Anatomi Fisiologi Hati HATI DAN EMPEDU • Hati dan kandung empedu terletak di perut kanan bagian atas, dan keduanya dihubungkan oleh suatu saluran yang dikenal sebagai duktus biliaris (saluran empedu). • Kelenjar terbesar tubuh, ±1500 gr (2,5% BB) • Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital, mulai dari mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sampai menghasilkan zat-zat pembekuan darah. • Kandung empedu berbentuk seperti buah pir dan merupakan tempat penyimpanan empedu (cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati). Unsur Utama Empedu • Air (97%) • Elektrolit • Garam empedu • Fosfolipid (terutama lesitin) • Kolesterol dan • Pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi) HATI • Terdiri dari 2 lobus: kanan segmen anterior dan posterior, kiri segmen medial dan lateral • Lobus lobulus sel hati • Sinusoid, sel Kupffer • A. Hepatika dan V. Porta, saluran empedu • Darah yang masuk 2/3 dari vena porta dan 1/3 dari A. hepatika • Petemuan antara pembuluh arteri hepatika dan vena portal hepatika membentuk sinosoid dimana spesialisasi sel terjadi sehingga membetuk el kupfer.Sel Kupfer adalah jenis magrofag yang berada didalam hati dan berfungsi memakan bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam hati. Kelainan Hati : Penyakit Hati Yang Di induksi oleh Obat (Drug – Induced Liver Disease) Penyakit-penyakit hati yang diinduksi oleh obat adalah penyakit- penyakit dari hati yang disebabkan oleh obat-obat yang diresepkan oleh dokter, obat-obat bebas (over-the- counter), vitamin-vitamin, hormon- hormon, herba-herba, obat-obat terlarang, dan racun-racun lingkungan.¹ Istilah hepatotoksisitas didefinisikan sebagai adanya kerusakan atau jejas pada sel-sel hepar akibat zat-zat maupun agen-agen kimiawi.³ Drug Induced Liver Injury (DILI) adalah istilah lain dari hepatotoksik yang diinduksi oleh obat dan istilah ini sering digunakan oleh para tenaga kesehatan.1 DILI merupakan penyebab utama kegagalan hati akut dan transplantasi di negara-negara barat.6 EPIDEMIOLOGI Di Amerika Serikat, sekitar 2000 kasus gagal hati akut terjadi setiap tahun dan lebih dari 50% disebabkan oleh obat (39% disebabkan asetaminofen, 13% reaksi idiosinkratik terhadap obat lainnya).3 Sekitar 75% reaksi idiosinkratis dari obat menyebabkan transplantasi hati atau kematian.6 Berbagai survei di dunia menunjukkanbahwa frekuensi DILI sebagai penyebab penyakit hati akut maupun kronik relatif rendah. 8 DESKRIPSI Hati adalah organ biotransformasi dan eliminasi utama Penghalang dan "Pembuangan Sampah" Interaksi obat-obatan terjadi di hati Dapat meningkatkan toksisitas atau mengurangi efek.² Beberapa obat-obatan maupun produk -produk metabolitnya dapat mengakibatkan kerusakan dari sel hepar dalam berbagai macam tipe serta melalui beberapa jenis mekanisme.³ KARAKTERISTIK Drug – Induced Liver Disease 1. Bisa diPREDIKSI • Dosis terkait • Obat-obatan hepatotoksik secara intrinsik • Akut (jam) • Pola cidera biasanya nekrosis • Secara klinis → Fulminant (Hepatitis Akut) • Contoh: AcetaminophineTidak terduga 2. Tidak terduga • Tidak terkait dosis • Langka 0,01-1,0% • Minggu sampai berbulan-bulan setelah konsumsi obat • Immune mediated idiosyncrasy (Hipersensitivitas) : Ruam, Demam , Arthragia, Eosinofilia.Contoh: Phenytoin, Sulfonamides, Valproate • Metabolic idiosyncrasy (Produksi metabolit toksik).Contoh: INH, Ketokonazol, dan Diklofenak.10 Tipe-Tipe Penyakit Hati Yang Disebabkan Oleh Obat-Obat Peninggian-peninggian yang ringan pada tingkat-tingkat darah dari enzim-enzim hati tanpa gejala-gejala atau tanda-tanda dari penyakit hati. Contoh obat : tacrine (Cognex), aspirin, dan quinidine (Quinaglute, Quinidex). Hepatitis (peradangan dari sel-sel hati). Contoh Obat : acetaminophen (Tylenol), phenytoin (Dilantin), aspirin, isoniazid (Nydrazid, Laniazid), diclofenac (Voltaren), dan amoxicillin/clavulanic acid (Augmentin). Tipe-Tipe Penyakit Hati Yang Disebabkan Oleh Obat-Obat Necrosis (kematian dari sel-sel hati) yang seringkali disebabkan oleh hepatitis yang lebih berat/parah Cholestasis (sekresi atau pengeluaran yang berkurang dan/atau aliran dari empedu). Contoh Obat : erythromycin (E-Mycin, Ilosone), chlorpromazine (Thorazine), sulfamethoxazole dan trimethoprim (Bactrim; Septra) Tipe-Tipe Penyakit Hati Yang Disebabkan Oleh Obat-Obat Steatosis (akumulasi lemak pada hati). methotrexate (Rheumatrex), griseofulvin (Grifulvin V), tamoxifen (Nolvadex), steroids, valproate (Depakote), dan amiodarone (Cordarone) Cirrhosis (luka parut yang berlanjut dari hati) sebagai akibat dari hepatitis kronis, cholestasis, atau fatty liver Tipe-Tipe Penyakit Hati Yang Disebabkan Oleh Obat-Obat Mixed disease, contohnya keduanya hepatitis dan necrosis dari sel-sel hati, hepatitis dan akumulasi lemak, atau cholestasis dan hepatitis. Fulminant hepatitis dengan gagal hati yang berat dan mengancam nyawa Bekuan-Bekuan Darah pada vena-vena dari hati The diagnostic algorithm for DILI TATALAKSANA TERAPI
• Prinsip-prinsip untuk pengobatan DILI adalah:
(1) Menghentikan penggunaan obat-obatan yang dicurigai jika obat- obatan tidak penting untuk mengendalikan penyakit yang mendasarinya, dan menghindari penggunaan obat-obatan yang dicurigai atau obat-obatan serupa lagi; (2) Menimbang keseimbangan antara risiko perkembangan penyakit yang mendasari setelah penarikan obat dan risiko dari ]cedera hati yang disebabkan oleh pemberian terus menerus dari obat yang berpotensi terlibat; (3) Mengobati DILI dengan agen anti-inflamasi dan hepatoprotektif yang sesuai (AIHPAs) sesuai dengan pola klinis DILI; (4) Transplantasi hati darurat harus dipertimbangkan untuk pasien dengan ALF / SALF. KESIMPULAN • Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, Os didiagnosis mengalami Tuberkulosis paru dengan Hepatitis Drug Induce • Penatalaksanaan adalah denganmenghentikan pengobatan OAT untuk sementara waktu sampai faal hati (AST dan ALT) normal kembali, kemudian setelah kadar AST dan ALT kembali normal, PZA tidak digunakan lagi dalam OAT karena PZA merupakan obat tuberculosis yang mempunyai efek hepatotoksik dibandingkan dengan yang lainnya PUSTAKA 1. Amelia Fiqrianty, 2015, Resume Drug Induced Liver, (https://www.slideshare.net/ademagdalenas/farmasi-klinik-dili, diakses tanggal 21 Maret 