Anda di halaman 1dari 26

Gangguan Ansietas

(Agorafobia, Panik, GAD)


Pembimbing : dr. Imelda, Sp.KJ

Kelompok 3 :
Weldhy Cyinda P. T 11.2013.002
Fitrianti Massau 11.2013.017
Yasinta 11.2013.282
Forlin Crysna R 11.2013.268

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT - CIBUBUR
PERIODE 4 AGUSTUS 2014 – 23 AGUSTUS 2014
F40.0
Agorafobia Agorafobia

Fobia : Ketakutan irasional yang jelas, menetap, dan


berlebihan terhadap suatu objek spesifik, keadaan atau
situasi tertentu.

Agorafobia : Ketakutan terhadap ruang terbuka, orang


banyak, serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ke
tempat aman.
F40.0
Agorafobia Perjalanan Penyakit

• Sebagian besar agorafobia disebabkan oleh gangguan


panik.
• Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik sering menjadi
kronis.
F40.0
Agorafobia Epidemiologi

• Usia rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun.


• Prevalensi seumur hidup agorafobia dilaporkan antara 0,6-
6%.
F40.0
Agorafobia Etiologi

 Faktor biologik
• Gangguan neurotransmitter seperti GABA dan NE

 Faktor Genetik
• Agorafobia diperkirakan dipicu oleh gangguan panik.
• Keturunan pertama pasien dengan gangguan
panik+agorafobia mempunyai resiko 4-8 kali mengalami
serangan yang sama

 Faktor Psikososial
F40.0
Agorafobia Gambaran Klinis

• Pasien secara kaku menghindari situasi dimana akan sulit


untuk mendapatkan bantuan.
• Lebih suka ditemani oleh seorang teman atau anggota
keluarga ditempat-tempat tertentu seperti jalanan yang sibuk,
toko yang padat, ruangan yang tertutup.
• Pasien memaksa bahwa mereka harus ditemani tiap kali
mereka keluar rumah.
• Pasien yang mengalami gangguan parah dapat menolak
meninggalkan rumah.
• Sebelum didiagnosis yang benar dibuat, pasien mungkin
ketakutan bahwa mereka akan gila.
F40.0 Keriteria diagnostik menurut
Agorafobia
PPDGJ III
F40.0 Agorafobia
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti:

a. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul


harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya
dan bukan skunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif
b. Ansietas yang timbul harus terbatas pada (terutama
terjadi dalam hubungan dengan ) setidaknya 2 dari
situasi berikut: banyak orang atau keramaian, tempat
umum, berpergian keluar rumah dan berpergian sendiri
c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan
gejala yang menonjol( penderita menjadi “house bound”)
F40.0
Agorafobia Penatalaksanaan

Psikoterapi
• Terapi Perilaku dan Kognitif
• Terapi Psikososial lain :
- Terapi keluarga
- Psikoterapi Berorietasi Tilikan
- Psikoterapi Kombinasi dan Farmakoterapi

Farmakoterapi
Terapi agorafobia adalah sama seperti pada gangguan
panik, terdiri dari anti-depresan, anti-ansietas, dan
psikoterapi khususnya terapi kognitif.
F40.0
Agorafobia Penatalaksanaan
Farmakoterapi
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
- Fluoxamine : Dosis awal 2-4 mg/hari dan harus dinaikkan 2-4 mg/hari
setiap 2-4 hari. Tujuannya untuk mencapai dosis terapeutik penuh pada
sekurangnya 20 mg/hari.
- Paroksetin : 5-10 mg/hari selama 1-2 minggu kemudian dosisnya
ditingkatkan 10 mg/hari setiap 1-2 minggu hingga maksimum 60 mg.
- Fluoxentine : 10 mg/hari.

• Benzodiazepin
- Alprazolam
- Lorazepam
- Klonazepam

• Trisiklin dan Tetrasiklik.


F41.0
Gangguan
Panik Gangguan Panik

Gangguan Panik : ditandai dengan terjadinya serangan


panik yang spontan dan tidak terduga.
Serangan Panik : periode kecemasan atau ketakutan yang
kuat dan relatif singkat (biasanya <1 tahun), yang disertai
oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea.

Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup untuk gangguan panik adalah 1,5-
3% dan
• Prevalensi serangan panik 3-4%.
• Wanita : pria = 2-3:1
F41.0
Gangguan
Panik Etiologi

• Faktor Biologik
Gangguan neurotransmitter seperti GABA dan NE

• Faktor Genetik
Keturunan pertama pasien dengan gangguan
panik+agorafobia mempunyai resiko 4-8 kali mengalami
serangan yang sama

• Faktor Psikososial
F41.0
Gangguan DSM-IV-TR kriteria diagnostik
Panik Serangan Panik
Suatu Periode diskret rasa takut atau ketidaknyamananyang intens
dengan tiba-tiba timbul 4/ lebih gejala berikut dan mencapai puncaknya dalam 10
menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar, atau denyut jantung meningkat
2. Berkeringat
3. Gemetaran
4. Rasa napas sesak atau tertahan
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman di dada
7. Mual atau gangguan abdomen
8. Perasaan pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
9. Derealisasi (perasaan tidak realistas) atau depersonalisasi (bukan merasa
diri sendiri).
10. Ketakutan lepas kendali atau menjadi gila
11. Rasa takut mati
12. Paresthesia
13. Menggigil atau rona merah di wajah

