Anda di halaman 1dari 33

SISTEM PROTEKSI

1 Hendro Agus Widodo, S ST, MT


hendro_ags@yahoo.co.id
hendroagus13@gmail.com
DASAR SISTEM PROTEKSI

SISTEM PROTEKSI
Proteksi Sistem Tenaga Listrik
adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga
listrik, misalnya generator, transformator,
jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi
abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain:
hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron
dan lain-lain.

2
Dasar sistem proteksi

PENDAHULUAN
 Gangguan pada suatu lokasi merupahkan hal yang
sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi
secara efektif
 Adanya gangguan pada sistem diharapkan operator
dapat mengoperasikan CB-CB yang tepat sehingga
tidak mengganggu sistem pembangkit
 Akibat gangguan dapat menyebabkan arus yang
besar dan juga dapat menyebabkan hilangnya
sinkronisasi
UNTUK MENGATASI HAL TERSEBUT DIPERLUKAN
PERALATAN OTOMATIK UNTUK MENDETEKSI ARUS
DAN TEGANGAN YANG TIDAK NORMAL
3
Dasar sistem proteksi

MENGAPA SYSTEM PROTEKSI DIPERLUKAN?


 Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi
kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan
(kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi
perangkat proteksi yang digunakan maka akan
semakin sedikitlah pengaruh gangguan sehingga kecil
kemungkinan terjadi kerusakan alat.
 Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu
menjadi sekecil mungkin
 Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan
keandalan yang tinggi kepada konsumsi dan juga mutu
listrik yang baik.
 Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang
4
ditimbulkan oleh listrik.
Dasar sistem proteksi

 Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari


pelbagai tipe gangguan pada suatu lokasi merupakan
hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem
proteksi secara efektif.
 Jika terjadi gangguan pada sistem, para operator
yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoeprasikan circuit-
circuit yang tepat untuk mengeluarkan sistem yang
terganggu atau memisahkan pembangkit dari
jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang
operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang
diperoperasikan untuk mengisolir gangguan tersebut
secara manual.
5
Dasar sistem proteksi

 Mengingat arus gangguan yang cukup besar,


maka perlu secepat mungkin dilakukan
proteksi. Hal ini perlu suatu peralatan yang
digunakan untuk mendeteksi keadaan-
keadaan yang tidak normal tersebut dan
selanjutnya mengistruksikan circuit-circuit
yang tepat untuk bekerja memutuskan
rangkaian atau sistem yang terganggu.
Peralatan tersebut kita kenal dengan relay.

6
Dasar sistem proteksi

Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit


mempunyai dua fungsi pokok :
 Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian
yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa.
 Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over
heating), pengaruh gaya-gaya mekanik dst.
Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam
mengamati dan memutuskan gangguan disebut sebagai
sistem proteksi. Banyak hal yang harus dipertimbangkan
dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang
aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman
yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika
proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan
tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi.
7
Dasar sistem proteksi

 Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-


rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula. Perlu
diingat bahwa pengaruh pemanasan adalah sebanding
dengan kwadrat dari arus :
 H = I²Rt …………… (Joules)
Dimana :
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus konduktor (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
 Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan
sebelum arus tersebut naik mencapai harga yang
berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering
atau Circuit Breaker. Proteksi juga harus sanggup
menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan
proteksi itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan
proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung
singkat “breaking capacity” atau “Repturing Capacity”.
8
Dasar sistem proteksi

Disamping itu proteksi yang diperlukan harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
 Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus
nominal secara terus menerus tanpa pemanasan yang
berlebihan (overheating).
 Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek
seharusnya tidak menyebabkan peralatan bekerja.
 Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil
tetapi cukup lama sehingga dapat menyebabkan
overheating pada rangkaian penghantar.
 Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan
yang disebabkan oleh arus gangguan yang dapat terjadi.
 Proteksi harus dapat melakukan “pemisahan”
(discriminative) hanya pada rangkaian yang terganggu
yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap
beroperasi.
9
Dasar sistem proteksi

PERSYARATAN KUALITAS SISTEM PROTEKSI


 Selectivitas (selektif)
Selektif suatu relay pengaman adalah mendeteksi dengan cepat daerah mana
yang mengalami gangguan dan kemudian dapat menentukan dengan cepat
pemutus daya untuk memisahkan daerah yang mengalami gangguan tersebut
dengan memisahkan dari sistem

 Reliabilitas (keandalan)
Suatu relay pengaman harus mampu bekerja, handal dan tepat dalam
operasinya pada setiap saat dan untuk setiap tingkatan gangguan pada bagian
sistem tenaga listrik yang diamankan

 Kecepatan Operasi
Waktu kerja relay diharapkan secepat mungkin, karena semakin cepat
kerjanya suatu relay maka tidak hanya memperkecil kerusakan akibat
gangguan tetapi dapat memperkecil meluasnya suatugangguan

