Anda di halaman 1dari 40

BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA, BAHAN

BERBAHAYA, KELEMBAGAAN DAN


KEAHLIAN K3, PELAYANAN KESEHATAN DAN
SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)
TEAM
ANANDA PUTRI RACHMAWATI

DIAN TRIUTAMI SAFITRI

IGYIN AMARA VERDILASARI

MUHAMMAD ARRAFI HARDI

MUHAMMAD GILANG PRAKASA

MUHAMMAD LUKMAN ARIEFUDDIN

OCTIFFA RINI HARDIANA

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
01

02
PROSES PRODUKSI
Pokok
Bahasan
A Pemadam Kebakaran

B Lingkungan Kerja

C Bahan Berbahaya

D Kelembagaan dan Keahlian K3

E Pelayanan Kesehatan

F Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (SMK3)

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


MAKSUD DAN TUJUAN
Mengetahui pemakaian, pengolahan,
dan penyimpanan bahan kimia Untuk mengetahui kelembagaan K3
berbahaya di PT. Mitra Adi Jaya pada PT. Mitra Adi Jaya

Untuk mengetahui kondisi Untuk mengetahui pelayanan


lingkungan kerja di PT. Mitra kesehatan kerja pada PT. Mitra
Adi Jaya Adi Jaya

Untuk mengetahui pengendalian Untuk mengetahui penerapan


dan penangan kebakaran di PT. SMK3 pada PT. Mitra Adi Jaya
Mitra Adi Jaya

Untuk mengidentifikasi masalah K3 di PT. Mitra Adi Jaya serta


melakukan analisa untuk memberikan rekomendasi kepada Perusahaan.
KONDISI PERUSAHAAN
PT. MITRA ADI JAYA
VISI DAN MISI

VISI
01 Menjadi Mitra Produksi Sigaret yang
mengutamakan keamanan, keselamatan,
kualitas dan produktifitas dalam menjamin
kepuasan Mitra, Pemilik dan Karyawan.

MISI
02 Meningkatkan taraf hidup masyarakat pra
sejahtera dan menciptakan lapangan kerja
untuk mengurangi pengangguran serta
memacu kegiatan ekonomi masyarakat sekitar.
STURKTUR ORGANISASI
ANALISA
No Lokasi Temuan Keterangan Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan Ayat)

Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia


Tersedianya toilet yang cukup memadai sesuai No. 5 Tahun 2018 dan dijelaskan lebih lanjut pada
1. Kamar mandi syarat dan ketentuan di tempat kerja PT. MAJ pasal 33 (2) huruf a, 34, dan 35 tentang fasilitas
berdasarkan jumlah pekerja dan jenis kelamin. kebersihan : syarat-syarat, kelengkapan, dan
kecukupan kebutuhan jamban di tempat kerja.
Kondisi Toilet di PT. Mitra Adi
Jaya
LINGKUNGAN KERJA DAN

Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia


BAHAN BERBAHAYA

No. 5 Tahun 2018 pasal 5 ayat 3 huruf b tentang


TEMUAN POSITIF

PT. MAJ menyediakan fasilitas kebersihan


penerapan Higiene dan sanitasi berupa fasilitas
berupa tempat sampah dengan menjaga
Pembuangan kesehatan.
2. kebersihan lingkungan kerja sampah tersebut
sampah
dibedakan menjadi 3 jenis, sampah plastik,
Pasal 37 tentang keharusan menyediakan tempat
sampah kering, dan basah
sampah dan peralatan kebersihan di tempat kerja serta
pemisahan jenis sampah dan pemberian label.

Tempat sampah di lingkungan


kerja
Limbah B3 Dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
ARAH setiap 3 bulan sekali dalam satu tahun dan
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
disimpan sesuai dengan jenisnya, serta sudah
Berbahaya Dan Beracun pasal 12 – 15 mengenai
Ruang
tersedia LDKB. kewajiban penyimpanan limbah B3, lokasi
3. Penyimpanan
limbah B3 penyimpanan, dan fasilitas penyimpanan.
Tempat Penyimpanan sudah memadai dan Pasal 19 mengenai keterangan label limbah B3.
Penyimpanan limbah B3 sesuai masuk keluarnya limbah B3 sudah tercatat
jenisnya. Tetap terjaganya dengan baik.
lingkungan kerja dari
pencemaran limbah.
LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA
TEMUAN POSITIF

