Anda di halaman 1dari 17

Atresia anis?

penyebab?
Klasifikasi atresia ani

1. Anal steonosis
2. Inperforata membran
3. Anal agenesis
4. Rectal atresia
Tanda dan gejala
 Bayi tidak membuang air besar selama
lebih dari 48 jam
 Perut kembung pada bayi
 Bayi muntah2 dlm waktu sekitar 24-48
jam
 Tidak ditemukan rektal kanal pada saat
pemeriksaaan fisik
Kompliksasi yg dapat muncul?
◦ Asidosis hiperkloremia.
◦ Infeksi saluran kemih yang bisa
berkepanjangan.
◦ Kerusakan uretra akibat prosedur bedah.
◦ Masalah atau kelambatan yang berhubungan
dengan toilet training.
◦ Inkontinensia
◦ Fistula
PENATALAKSANAAN
B. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty) DAN
pembedahan rekonstruktif
Bedah ini umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan.
Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi
waktu pelvis untuk membesar dan pada otot-otot
untuk berkembang. Tindakan ini juga
memungkinkan bayi untuk menambah berat
badannya dan bertambah baik status nutrisinya.
Askep atresia ani
a. Pengkajian
 Riwayat kesehatan sekarang.
Pada saat pengkajian dapat ditemukan
penyumbatan anus, perut kembung pada bayi
dan mual muntah dlm waktu 24-48 jam setelah
bayi lahir
 Riwayat penyakit terdahulu
Contoh si ibu merokok dan meminuh alkohol, tidak melakukan
imunisasi TT, nutrisi tidak terpenuhi selama hamil yg dapat
merugikan perkembangan si bayi selama kehamilan atau mempunyai
riwayat keluarga seperti yg di alami si bayi
 Pemeriksaan fisik melipu 3 hal yg paling
penting
1. Abdomen
2. Genitalia
3. Anus
Diagnosa dan intervensi
 Diganosa di bagin 2 posoprasi
 Praoprasi
1. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, muntah.
Intervensi :
 Monitor intake – output cairan
 Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV
 Pantau TTV
 2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d mual, muntah, anoreksia
Intervensi :
 Kaji KU pasien
 Timbang berat badan pasien
 Catat frekuensi mual, muntah pasien
 Catat masukan nutrisi pasien
 Beri motivasi keluarga pasien untuk meningkatkan
asupan nutrisi
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan menu
Diagnose postoperasi
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan terdapat stoma sekunder dari
kolostomi
Intervensi:
◦ Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
lembut dan longgar pada area stoma.
◦ Tanyakan apakah ada keluhan gatal sekitar stoma.
◦ Kosongkan kantong kolostomi setelah terisi ¼
atau ⅓ kantong.
◦ Lakukan perawatan luka kolostomi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan
masuknya mikroorganisme sekunder
terhadap luka kolostomi.
Intervensi:
◦ Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
◦ Pantau hasil laboratorium.
◦ Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
◦ Lakukan perawtan kolostomi yg steril guna
menghindari infeksi
Evaluasi
 Pasien dapat BAK dengan normal. Tidak
ada perubahan volume urine.
 Nyeri pasien dapat berkurang
 Rasa nyaman pasien bertambah.
 Pasien tidak mengalami penurunan berat
badan
 Turgor pasien baik
 Pasien tidak mual, muntah
 Nafsu makan pasien bertambah
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai