Anda di halaman 1dari 45

TUTOR 1

Fasilitator : dr. Zukhri Zainun, Sp. M


Ketua : Wenny Sagita (16-009)
Sekretaris : Anjas Adisena (16-001)

Anggota :
1. Rahmalia Ulfa (16-002)
2. Syafina Murad (16-003
3. Yolla Mardiana (16-004)
4. Mega Utari (16-005)
5. Bella Dwi Rahayu (16-006)
6. Lisa Wulansari (16-007)
7. Putri Larasati (16-008)
TRIGGER 1 : Berbie bersisik
Berbie merasa cemas bercampur sedih. Kulit cantiknya
tidak mulus lagi sejak 6 bulan yang lalu. Ada bercak merah disertai
sisik putih kasar yang muncul di punggung serta lututnya. Bercak
itu terasa gatal. Bercak bersisik tersebut muncul tiba-tiba. Barbie
takut bercak merah bersisik itu makin meluas seperti yang dialami
ibu barbie.
Barbie memutuskan pergi ke dokter. Dokter melakukan
anamnesis untuk menegakkan penyakit barbie. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan plak eritematosa disertai skuama putih kasar
berlapis, uji auspitz (+), fenomena tetesan lilin (+). Dokter
bertanya apakah barbie bersedia bercak merahnya di biopsi agar
dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain.
Setelah hasil histopatologik keluar. Dokter menjelaskan
penyakit yang dierita barbie. Ada beberapa hal yang harus
dihindari barbie, agar penyakitnya tidak makin parah. Dijelaskan
juga mengenai komplikasi yang mungkin timbul. Dokter
memberikan obat topikal dan antihistamin oral kepada barbie.
Dokter menjelaskan bahwa barbie belum perlu terapi sistemik
berkaitan dengan penyakitnya. Barbie betanya apakah
penyakitnya ini dapat sembuh.
Step 1. Clarify Unfamiliar Term
 Eritematosa : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran
pembuluh darah kapiler yang reversible
 Histopatologik : cabang biologi yang mempelajari fungsi dan
kondisi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
 Skuama : pelepasan lapisan tanduk pada permukaan kulit
 Uji auszpit : uji dermatologik yang digunakan untuk melihatnya
bercak darah yang khas pada psoriasis
 Antihistamin : kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati reaksi alergi
 Terapi sistemik : pengobatan yang mencapai sel-sel seluruh tubuh
dengan melakukan perjalanan melalui aliran darah
Step 2. Define the Problem
1. Apa saja obat yang diberikan dokter pada barbie?
2. Mengapa barbie perlu dilakukan pem. Histopatologik?
3. Bagaimana hasil pemeriksaan fisik pada Barbie?
4. Apa yang dialami Barbie?
5. Apa penyakit yang diderita Barbie?
6. Apa penyakit yang diderita penyakit genetik?
Step 3. Brainstrom possible hypothesis
or explanation
1. Obat topikal, antihistamin oral
2. Karena untuk menentukan diagnosis yang lebih tepat
3. Ditemukan plak eritematosa dan skuama putih kasar
berlapis, uji auszpit (+), dan fenomena tetesan lilin (+)
4. Kulit cantik tidak mulus lagi, ada bercak merah disertai
sisik putih kasar yang muncul dipunggung serta lutut, dan
bercak terasa gatal.
5. Kemungkinan psoriasis
6. Iya, karena berdasarkan penelitian sekitar 30% keluargar
memiliki riwayak psoriasis
Barbie
Step 4. Arrange
Explanation into a
Bercak merah, skuama
dengan sisik putih kasar,
tentative solution
terasa gatal

Pem fisik:
• Plak eritemoatosa
• Skuama putih kasar Terapi : antihistamin dan
berlapis Pem. histopatologik
obat topikal
• Uji auspitz
• Fenomena tetesan lilin
Step 5. Define Learning Objective
Psoriasis
 Definisi
 Etiologi
 Faktor Pencetus
 Patogenesa
 Gejala klinis dan pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
 Diagnosis
 Diagnosis banding
 Penatalaksanaan
 Komplikasi
 edukasi
Step 6. Gather Information and private
study

BELAJAR MANDIRI
Step 7. Share the result of information
gathering and private study