Pemenuhan kualitas udara dalam ruang, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018
Kualitas
ventilasi, ruang udara di PT. Mitra Adi Jaya tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
udara dalam Ruang produksi di PT. MAJ
sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Kerja Pasal 39 (2) mengenai pemenuhan kebutuhan
4. ruang,
dibuktikan dengan laporan pengujian. Hasil udara di tempat kerja.
ventilasi,
pengujian menunjukkan bahwa kualitas udara Pasal 41 (1) mengenai kewajiban pengurus atau
ruang udara
normal. pengusaha untuk menyediakan sistem ventilasi udara.

Laporan Pengujian Kualitas


Udara PT. MAJ
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Penerapan hygiene dan sanitasi berupa halaman
Kerja Pasal 26 tentang Bangunan tempat kerja meliputi
Halaman & dan gedung pada bangunan tempat kerja di PT.
5. Halaman, Gedung, dan bangunan bawah tanah.
gedung MAJ yang telah sesuai persyaratan dan
Pasal 27 mengenai keadaan lingkungan kerja yang
ketentuan
bersih, rapi, rata, tidak becek, dan cukup luas untuk lalu
lintas orang dan barang.

Halaman & gedung di PT. MAJ


LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA
TEMUAN POSITIF

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Tersedianya loker untuk pekerja di PT. MAJ yang
6. Loker Kerja Pasal 33 (2) huruf b mengenai fasilitas
telah sesuai persyaratan dan ketentuan.
kebersihan salah satunya loker dan ruang ganti
pakaian.

Ruang loker di PT. MAJ


Pengukuran
dan Uji riksa iklim kerja di ruang prduksi PT. MAJ
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018
pengendalian Uji riksa iklim kerja PT. MAJ di menggunakan alat Heat stress apparatus yang
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
7. faktor fisika di ruang produksi dibuktikan dengan laporan pengujian. Hasil
Kerja Pasal 9 tentang pengukuran dan pengendalian
lingkungan pengujian menunjukkan bahwa iklim kerja
iklim kerja.
kerja : iklim dibawah NAB yang ditetapkan.
kerja

Laporan Pengujian Iklim Kerja


PT. MAJ
LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA
TEMUAN POSITIF

Pengukuran
dan Uji riksa kebisingan di PT. MAJ Uji riksa kebisingan di ruang genset PT. MAJ
pengendalian menggunakan alat sound level meter yang Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018
8. faktor fisika di dibuktikan dengan laporan pengujian. Hasil tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
lingkungan pengujian menunjukkan bahwa kebisingan Kerja Pasal 10
kerja : dibawah NAB yang ditetapkan.
kebisingan

Laporan Pengujian Kebisingan


PT. MAJ
Pengendalian Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018
faktor kimia Pengendalian debu di tempat kerja di PT. MAJ tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
9.
di lingkungan menggunakan alat vacuum cleaner. Kerja Pasal 20 mengenai pengendalian bahaya faktor
kerja : Debu kimia: debu.

Alat penghisap debu (Vacuum


Cleaner)
LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA
TEMUAN POSITIF
No Temuan Negatif dan Lokasi Potensi Bahaya Rekomendasi Peraturan Perundang-undangan (termasuk pasal dan ayat)

Permenakertrans No. Per. 15/MEN/ VIII/2008 tentang pertolongan


Selalu mengecek dan melengkapi pertama pada kecelakaan di tempat kerja pasal 8 (1) huruf b
1. Kosongnya kotak P3K di
dekat ruang TPS limbah B3 isi kotak P3K mengenai fasilitas P3K berupa kotak P3K da nisi.
Lampiran I mengenai isi kotak P3K dan jenis kotak P3K.
Jika terjadi suatu kecelakaan
kerja di ruang TPS tidak dapat
di tangani secara cepat

UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 12 Tenaga kerja diwajibkan memakai


Penyediaan APD berupa sarung alat-APD yang diwajibkan
tangan anti panas kepada pekerja
2. Heater untuk packing plastik
terbuka tanpa penutup dan sosialisasi penggunaan APD Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja,
secara rutin oleh petugas K3. diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
LINGKUNGAN KERJA DAN

memakai APD yang diwajibkan.


