Anda di halaman 1dari 33

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

Disajikan Pada Pertemuan Pemetaan SDM Kesehatan di Tk. Kab/Kota


Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan
Pekalongan, 28-29 September 2015
LATAR BELAKANG
 UNDANG-UNDANG NO 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK
 UNDANG-UNDANG NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
 UNDANG-UNDANG NO 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA
KESEHATAN
 PERATURAN PRESIDEN NO 72 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
KESEHATAN NASIONAL
 PERATURAN PEMERINTAH NO 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
 PERMENKES NO 75 TAHUN 2014 TTG PUSKESMAS
 PERMENKES NO 56 TAHUN 2014 TTG KLASIFIKASI & PERIZINAN
RUMAH SAKIT
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pencapaian • ↙ angka kematian


MDGs dan Post • ↙ angka kemiskinan
2015 Derajat
• ↙ angka kesakitan
kesehatan
rakyat yg
setinggi-
• ↗ akses pelayanan tingginya
Implementasi • Pelayanan yang terstruktur
JKN • Pelayanan yang efisien &
efektif
SASARAN
Meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM(IKP)
INDIKATOR TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah puskesmas yang 2.370 2.380 2.390 2.400 2.410
minimal memiliki 5 jenis
tenaga kesehatan
*) kesling, farmasi, gizi,
kesmas dan analis
2Persentase RS Kab/Kota kelas 30 40 50 60 80
C yang memiliki 4 dokter
spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang
*) Tergantung dengan jumlah
lulusan PPDS setiap tahunnya
3Jumlah SDM Kesehatan yang 10.200 21.510 33.060 44.850 56.910
ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)

4
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET
INDIKATOR
SASARAN
2015 2016 2017 2018 2019
Terselenggaranya 1.Jumlah tenaga kesehatan 100.000 115.000 175.000 150.000 150.000
Standarisasi, Sertifikasi teregistrasi
dan Pendidikan
Berkelanjutan SDM K

Meningkatnya pelaksanaan 2.Jumlah peserta baru penerima 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
pendidikan tinggi dan bantuan pendidikan
peningkatan mutu SDM
Kesehatan

Meningkatnya Pendidikan 1.Jumlah aparatur yang mendapat 9.000 18.000 27.000 36.000 45.000
dan Pelatihan Aparatur sertifikat pada pelatihan
terakreditasi (kumulatif)

Meningkatnya Pelaksanaan 1.Jumlah tenaga pendidik, tenaga 1.200 2.310 2.550 2.790 3.060
Pendidikan dan Pelatihan kesehatan dan masyarakat yang
Tenaga Kesehatan ditingkatkan kemampuannya
melalui pelatihan

Meningkatnya pengelolaan 2.Jumlah peraturan/regulasi terkait 10 10 10 10 10


Mutu Pendidikan Tinggi pendidikan bidang kesehatan

3.Persentase program 50 60 70 75 80
studi/institusi Poltekkes
Kemenkes yang terakreditasi baik

Meningkatnya Pembinaan 4.Jumlah lulusan tenaga kesehatan 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
dan Pengelolaan PT dari poltekes Kemenkes
5
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET
INDIKATOR KETERKAITAN
SASARAN P' JAWAB
2015 2016 2017 2018 2019 DG NAWACITA
Meningkatnya 1Pemenuhan kebutuhan 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 5.2 PUSAT
Perencanaan dan tenaga kesehatan (PTT) PERENCANA
Pendayagunaan SDM 2 Jumlah tenaga kesehatan 600 650 700 750 800 5.2 AN DAN
Kesehatan yang didayagunakan PENDAYAGU
terutama di DTPK (Team NAAN SDM
Based) KESEHATAN
3Jumlah dokumen 2 1 1 1 2 5.2
perencanaan SDMK
Terselenggaranya 1Jumlah tenaga kesehatan 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 5.2
Pelaksanaan yang melaksanakan
Internship Tenaga internship
Kesehatan
Meningkatnya 1Jumlah dokumen norma, 20 20 20 20 20 5.2 SEKRETARI-
Dukungan Manajemen standar, prosedur dan AT BADAN
dan Pelaksanaan kriteria PPSDM Kesehatan PPSDM
Tugas Teknis Lainnya 2Jumlah dokumen data dan - 34 34 34 34 5.2 KESEHATAN
pada Program informasi Program
Pengembangan dan PPSDM Kesehatan
Pemberdayaan SDM
Kesehatan
Meningkatnya 1Jumlah satuan kerja yang 6 14 21 31 38 5.2
Pembinaan dan ditingkatkan sarana dan
Pengelolaan prasarananya (kumulatif)
Pendidikan Tinggi