PSORIASIS
a. Defenisi
Psoriasis adalah peradangan kulit kronik dengan
karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel
epidermis disertai manifestasi vaskuler, diduga ada
pengaruh sistem saraf.
b. Etiologi
banyak penelitian menemukan adanya bukti akan
keterlibatan faktor genetik pada terjadinya psoriasis.
Psoriasis terjadi pada 50% saudara kandung penderita
psoriasis dengan kedua orang tua yang juga menderita
psoriasis . 71% penderita psoriasis usia anak memiliki
riwayat keluarga positif akan psoriasis. Tingginya angka
prevalensi psoriasis pada kembar monozigot, yaitu 70%
sementara kembar dizigot 20% juga mendukung faktor
predisposisi genetik.
c. Faktor Pencetus
Faktor pencetus psoriasis :
- Infeksi (streptococcus, staphylococcus, dan human
immunodeficiency virus).
- Stress
- Obat-obatan (lithium, beta blockers, calcium channel
blockers, obat anti inflamasi non steroid, kalium iodida).
- Trauma fisik
- Paparan sinar ultraviolet
- Faktor metabolik (kehamilan dan pubertas)
- Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
d. Patogenesa
Dalam terjadinya proses psoriasis, terdapat faktor
yang memiliki pengaruh besar terhadap perjalanan penyakit
ini :
1. Faktor genetik
Pada faktor genetik, psoriasis berkaitan dengan HLA
(Human Leukocyte Antigen).
 Tipe I ( awitan dini, bersifat familial) berhubungan
dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6.
 Tipe II (awitan lambat, bersifat nonfamilial) berkaitan
dengan HLA-B27, dan Cw2.
2. Imunologi
Faktor lingkungan seperti stres emosional, trauma mekanis,
infeksi, obat obatan  mengaktivasi sel sel imun (sel denritik
dan keratinosit) dan hiperaktif sel T  keratinosit melepaskan
sitokinin  terjadi gangguan regulasi keratinosit  kemudian
sitokinin juga melepaskan berbagai mediator inflamasi (sel sel
radang dan pada pembuluh darah)  pada kulit terjadi
pembesaran dan pemanjangan papil dermis yang menyebabkan
epiodermodermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan
dibawah lapisan stratum spinosum bertambah banyak  lesi
menebal dan berskuama tebal berlapis (merupakan tanda klinis
pada psoriasis).
Pembentukan lesi psoriasis tipe plak melalui tiga langkah
berbeda yaitu:
 Aktivasi sel T
 Migrasi sel T ke dalam lesi kulit
 Pelepasan sitokin yang diaktivasi oleh sel T pada kulit.
e. Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik
- Gejala Klinis
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit psoriasis bagi setiap
orang berbeda, ada yang mengalami gejala ringan atau tidak
ada gejala sama sekali dalam kurun waktu tertentu. Gejala
umum psoriasis meliputi:
- Kulit yang memerah akan terasa tebal kering ,bersisik dan
gatal
- Kulit pecah-pecah dan terkadang berdarah;
- Kuku menebal dengan tekstur yang tidak rata; dan
- Sendi terasa bengkak dan kaku.
Perbedaan gejala yang timbul akan terjadi tergantung jenis penyakit
yang diidap oleh pengidap psoriasis, seperti:

- Psoriasis plak. Gejala yang timbul pada psoriasis ini adalah


timbulnya ruam kulit merah dan kulit menjadi bersisik yang
disebut dengan plak yang muncul di bagian tubuh manapun.

- Psoriasis kuku. Jika psoriasis terjadi pada kuku, maka gejalanya


meliputi perubahan warna kuku, cekungan kecil yang muncul pada
kuku, pertumbuhan kuku
- Psoriasis kulit kepala. Jenis psoriasis kulit kepala ini akan timbul

gejala seperti munculnya sisik tebal dan terasa gatal di seluruh


kulit kepala, bahkan terdapat ruam yang melebar hingga
melewati garis rambut.

- Psoriasis inversi. Gejala yang ditimbulkan oleh psoriasis inversi

adalah ruam merah yang terasa halus pada daerah tubuh yang
memiliki lipatan. Ruam tersebut biasanya terjadi pada ketiak.