BAHAN BERBAHAYA
TEMUAN NEGATIF

Luka bakar ringan mengenai


kulit saat pengepakan

Menyeragamkan tinggi badan


Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05/MEN/2018 tentang
pekerja dengan meja kerja agar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Pasal 23
diperoleh posisi kerja yang baik
3. Heater untuk packing plasik mengenai pengendalian bahaya faktor ergonomi yang dilakukan
dan ergonomis dengan memberi
dengan menghindari, memperbaiki, mendesain, memodifikasi,
bantalan di meja dan/atau di kursi
mengatur kesesuaian antara cara kerja, posisi, dan tempat kerja.
pekerja.

Kifosis
No Lokasi Temuan Keterangan Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan Ayat)

Permenaker No. 04/Men/1980 pasal 4 ayat 3 & 5


tentang cara pemasangan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan.
3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat
Penyediaan Apar dilingkungan (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu
Gedung dan Penyediaan apar sudah disesuaikan dengan
1. kerja atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
Halaman ketentuan dan berlaku
Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api
5. yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan
lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan
lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
PENANGGULANGAN
TEMUAN POSITIF

KEBAKARAN

Inspeksi rutin APAR

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-


Unit Terdapat unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk 186/MEN/1999 pembentukan unit penanggulangan
2. Pemadam menangani masalah penanggulangan kebakaran di kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
Kebakaran PT. Mitra Adi Jaya (1) dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja dan atau
klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran.
ERT PT. Mitra Adi Jaya
Titik Kumpul

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-


186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 huruf b kewajiban
mencegah, megurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Gedung dan Tersedianya sarana evakuasi yang memadai di meliputi:
3.
Halaman PT. Mitra Adi Jaya. b.Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi.

Instruksi Menteri Tenaga Kerja No: INS.11/M/BW/1997


Jalur Evakuasi
Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
PENANGGULANGAN
TEMUAN POSITIF

Kebakaran.
KEBAKARAN

Pintu Evakuasi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-
186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 huruf f Memiliki
PT. Mitra Adi Jaya memiliki Standar Operasional buku rencana penanggulangan keadaan darurat
Ruang
4. Prosedur (SOP) mengenai tanggap darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan
Meeting
kebakaran lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau
tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat.
Prosedur Penanggulangan
Tanggap Darurat
PENANGGULANGAN
TEMUAN POSITIF

KEBAKARAN
Peraturan Perundang-undangan (termasuk
No Lokasi Potensi Bahaya Saran/Rekomendasi
pasal dan ayat)

Penempatan solar di ruang


genset Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-
Tidak menaruh sumber energi di tempat
186/MEN/1999 Unit Penanggulangan
1. yang bertekanan atau suhu yg panas serta
kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 huruf a
harus terisolasi dengan baik.
tentang Pengendalian setiap bentuk energi.

Meledak, tumpahan minyak

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-


186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
PENANGGULANGAN
TEMUAN NEGATIF

kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 huruf b & c.


KEBAKARAN

b.Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam


kebakaran dan sarana evakuasi;
2. Ruang Produksi : Tidak Memasang sprinkler dan smoke detector c.Pengendalian penyebaran asap, panas dan
tersedia Sprinkler dan gas.
Smoke detector
SNI 03-1989-2000 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sprinkler
Otomatis
Api menjalar dengan cepat
Permenakertrans No.04/Men/1980, tentang
syarat – syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan, yang
Peletakkan APAR yang Dapat menghambat
Peletakan APAR harusnya di jelaskan pada pasal 4 ayat 1, setiap satu
3 terdapat penghalang di pengambilan APAR saat
tidak ada penghalang atau kelompok alat pemadam api ringan harus
bawahnya terjadinya kebakaran
di tempatkan pada posisi yang mudah dilihat
dengan jelas,mudah di capai dan diambil serta
dengan pemberian tanda pemasangan.
PENANGGULANGAN
TEMUAN NEGATIF

KEBAKARAN
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan Ayat)

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja (Pasal 10)
 Bukti perusahaan telah melaksanakan UU No. 1 Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia
Meeting
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pembina Keselamatan Kerja guna memperkembangkan
Room,
 Memiliki lembaga untuk melaksanakan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari
1 Ruang Kolot,
kerjasama, pengembangan, dan penerapan K3 pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-
dan Pos
oleh perusahaan dan bermanfaat bagi tenaga tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
KELEMBAGAAN DAN

Satpam
kerja bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja,
TEMUAN POSTIF

KEAHLIAN K3

dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.