6
STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
DALAM RPJP-K 2005 - 2025
1. Pembangunan Nasional Berwawasan
Kesehatan
2. Pemberdyaan Masyarakat dan Daerah
3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan
Kesehatan
4. Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan
5. Penanggulangan Keadaan Darurat
Kesehatan
Permasalahan Tenaga Kesehatan

Jumlah Tenaga Kesehatan masih kurang

Distribusi Tenaga Kesehatan yang tidak merata

Mutu atau kualitas nakes yang belum memadai

Kualifikasi Tenaga Kesehatan masih banyak yang


belum D III Kesehatan
Perkembangan Data & Informasi SDMK :
a. Data dan Informasi setiap jenjang administrasi
diperlukan untuk penentuan kebijakan berdasarkan bukti
b. Data dan informasi seringkali tersebar di berbagai
institusi dan adanya keterbatasan infrastruktur
c. Belum maksimalnya penggunaan Sistem Informasi SDMK

Dukungan pengelola data tk. Kab/kota,


dana dan sarana
PEMANFAATAN PEMETAAN SDM KESEHATAN

1. Dapat mengetahui ketersediaan SDMK kesehatan di wilayah


Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai bahan pertimbangan
perencanaan SDMK wilayah pada khususnya serta
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.
2. Dapat mengetahui ketersediaan nakes di fasyankes termasuk
nakes strategis, dalam rangka upaya pendayagunaan dan
pemerataan nakes.
3. Dengan cepat mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
menyusun Profil Kesehatan Kab/Kota/Provinsi Jawa Tengah,
Buku Saku Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
pencapaian indikator renstra Kemenkes dan Dinkes Jateng.
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
(PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN 2012 TTG
SISTEM KESEHATAN NASIONAL)

SKN - Fokus pd Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber


Daya Manusia Kesehatan guna menjamin ketersediaan,
pendistribusian, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
kesehatan.
Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan meliputi perencanaan kebutuhan dan program
sumber daya manusia yang diperlukan, pengadaan yang
meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber
daya manusia kesehatan, pendayagunaan sumber daya
manusia kesehatan, termasuk peningkatan kesejahteraannya,
dan pembinaan serta pengawasan mutu sumber daya
11
manusia kesehatan.
PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN
(Ps. 13 & 14 UU Nakes No. 36 Th 2014)

Pemerintah dan
Pemerintah Daerah
wajib memenuhi
kebutuhan Tenaga
Kesehatan, baik dalam  MELALUI
PEMETAAN
jumlah, jenis, maupun NAKES
dalam kompetensi secara
 DILAKUKAN
merata untuk menjamin SECARA
keberlangsungan BERJENJANG
pembangunan
kesehatan
• dilaksanakan
sesuai dengan
Pengadaan perencanaan dan
pendayagunaan
Tenaga Tenaga Kesehatan.
Kesehatan
• dilakukan melalui
pendidikan tinggi
PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN
(Ps. 22-23 UU Nakes No. 36 Th 2014)

