Anda di halaman 1dari 13

Kelompok III

Nama : 1. Adrin Siregar (01)


2. Affanni Kristina Rahmatika (02)
3. Isna Andriani (16)
4. Mega Tri Wulandari (17)
5. Nurul Nur Ainizha (20)
6. Rendy Avanda Rista (23)
7. Satria Pambudi (25)
8. Wisnu Cahyono Putro (29)

Kelas : XII MIA Reguler 3


Pengertian

Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle


ovarian (intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical),
atau tube fallopian (intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan
dan bukan dengan kopulasi alami.
Teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan teknologi yang sudah lama
dikenal, namun masih relevan untuk digunakan sekarang ini. Inseminasi
Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik
untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan
telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke
dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan
alat khusus yang disebut 'insemination gun'.
Tujuan Inseminasi Buatan

1. Memperbaiki mutu genetika ternak.


2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa
ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul
secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama.
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.
5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan Inseminasi Buatan

1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan.


2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik.
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding).
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama.
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan
telah mati.
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan
terlalu besar.
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan
hubungan kelamin.
Kelemahan Inseminasi Buatan

1. Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak
akan terjadi terjadi kebuntingan.
2. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal
dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina
keturunan / breed kecil.
3. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama.
4. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor
tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
Cara Memproduksi Semen Beku
1. Mempersiapkan sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 – 18 bulan, tingginya 123 cm
dan beratnya minimal 350 kg.
2. Persiapan vagina buatan yang suhunya mencapai 420C, vagina buatan ini harus licin, karena itu
gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli.
3. Penampungan semen sapi pejantan, sapi pejantan dan spai betina disatukan kemudian sapi-sapi itu
akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah kelihatan merah, tegang
dan kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina buatan.
4. Kemudian sperma dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Bila sperma
berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong. Bila sperma berwarna merah, segar, venis teriritasi. Bila
sperma berwarna cokelat, venis ada yang luka. Bila sperma berwarna krem susu bening, maka itulah
sperma yang bagus.
5. Penentuan konsentrasi semen segar.
6. Proses pengenceran sperma.
7. Proses filing dan sealing, memasukan sperma ke dalam mini strow isi I strow 0,25 CC.
8. Proses pembekuan.
9. After throwing dan water intubator test
Syarat Sapi yang Layak untuk Dilakukan Inseminasi Buatan

1. Sapi betina yang telah memenuhi umur


pubertas.
2. Telah menunjukkan tanda-tanda birahi.
3. Sebaiknya induk memiliki tulang pelvis
(pinggul ) yang lebar.
4. Jika kondisi induk sangat kecil gunakan
semen sapi bali.
Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan

• Pemeriksaan Awal
• Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan,
selanjutnya adalah kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri
dilaksanakan.
• Keterlambatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu
yang cukup lama. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari
sehingga bila satu birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk
melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah
pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu
percuma, selain kerugian materiil dan non materiil karena terbuangnya semen cair dan
alat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) serta terbuangnya biaya transportasi baik untuk
melaporkan dan memberikan pelayanan dari pos Inseminasi Buatan (IB) ke tempat sapi
birahi berada.
Tanda-tanda Birahi pada Sapi Betina

1. Ternak gelisah.
2. Sering berteriak.
3. Suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4. Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa:
abang, abuh, anget, atau 3 B dalam bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh).
5. Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna.
6. Nafsu makan berkurang
Gejala - gejala birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik
ternak. Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh
menunda laporan kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh
pelayanan Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih
menunjukkan gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.
Waktu Melakukan Inseminasi Buatan

Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada
saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya
konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah
dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :

• Permulaan birahi : 44%


• Pertengahan birahi : 82%
• Akhir birahi : 75%
• 6 jam sesudah birahi : 62,5%
• 12 jam sesudah birahi : 32,5%
• 18 jam sesudah birahi : 28%
• 24 jam sesudah birahi : 12%

Anda mungkin juga menyukai