 Sensitivitas (kepekaan)
relay pengaman harus peka terhadap setiap gangguan, walaupun gangguan
yang terjadi masih dalam tingkat yang ringan, sehingga dapat bekerja dengan
tepat atau memberiakan reaksi yang tepat bila terjadi perubahan keadaan
normal keadaan tidak normal 10
Dasar sistem proteksi

LANJUTAN

 Pertimbangan ekonomis
Dalam perencanan sistem pengaman factor biaya
memegang peranan penting, Dengan adanya biaya
peralatan yang serendah mungkin, akan didapat
system pengaman yang setinggi-tingginya

 Proteksi pendukung
back up dari proteksi utama apabila tidak bisa bekerja

11
Dasar sistem proteksi

Diagram sistem tenaga dengan daerah proteksi berlapis

12
13
Komponen-Komponen Sistem Proteksi
Komponen-komponen sistem proteksi terdiri dari :
• Circuit Breaker (PMT),
•Relay ,
•Trafo arus (CT),
•Trafo tegangan (PT),
•Supplay ( battere)
14
Dasar sistem proteksi

 Peralatan listrik yang dirancang untuk mulai


pemisahan bagian sistem tenaga listrik atau
untuk mengoperasikan signal bila terjadi
gangguan

15
Dasar sistem proteksi

PEMILIHAN MACAM RELAY PENGAMAN


 Tipe dan rating peralatan
 Tingkat kepentingan peralatan

 Lokasi atau letak peralatan dalam sistem tenaga

 Kemungkinan terjadinya gangguan

 Harga peralatan

16
FUNGSI RELAY PENGAMAN

 Membunyikan alarm, menutup rangkaian trip


dari pemutus rangkaian untuk membebaskan
peralatan dari gangguan yang terjadi.
 Membebaskan bagian yang bekerja tidak
normal
 Membebaskan dengan segera bagian yang
terganggu
 Melokalisir akibat dari gangguan
 Memberikan petunjuk atas lokasi serta macam
dari gangguan
 Penghematan ± 0,5 – 2 %

18
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI RELAY

-Karakteristik rele bekerja atas dasar


tanggapan thdp jenis gangguan
-Daerah Penyetelan variabel setting rele
-Spesifikasi rele sesuai dengan negara pemakai
-Ketahanan terhadap effek transient
-Konstruksi rele harus kompak, sederhana dan
mempermudah pemeliharaan
-Pengawatan dan pengaturan terminal
sehingga mudah testing dan pencarian
gangguan
-Modifikasi disesuaikan dengan kondisi
19
Dasar sistem proteksi

FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN


TERJADINYA GANGGUAN PADA SISTEM

 Sambaran petir
 Burung/daun-daun

 Polusi (debu)

 Pohon-pohon yang dekat saluran

 Retak pada isolator

20
Dasar sistem proteksi

SIFAT GANGGUAN
Sifat gangguan :
- sementara/temporer
- permanen

Asal gangguan : - dari dalam


- dari luar sistem

21
Dasar sistem proteksi

MACAM-MACAM GANGGUAN PADA SYSTEM TENAGA LISTRIK

1. Gangguan Beban Lebih

Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan.


Namun karena beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang
apabila dibiarkan terus berlangsung dapat membahayakan
peralatan, jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut
ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena
beban yang dipasoknya terus meningkat, atau karena adanya
maneuver atau perubahan aliran beban di jaringan setelah
adanya gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan pemanasan
yang berlebihan yang selanjutnya panas yang berlebihan itu
dapat mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur
peralatan listrik.
22
2. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau


2 fasa) atau antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair
(non persistant) atau permanent (persistant). Gangguan yang
permanent misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel,
belitan trafo atau belitan generator karena tembusnya (break
downnya) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya akibat
flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin.
Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara
termis dan mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan
lama arus gangguan, sedangkan kerusakan mekanis terjadi
akibat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak.
Keterangan pada gambar di atas :
1. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
2. Hubung singkat 2 fasa (antar fasa)
3. Hubung singkat 2 fasa ke tanah
4. Hubung singkat 3 fasa 22
5. Hubung singkat 3 fasa ke tanah
3. Gangguan Tegangan Lebih

Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :


Tegangan lebih dengan power frequency
Tegangan lebih transient

Tegangan lebih transient dapat dibedakan :


Surja Petir (Lightning surge)
Surja Hubung (Switching surge)

Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi


karena :
•Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat
switching, karena gangguan atau karena maneuver.
•Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada
generator atau pada on load tap changer dari trafo.
•Over speed pada generator karena kehilangan beban. 23
4. Gangguan Kurangnya Daya

Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit


pembangkit (akibat gangguan di prime movernya atau di
generator) atau gangguan hubung singkat di jaringan yang
menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya yang
berakibat terlepasnya suatu pusat pembangkit dari sistem.
Jika kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau unit
pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut melampaui
spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit yang
masih ada akan mengalami pembebanan yang berkelebihan
sehingga frequency akan merosot terus, yang bila tidak
diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain
(cascading) yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya
(collapse) sistem (pemadaman total).

