energi dan protein yang cukup untuk mendukung tumbuh kejar yang
cepat)
9. MEMBERIKAN STIMULASI UNTUK TUMBUH
KEMBANG
Ungkapan kasih sayang

Lingkungan yang ceria

Terapi bermain terstruktur selama 15-30


menit per hari

Aktivitas fisik segera setelah cukup sehat

Keterlibatan ibu sesering mungkin


10. MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK TINDAK
LANJUT DI RUMAH
• Bila gejala klinis dan BB/TB-PB >-2 SD, dapat dikatakan anak sembuh
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di
rumah
• Berikan contoh kepada Orang Tua :
• Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang padat,
sesuai dengan umur berat badan anak
• Terapi bermain terstruktur

• Sarankan :
• Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak
• Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
• Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
• Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur)
INDIKASI RAWAT INAP
KOMPLIKASI

• Mudah terserang infeksi


• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental dan otak,
(ex. Stunting, gangguan bicara, IQ rendah, gangguan kognitif, sensori,
pemusatan perhatian, percaya diri menurun, prestasi merosot)
• Apatis
• Kematian

Anda mungkin juga menyukai