Catatan : Serangan panik bukanlah gangguan yang diberi kode. Buatlah kode diagnosis
spesifik saat serangan panik terjadi (cth: gangguan panik dengan agorafobia).
F41.0
Gangguan Keriteria diagnostik (PPDGJ III)
Panik F41.0 (Gangguan Panik)
Gangguan panik baru ditegakan sebagai diagnosis utama bila
tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-)
Terjadinya beberapa serangan berat ansietas otonomik, yang
terjadi dalam periode kira-kira 1 bulan :

A. Pada keadaan-keadaan yang sebenarnya secara objektif


tidak ada bahaya
B. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui
atau yang dapat diduga sebelumnya
C. Dengan keadaan yang relatif bebas gejala-gejala
ansietas pada periode diantara serangan-serangan panik
(meskipun lazim terjadi juga ansietas antisipatorik, yaitu
anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu
yang mengkhawatirkan akan terjadi)
F41.0
Gangguan Gejala klinis
Panik

• Serangan panik berulang, terjadi secara spontan dan tidak


terduga.
• Gejala autonomik terutama sistem kardiovaskular dan
pernapasan.
• Gejala mental utama : perasaan ketakutan yg hebat dan
ancaman kematian dan kiamat.
• Serangan sering timbul selama 10 menit, meningkat
secara cepat(< 1 jam).
• Gejala sering berulang sehingga membuat pasien menjadi
sangat khawatir terjadinya serangan berulang.
F41.0
Gangguan Penatalaksanaan
Panik

Psikoterapi:
• Terapi relaksasi melatih pernapasan
• Terapi kognitif perilaku membentuk kembali pola perilaku
dan pikiran irasional menjadi lebih rasional
• Psikoterapi dinamik individu diajak untuk memahami diri
dan kepribadiannya

Farmakoterapi:
• SSRI : Setralin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram,dll.
Diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih tergantung individu
• Alprazolam diberikan 4-6 minggu, lalu dilakukan tappering
off
F41.1
GAD
Gangguan Ansietas Menyeluruh

Pendahuluan
• Gangguan ansietas merupakan keadaan psikiatri yang
paling sering ditemukan.
• Perempuan > Laki-laki.
F41.1 Gangguan Ansietas Menyeluruh
GAD (GAD)

Epidemiologi General Anxiety Disorder (GAD)


• Gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan.
• Perempuan > Laki-laki
• Prevalensi seumur hidup GAD : 45%
• 50 – 90 % pasien dengan GAD memiliki gangguan jiwa lain.
• 25 % pasien akhirnya mengalami gangguan panik.
F41.1 Etiologi
GAD

• Tidak diketahui secara pasti


• Faktor Psikososial
• Faktor Biologis
1. Efek terapeutik :
Benzodiazepin ansietas.
Flumazenil dan β-karbolin mencetuskan ansietas.
2. Neurotransmiter
• Faktor Genetik
F41.1
Kriteria Diagnosis Menurut DSM IV-TR
GAD

A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebih yang


timbul hampir tiap hari, sepanjang hari, terjadi
sekurangnya 6 bulan.
B. Penderita merasa sulit mengendalikan
kekhawatirannya
C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai 3 atau lebih
dari 6 gejala:
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi/pikiran jadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur
F41.1
GAD Kriteria Diagnosis Menurut DSM IV-TR

D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas


pada gangguan axis 1
E. Ansietas, kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan
gangguan secara klinis ,fungsi sosial dan pekerjaan.
F. Gangguan bukan disebabkan karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat atau kondisi medis tertentu.
F41.1
GAD
Gambaran Klinis

Gejala Utama Ansietas

Ketegangan
motorik

Hiperaktivitas
Otonom

Kewaspadaan
secara kognitif
F41.1
GAD Prognosis

• Keadaan kronis dapat berlangsung seumur hidup.


• 25% akhirnya mengalami gangguan panik dan depresi.
F41.1 Penatalaksanaan
GAD

Psikoterapi Farmakoterapi

• Terapi perilaku- • Benzodiazepin pilihan obat pertama


kognitif • Buspiron efektif memperbaiki gejala
• Terapi suportif kognitif
• Psikoterapi • SSRI efektif pada pasien
berorientasi tilikan GAD+depresi
F41.1
GAD
Farmakoterapi
No Obat Sediaan Dosis anjuran

1 Diazepam (benzodiazepine) Tab 2-10mg Oral : 2-3x2-


Amp 10mg/2cc 5mg/hari
Rectal tube 5 mg, Inj : 5-10 mg (im/iv)
10 mg / 2,5 cc Rectal tube :
Anak <10 kg/BB :
5mg
Anak >10 kg/BB :
10mg
2 Chlordiazepoxide Cap/ tab, 5-10 mg 2-3x5-10mg/hari
(benzodiazepine)
3 Lorazepam Tab 0,5-2 mg 2-3 x 1mg/hari
(benzodiazepine)
4 Clobazam (benzodiazepine) Tab, 10 mg 2-3 x10 mg/hari
F41.1
GAD Farmakoterapi

No Obat Sediaan Dosis anjuran


5 Bromazepam Tab, 1,5mg 3x1,5 mg/hari
(benzodiazepine)
6 Alprazolam Tab 0,25-0,5-1-2 mg 3x0,25-0,5mg/hari
(benzodiazepine) 1x0,5-1mg/hari
3x0,25-0,5mg/hari
7 Buspirone Tab, 10mg 2-3x10mg/hari

Anda mungkin juga menyukai