No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan Ayat)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-


04/MEN/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja
Pasal 1 huruf d
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disebut P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja
yang meruakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pasal 2
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3.
Pasal 3 ayat 1
KELEMBAGAAN DAN
TEMUAN POSTIF

Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja


KEAHLIAN K3

yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.


Pasal 3 ayat 3
P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya
atas usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.
Pasal 4 ayat 1
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan
baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus
mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Pasal 1 huruf C
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga
teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
Meeting dan berfungsi membantu pimpinan perusahaan atau
Room, pengurus untuk menyelenggarakan dan meningkatkan
 Ketika terjadi keadaan darurat, maka telah
Ruang Kolot, usaha keselamatan kerja, higene perusahaan dan
memiliki tim yang bertugas dalam
2 Ruang Layer, kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya
melaksanakan manajemen penanggulangan
Poliklinik, ketentuan-ketentuan peraturan perundangan bidang
keadaaan darurat
dan Pos keselamatan dan kesehatan kerja
Satpam Pasal 3 ayat 2
KELEMBAGAAN DAN
TEMUAN POSTIF

Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari


KEAHLIAN K3

perusahaan yang bersangkutan.


Pasal 5 ayat 1
Setiap pengusaha atau pengurus yang akan
mengangkat Ahli Keselamatan Kerja harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Menteri.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Pasal 4 ayat 1
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan
ikatan dengan dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-
sama menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan
Kerja.

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-


02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 2 ayat 1
Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk berwenang
menunjuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kerja dengan kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
KELEMBAGAAN DAN

memberikan jasa dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.


TEMUAN POSTIF

KEAHLIAN K3

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999


tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
BAB III Pembentukan Unit Penanggulangan Kebakaran, pasal
3:
Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk berwenang
menunjuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kerja dengan kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
memberikan jasa dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
No Lokasi Temuan Keterangan Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan Ayat)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No


Per-01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi
Poli klinik ini telah memiliki dokter, bidan dan tenaga Dokter Perusahaan.
medis yang telah Bukti mengikuti pelatihan Hiperkes
1 Poliklinik
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pasal 1 : setiap perusahaan diwajibkan untuk
Transmigrasi RI No Per-01/MEN/1976 mengirimkan setiap dokter perusahaannya untuk
mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene
Sertifikat Hiperkes Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan


Ketenagakerjaan Nomor Kep. 22/Djppk/V/2008.Telah
Mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (Skp)
Dokter yang di tunjuk oleh perusahaan sudah
TEMUAN POSTIF PELAYANAN

2 Poliklinik Sebagai Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja Dari


mempunyai SKP
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi
SKP
KESEHATAN

1. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982


Pasal 2 ayat (a) pemeriksaan sebelum kerja,
Pemeriksaan terhadap tenagah kerja dilakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.
3 Poliklinik secara rutim maupun berkala, dan pemeriksaan 2. Peraturan Pemerintah No. Per 02/Men/1980 tentang
khusus 3. Pemeriksaan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja yang dijelaskan pada Pasal 2, 3, 5,
dan 6
Ruang pemeriksaan poliklinik
1. Permenaker No. Per 03/Men/1982 tentang
pelayanan kesehatan kerja.
Pos 2. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2018
Security, Memonitoring jika terjadinya kecelakaan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
4
poliklinik, ditempat kerja. kerja ditempat kerja
TPS B3
Tersedianya Peralatan P3k
Pasal 2 (1) : Pengusaha wajib menyediakan
dan petugas P3K
Ditempat kerja. petugas P3K dan fasilitas di tempat kerja
TEMUAN POSTIF PELAYANAN

Kantin karyawan
Pihak kantin sudah mempunya sertifikat dari Surat edaran direktur jendral Binawas No.SE.
5 Kantin DINKES dan melakukan pengetesan dengan 86/BW/1989 tentang perusahan catering yang
KESEHATAN

mengambil sample makanan. mengelola makanan bagi tenaga kerja.

