Anda di halaman 1dari 22

IMUNISASI PADA IBU HAMIL DAN PASUTRI

(PASANGAN SUAMI ISTRI)

Kelompok 5:
1. Arni Saidatunnisa
2. Baqiatussoleha
3. Maulinda Yuliantari
4. Nurlaela Dwi Utari
5. Nurasiah Jamil
6. Siti Raudah

1
Pengertian Imunisasi

• Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk


mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan
untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk
menghasilkan antibodi. Antibodi ini
berfungsi melindungi terhadap penyakit.

2
IMUNISASI PADA IBU
HAMIL

3
Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil

1. Tetanus (Tetanus Toksoid)


Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin
ini dianjurkan pada wanita hamil untuk
mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada
bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita
yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar
atau 10 tahun boster

4
Lanjutan….

2. Hepatitis B
Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi
Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan
terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual,
penggunaan narkoba suntik)
3. Influenza (Inaktif)
Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah
penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan
setelah minggu ke-14

5
Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan
pada wanita hamil dengan pajanan infeksi
spesifik
• Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau
ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi
pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan
gangguan jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan
kekebalan tubuh; diabetes)
• Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan
dengan rabies
• Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan
imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah
(karena vaksin berasal dari virus inaktif)
• Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif

6
Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan
pada wanita hamil

• MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan


kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko
kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu
selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin
virus hidup ini
• Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena
kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin
merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan
sebelum kehamilan
• HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek
samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada
wanita hamil terbatas
7
Efek samping imunisasi

• Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek


samping.
• Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala,
kelelahan, reaksi alergi
• Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam
• Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat
berlangsung hingga 2 hari, demam
• Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan
• MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku
pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi
• Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai
3minggu setelah imunisasi
• Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan
• Vaksin Polio Oral : tidak ada
• Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan
8
Yang Harus Diperhatikan

• Semua vaksin yang mengandung bakteri /


virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita
hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk
28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup
(varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi
virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan
bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan
• Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan
pada wanita hamil namun waktu ideal untuk
pemberian tergantung dari waktu konsepsi 9
Jenis vaksin yang tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil

• Sebagai panutan umum, bahwa setiap


vaksin yang mengandung antigen hidup
yang dilemahkan (life attenuated
vaccines) adalah KONTRA INDIKASI
bagi wanita hamil, karena resiko (meskipun
secara teoritis dan kebenarannya belum
terbukti) kemungkinan transmisi virus atau
bakteri yang berasal dari vaksin ke janin
dan terjadi gangguan perkembangan janin.
10
attenuated vaccines) yang tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil, kecuali dalam keadaan luar biasa atau keadaan
darurat medis :

• Vaksin influenza hidup (bentuk vaksin influenza semprot hidung), bentuk


vaksin influenza ini belum beredar di Indonesia
• Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin polio tetes kedalam mulut
• Vaksin yang mengandung antigent virus campak
• Vaksin yang mengandung antigent virus gondongan
• Vakisn yang mengandung antigent virus campak Jerman
• Vaksin MMR yang mengandung antigent virus campak, campak Jerman dan
gondongan
• Vaksin cacar air Variola
• Vaksin typhus oral yang mengandung bakteri hidup yang dilemahkan (Ty21a)
• Vaksin Varicella dengan antigent virus hidup yang dilemahkan
• Vaksin Demam Kuning atau Yellow fever

11
Imunisasi pada Wanita Hamil
Agen Tipe Agen Indikasi Kontra Jadwal Dosis
Imunobiologi Imunisasi Imunisasi indikasi Keterangan
selama
Kehamilan
Tetanus Toksoid X Diberikan 3 kali,
Toksoid 2 terakhir ketika
hamil
Hepatitis A Vaksin virus Dua dosis Direkomendasikan pada
inaktif wanita dengan risiko tinggi
Hepatitis B Hepatitis B X Tergantung Umumnya diberikan
imunoglobulin pajanan dengan vaksin virus
Hepatitis B, bayi baru lahir
yang terpajan
12
membutuhkan profilaksis
Kesimpulan
• Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak diimunisasi,
berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang
diberikan. Oleh karena itu, seseorang yang divaksinasi kebal terhadap
suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
• Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau
dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya
kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila
seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Tifus, kolera dan Disentri),
maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi terhadap vaksin
tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut
terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu
yang tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit tifus, cholera dan
disenteri. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan.
13
IMUNISASI PASUTRI
DEFINISI PATERNAL LEUKOCYTE IMMUNIZATION

A. PLI ( Pateral Leukocyte Immunization ) merupakan salah satu terapi


bagi pasangan dengan keadaan :
B. Infertil (Mandul) walaupun pemeriksaan istri tidak ditemukan
kelainan secara organik dan pemeriksaan analisa sperma suami “
Baik (Cukup untuk Membuahi)
C. Keguguran Berulang yang mana tidak diketahui penyebab lainnya,
terutama pada kehamilan < 20 minggu ( 5 Bulan ).
D. Janin tidak berkembang yang disebabkan oleh penyakit autoimun
sehingga aliran darah ke janin dari ibu mengalami hambatan
Sperma dan janin didalam kandungan merupakan
benda asing (antigen) bagi istri / ibu. Oleh karena itu
tubuh istri harus memberikan perlindungan terhadap
janin dengan membentuk “ Blocking Antibody “

