Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK VII

S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2017
DEFINISI
 Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau
seluruh rambut. Alopecia (kebotakan) merupakan
salah satu bentuk dari kelainan pada rambut.
 Alopesia androgenetik (androgenetic alopecia) adalah
bentuk umum kehilangan rambut pada pria dan
wanita
ANATOMI FISIOLOGI
1. Struktur Rambut
 Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang
memberikan kehangatan, perlindungan dan keindahan
 Semua jenis rambut tumbuh dari akar rambut yang ada
di dalam lapisan dermis dari kulit.
 Rambut yang tumbuh keluar dari akar rambut itu ada 2
bagian menurut letaknya, yaitu bagian yang ada di dalam
kulit dan bagian yang ada di luar kulit. Rambut terbentuk
dari sel-sel yang terletak ditepi kandung akar. Cupak
rambut atau kandung akar ialah, bagian yang terbenam
dan menyerupai pipa serta mengelilingi akar rambut. Jadi
bila rambut itu dicabut dia akan tumbuh kembali, karena
papil dan kadung akar akan tetap tertinggal di sana
2. Susunan Rambut
a. Akar Rambut (Hair Folicle)
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di
dalam kulit.

b. Lapisan Batang Rambut


Batang rambut ialah bagian rambut yang kelihatan di
atas permukaan kulit

c. Batang Rambut
Berkaitan dengan struktur maka bentuk-bentuk rambut
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Lurus, tidak bergelombang dan tidak keriting
 Berombak yaitu memperlihatkan gelembung yang besar pada
rambut
 Keriting, biasanya rambut yang keriting berbentuk
gelombang kecil-kecil atau sedang.
d. Klasifikasi Rambut
 Rambut yang panjang dan agak kasar yakni
rambut kepala.
 Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang
berupa alis.
 Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang
rambut dikepala, contohnya rambut ketiak.
 Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi,
lengan, perut, punggung dan betis.
e. Siklus Pertumbuhan Rambut
Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang.
Hal ini disebabkan karena sel-sel daerah
matrix/umbi atau tombol rambut secara terus
menerus membelah. Rambut mengalami proses
pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah
panjang lalu rontok dan kemudian terjadi
pergantian rambut baru.
Fisiologi Pertumbuhan Rambut
Secara anatomi folikel rambut matur dari atas ke
bawah tersusun atas infundibulum, isthmus, stem
dan bulbus.
Bulbus rambut terdiri atas sel epitel matriks yang
tidak berdiferensiasi namun aktivitas metabolisme
tinggi dan melanosit
Fungsi Rambut
 Pelindung
 Penghangat
 Penambah Kecantikan
ETIOLOGI
 Alopesia androgenik adalah suatu kondisi yang
ditentukan secara genetik. Bila pasangan suami
istri sama-sama menderita, maka semua anak laki-
laki dan setengah jumlah anak wanita akan
mengalami hal yang sama.
 Kebotakan pada laki-laki ditentukan oleh hormon
androgen, sedangkan pada wanita, alopesia
androgenik diduga dipengaruhi oleh genetik.
KLASIFIKASI
1. Alopecia symtomatica
Pada alopecia symtomatica terjadi kerontokkan rambut secara
mendadak dan merata setelah mengalami penyakit sitemik yang
disertai demam tinggi.

2. Alopecia areata
Pada kelainan ini terdapat daerah atau daerah-daerah kulit kepala yang
pitak.

3. Alopedia totalis atau alopecia universalis atau alopecia areata maligna.


Pada kelainan ini terjadi kerontokan rambut yang menyeluruh,
sehingga semua rambut di kulit kepala, wajah dan tubuh hilang.

