Penyakit
Endemik
Malaria
Patofisiologi Pemeriksaan
Gejala
penunjang
Step 5. Define Learning Objective
1. Penyaki Endemik :
a. Definisi
b. Jenis-jenis
2. Malaria :
a. Definisi
b. Epidemiologi malaria
c. Patofisiologi
d. Etiologi
e. Gejala
f. Penatalaksanaan
g. Pemeriksaan penunjang
3. Marfologi dan siklus hidup plasmodium
4. Efeksamping Klorakuin
5. Cara sistem imun melawan parasit penyebab
malaria
Step 6. Gather Information and private study
Step 7. Share the result of information gathering
and private study
1. Penyakit endemik
a. Definisi
Penyakit endemik adalah penyakit yang umum
yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi
pada suatu populasi. Jadi, suatu masalah penyakit
dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi
tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar. Menular dan
jumlahnya bertambah terus menurus.
b. Jenis-jenis :
1. Chikungunya 4. Flu burung
2. DBD 5. Filariasis
3. Diare 6. Malaria
2. Malaria
a. Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk anopheles betina dari manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit /
sekelompok mikroorganisme bersel tunggal dalam tipe
plasmodium.
b. Epidemiologi malaria
Malaria merupakan penyakit endemis atau
hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis dan
menyerang negara dengan penduduk padat.
Diperkirakan prevalensi malaria di seluruh dunia
berkisar antara 160-400 juta kasus. Batas dari
penyebaran malaria adalah 64o lintang utara (Rusia)
dan 32o lintang selatan (Argentina).
Ketinggian yang memungkinkan parasit hidup adalah
400 meter di bawah permukaan laut (Laut Mati) dan
2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia).
Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis
yang paling luas, mulai dari daerah yang beriklim
dingin, subtropik sampai ke daerah tropis, kadang-
kadang dijumpai di Pasifik Barat. Plasmodium
falcifarum tertama menybabkan malaria di Afrika dan
daerah-daerah tropis lainnya.
Beberapa faktor yang berinteraksi dalam kejadian dan
penularan penyakit malaria, antara lain:
Faktor Host (Manusia) : secara umum dapat
dikatakan bahwa setiap orang dapat terkena penyakit
malaria. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerentanaan seseorang adalah ras atau suku bangsa,
kurangnya suatu enzim tertentu, kekebalan pada
manusia terjadi apabila tubuh mampu
menghancurkan Plasmodium yang masuk atau
menghalangi perkembangannya.
Faktor Agent (Plasmodium) : penyakit malaria adalah
suatu penyakit akut atau sering kronis yang
disebabkan oleh parasit genus plasmodium (Class
Sporozoa). Sifat-sifat spesifik parasit berbeda-beda
untuk setiap spesies malaria dan hal ini mempengaruhi
terjadinya manifestasi klinis dan penularan.
Faktor Lingkungan : beberapa faktor lingkungan yang
cukup ideal mendukung keberadaan penyakit malaria
di Indonesia, antara lain: lingkungan fisik (suhu,
kelembaban udara, curah hujan, ketinggian, angin),
lingkungan biologik dan lingkungan sosial-budaya.
c. Patofisiologi
Patofisiologi infeksi malaria berkembang melalui dua
fase. Fase 1 dalam tubuh manusia dan fase 2 dalam
tubuh nyamuk malaria[1].
1. Fase dalam Tubuh Manusia
Dalam tubuh manusia, terdapat dua tahapan yang terjadi,
yaitu siklus ekso eritrosit dan eritrosit.
Siklus Ekso Eritrosit
Ketika nyamuk betina Anopheles sp yang terinfeksi
plasmodium malaria menggigit manusia, sejumlah
sporozoit yang terdapat dalam air liur nyamuk masuk ke
dalam peredaran darah manusia. Sporozoit ini kemudian
akan menginvasi hepar, berkembang biak dan bertambah
banyak secara aseksual. Situasi ini berlangsung sekitar 8
hingga 30 hari secara asimtomatik.
Plasmodium menjadi dorman dalam hepar dalam suatu
periode waktu tertentu, kemudian organisme ini akan
melepaskan ribuan merozoit ke dalam aliran darah
seiring dengan rupturnya sel-sel hepar. Merozoit ini
akan memasuki dan menginfeksi sel-sel darah merah
untuk memulai siklus eritrosit kehidupannya.