Pada Keadaan normal ditubuh istri terbentuk “


Blocking Antibody “ yang melindungi janin dan
menginduksi pertumbuhan placenta pada trimester
pertama kehamilan ( 12 Minggu ). Makin tinggi kadar
“ Blocking Antibody “ semakin baik bagi janin untuk
berkembang.
Sedang pada keadaan tertentu pembentukan “ Blocking Antibody “
sangat rendah sehingga menyebabkan keguguran, cacat janin atau janin
tidak berkembang karena :

a)Berkurangnya perlindungan terhadap janin pada trimester I


b)Tidak berkembangnya placenta
c)Penolakan tubuh istri terhadap unsur suami yaitu sperma dan janin
yang berada dalam kandungan istri.

Pembentukan “ Blocking Antibody “ dapat diinduksi dengan


pemberian sel darah putih suami melalui imunisasi kepada istri yang di
sebut PLI . Pada pasien dengan ASA ( Anti Sperma Anti Bodi ) yang
sangat tinggi, terjadi reaksi penolakan didalam tubuh istri karena sperma
suami dianggap benda asing oleh tubuh istri. Dalam hal ini PLI dapat
memberi perlindungan pada istri dari pembentukan ASA lebih tinggi
•WAKTU PEMBERIAN PATERNAL LEUKOCYTE
IMMUNIZATION
Waktu pemberian Paternal Leukocyte Immunization, yaitu :
 Sebelum terjadi konsepsi ( Pembuahan )
 Setelah terjadi Konsepsi ( Pembuahan ) sampai kehamilan 12
minggu.
Pelaksanaan dapat dilakukan kapan saja dan tidak tergantung
siklus haid. Terapi diberikan minimal 3 kali dan maksimal 6 kali
pemberian, dengan waktu pemberian :
 PLI diberikan minimal 3x dengan jarak 3 – 4 minggu dan 2
minggu setelah PLI ketiga, Pasien disarankan untuk uji
evaluasi imunoandrologis.
 PLI dapat diteruskan 3x lagi sampai PLI ke 6 (Jika diperlukan
sesuai rekomendasi dokter)
PASIEN MEMERLUKAN METODE PATERNAL
LEUKOCYTE IMMUNIZATION

Yang memerlukan metode ini adalah :


a. Pasangan yang sulit mempunyai anak
b. Pasangan yang mempunyai riwayat keguguran berulang ( 2
Kali atau lebih )
c. Pasangan yang mempunyai riwayat kehamilan tidak
berkembang.
d. Pasangan yang telah mempunyai anak namun sulit untuk
mendapatkan anak berikutnya.
PERSIAPAN METODE
PATERNAL LEUKOCYTE
IMMUNIZATION
Konsultasi : Bagi Pasangan.
Pemeriksaan Laboratorium bagi suami untuk mengetahui
keberadaan penyakit tertentu.
Pasangan Suami Istri datang ke laboratorium dan darah
suami diambil untuk dilakukan pemisahan seluler lebih
kurang 60 – 90 menit kemudian dilakukan imunisasi istri.
Prosesnya bertahap. Sebelum pasangan menjalani proses
terapi ini, suami harus melakukan uji pra-PLI, yaitu
melakukan pengambilan contoh darah yang hasilnya sudah
dapat diketahui dalam 3 hari. Apabila darah suami
memenuhi syarat, maka terapi dapat dilakukan. Caranya :
 Darah suami diambil sebanyak 15 ml untuk diproses dan
dipisahkan antara sel darah putih dan sel darah merah
 Dua minggu setelah suntikan ke-3, dilakukan evaluasi
laboratorium terhadap kadar ASA di dalam tubuh istri.
Apabila kadar ASA istri termasuk dalam kisaran
normal, pasangan tersebut disarankan untuk melakukan
hubungan intim karena proses pembuahan masih
mungkin terjadi
 Untuk menjaga agar kadar ASA tetap dalam kadar
normal, biasanya terapi terus dilakukan hingga usia
kehamilan mencapai 12 minggu. Dengan begitu,
diharapkan proses implantasi embrio ke dalam dinding
rahim dapat berlangsung normal. Proses kehamilan pun
dapat berlanjut hingga 9 blan penuh.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjukan ASA anda
tergolong normal atau tidak.
a) Normal: bila titernya 1: 4 hingga 1 : 64.
b) Rendah: bila titernya 1 : >256 hingga 1 : 1.024.
c) Menengah: bila titernya 1 : 2.048 hingga 1 : 16.384.
d) Tinggi: bila titernya 1 : 32.768 hingga 1 : 262.304.

•KEUNTUNGAN METODE PATERNAL LEUKOCYTE


IMMUNIZATION
PLI dapat menginduksi terbentuknya “ Blocking
Antibody “ yang dapat menekan pembentukan antibody anti
sperma lebih awal, Spesifik dan selektif karena tidak
menurunkan system imun tubuh secara keseluruhan, tetapi
hanya menurunkan kadar / tingkat antibody antisperma
terhadap sperma suami.
22

Anda mungkin juga menyukai