Anda di halaman 1dari 12

Disusun oleh :

Riswan Arianto 15330033


Haddiyah 15330041
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar
menutupi dan melindungi permukaan tubuh, jumlahnya sekitar lebih
dari 10% massa tubuh, dan salah satu yang memungkinkan tubuh
berinteraksi dengan lingkungannya (Walters, 2002).
Kulit memiliki dua lapisan struktural utama.
 Epidermis bagian luar terutama bersifat protektif, dan dermis bagian
dalam mengandung berbagai jaringan dengan berbagai macam
fungsi.
 Dermis mengandung ribuan mikroindra yang memungkinkan
sensasi raba, juga kelenjar dan pembuluh darah yang dapat diatur
berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Di bawah dermis ada
sebuah lapisan disebut lemak subkutan, lapisan ini berperan sebagai
penyangga dan memberikan tambahan penyekat suhu dari keadaan
panas dan dingin berlebihan (Parker, 2009). [Walters, 2002]
Obat dapat menembus melewati kulit melalui tiga cara
yaitu: (Toitou & William, 2007; walters, Kenneth A, 2002).
 Transelular atau intraselular
Permeasi obat melalui jalur transeluler langsung menembus
hanya terjadi dalam jumlah sangat kecil. Hal ini
dipengaruhi oleh sel tanduk yang sulit ditembus.
 Intraselular
Sebagian besar obat menembus stratum korneum melalui
jalur ini. Bagian interselular atau celah sel stratum korneum
tersusun atas lipid bilayer. Oleh karena itu peningkatan
permeasi obat dilakukan dengan memodifikasi atau
mempengaruhi lapisan lipid bilayer ini.
 Transappendageal
Permeasi obat melalui kelenjar sebasea, folikel rambut,
ataupun kelenjar keringat. Jalur ini kurang berperan penting
dalam permeasi obat karena luas permukaan yang kecil.
Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat
dengan bentuk sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau
patch yang digunakan pada permukaan kulit, namun
mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh
melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit) atau obat
transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut
kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.
keuntungan Kekurangan
 Menghindari kesulitan absorpsi obat melalui  Cara pemberian melalui kulit tidak sesuai
saluran cerna disebabkan oleh pH saluran untuk obat-obat yang menimbulkan iritasi
cerna, interaksi obat dengan makanan,
minuman atau pemberian obat secara oral atau peka pada kulit.
lainnya.  Hanya obat-obat yang relatif mempunyai
 Menggantikan pemakaian obat melalui mulut potensi yang sesuai disampaikan melalui
apabila tidak sesuai karena muntah dan atau kulit oleh karena sifat permeabilitas kulit,
diare.
 Menghindari first-pass effect, yaitu pelepasan sehingga obat yang dapat masuk menembus
pertama suatu bahan obat melalui sistemik, pada kulit terbatas.
yang menyertai absorpsi pada saluran cerna  Kesukaran teknis sehubungan dengan
(dengan cara demikian mungkin menghindari
obat nonaktif oleh saluran cerna dan enzim- pelekatan dari sistem pada kulit dengan tipe
enzim dalam hati). yang berbeda-beda, dan dibawah kondisi
 Menghindari terapi secara parenteral lingkungan yang bermacam-macam serta
 Mengurangi frekuensi pemberian obat perkembangan gambaran penyampaian obat
 Penghentian efek obat dapat dilakukan secara dengan laju terkendali yang menguntungkan
cepat (apabila diperlukan secara klinik) dengan baik secara terapeutik maupun secara
cara melepaskan pemakaian obat dari
permukaan kulit. ekonomi untuk zat obat yang lebih banyak.
 Menyediakan kemudahan identifikasi secara  Tidak dapat untuk obat-obat dengan
cepat tentang pengobatan dalam keadaan pemakaian dosis tinggi
darurat (misalnya tidak menerima, tidak sadar,
atau pasien dalam keadaan koma).
Liposom adalah analog sintetik dari membran alami. Suatu vesikel berair
yang dikelilingi oleh membran lipid lapis ganda unilamelar atau multilamelar,
terbentuk secara spontan ketika fosfolipid dihidrasi dengan sejumlah air.
Liposom dapat dikarakteristikan berdasarkan komposisi lipid, distribusi ukuran
partikel, jumlah lamela, dan fase dalam atau luar airnya yang berikatan dengan
obat, semuanya menentukan stabilitas dan karakteristik interaksi (Lasic,
Papahad jopoulos, 1998).
Keuntungan liposom sebagai pembawa dalam dermatologi yaitu
meningkatkan penyerapan perkutan dari berbagai senyawa, termasuk protein,
antibodi, enzim, dan berbagai obat, pelokalan senyawa bioaktif ke jaringan kulit
yang tepat tanpa meningkatkan pengiriman senyawa ke kompartemen sistemik,
menghantarkan senyawa bioaktif seperti DNA, dan obat melalui akar rambut
atau bagian kulit lain (Redelmeier, Thomas.E., Neil, ).
Mekanisme Kerja Obat Dari Sediaan
Transdermal