Sertifikat produksi pangan


industry rumah tangga dari
DINKES
Kepmenakertrans No. Kep.68/Men/IV/2004
tentang pencegahan dan penganggulangan
Perusahaan telah memberikan penyuluhan HIV/AIDS di tempat kerja.
6 Poliklinik
kepada tenaga kerja setiap 1 tahun sekali Pasal 4 ayat 1 pemerintah melakukan
pembinaan terhadap program pencegahan dan
Penyuluhan HIV/ AIDS penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
kepada tenaga kerja
TEMUAN POSTIF PELAYANAN

Donor darah
Perusahaan telah memberikan program Permenaker No. Per 03/Men/1982 tentang
7 Poliklinik
kesehatan pada pekerja pelayanan kesehatan kerja.
KESEHATAN

Penyuluhan ibu hamil dan ASI


No Dokumentasi Deskripsi Potensi Bahaya Rekomendasi Dasar Hukum

Tidak adanya perlengkapan


Kotak P3K kosong di Kotak P3K diisi sesuai Permenaker No. Per 03/Men/1982
1. P3K saat terjadi insiden pada
dekat TPS B3 dengan peruntukannya tentang pelayanan kesehatan kerja.
pekerja

Surat edaran direktur jendral


Binawas No.SE. 86/BW/1989
Penempatan air minum Meletakan air minum
2 Susah mencari air minum tentang perusahan catering yang
tidak sesuai sesuai tempatmya
mengelola makanan bagi tenaga
kerja.
PELAYANAN KESEHATAN
TEMUAN NEGATIF

Tidak adanya pelindung Memberi pelindung di Undang- Undang 1 tahun1970,


Apabila terkena tangan dapat
3 pada alat heater untuk semua alat heater pasal 12 ayat (c), memakai alat- alat
mengakibatkan luka bakar
packing plastik packing plastik perlindungan diri yang di lakukan.
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan (Pasal dan
Ayat)

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja yang terdiri dari 11 BAB dan
18 pasal, dimana 11 BAB tersebut meliputi :
BAB I Tentang Istilah-Istilah
BAB II Ruang Lingkup
Bukti Peraturan Perundang-undangan No. 1 BAB III Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Pos Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, BAB IV Pengawasan
MANAJEMEN KESELAMATAN

1. Satpam bahwa PT.MAJ telah mengikuti aturan yang BAB V Pembinaan


TEMUAN POSITIF SISTEM

DAN KESEHATAN KERJA

telah ditetapkan oleh Kementrian BABVI P2K3


BAB VII Kecelakaan
(SMKK3)

BAB VIII Kewajiban dan Hak Ketenaga Kerja


BAB IXKewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
BAB X Kewajiban Pengurus
BAB XI Ketentuan-ketentuan Penutup
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 yang telah dijelaskan pada :
pasal 2
Penerapan SMK3 bertujuan untuk:
a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta
Bukti bahwa PT.MAJ telah mendapatkan
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
penghargaan penerapan SMK3 dalam mendorong produktivitas;

rangka pengendalian risiko yang berkaitan pasal 3 ayat (1);


Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang
dengan kegiatan kerja agar tempat kerja
SMK3.
Ruang
2. aman, efisien dan produktif. Dengan begitu, pasal 5 ayat (1);
Meeting
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
PT. MAJ telah memenuhi beberapa kriteria
MANAJEMEN KESELAMATAN

dan pasal 6.
dari 166 kriteria yang telah ditetapkan pada
TEMUAN POSITIF SISTEM

DAN KESEHATAN KERJA

SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi: a.

peraturan pemerintah yang terdiri dari 12 penetapan kebijakan K3;


b. perencanaan K3;
elemen.
c. pelaksanaan rencana K3;
(SMKK3)

d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan


e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
lampiran Permentrans No. Per 01/Men/2007 tentang Pedoman
Pemberian Penghargaan K3 yang dijelaskan pada BAB II huruf C
tentang Pemberian Penghargaan
Perusahaan yang telah berhasil menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentuk sertifikat dan
bendera. Model sertifikat dan bendera sebagaimana tercantum
dalam lampiran III dan IV
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja Pasal 10 tentang P2K3 ayat 1
Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina
Keselamatan Kerja guna memperkembangkan kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan
usaha berproduksi.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga
Bukti bahwa PT. MAJ telah membuat kerangka dan Kerjaan pasal 87 ayat 1
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
Ruang Office
secara menyeluruh yang bersifat umum dan/ atau keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
3. atau Ruang
operasional yang berisi mengenai penetapan tujuan, sistem manajemen perusahaan.
Meeting
sasaran dan program SMK3 serta monitoring program Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang
MANAJEMEN KESELAMATAN