1. Pengangkatan
sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
MEMPERHATIKA 2. Pengangkatan
DILAKUKAN OLEH
N ASPEK sebagai Pegawai
Pemerintah, pemerataan, Pemerintah
Pemerintah Daerah, pemanfaatan dengan Perjanjian
dan/atau masyarakat Kerja;
dan 3. Penugasan khusus
pengembangan.  Program
Nusantara Sehat
4. Program Dokter
Internsip Indonesia
• Tenaga Kesehatan yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dapat dipindahtugaskan antarprovinsi, antarkabupaten, atau
antarkota karena alasan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau promosi.
• Dalam hal terjadi kekosongan Tenaga Kesehatan, Pemerintah atau
Pemerintah Daerah wajib menyediakan Tenaga Kesehatan pengganti
untuk menjamin keberlanjutan pelayanan kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang bersangkutan.
• Dalam keadaan tertentu Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan
wajib kerja kepada Tenaga Kesehatan yang memenuhi kualifikasi
akademik dan Kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai Tenaga
Kesehatan di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
PENDAYAGUNAAN
NAKES LULUS LN DAN NAKES WNA

WNI LULUSAN LUAR NEGERI TKWNA


 dapat dilakukan dengan dilakukan dengan
mempertimbangkan
keseimbangan antara mempertimbangkan:
kebutuhan Tenaga • alih teknologi dan
Kesehatan di Indonesia
dan peluang kerja bagi ilmu pengetahuan;
Tenaga Kesehatan • ketersediaan
Warga Negara Indonesia
di luar negeri. Tenaga Kesehatan
 melakukan praktik di
setempat.
Indonesia harus
mengikuti proses
evaluasi kompetensi.
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan
dan pengawasan kepada nakes dengan melibatkan konsil
masing-masing nakes dan OP sesuai kewenangannya.
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud untuk :
a. Meningkatkan mutu yankes yg diberikan oleh nakes.
b. Melindungi penerima yankes dan masyarakat atas
tindakan yg dilakukan nakes.
c. Memberi kepastian hukum bagi masyarakat dan nakes.
TANGGUNGJAWAB DAN
WEWENANG PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH

UU Nakes No. 36 tahun 2014


BAB II Pasal 4

Pemerintah dan Pemda bertanggungjawab terhadap :


(1) Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan peningkatan
mutu nakes.
(2) Perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan, nakes
sesuai kebutuhan.
(3) Perlindungan kepada nakes dlm menjalankan praktik.
BAB III
KUALIFIKASI & PENGELOMPOKKAN
NAKES

Pasal 8
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas :
a) Tenaga Kesehatan
b) Asisten Tenaga Kesehatan

Pasal 9
1. Tenaga kesehatan sbgmana dimaksud dlm ps. 8a harus
memiliki kualifikasi min. DIII.
2. Keterangan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum
nakes sebagaimana dimaksud pd ayat (1) diatur dg
Peraturan Menteri.
BAB III
KUALIFIKASI & PENGELOMPOKKAN
NAKES

Pasal 10
1. Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dlm
pasal 8 huruf b hrs memiliki kualifikasi minimum
pendidikan menengah bid. Kesh.
2. Asisten tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pd ayat
1 hanya dpt bekerja dibawah supervisi nakes.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai asisten tenaga kesehatan
diatur dlm Peraturan Menteri.
KONSIL TENAGA KESEHATAN
INDONESIA

 Untuk meningkatkan mutu Praktik


Tenaga Kesehatan, memberikan
perlindungan serta kepastian hukum
kepada Tenaga Kesehatan dan
masyarakat di bentuk KTKI.
 KTKI terdiri atas konsil masing-masing
jenis tenaga kesehatan termasuk Konsil
Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi
 KTKI bertanggungjawab kepada
Presiden melalui Menteri.
STRUKTUR
ORGANISASI KTKI

KTKI

SEKRETARIAT
KTKI

KONSIL KONSIL KONSIL


SIP TENAGA KESEHATAN

• Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik


di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin
yang diberikan dalam bentuk SIP.