Siklus Eritrosit
Merozoit yang memasuki dan menginfeksi eritrosit akan
mengalami proses skizogoni menjadi tropozoit imatur
stadium cincin (ring stage) yang kemudian akan melalui
2 tahapan.
2. Fase dalam Tubuh Nyamuk (Siklus Sporogonik)
Dalam tubuh nyamuk, mikrogamet akan melepaskan
flagelanya, siap bereproduksi dengan makrogamet
secara seksual. Mikrogamet akan melakukan penetrasi
terhadap makrogamet dalam lambung nyamuk,
menghasilkan sejumlah zigot. Zigot, kemudian akan
menjadi motil dan memanjang, disebut sebagai ookinet.
Sejumlah ookinet akan menginvasi dinding usus
nyamuk untuk membentuk ookis. Ookis tumbuh, ruptur
dan melepaskan sejumlah sporozoit, lalu beredar
memasuki kelenjar liur nyamuk dan siap
menginfeksi host berikutnya.
d. Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium,
plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan
mengalami pembiakkan aseksual di jaringan hati dan di
eritrosit. Pembiakkan seksual terjadi pada tubuh
nyamuk anopheles betina.
e. Gejala
Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias malaria”
Periode dingin (15-60)
Diikuti periode panas ( 12 jam p. Falciparum, 36 jam
p. Vivax, 60 jam p. Malariae)
Periode berkeringat (penderita berkeringat banyak
dan temperatur turun dan penderita merasa sehat)
f. Penatalaksanaan
Pengobatan malaria falciparum :
artesunate, amodiaquin, primaquin, kina,
titrasiklin/doksisiklin
Pengobatan malaria vivax
klorakuin, primakuin, kina.
g. Pemeriksaan penunjang
Ada 4 pemeriksaan :
Tetesan preparat darah tebal
Apusan darah tipis
Tes serologi
Tes antigenFarmakologi
h. Morfologi dan siklus hidup plasmodium
Morfologi :
P. Vivax
P. Falciparum
P. Malariae
P. Ovale
Siklus hidup plasmodium
3. Efek Samping Klorokuin
Klorokuin umumnya ditoleransi dengan baik.
Namun demikian, ada efek samping yang perlu
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
Mual dan muntah.
Penglihatan buram.
Pusing.
Rambut rontok.
Jika efek samping berikut muncul dan berulang,
konsultasikan pada dokter.
Kesulitan atau berkurang kemampuan melihat akibat
retinopati.
Telinga berdengung akibat tinitus.
Kelemahan otot akibat miopati, biasanya pada
penggunaan jangka panjang.
Psikosis.
Kejang.
Jaundic atau menguningnya kulit dan mata.
Hipokalemia.
4. Cara sistem imun melawan parasit penyabab
malaria.
Pertahanan hidup terhadap malaria, ada dua tahap :
Tahap 1, menghasilkan kemampuan untuk membatasi
kelainan klinis, walaupun parasit didalam darah
meningkat
Tahap 2, kemampuan untuk menekan jumlah parasit
didalam darah. Secara alami produksi antibodi menjadi
sakit ketika terinfeksi, namum imun memiliki memori
untuk pembentukan antibodi, maka respon imun untuk
infeksi selanjutnya menjadi lebih cepat. Setelah
paparan infeksi berulang, individu-individu
mengembangkan imunitas yang efektif mengontrol
parasitemia yang dapat mengurangi gejala klinis dan
komplikasi yang membahayakan bahkan dapat
menimbulkan kematian.
Kesimpulan
Malaria merupakan salah satu penyakit endemik
yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Adapun gejala malaria, seperti demam priodik,
anemia, kejang-kejang, dll. Untuk mengetahui
terinfeksi atau tidaknya dapat dilakukan
pemeriksaan, seperti pemeriksaan sediaan darah
tebal-tipis dan rapit diagnostik test. Untuk
pencegahan dapat mengonsumsi obat profilaksis
dan untuk mengatasinya dapat mengonsumsi obat
seperti klorakuin, kina, dll.