4. Alopecia seborrhoica
Terjadi sebagai akibat seborrhoe kulit kepala
MANIFESTASI KLINIS
 Alopesia androgenik timbul pada akhir umur dua
puluh atau awal umur tiga puluhan.
 Rambut rontok secara bertahap dimulai dari
bagian verteks dan frontal. Garis rambut anterior
menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebar.
Puncak kepala menjadi botak.
 Gejala subyektif biasanya pasien mengeluh gatal,
rasa terbakar atau parastesi seiring timbulnya lesi.
KOMPLIKASI
Mempengaruhi secara psikologis (kecemasan) dan
jarang monosymptomatic hypochondriasis. Kulit
kepala botak mudah terpapar sinar matahari
(sinar ultraviolet), dan menimbulkan Multipel
Actinic Keratosis.
PATOFISIOLOGI
 Pertumbuhan folikel rambut terjadi dalam siklus.
Setiap siklus terdiri dari fase pertumbuhan lama
(anagen), fase transisi pendek (catagen) dan fase
istirahat pendek (telogen). Pada akhir fase
istirahat, rambut akan rontok (eksogen) dan
rambut baru mulai tumbuh dalam folikel yang
memulai siklus lagi.
 Biasanya sekitar 100 helai rambut mencapai akhir
fase istirahat mereka setiap hari dan akan rontok
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone
(DHEA)-sulfate dan testosteron perlu dilakukan,
hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
hubungan kelebihan hormon androgen dengan
alopesia androgenik.
 Pada pemeriksaan histologis didapatkan pola
alopesia, dengan folikel rambut yang mini.
 Darah lengkap: Peningkatan eosinofil atau sel
mast
 Pemeriksaan kulit kepala dan kultur
 Pemeriksaan serologi untuk sifilis dan SLE
 Biopsi kulit (histopatologi):
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara medis :
 Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine)
 (Olsen, 1994 dalam Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1908).
 Preparat tropikal tretinoin
 Transplantasi Rambut
 Punch grafting
 Sclep reduction atau pengurangan kulit kepala
 ( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 165 )
 Isoprinosin berfungsi untuk menurunkan kadar
autoantibodi yang sering didapatkan pada penderita
alopesia areata s
PENGKAJIAN
1. Biodata
Biasanya penyakit alopesia ini bisa terjadi pada semua usia dan pada jenis
kelamin laki-laki maupun perempuan. (Bertolino, A.P. 2010)

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Utama
Biasanya terdapat bercak kebotakan pada kepala yang sudah lama. (Madani,
S. and Shapiro, J. 2011)
b. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya ada disertai dengan penyakit lain seperti anemia pernisiosa,
diabetes, lupus eritematosus, miastenia gravis, olitisi olitisid, olitis ulseratif
dan likhen planus. (Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluhkan terjadinya kerontokan yang tidak wajar sejak 3-
6 minggu. (Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya jika keluarga ada yang mengalami alopesia bisa kemungkinan juga
terjadi penyakit yang sama pada klien. (Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
Pola persepsi dan penanganan
kesehatan
 Biasanya kurang pengetahuan tentang cara
perawatan rambut sehingga menimbulkan
persepsi yang negatif terhadap dirinya dan
kecenderungan untuk tidak merawat rambutnya
dengan baik
a. Pola nutrisi/Metabolisme
 Pola Makan : biasanya tidak ada gangguan pada pola
makan klien dengan alopesia ini
 Pola Minum : biasanya tidak ada gangguan pada pola
minum pada klien dengan alopesia ini
 (Madani, S. and Shapiro, J. 2011)

b. Pola Eliminasi
 BAB : biasanya tidak ada gangguan pada BAB, tetap
normal
 BAK : biasanya juga tidak terdapat masalah pada BAK
 (Madani, S. and Shapiro, J. 2011)
c. Pola Aktivitas/Latihan

 Kemampuan Perawatan Diri : pada klien dengan alopesia


terdapat permasalahan dalam perawatan diri yaitu pada
perawatan rambut, misalnya cara menyisir, memakai obat-
obatan yang dapat merusak rambut.
 Kebersihan Diri (x/hari) : normal, mandi 2x sehari
 Alat bantu : biasanya menggunakan
perlengkapan pelindung kepala agar dapat menutupi kepala
yang terkena alopesia
 Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dalam keluhan : biasanya juga
terganggu pada aktivitas sehari-hari akibat malu dengan
penyakit alopesia ini yang membuat permasalahan pada
penampilan seseorang.
 Olahraga : biasanya tidak terganggu, kadang-kadang juga
melakukan olahraga
 Kekuatan otot : biasanya tidak terdapat permasalahan pada otot
d. Pola Istirahat Tidur : biasanya normal, dan tidak
terganggu

e. Pola Kognitif – Persepsi :