- Psoriasis gutata. Gejala pada psoriasis gutata menyerupai bintik

ruam seperti tetesan air dan biasanya muncul pada tubuh bagian
atas, lengan, kaki dan kulit.
- Psoriasis pustular. Psoriasis pustulat mengeluarkan gejala seperti

ruam merah yang perih sebeul akhirnya melepuh dan berisi


nanah.

- Psoriasis eritrodermik. Gejala psoriasis eritrodermik adalah

timmbulnya ruam yang mengelupas dan sangat gatal. Ruam


tersebut juga disertai dengan sensasi terbakar di seluruh tubuh.

- Artritis psoriasis. Gejala jenis terakhir ini akan menimbulkan

kulit yang teriritasi dan bersisik serta adanya perubahan warna


kuku.
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Kelainan kulit pada psoriasis dapat berupa
bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada
stadium penyembuhan sering eritema yang di tengah
menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-
lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta
transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, numular,
atau plakat, dapat berkonfluensi. Terdapat 3 tanda psoriasis,
yaitu: Fenomena tetesan lilin Skuama yang berubah warnanya
menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores,
disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores
dapat dengan gelas alas.
Fenomena Auspitz Skuama yang berlapis-lapis dikerok,
misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka
pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam
tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan
perdarahan yang merata. Fenomena Kobner (isomorfik) Trauma
pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan, setelah kira-kira
3 minggu dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan
psoriasis. Tanda ini tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif
dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan
veruka plana juvenilis.
f. Pemeriksaan Penunjang
EFLORESENSI
 Makula eritematosa
 Auspitz sign
 Fenomena koebner
 Fenomena tetesan lilin
HISTOPATOLOGI
 Stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut
abses munro
 Selain itu terdapat papilomatosis dan vasodilatasi di
subepidermal
 Psoriasis memberikan gambaran yang khas, yakni
hyperkeratosis, parakeratosis, akantosis
LABORATORIUM
 Bila perlu biopsi kulit
 Pemeriksaan ASTO
 Pemeriksaan faktor rheumatoid ,
 Foto rontgen ruang sendi
 Darah rutin
 Kimia darah
 Gula darah
 Kolesterol
 Asam urat
g. Diagnosis penyakit dermatologi
Anamnesis pada penyakit kulit meliputi (Fitzpatrick, 2003) :
1. Keluhan utama,
2. Riwayat penyakit sekarang, harus dapat diperoleh informasi mengenai :
- onset (when)
- tempat predileksi lesi (where)
- gejala yang menyertai, gatal atau nyeri
- pola penyebaran lesi (evolusi) (how)
- perkembangan atau perubahan lesi, sejak muncul pertama kali sampai
saat pemeriksaan (evolusi) (how)
- faktor pencetus (panas, dingin, paparan sinar matahari, kelelahan/olah
raga, riwayat bepergian, riwayat minum obat, kehamilan, musim)
3. Riwayat pengobatan yang sudah dilakukan
4. Gejala sistemik atau prodromal yang mendahului atau menyertai,
Pada penyakit akut dapat disertai gejala demam, menggigil,
kelemahan, nyeri kepala dan sendi, penyakit kronis dapat disertai
gejala lesu, anoreksia, penurunan berat badan.
5. Riwayat penyakit dahulu (penyakit sistemik atau kulit, rawat inap,
alergi khususnya alergi obat, pengobatan yang diterima selama ini,
riwayat atopi (asma, rhinitis alergika, eksim), kebiasaan merokok,
penyalahgunaan obat, alkohol),
6. Riwayat penyakit keluarga (khususnya penyakit yang bersangkutan,
riwayat atopi, psoriasis, xantoma),
7. Riwayat sosial (khususnya kegiatan sehari-hari, hobi, bepergian)
atau riwayat hubungan seksual (terutama berhubungan dengan faktor
risiko infeksi HIV (transfuse darah, pengguna obat-obatan intravena,
pasangan seksual tidak tetap lebih dari 1, riwayat infeksi menular
seksual).
Diskripsi lesi pada status dermatologi harus meliputi berbagai hal berikut
ini :
- Tipe atau jenis lesi baik
- Warna lesi
- Batas lesi
- Jumlah lesi
- Distribusi lesi
Alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dermatologi dan pengambilan
spesimen kulit atau discar
- Ruang yang diterangi sinar matahari atau lampu sinar putih
- Kaca pembesar (bila diperlukan)
- Sarung tangan (bila diperlukan)
- Alat pemeriksaan sesitivitas lesi (jarum/kapas kering/bollpoint)
- Alat pemeriksaan laboratorium i. gelas obyek ii. gelas penutup iii.
scalpel iv. cotton bud v. plastik isolasi
h. Diagnosis Banding
- Parapsoriasis
- Pitiriasis rosea
- Eritroderma
- Dermatitis seboroik
i. Penatalaksanaan
Obat Topikal
 Preparat tar seperti liquor carbonis detergent 2-5%
dalam bentuk salep dipakai untuk pengobatan psoriasis
yang kronis. Diduga mempunyai efek yang menghambat
proliferasi keratinosit. Efeknya akan meningkat bila
dikombinasi dengan asam salisilat 2-5%. Dapat diberikan
dalam jangka lama tanpa iritasi.
 Kortikostreoid:Metilprednisolon:sediaan:8 mg (Tablet)
2x sehari
 Ditranol (antralin) 0,2-0,5%,dapat bersifat iritasi dan
mewarnai kulit,pemakaian ½ /hari
 Penyinaran:UVA,PUVA,UVB.UVA dapat berkerja sendiri
atau dapat berkombinasi dengan PUVA dapat
berkombinasi.PUVA efektif pada 85% kasus ketika
psoriasis tidak merespon terapi yang lain
 Antihistamin:Cetrizin,Sediaan:10 mg 1x sehari
 Calcipotriol: Sediaan:30 mg (salap) Dewasa:dosis 1-2x
sehari.Efek Samping:iritasi dan pengelupasan kulit,
 Retinoid topikal:Untuk mengurangi iritasi