24
5. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)

Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat


menimbulkan ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat
dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron (out of
synchronism). Power swing dapat menyebabkan relay pengaman
salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih
luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya
pembangkit karena tripnya unit pembangkit tersebut atau
terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat menyebabkan
gangguan yang lebih luas bahkan runtuh (collapse).

25
UPAYA UNTUK MENGATASI GANGGUAN

Dalam sistem tenaga listrik, upaya untuk mengatasi gangguan


dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengurangi Terjadinya Gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi
kemungkinan terjadinya adalah :
• Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang
minimum memenuhi persyaratan standart yang dibuktikan
dengan type test, dan yang telah terbukti keandalannya dari
pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu standart
akan merupakan sumber gangguan.
• Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga
semua peralatan tahan terhadap kondisi kerja normal maupun
dalam keadaan gangguan, baik secara elektris, thermis maupun
mekanis.
• Pemasangan yang benar sesuai dengan design, spesifikasi dan
petunjuk dari pabrik.
26
UPAYA UNTUK MENGATASI GANGGUAN

 Penggunaan kawat tanah pada SUTT/SUTET dengan


tahanan pentanahan kaki tiang yang rendah. Untuk
pemeriksaan dan pemeliharaan, maka konduktor
pentanahannya harus dapat dilepas dari kaki tiangnya.
 Penebangan atau pemangkasan pohon-pohon yang
berdekatan dengan kawat fasa SUTM dan SUTT harus
dilakukan secara periodik. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan tidak hanya jaraknya dalam keadaan tidak
ada angin, melainkan juga dalam keadaan pohon-pohon
tersebut ketika ditiup angin.
 Penggunaan kawat atau kabel udara berisolasi untuk
SUTM harus dipilih dan digunakan secara selektif.
 Operasi dan pemeliharaan yang baik.
 Menghilangkan atau mengurangi penyebab gangguan
atau kerusakan melalui penyelidikan.

27
2. Mengurangi Akibat Gangguan
Menghilangkan gangguan sama sekali dalam suatu sistem
tenaga listrik merupakan usaha yang tidak mungkin dapat
dilakukan. Oleh karena itu maka usaha yang dapat dilakukan
adalah mengurangi akibat kerusakan yang ditimbulkannya.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :
• Mengurangi besarnya arus gangguan. Untuk mengurangi
arus gangguan dapat dilakukan dengan cara : menghindari
konsentrasi pembangkitan (mengurangi short circuit level)
menggunakan reaktor dan menggunakan tahanan untuk
pentanahan netralnya.
• Penggunaan lighting arrester dan penentuan tingkat dasar
isolasi (BIL) dengan koordinasi isolasi yang tepat.
• Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan
menggunakan circuit breaker dan relay pengaman.
• Mengurangi akibat pelepasan bagian sistem yang terganggu
dengan cara :
28
1. Penggunaan jenis relay yang tepat dan penyetelan relay
yang selektif agar bagian yang terlepas sekecil mungkin.
2. Penggunaan saluran double.
3. Penggunaan automatic reclosing.
4. Penggunaan sectionalizer pada JTM.
5. Penggunaan spindle pada JTM atau setidak-tidaknya ada
titik pertemuan antar saluran sehingga ketika ada
kerusakan atau pemeliharaan tersedia alternative supply
untuk maneuver.
6. Penggunaan peralatan cadangan.

• Penggunaan pola load shedding dan sistem splitting untuk


mengurangi akibat kehilangan pembangkit.
• Penggunaan relay dan circuit breaker yang cepat dan AVR
dengan response yang cepat pula untuk menghindari atau
mengurangi kemungkinan gangguan instability (lepas
29
sinkron).
Dasar sistem proteksi

AKIBAT YANG DISEBABKAN GANGGUAN


 Menyebabkan terputusnya rangkaian /
sirkuit
 Penurunan tegangan yang cukup besar

 Pengurangan stabilitas sistem

 Merusak peralatan

23
Dasar sistem proteksi
Latihan I

1. Jelaskan dengan singkat mengapa proteksi dibutuhkan.


Jawab :
 ……………………………………………………………………………………
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ‘Breaking Capacity’ atau ‘Repturing
Capacity’pada sistem proteksi.
Jawab :
 ……………………………………………………………………………………
3. Jelaskan apa yang dimaksud Slektivitas dan Diskriminasi pada suatu
system proteksi
Jawab :
 ……………………………………………………………………………………
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proteksi pendukung (back up
protection) pada suatu sistem proteksi.
Jawab :
 ……………………………………………………………………………………
5. Sebutkan komponen dasar sistem proteksi
Jawab :
 …………………………………………………………………………………… 24
Dasar sistem proteksi

TUGAS KELOMPOK WAJIB


 Tugas 1 (kelompok) dikumpulkan minggu depan
relay arus lebih
relay jarak
relay tanah (GFR)
relay differensial
relay tegangan
relay bucholz
recloser
arrester
25
33

Anda mungkin juga menyukai