 Biasanya klien dengan alopesia mengalami kerontokan
rambut pada tempat tertentu
 Sehingga klien menjadi malu dengan penampilannya.
 Sebelum sakit : status mental : sadar, bicara : normal
 Sakit : tidak terganggu bicara dan pendengaran
normal

f. Pola Peran Hubungan


Biasanya pada pasien dengan alopesia terdapat gangguan
hubungan karena malu dengan penampilannya, begitu
juga dengan perannya.
g. Pola Seksualitas/reproduksi
Biasanya pada pasien dengan alopesia tidak terganggu pola
seksualitas/reproduksinya

h. Pola persepsi diri / konsep diri


Biasanya terganggu karena terjadi perubahan pada
penampilannya terutama dibagian kepala.

i. Pola Koping – Toleransi Stres


Dikarenakan penyakit alopesia ini mengganggu
penampilan klien tersebut maka klien menjadi mudah
tersinggung jika menyangkut penampilannya.

j. Pola keyakinan nilai


Biasanya tidak ada perubahan pola keyakinan nilai dalam
beribadah
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : keadaan umum tidak terganggu
hanya saja pada penampilan yang mengalami
kebotakan yang tidak merata dan GCS juga normal
 Kesadaran : Biasanya composmentis
 Vital sign : biasanya TTV dalam batas normal

b. Kepala
 Inspeksi : wajah dan tengkorak simetris, perubahan
warna pada kulit kepala, rambut tidak tumbuh
merata, rambut tipis
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Mata
 Inspeksi : Bola mata, kelopak mata, bulu mata, kulit,
keluasan mata membuka, konjungtiva dan sclera, warna dan
ukuran iris, reaksi pupil terhadap cahaya, gerakan mata, lapang
pandang (visus) biasanya normal, tidak terganggu.
 Palpasi : biasanya normal, tidak ada nyeri tekan dan tidak
menyebabkan TIO

d. Telinga
 Inspeksi : Telinga luar (bentuk, warna, masa) biasanya
simetris kiri dan kanan, tidak ada perubahan yang sebabkan
oleh penyakit ini
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

e. Hidung dan sinus-sinus


 Inspeksi : Bentuk hidung, keadaan kulit, kesimetrisan
lubang hidung normal dan simetris
 Palpasi : Bagian luar hidung, mobilitas septum, sinus
maksilaris, sinus frontalis biasanya tidak ada nyeri tekan
f. Mulut dan Faring
 Inspeksi : Bibir, gigi dan gusi, bau mulut atau kebersihan,
lidah, selaput lendir mulut, faring biasanya tidak terganggu.
 Palpasi : Pipi, palatum, dasar mulut, lidah buasanya juga
tidak ada perubahan

g. Leher
 Inspeksi : Bentuk kulit, tiroid biasanya normal
 Palpasi : Kelenjar limfe, kelenjar tiroid, trakea juga normal
dan tidak ada perubahan

h. Dada dan Paru-Paru


 Inspeksi : Postur, bentuk, kesimetrisan ekspansi, keadaan
kulit normal dan biasanya simetris
 Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : Bunyi perkusi paru normal disebut sonor.
 Auskultasi : biasanya normal
i. Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi : biasanya simetris
 Palpasi : iktus cordis tidak teraba dan normal
 Perkusi : biasanya normal
 Auskultasi : Mendengar detak jantung, bunyi jantung
dapat didiskripsikan dengan “lup” “dup”dengan hasil biasa
yaitu normal

j. Abdomen
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada perubahan
warna kulit
 Palpasi : biasanya hepar tidak teraba
 Perkusi : biasanya bunyi timpani
 Auskultasi : bising usus normal
k. Pengkajian Alat Kelamin
Alat Kelamin Pria
 Inspeksi : Rambut pubis, penyebarannya dan pola pertumbuhannya, kulit,
ukuran, biasanya simetris dan tidak ada perubahan
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Alat Kelamin Wanita
 Inspeksi : tidak ada perubahan warna, biasanya normal
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

l. Sistem Muskuloskeletal (Otot, Tulang dan Persendian)


Otot
 Inspeksi : biasanya normal
 Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan
Tulang
 Inspeksi : biasanya tidak ada perubahan
 Palpasi : tidak ada edema dan nyeri tekan

m. Persendian
 Inspeksi : biasanya normal
 Palpasi : Nyeri tekan negatif dan normal
DIAGNOSA
 Gangguan citra tubuh b.d penyakit (alopecia areata)
 Resiko kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi
 Kurang pengetahuan b/d kurangnya keinginan untuk
mengetahui informasi

Anda mungkin juga menyukai