Proses perjalanan obat dari sediaan


transdermal menuju sirkulasi sistemik
dimulai dari disolusi obat, tahapan difusi
dan partisi, pembentukan depot obat,
metabolisme dan pengambilan melalui
kapiler dan vasklator. Namun, absorpsi
perkutan suatu obat secara umum
dihasilkan dari penetrasi obat langsung
melalui stratum korneum. Setelah melalui
stratum korneum, molekul obat dapat
melintasi jaringan epidermal yang lebih
Disolusi (1) Difusi (2,4,6) dalam melalui difusi pasif dan memasuki
Partisi (3,5) Depot Jaringan (7) dermis. Jika obat mecapai pembuluh
Metabolisme (8) Sistem Kapiler darah pada lapisan dermal obat dapat
(9,10)
masuk kedalam sirkulasi sistemik.
Zat pembawa dari sediaan obat yang mengandung
obat akan mengalami liberasi dan berpartisi ke stratum
corneum. Zat pembawa akan berikatan dengan matriks
lipid yang ada di stratum corneum. Selanjutnya zat
aktif lepas dan berdifusi ke dalam viabel epidermis.
Pada viabel epidermis terjadi proses disolusi kemudian
zat aktif berdifusi kembali ke dalam dermis. Terjadi
absorbsi dan masuk ke sirkulasi darah, berikatan
dengan jaringan target dan menghasilkan efek. Setelah
diabsorbsi, obat yang terdapat di sirkulasi darah
langsung mengalami ekskresi.
 Kondisi kulit  Berat molekul
 Usia kulit  Kelarutan
 Konsentrasi obat
 Aliran darah
 Suhu dan pH
 Lokasi aplikasi
 Koefisien difusi
 Metabolisme kutanous  Ukuran dan bentuk
 Hidrasi kulit molekul
 Pemilihan obat
 Peningkat permeasi
 Adhesif

Faktor Fisiologi yang Faktor Fisikokimia yang


Mempengaruhi Absorpsi Mempengaruhi Absorpsi
Melalui Kulit Melalui Kulit
Liposom yang dioleskan bermanfaat untuk menjaga
pelepasan obat secara bertahap (bertahap) sebagai
konsekuensi dari interaksi langsung dari obat yang
melepaskan vesikel dengan sel-sel di lokasi target kulit
yang sakit. Agen anestesi lokal, agen antijamur, agen
antileprotik, antibiotik, agen antineoplastik, vitamin dan
peptida atau protein adalah beberapa zat yang aplikasi
liposomnya menjanjikan ketika diterapkan secara topikal
untuk pemberian obat lokal.
 Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan
farmasi/obat berupa krim, gel atau patch yang digunakan pada permukaan kulit,
namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans
= lewat; dermal = kulit) atau obat transdermal adalah obat yang dirancang
untuk larut kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.
 Liposom adalah analog sintetik dari membran alami. Suatu vesikel berair yang
dikelilingi oleh membran lipid lapis ganda unilamelar atau multilamelar,
terbentuk secara spontan ketika fosfolipid dihidrasi dengan sejumlah air.
Liposom dapat dikarakteristikan berdasarkan komposisi lipid, distribusi ukuran
partikel, jumlah lamela, dan fase dalam atau luar airnya yang berikatan dengan
obat, semuanya menentukan stabilitas dan karakteristik interaksi (Lasic,
Papahadjopoulos, 1998).
 Liposom dapat diklasifikasikan menjadi, Liposom
multilamelar (MLV), Liposom unilamelar kecil (SUV),
Liposom unilamelar besar (LUV).
 Stabilitas Liposom dipengaruhi oleh, stabilitas kimia dan
stabilitas fisika.
 Mekanisme Kerja Obat Dari Sediaan Transdermal adalah
Disolusi, Difusi, Partisi, Depot Jaringan, Metabolisme , Sistem
Kapiler.

Anda mungkin juga menyukai