2018) 2. Bethasiwi Purbasari, "_“, Makalah Drug Induced Liver Injury, (https://www.scribd.com/doc/50120389/Makalah-Drug-Induced-Liver-Injury- Bethasiwi-P-0610710019, diakses tanggal 19 Maret 2018) 3. dr. Elfriadi, 2011, Penyakit Hati Yang Diinduksi Oleh Obat (Drug – Induced Liver Disease), (http://elfriadi.blogspot.co.id/2011/02/penyakit-hati-yang-diinduksi- oleh-obat.html, diakses tanggal 19 Maret 2018) 4. Imelda Mana Loho, 2014, Drug – Induced Liver Injury – Tantangan dalam Diagnosis, [pdf], (http://.www.kalbemed.com/.../04_214CME_Drug- Induced%20Liver%20Injury–Tantangan, diakses tanggal 20 Maret 2018) 5. Karikaturijo, 2010, Drug - Induced – Hepatitis, (http://karikaturijo.blogspot.co.id/2010/11/drug-induced-hepatitis.html, diakses tanggal 22 Maret 2018) 6. Marshell Tendean, 2008, Hepatitis Imbas Obat, [pdf], (https://www.google.com/search?q=HEPATITIS+IMBAS+OBAT&ie=utf-8&oe=utf- 8&client=firefox-b, diakses tanggal 19 Maret 2018) LANJUTAN PUSTAKA 1. NCBI, 2017, CSH Guidelines For The Diagnosis And Treatment Of Drug – Induced Liver Injury, (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC541 9998/, diakses tanggal 21 Maret 2018) 2. Rebecca W. Van Dyke, M.D, 2012, Drugs and The Liver, (https://www.google.com/search?q=ppt+drug+induce d+liver&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b, diakses tanggal 19 Maret 2018 3. Sindy E. Cinthya, 2012, Penggunaan Obat Penginduksi Kerusakan Hati pada Pasien Rawat Inap Penyakit Hati, [pdf],(http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/view/1266 9/pdf, diakses tanggal 19 Maret 2018) CONTOH KASUS • Os datang ke Rumah Sakit diantar keluarganya dengan keluhan badan lemas. Sejak 2 minggu yll,nafsu makan Os menurun, makan sedikit- sedikit. Keluarga os mengaku bahwa berat badan os selama sakit menurun, os semakin terlihat kurus. • Keluhan lain: batuk (+), batuk darah (-), ngikil (+) terutama pada malam hari, dahak (+) warna putih kental. Batuk sudah 1 bulan, berobat 3x kedokter tidak sembuh-sembuh. • Keringat malam (-), os sering meriang, hilang timbul. Sesak nafas (-), nyeri dada (-), sakit kepala (-), nyeri otot (+). Riwayat kontak dengan penderita yang batuk lama (+) adik os. LANJUTAN KASUS • Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang • BB 30 kg, TB 160 cm7, kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 96x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,9°C. • Pemeriksaan BTA(-), dengan hasil ro thorax KP duplex aktif, kondisi fisik mendukung untuk diagnosis TB paru. Oleh dokter kemudian langsung diberikan pengobatan anti TB kategori 1, namun dalam perjalanan pengobatan, terjadi peningkatan kadar ALT dan ASP dalam darah, dan ikterik pun muncul pada pasien ini. LANJUTAN KASUS • Awal pengobatan 03-02-2009, SGOT : 33 (<37 U/L), SGPT : 22 (<41 U/L) • Pada tanggal 11-02-2009, SGOT :152, SGPT : 75. Oleh dokter, pengobatan tersebut dihentikan untuk sementara waktu (± 1 minggu). Setelah kadar SGOT dan SGPT normal,17-02-2009 SGOT: 34, SGPT : 54 • Pengobatan dilanjutkan dari awal tanpa menyertakan pirazinamid (PZA), dan tanggal 20- 02-2009, SGOT : 28, SGPT : 33. • Diagnosis : Tuberculosis