Anda di halaman 1dari 71

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan dan Latihan Profesinalisme Guru


Universitas Negeri Makassar
2014
TUJUAN
Peserta diharapkan mempunyai
gambaran yang komprehensif
tentang kurikulum tahun 2013 dan
implementasinya.
Materi Konsep Kurikulum 2013:
1. Rasional dan Elemen perubahan
Kurikulum 2013;
2. SKL, KI, KD dan keterkaitan antar KD;
3. Pendekatan pembelajaran dan
penilaian autentik pada Kur-2013;
4. Empat belas prinsip pembelajaran
Kurikulum 2013.
RASIONAL KURIKULUM 2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar

KURIKULUM 2013

STANDAR (PROSES)
PENILAIAN STANDAR
STANDAR ISI KOMPETENSI
STANDAR PROSES LULUSAN
(PEMBELAJARAN)
PESERTA DIDIK

LULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja

STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku

STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)

STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah
5
Perkembangan Penduduk sebagai Modal

Modal
Kompeten
Pembangunan
 Kurikulum
SDM
Transformasi
 PTK
Usia Produktif
melalui  Sarpras
(2020-2035)
Pendidikan  Pendanaan
Melimpah
 Pengelolaan
Tidak Beban
Kompeten Pembangunan

6
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

4. Penyesuaian Beban
3. Penguatan Proses

2. Pendalaman dan KURIKULUM


KBK 2004
Perluasan Materi 2013
KTSP 2006
1. Penataan Pola
Pikir dan Tata
Kelola

TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL


7
Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa
2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
Luas (semua materi
Menuju Perilaku Khas Memberdayakan
7
diajarkan) Kaidah Keterikatan
Stimulasi Rasa Tunggal Stimulasi ke Segala Penjuru
8
(beberapa panca indera) (semua Panca indera)
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai
9
peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif

8
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11 Produksi Masa (siswa Kebutuhan Pelanggan (siswa
memperoleh dokumen yg mendapat dokumen sesuai dgn
sama) ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal Jamak (keberagaman inisiatif
(mengikuti cara yang individu siswa)
seragam)
13 Satu Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Disiplin Jamak
Bergeser (mempelajari (pendekatan multidisiplin)
satu sisi pandang ilmu) Menuju
14 Kontrol Terpusat Otonomi dan Kepercayaan
(kontrol oleh guru) (siswa diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan Pertukaran Pengetahuan (antara
(pemindahan ilmu dari guru dan siswa, siswa dan siswa
guru ke siswa) lainnya)
9
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
Kerah Saku

Lengan Kiri Lengan Kanan

Muka Kiri Muka Kanan


Belakang

13
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)

38 cm
saku 58 cm
92 cm
83 cm
86 cm
kerah Belakang
Lengan Kiri Muka Kiri Muka Kanan Lengan Kanan

14
Elemen Perubahan

Standar Standar Proses


Kompetensi Lulusan

Elemen Perubahan

Standar Isi Standar Penilaian

15
Elemen Perubahan

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
Lulusan yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
(SKL) pengetahuan
Kedudukan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
mata menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
pelajaran (ISI)
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) Tematik terpadu Mata Mata pelajaran Vokasinal
dalam semua pelajaran
mata pelajaran

16
Elemen Perubahan (Standar Isi)
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Holistik berbasis • TIK menjadi media • Perubahan • Penambahan jenis
sains (alam, semua sistem: ada keahlian
sosial, dan matapelajaran matapelajaran berdasarkan
budaya) • Pengembangan diri wajib dan ada spektrum
• Jumlah terintegrasi pada matapelajaran kebutuhan (6
matapelajaran setiap pilihan program keahlian,
dari 10 menjadi 6 matapelajaran dan • Terjadi 40 bidang keahlian,
Struktur 121 kompetensi
• Jumlah jam ekstrakurikuler pengurangan
Kurikulum keahlian)
bertambah 4 • Jumlah matapelajaran
(Mata pelajaran
JP/minggu akibat matapelajaran dari yang harus • Pengurangan
dan alokasi
perubahan 12 menjadi 10 diikuti siswa adaptif dan
waktu)
pendekatan • Jumlah jam normatif,
• Jumlah jam penambahan
pembelajaran bertambah 6 bertambah 1
JP/minggu produktif
JP/minggu akibat
perubahan akibat • produktif
pendekatan perubahan disesuaikan
pembelajaran pendekatan dengan trend
pembelajaran perkembangan di
Industri
17
Elemen Perubahan (Standar Proses)

