Anda di halaman 1dari 16

Metode Bryant

Kelompok 2

Rizka Febriana Fitrie 04011181419007


Anisa Kurnia Sari 04011181419029
Dika Dwiyasa 04011181419049
Maya Fitriani 04011181419069
Leo Setyadi 04011281419091
METODE BRYANT
Salah satu metode menentukan prioritas masalah yang
dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Pemberian scoring (1= paling minimal, sampai 5=


paling maksimal) oleh masing-masing tim penilai
berdasarkan beberapa kriteria dan
2. Mencari total skor dengan cara mengalikan masing-
masing skor kriteria.

Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu


di Afrika dan Thailand.
4 Macam Kriteria Metode Bryant
Community • Sejauh mana masyarakat menganggap
masalah tersebut penting.
Concern

• Berapa banyak penduduk yang terkena


Prevalence penyakit tersebut

• Sejauh mana dampak yang ditimbulkan


Seriousness penyakit tersebut

• Sejauh mana kita memiliki kemampuan


Manageability untuk mengatasinya
Cont’
Metode Bryant menggunakan skor yang
berdasarkan pada kriteria:
• P= besarnya kelompok atau staf yang terkena
masalah,
• S= tingkat keseriusan atau kegawatan masalah,
• C= dampak masalah terhadap perusahaan atau
istansi terkait,
• M= ketersediaan teknisi atau kesediaan
perangkat.
Rumus: Total skor = P x S x C x M
1. P (prevalence)

• Kriteria P, Menunjukkan besar masalah yang


menggambarkan jumlah atau kelompok masyarakat
yang terkena masalah, makin besar jumlah
semakin tinggi skor yang diberikan. Pada kriteria P
di atas skornya didapatkan dari rumus berikut:
P = 5-A/O
• Keterangan
• P = besarnya kelompok atau populasi
• A = jumlah aset
• O = jumla pengguna
Interpretasi skor:
• 1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit
• 2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit
• 3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar
• 4 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar
2. S (seriousness)

• Kriteria S adalah keseriusan masalah untuk


segera ditanggulangi, misalnya ditinjau dari
kegawatan masalah yaitu tingginya angka
morbiditas atau mortalitas. Semakin serius
masalah semakin tinggi skor yang diberikan.
Interpretasi skor:
• 1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat
• 2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat
• 3 = masalah yang ditimbulkan berat
• 4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat
3. C (community concern)

• Kriteria C, yaitu perhatian atau kepentingan


masyarakat dan pemerintah atau instansi
terkait terhadap masalah tersebut. Makin
tinggi tingkat kepentingannya makin tinggi
skor yang diberikan.
Interpretasi skor:
• 1 = tidak mendapat perhatian masyarakat
• 2 = kurang mendapat perhatian masyarakat
• 3 = cukup mendapat perhatian masyarakat
• 4 = sangat mendapat perhatian masyarakat
4. M (manageability)
• Kriteria M, yaitu ketersediaan sumber daya
(tenaga, dana, sarana dan metode/cara)
yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah.
Semakin mampu sumberdaya yang
dibutuhkan, makin tinggi nilai yang
diberikan. Penelitian ini menggunakan data
publik yang dapat diakses oleh siapa saja
sehingga tidak diperlukan kelaikan etik
Interpretasi skor:
• 1 = tidak dapat dikelola dan diatasi
• 2 = cukup dikelola dan diatasi
• 3 = dapat dikelola dan diatasi
• 4 = sangat dapat dikelola dan diatasi
No Permasalahan P S C M Total Prioritas

1.

2.