Paru dengan Hepatitis Drug Induce MANAJEMEN TERAPI • Infus NaCl 20 tpm, Inj ceftriaxone 1 gr/24 jam, Ranitidin 1 gr/12 jam, inj Metclopramid/ 8jam, RHZE : Rifampisin 450 mg 1x1, INH 300 mg 1x1, Pirazinamide 500 mg 3x1, Ethambutol 500 mg 2x1, B6 1x1. • RHZE stop 12-02-2009 • Hepatitis Drug Induce RHE mulai 18-02-2009 • Rifampisin 450 mg 1x1, INH 300 mg 1x1,Ethambutol 500 mg 2x1, B6 1x1. PEMBAHASAN • OS menurut gejala klinis, hasil pemeriksaan BTA dan hasil pemeriksaan ro thorax adalah penderita Tuberculosis Paru BTA negatif dengan pengobatan kategori 1 sesuai dengan kriteriayang termasuk didalamnya, yaitu BTA negatif dengan ro.thorax positif dan kondisi klinis sangat mendukung. • Pengobatan OAT dalam kasus ini belum dalam bentuk paket kombipak, melainkan masih beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan, meliputi Isoniasid 5 mg/kgBB/hari (H), Ethambutol 10 mg/kgBB/hari (E),Rifampisin 15 mg/kgBB/hari (R), pirazinamid 25 mg/kgBB/hari (PZA) LANJUTAN PEMBAHASAN • Dalam perjalanan pengobatan, pasien mengalami ikterik, kemudian dilakukan pemeriksaan faal hati meliputi kadar SGOT (AST) dan SGPT (ALT). • Terjadi peningkatan ±5x dari kadar AST sebelumnya, dan ±4x darikadar ALT sebelumnya. Terjadilah hepatitis drug induce pada kasus ini. Penggunaan OAT kemudian dihentikan. • Kemudian saat AST dan ALT sudah normal, dan ikterik pun membaik,maka pemberian OAT diteruskan dengan hanya pemberian PZA saja yang dihentikan karena PZA mempunyai efek hepatotoksik yang lebih besar dibanding dengan yang lainnya. • Dari referensi yang dibaca, diagnosis dari hepatitis drug induce adalah ketika kadar AST dan ALT normal dan gejala serta tanda dari hepatotoksis membaik setelah pemberian semua obat anti TB dihentikan, dan terdapat satu dari kriteria: peningkatan lima atau lebih dari lima nilai normal ALT dan atau AST,peningkatan kadar serum total bilirubin diatas 1,5 mg/dl LANJUTAN PEMBAHASAN • Peningkatan AST dan atau ALT sebelum pengobatan OAT dengan anorexia, mual, muntah, malaise, organomegali dan jaundice • Ketika terjadi hepatotoksik, pengobatan OAT dihentikan. Kemudian dilakukan pemantauan kadar serum tranferase dua kali seminggu sampai terjadi penurunan kadar serum tranferase dan perbaikan klinis hepatotoksis Anatomi Fisiologi Hati ANATOMI HATI • Berat hati sekitar 120 – 160 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak. • Hati seorang dewasa normalnya beratnya mendekati tiga pound dan mempunyai banyak fungsi-fungsi. • Organ yang berlokasi pada bagian atas sisi kanan dari perut, kebanyakan dibelakang sangkar tulang rusuk.¹ Hati memiliki peran yang sangat penting,tidak hanya dalam proses sintesis, metabolisme dan penyimpanan tetapi jugadalam detoksifikasi senyawa-senyawa endogen dan eksogen. Hati membantu membersihkan darah dengan merubah kimia-kimia yang secara potensial membahayakan kedalam kimia- kimia yang tidak membahayakan. Sumber- sumber dari kimia-kimia ini dapat dari luar tubuh (contohnya, obat-obat atau alkohol), atau dalam tubuh (contohnya, ammonia, yang dihasilkan dari penguraian protein- protein; atau bilirubin, yang dihasilkan dari penguraian hemoglobin).¹