Obat Sistemik
 Metotreksat :Sediaan:2,5 mg

 Efek samping:gangguan fungsi hati & hematopoetik

 Dosis Dewasa: 7,5-15mg/ minggu


 Asitretin:Sediaan:17,5 mg (Kapsul)

 Efek samping:gangguan fungsi hati

 Dosis Dewasa:25-50 mg per oral

Siklosporin
 Efek samping:gangguan ginjal & HT

 2,5 mg/kgbb- 4mg/kgbb

Agen biologik
j. Komplikasi
Menurut Corwin, komplikasi dari psoriasis diantaranya ada
lah:
 Infeksi kulit yang parah dapat terjadi
Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid,
disebut artritis psoriatika, timbul pada sekitar 30-
40% pasien psoriasis. Bila berat, psoriasis dapat menjadi
penyakit yang melemahkan.
Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang meni
mbulkan stres psikologis, ansietas, depresi, dan marah
Selain itu, orang yang memiliki psoriasis juga berisiko lebih besar terkena
penyakit tertentu, yaitu seperti:
 Psoriatic arthritis
Komplikasi ini psoriasis dapat menyebabkan kerusakan sendi dan
hilangnya fungsi di beberapa sendi, yang dapat melemahkan.
Kondisi mata
 Gangguan mata
tertentu seperti konjungtivitis, blepharitis dan uveitis -
lebih umum pada orang dengan psoriasis.
 Obesitas
Orang dengan psoriasis, terutama mereka dengan penyakit yang
lebih berat, lebih cenderung menjadi gemuk. Namun tidak jelas
bagaimana keterkaitan penyakit ini. Peradangan yang terkait dengan
obesitas mungkin memainkan peran dalam pengembangan psoriasis.
Atau mungkin bahwa orangorang dengan psoriasis lebih cenderung
untuk menambah berat badan, karena mereka kurang aktif karena
psoriasis yang mereka derita.
 Diabetes tipe 2
 Risiko diabetes tipe 2 cenderung meningkat pada orang dengan
psoriasis. Semakin parah psoriasis, semakin besar kemungkinan dia
betes tipe 2.
 Hipertensi
Kemungkinan memiliki tekanan darah tinggi lebih tinggi untuk orang
dengan psoriasis.
 Penyakit kardiovaskular
Orang dengan psoriasis, risiko serangan jantung hampir tiga kali lebih
besar daripada mereka yang tanpa penyakit. Risiko denyut jantung
tidak teratur dan stroke juga lebih tinggi pada mereka dengan
psoriasis. Hal ini bisa disebabkan oleh peradangan kelebihan atau
peningkatan risiko obesitas dan faktor risiko lain untuk penyakit
kardiovaskular. Beberapa pengobatan psoriasis dapat menyebabkan
kadar kolesterol abnormal dan meningkatkan risiko pengerasan
arteri.
 Sindrom metabolic
Ini merupakan sekelompok kondisi termasuk tekanan darah tinggi, kadar
insulin tinggi dan kadar kolesterol normal yang meningkatkan risiko
penyakit jantung. Orang dengan psoriasis memiliki risiko lebih tinggi
sindrom metabolik.
 Penyakit autoimun lainnya
Penyakit Celiac, sclerosis dan penyakit usus inflamasi yang disebut
