Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KONSTRUKSI

MEMBAHAS TENTANG :

• Fungsi dan Wewenang Pihak-Pihak yang Terlibat Didalam Manajemen


Konstruksi
• Bentuk Organisasi Dalam Pelaksanaan Manajemen Konstruksi
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM MANAJEMEN
KONSTRUKSI
Dalam suatu proyek konstruksi selalu terdapat pihak-pihak yang terlibat yang pada umumnya adalah:
Pemilik (Owner), Konsultan, dan Kontraktor.
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM MANAJEMEN
KONSTRUKSI

Selain Pemilik Proyek (owner),Konsultan dan Kontraktor berikut pihak pihak lain yang terlibat
• Pemasok (supplier)
• Institusi Keuangan
• Lembaga Internal
• Badan Pemerintahan
• Lembaga Pelayanan
• Tenaga Kerja
• Masyarakat
• Manajer Lapangan
WEWENANG PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pemilik Proyek

Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut.

Hak pemilik proyek:


• Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
• Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
• Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau
menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
• Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
• Meinta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi
• Memutuskan kontrak kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak, misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai dengan RKS
Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut.
Mendefinisikan proyek (kebutuhan)
• Menetapkan tujuan proyek
• Membentuk dan memilih anggota tim proyek
• Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
• Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek
• Membuat surat perintah kerja (SPK)

Di Indonesia, terdapat dua jenis pemilik yang didasarkan dari sektornya yaitu sector pemerintah dan sektor
swasta.
Perbedaan utama antara sektor pemerintah dengan swasta adalah dari tujuan pelaksanaan proyek tersebut.
Dalam proyek konstruksi, sektor swasta akan lebih cenderung mengutamakan faktor-faktor ekonomi seperti
keuntungan, tingkat pengembalian investasi, dan risiko.
Kesuksesan proyek dilihat dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Sementara itu, sektor pemerintah
lebih memperhatikan kebutuhan publik. Kesuksesan proyek dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat pada
wilayah setempat akibat dibangunnya sebuah infrastruktur pada wilayah tersebut.
Dalam pelaksanaan proyek, pemerintah akan selalu diperhatikan oleh publik sehingga segala aspirasi dan
masukan dari publik harus dapat diakomodasi dengan baik.
Konsultan
Konsultan adalah individu atau badan usaha yang memiliki keahlian dalam spesifikasi pekerjaan tertentu serta memiliki
kompetensi untuk memberi masukan teknis pada suatu proyek.
Secara umum dalam pembangunan proyek teknik sipil atau fasilitas fisik, konsultan dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut.
1. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap dan mendetail. Konsultan perencana
dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan spesialisasi pekerjaannya.
Hak dan kewajiban Konsultan Perencana :
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja, syarat-syarat, hitungan struktur, dan
rencana anggaran biaya.
• Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
• Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal–hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana
kerja, dan syarat–syarat.
• Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
• Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
• Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai
dengan rencana
• Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi

2. Konsultan Pengawas
Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas
Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa konstruksi
yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah
terimakan.”
Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi, BAB I, Pasal 1, ayat 11. Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh untuk mengawasi
pelaksanaan kerja kontraktor serta mengusulkan, menyetujui, dan menolak pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor.

• Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:


Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
• Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Melakukan penghitungan prestasi pekerjaan.
• Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan
berjalan lancar.
• Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
• Mengatasi dan memberikan solusi terhadap persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang
diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
• Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
• Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
• Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
• Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya pekerjaan
Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat.

Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik proyek untuk menjalankan
proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik proyek, dan selama melaksanakan tugasnya
diawasi langsung oleh Konsultan MK.

Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:


Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
• Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna
jasa.
• Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan
pekerja dan masyarakat.
• Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
• Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang
berlaku.
FUNGSI PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Dari rangkaian tahapan proses konstruksi, tentunya akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja secara
bersama-sama dengan tujuan yang sama sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.
Secara umum pihak-pihak yangterlibat dalam proyek konstruksi antara lain :
1. Pemilik proyek (Owner)
Merupakan pihak yang terlibat dalam penyusunan suatu proyek konstruksi, terutama dalam menentukan
lokasi proyek, menetapkan desain, dan menyediakan modal.
2. Konsultan (consultant)
Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk membantu didalam merencanakan atau
mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses konstruksi, atau
bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Kontraktor (contractor)
Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk mengatur pelaksanaan kegiatan konstruksi
dang mengolah sumber daya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan modal, sehingga
menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
4. SUBKONTRAKTOR (SUBCONTRACTOR)
MERUPAKAN PIHAK YANG DALAM PELAKSANAANNYA MEMBANTU KONTRAKTOR UNTUK MENYELESAIKAN SEBAGIAN
PEKERJAANYA DAN SUPPLIER UNTUK MEMASOK MATERIAL YANG DIBUTUHKAN OLEH PROYEK KONSTRUKSI.
5. TENAGA KERJA (EMPLOYEE)
MERUPAKAN PIHAK YANG BERADA DIBAWAH TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ATAU SUBKONTRAKTOR UNTUK
MELAKSANAKAN KEGIATAN KONSTRUKSI DILAPANGAN DENGAN KEAHLIAN ATAU KETERAMPILAN TERTENTU, BAIK
SECARA INDIVIDU MAUPUN KELOMPOK YANG DIKOORDINASIKAN OLEH MANDOR.
6. SUPPLIER
MERUPAKAN PIHAK YANG TERKAIT DALAM PENGADAAN MATERIAL KONSTRUKSI.
7. PEMERINTAH (GOVERMENT)
MERUPAKAN PIHAK SEBAGAI PEMBUAT KEBIJAKAN DIDALAM MENGATUR PERANGKAT PERATURAN YANG TERKAIT
DENGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
8. BANK
MERUPAKAN INSTITUSI YANG DAPAT MENYEDIAKAN SUMBER KEUANGAN ATAU SUMBER PINJAMAN YANG MEMBANTU
PENDANAAN PROYEK.
9. SECURITY (KEAMANAN)
MERUPAKAN SUATU PIHAK YANG DAPAT MEMBERIKAN JAMINAN SELAMA PROSES PROYEK KONSTRUKSI.
4 BENTUK ORGANISASI DALAM SISTEM KONSTRUKSI
1. Organisasi Tradisional.

Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan kondisi biasa / umum. Bentuk organisasi
ini terdiri dari 3 pihak, yaitu :
- Pemilik Proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai Manajemen Proyek Konstruksi.
- Konsultan Perencana yang bertindak sebagai perancang konstruksi.
- Kontraktor yang bertindak ssebagai pelaksana konstruksi.
2. Organisasi Swakelola (Owner - Builder)
Bentuk organisasi swakelola hampir sama dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi Pemberi Tugas
(Pemilik Proyek), Konsultan dan Kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan organisasi Pemilik
Proyek meskipun proyek telah selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi
semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organization).

Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiaatan proyek pada organisasi semacam ini bisa
dilakukan overlapping sebab pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan kontraktor.
3. Organisasi Manajemen Konstruksi (Profesional Construction Management)
Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen proyek yang terdiri dari manajemen konstruksi
dan pihak - pihak lainnya seperti Kontraktor, Konsultan Perencana dan lain - lainnya, yang mempunyai tugas
mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak
antara pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam
tim manajemen proyek.

Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya overlapping karena pelaksanaan
proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi.
Dalam organisasi jenis ini biasanya manajemen konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di
lapangan.
4. Organisasi Turnkey
Pada proyek - proyek tertentu, pemilik proyek memiliki keterbatasan kemampuan teknis dan biaya untuk
merealisasikan suatu proyek. Untuk mengatasi masalah tersebut pemilik proyek menyerahkaan tanggungjawab
desain dan pelaksanaan konstruksi (termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor / kontraktor), pengaturan
seperti hal tersbut dinamakan organisasi proyek turnkey. Ide dasar pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada
organisasi terpadu (integration of organization) yang menyerahkan semua kegiatan (desain maupun pelaksanaan
konstruksi) pada satu pihak.

Pada model organisasi ini kontraktor sekaligus sebagai konsultan perencana sesuai dengan kontrak antara kontraktor
dengan pemilik proyek.

Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiaatan proyek pada organisasi semacam ini bisa
dilakukan overlapping sebab tanggungjawab desain dan pelaksanaan konstruksi berada pada satu pihak saja.

Anda mungkin juga menyukai