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
Proses • Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
pembelajar- • Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
an
• Tematik dan • IPA dan IPS • Adanya mata • Kompetensi
terpadu masing- pelajaran wajib keterampilan yang
masing dan pilihan sesuai dengan standar
diajarkan sesuai dengan industri
secara bakat dan
terpadu minatnya

18
Elemen Perubahan

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK

• Penilaian berbasis kompetensi


• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
Penilaian hasil berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi
belajar sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
(Standar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
Penilaian) • Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian

Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) • Pramuka • Pramuka • Pramuka (wajib)


• UKS (wajib) (wajib) • OSIS
• PMR • OSIS • OSIS • UKS
• Bahasa Inggris • UKS • UKS • PMR
• PMR • PMR • Dll
• Dll • Dll

19
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi Semua
mendukung kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Jenjang
tertentu
Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain Semua
berdiri sendiri dan memiliki dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh Jenjang
kompetensi dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas

Bahasa Indonesia sejajar Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap SD
dengan mapel lain dan keterampilan berbahasa}
Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan Semua
diajarkan dengan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, Jenjang
pendekatan berbeda mencoba, menalar,....
Tiap jenis konten Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait SD
pembelajaran diajarkan dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau
terpisah [separated integrated curriculum]
curriculum]
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan SD
penggerak konten pembelajaran lainnya

20
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket


Tematik untuk kelas I – III Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
[belum integratif]
TIK adalah mata TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan SMP
pelajaran sendiri sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan SMP/
sebagai pengetahuan carrier of knowledge SMA/SMK
Untuk SMA, ada Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran SMA/SMK
penjurusan sejak kelas XI wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA dan SMK tanpa SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang SMA/SMK
kesamaan kompetensi sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
Penjurusan di SMK Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang SMA/SMK
sangat detil [sampai studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
keahlian] peminatan dan pendalaman

21
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Standar Isi
UU 20/2003 Sisdiknas KERANGKA DASAR
Perpres 5/2010 RPJMN Standar Proses
SKL Standar Penilaian KURIKULUM
PP 19/2005 SNP
PP 32/2013 Perubahan SNP

Dokumen Kurikulum
satuan/program Muatan lokal STRUKTUR KURIKULUM
pendidikan
NASIONAL
Dokumen Kurikulum
mapel KTSP
Pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran Kompetensi Inti,
Buku Panduan Guru SILABUS Kompetensi Dasar,
Dokumen Kurikulum lain
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Kompetensi inti Beban belajar
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
DOKUMEN Kegiatan pembelajaran PAUD
KURIKULUM Penilaian
Alokasi waktu DIKDAS
Sumber belajar. DIKMEN
PNF

Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)


STRUKTUR PAUD Pengembangan
KURIKULUM kepribadian

DIKDAS Muatan umum: nasional, lokal

STANDAR Muatan umum : nasional, lokal


KOMPETENSI DIKMEN Peminatan akademik
LULUSAN Peminatan kejuruan
PNF Peminatan lintas minat/ penalaman
minat

Program kecakapan hidup

Kurikulum satuan/ program


SIKAP `
KETERAMPILAN PENGETAHUAN pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
pedoman implementasi
Kompetensi inti Buku Teks Pelajaran
Pemerintah Buku Panduan Guru.
Kompetensi
Dasar Provinsi
Mulok dikmen
Kab/kota
Mulok dikdas`
PENGELOLAAN
KURIKULUM Satuan pend
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
Standar Kompetensi Lulusan

SIKAP  Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Orang yang


beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia

 Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif


KETERAMPILAN dalam ranah abstrak dan konkret Terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

 Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu


PENGETAHUAN pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan
wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Terkait
penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang
mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir

25
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB,
Individu PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI,
SIKAP MOTIVASI INTERNAL
Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA
Alam
PERDAMAIAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Proses
Mencipta
KETERAMPILAN Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI,
Konkret
MEMBUAT, MENCIPTA
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Proses
Mengevaluasi
PENGETAHUAN
Obyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Subyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA

26
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

SIKAP PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN


BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +


Mencipta
KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi

PENGETAHUAN PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,


BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN

27
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Langkah-Langkah Pembelajaran

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentuk
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

29
MENGAMATI

KEGIATAN BELAJAR:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN:


Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi
MENANYA
KEGIATAN BELAJAR:
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN:


Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat
MENGUMPULKAN INFORMASI
KEGIATAN BELAJAR
• melakukan eksperimen
• membaca sumber lain selain buku teks
• mengamati objek/ kejadian/
• aktivitas
• wawancara dengan nara sumber

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN:


Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
MENGASOSIASI/MENALAR
KEGIATAN BELAJAR:
1. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi.
2. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan
MENGASOSIASI/MENALAR (Lanjutan)
KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan
MENGKOMUNIKASIKAN

KEGIATAN BELAJAR:
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN:


Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik
dan benar.
Pendekatan Pembelajaran

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

37
Definisi/Konsep
 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

 Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar


yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
SISTEM PENILAIAN PROJECT BASED LEARNING

1. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap


suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
2. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
3. Ada 3 hal yang diperhatikan
o Kemampuan Pengelolaan
o Relevansi
o Keaslian
2
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
 Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar.

 Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis


masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world)

41
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran

1. Konsep Dasar (Basic Concept)


2. Pendefinisian Masalah (Defining the
Problem)
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange
knowledge)
5. Penilaian (Assessment)

42
SISTEM PENILAIAN CONCEPT BASED LEARNING

 Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan


(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.
 Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
43
SISTEM PENILAIAN PBL

Penilaian dengan authentic assesment, dengan


Portofolio
Self-assessment.
Peer-assessment.

44
3
PEMBELAJARAN PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
 Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

 Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai


prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Langkah-Langkah Operasional

1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional

2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data).
d. Data Processing (Pengolahan Data)
e. Verification (Pembuktian)
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
SISTEM PENILAIAN DISCOVERY LEARNING

 Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian


dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.

 Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,


proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
PENILAIAN AUTENTIK
PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
RUANG LINGKUP ANALISIS PENILAIAN

Observasi
Penilian diri Tes lisan
Penilaian antar siswa Tes Tulisan
Jurnal Penugasan
SIKAP PENGETAHUAN

KETERAMPILAN
Tes praktik
Projek
Portofolio
A. Definisi

1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah


pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
2. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik,
guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

52
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013

1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap


pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013.
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
lebih autentik.
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
53
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian


yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

54
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi


kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan,
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar.
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja.
55
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)

13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk


mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan
mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
15. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta
didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa
mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan
sebagainya.
16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak
dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus
dilakukan.

56
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran
guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu:
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah.
57
D. Jenis-jenis Penilaian Autentik

1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
4. Penilaian Tertulis

58
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan
dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta
didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.


1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian (rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).

59
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Ada tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.

60
3. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan


artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai
hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan
atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.

61
3. Portofolio (lanjutan)
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
62
4. Penilaian Tertulis
 Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian
sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik.

63
14 Pinsip Utama Pembelajaran K 13
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis aneka sumber
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju
pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran
terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum
2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.

64
14 Pinsip Utama Pembelajaran Kur-2013
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban
tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai
pembelajar sepanjang hayat

65
Pinsip Utama Pembelajaran Kur-2013
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan
di masyarakat;
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana
saja adalah kelas

66
Pinsip Utama Pembelajaran Kur-2013
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran;
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya siswa;

67
Analisis Keterkaitan SKL-KI dan KD

68
Analisis Keterkaitan SKL-KI dan KD

69
Analisis Keterkaitan SKL-KI dan KD

70
Analisis Keterkaitan SKL-KI dan KD

71

Anda mungkin juga menyukai