penyakit Crohn lebih mungkin untuk menyerang orang dengan psoriasis.
Penyakit Parkinson
 Kondisi neurologis kronis ini lebih mungkin terjadi pada orang dengan
psoriasis.
 Penyakit ginjal
 Psoriasis sedang sampai berat telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi
penyakit ginjal
k. Edukasi
Edukasi pada psoriasis yang paling utama adalah
memastikan pasien berobat sesuai dosis dan anjuran yang
diberikan oleh dokter dan terus melakukan follow up. Ada
pula beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien
untuk mencegah kekambuhan ataupun perburukan dari
psoriasis, yaitu:
 Cegah kekeringan pada kulit: Kulit yang kering membuat
iritasi dan gatal semakin berat sehingga pastikan kulit selalu
dalam keadaan lembab. Gunakan losion atau pelembab pada
kulit secara teratur
 Asupan suplemen tambahan: Berdasarkan National Psoriasis
Foundation, beberapa suplemen dapat memperbaiki gejala
psoriasis seperti minyak ikan, vitamin D, dan aloe vera
 Hindari pewangi: Kebanyakan sabun dan parfum memiliki
substansi kimia yang dapat mengiritasi kulit
 Makan makanan sehat: Tidak ada bukti pasti yang
menyebutkan bahwa makanan tertentu membuat psoriasis
lebih baik ataupun buruk, namun mengingat adanya
hubungan antara beberapa penyakit metabolik dengan
psoriasis, diet yang sehat akan mampu menurunkan
komorbiditas
 Berhenti merokok: Studi menunjukkan bahwa orang yang
merokok lebih dari 1 kotak sehari memiliki risiko 2 kali
lebih tinggi mendapat kasus psoriasis yang berat
 Hindari minuman beralkohol: Psoriasis banyak terjadi pada
peminum alkohol berat
 Hindari obat-obatan yang memicu kekambuhan seperti
litium, propranolol, quinidine
 Mandi air hangat secukupnya: Air hangat dengan garam
Epsom, minyak mineral atau minyak zaitun dapat meredakan
gatal dan mengifiltrasi skuama juga plak
 Terapi sinar matahari: Sinar UV pada cahaya matahari
memperlambat pertumbuhan dari sel kulit, namun paparan
yang berlebih hingga kulit terbakar akan memperburuk
psoriasis. Gunakan selalu tabir surya dengan SPF 30 atau
lebih tinggi. Batasi waktu paparan matahari selama 20 menit
per hari, setiap 3 hari perminggu sebagai permulaan.
Konsultasikan kepada dokter tentang beberapa obat psoriasis
yang mungkin akan terpengaruh oleh sinar matahari
 Kurangi stress : setiap penyakit kronis dapat menjadi sumber
dari stress, hal ini dapat menjadi lingkaran buruk dimana
stress itu sendiri dapat memperburuk kondisi psoriasis.
Beberapa teknik relaksasasi yang dapat dicoba ialah yoga dan
meditasi
PSORIASIS PLAK
PSORIASIS KUKU
PSORIASIS KULIT KEPALA
PSORIASIS GUTATA
PSORIASIS ERITRODERMIK
PSORIASIS INVERSA

Anda mungkin juga menyukai