SMK3. Penerapan SMK3 yang telah dijelaskan pada pasal 7 ayat (3)
TEMUAN POSITIF SISTEM

DAN KESEHATAN KERJA

Kebijakan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling


sedikit memuat: a. visi; b. tujuan perusahaan; c. komitmen dan
tekad melaksanakan kebijakan; dan d. kerangka dan program
(SMKK3)

kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara


menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional.
dan pasal 8
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah
ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain
yang terkait.
Permenaker No Per 26/Men/2014 tentang
Penyelenggaran Penilaian SMK3 pasal 18
Auditor SMK3 mempunyai kewajiban:

1. melaksanakan Audit SMK3 sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. merahasiakan hasil Audit SMK3 kepada pihak-
pihak yang tidak berkepentingan; dan
3. mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan.
Ruang Bukti bahwa PT.MAJ sudah melakukan Audit
23.
Office Internal Pasal 20 ayat 3
MANAJEMEN KESELAMATAN

(3) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


TEMUAN POSITIF SISTEM

DAN KESEHATAN KERJA

ayat (2) huruf c yang akan melakukan Audit Eksternal


SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Audit Internal mengajukan permohonan Audit SMK3 berdasarkan
penetapan Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas
(SMKK3)

Provinsi.
No Dokumentasi Deskripsi Potensi Bahaya Rekomendasi Dasar Hukum

Sebaiknya peletakan poster Undang- Undang No.1 tahun 1970, pasal 14


undang-undang no 1 tahun ayat (b) Memasang dalam tempat kerja yang
Poster Undang- Undang 1970 dapat dilihat dengan dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
Tidak terlihat oleh pekerja
1 No 1 tahun 1970 diletakan jelas oleh semua pekerja, yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
dan tamu
tidak sesuai. dan di beri tanda petunjuk, lainnya, pada tempat-tempat yang mudah
dan diletakan pada ruang dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
meeting atau ruang office pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Permenaker No 5/2018 pasal 3 ayat c.


penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja yang bersih dan sehat
MANAJEMEN KESELAMATAN

Dan pasal 4
TEMUAN NEGATIF SISTEM

DAN KESEHATAN KERJA

Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan


Menambah atau mengganti
Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Tempat wudu yang karpet dengan ukuran yang
bertujuan untuk mewujudkan Lingkungan Kerja
(SMKK3)

2 kondisinya kotor Terpeleset lebih lebar, memasang


yang aman, sehat, dan nyaman dalam rangka
rambu bahaya terpeleset
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
dan batas alas kaki
akibat kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengendalian Lingkungan kerja dan
penerapan Hygiene Sanitasi di Tempat
Kerja

Penanggulangan Kebakaran: Penerapan Sistem


APAR, unit kerja, sarana Manajemen Keselamatan dan
evakuasi Kesehatan Kerja

Panitia Pembina
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Saran
Selalu mengecek dan melengkapi isi kotak
P3K

Diberikan APD berupa sarung Memasang sprinkler dan smoke


tangan anti panas bagi yang detector di area yang memiliki
pekerja yang menggunakan potensi bahaya
heater di bagian pengepakan.

Menyeragamkan tinggi badan Mengamankan area pengendalian


pekerja dengan meja kerja energi yang dapat menimbulkan
agar diperoleh posisi kerja bahaya
yang baik dan ergonomis.

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Saran
Melengkapi kotak P3K yang dibutuhkan,
menempelkan poster dan perundang-undangan
di tempat yang sesuai ketentuan, peletakan
APAR yang sesuai, rutin melakukan
pembersihan teruatam di tempat ibadah
Lebih memperhatikan tenaga kerja
yang ada di perusahaan dan adanya
tindakan perbaikan alat yang
digunakan dalam heater packing
plastic

COMPUTER REPAIR & SUPPORT


Thank You

Anda mungkin juga menyukai