3.
Skenario

Pimpinan Puskesmas Gandus yaitu dr. Adi yang baru bertugas 4 bulan.
Dalam 7 hari ada 8 orang masayarakat yang mengalami diare, 3 diantaranya
adalah anak Sekolah Dasar. Oleh karena itu dr. Adi berinisiatif untuk melakukan
kunjungan ke lingkungan kerja Puskesmas Gandus dengan tujuan mengetahui
permasalahan pada masyarakat Gandus.
Dari hasil observasi yang dilakukan, sebagian besar masyarakat
gandus sudah terbiasa dari dulu menggunakan sumber air yang berasal dari
sungai sebagai kebutuhan sehari-hari seperti, konsumsi air minum, mandi-cuci-
kakus, memasak, mencuci pakaian dll.
Masyarakat Gandus juga belum mengetahui bagaimana cara mencuci
tangan yang baik dan benar. Selain itu, anak-anak Sekolah Dasar sering jajan
sembarangan. Dr. Adi menduga bahwa penyakit diare yang dialami oleh
masyarakat Gandus dan anak-anak Sekolah Dasar terjadi akibat dari belum
menerapkan PHBS.
Selanjutnya dr. Adi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf
Puskesmas untuk mengidentidikasi masalah dan menentukan masalah mana
yang perlu diprioritaskan.
Penilaian
No Permasalahan P S C M Total Prioritas

1. Penggunaan sumber air yang 4 3 2 1 24 3

kurang baik

2. Perilaku mencuci tangan yang 3 3 4 3 108 1

kurang baik

3. Kebiasaan jajan sembarangan 3 3 3 3 81 2


Masalah Perilaku Mencuci Tangan yang Kurang Baik,
pada indikator :
Community concern atau public concern ( C ) skor 4
• Masalah ini sangat mendapatkan perhatian masyarakat karena masyarakat
sering melakukan cuci tangan namun tidak menggunakan sabun sehingga
mudah tepaparnya masyarakat dari penyakit
Prevalence ( P ) skor 3
• Individu yang terkena cukup besar karena dengan perilaku mencuci tangan
yang kurang baik dapat berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
Seriousness ( S ) skor 3
• Masalah yang ditimbulkan berat, mencuci tangan yang kurang baik dapat
menimbukan berbagai penyakit terutama pada saluran pencernaan.
Manageability ( M ) skor 3
• Masalah ini dapat dikelola dan diatasi melalui penyuluhan kepada
masyarakat agar dapat merubah prilaku mencuci tangan dengan baik dan
benar serta melakukan penyeluhuan edukasi dini kepada anak-anak di
Sekolah Dasar agar dapat mengetahuinya manfaat dari mencuci tangan
dengan baik dan benar.
Masalah Jajan Sembarangan pada anak-anak SD, pada
indikator :
Community concern atau public concern ( C ) skor 3
• Masalah ini cukup mendapatkan perhatian masyarakat karena
anak-anak Sekolah Dasar tidak pernah membawa bekal.
Prevalence ( P ) skor 3
• Individu yang terkena cukup banyak karena tidak sedikit anak yang
tidak membawa bekal.
Seriousness ( S ) skor 3
• Masalah yang ditimbulkan berat, jajan sembarangan dapat
meningkatkan risiko terkena infeksi pada saluran pencernaan.
Manageability ( M ) skor 3
• Masalah ini dapat dikelola dan diatasi melalui penyuluhan kepada
masyarakat dan sekolah agar dapat mengedukasi akan
pentingnya makanan yang bersih dan sehat. Beberapa solusinya
yaitu: menyarankan orangtua agar membawakan bekal untuk
anaknya dan menyediakan fasilitas kantin yang bersih dan sehat.
Masalah Penggunaan Sumber Air yang Kurang Baik
pada indikator :

Community concern atau public concern ( C ) skor 2


• Permasalahan ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat
karena masyarakat sekitar sudah terbiasa dalam menggunakan sumber
air alami yang berasal dari sungai.
Prevalence ( P ) skor 4
• Individu yang terkena sangat besar karena banyaknya masyarakat yang
menggunakan sumber air yang kurang baik.
Seriousness ( S ) skor 3
• Masalah yang ditimbulkan berat. Karena dengan penggunaan sumber air
yang kurang baik dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Manageability ( M ) skor 1
• Masalah tersebut tidak dapat dikelola dan diatasi karena terbentur
dengan presepsi warga yang sudah terbiasa menggunakan sumber air
yang yang berasal dari sungai, kebiasaan tersebut sudah menjadi
budaya di daerah desa tersebut.
KELEMAHAN

Kelemahan dari metode Bryant adalah


hasil yang didapat dari setiap masalah
terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang
akan diambil.

Anda mungkin juga menyukai