• SIP diberikan oleh pemerintah daerah


kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat
kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.
SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN LISENSI

INSTITUSI
MTKI ,
MTKP & OP
PENDIDIKAN

SERTIFIKASI MTKI / KFN


KTKI
KAB/KOTA
Lulus Pendidikan
REGISTRASI
Uji LISENSI
Kompetensi

Sertifikat STR  SIP


Kompetensi  SIK
WNI
LULUSAN LUAR NEGERI

EVALUASI KOMPETENSI
ADMINISTRASI KEMAMPUAN

• Keabsahan Izasah • Uji Kompetensi sesuai


dengan ketentuan Per UU an
• Fisik dan Mental
• Pernyataan mematuhi dan
melaksanakan etika profesi

SURAT TANDA REGISTRASI

SURAT IJIN PRAKTIK


PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN
TKWNA
EVALUASI KOMPETENSI
ADMINISTRASI KEMAMPUAN

• Keabsahan Izasah • Uji Kompetensi sesuai


dengan ketentuan Per UU an
• Fisik dan Mental
• Pernyataan mematuhi dan
melaksanakan etika profesi

STR SEMENTARA

SURAT IJIN PRAKTIK


ALIH TEHNOLOGI DAN ILMU PENGETAHUAN
KETENTUAN PERALIHAN

• Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma Tiga yang telah


melakukan praktik sebelum ditetapkan Undang-Undang ini, tetap diberikan
kewenangan untuk menjalankan praktik sebagai Tenaga Kesehatan untuk
jangka waktu 6 (enam) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
• MTKI dan KFN tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya sampai
terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
• Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi menjadi bagian dari KTKI
setelah KTKI terbentuk.
• KKI tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya sampai dengan
terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
• Sekretariat KKI tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya sampai dengan
terbentuknya sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
KETENTUAN PENUTUP

• Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia harus dibentuk paling


lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diundangkan.
• Pasal 4 ayat (2), Pasal 17, Pasal 20 ayat (4), dan Pasal 21
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan
• Sekretariat KKI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menjadi
sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia setelah
terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
STRATEGI PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

1 Pemetaan keadaan dan kebutuhan tenaga


kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Sinkronisasi keadaan dan kebutuhan dalam rangka
pemenuhan tenaga kesehatan di Indonesia
3. Pengembangan model distribusi tenaga kesehatan
4. Pelaksanaan pemenuhan tenaga kesehatan
5. Produksi tenaga kesehatan diploma
PERKEMBANGAN DATA & INFORMASI SDMK
TH 2010 - 2015
TAHUN BENTUK DOKUMEN JENIS KEGIATAN SUMBER
DANA
2010 Profil SDM Kesehatan Penyusunan Profil SDMK di Tk. Kab/Kota. APBN
Penyusunan Profi l SDMK di Tk. Provinsi.
2011 Profil SDM Kesehatan - -
2012 Profil SDM Kesehatan Edaran ke kab/kota untuk penyusunan -
data SDMK
2013 Dokumen Deskripsi Penyusunan Dokumen Dekripsi PPSDMK APBN
PPSDMK di Tk. Kab/Kota.
Penyusunan Dokumen Deskripsi di Tk.
Provinsi.
2014 Dokumen Deskripsi Pertemuan Pemetaan SDMK Tk. Provinsi APBD
PPSDMK (1x)
2015 Form SDMK A1 s.d. A5 Pert. Pemetaan SDMK di tk Prov (per APBD
Upload pd Aplikasi karesidenan 1x)
Pemetaan SDMK Pert. Pemetaan dg Institusi Diknakes
KENDALA PENYUSUNAN DATA SDMK
1. TENAGA KESEHATAN MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN  LANGKAH AWAL BERUPA PEMETAAN NAKES BLM
DIANGGAP SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN PRIORITAS  TDK
DIANGGAP SBG KEGIATAN YANG BERDAMPAK LANGSUNG PADA
MASYARAKAT.

2. BELUM SEMUA UNIT KERJA MENYAMPAIKAN DATA DAN INFORMASI


PPSDMK  FAKTOR HIRARKI KEWENANGAN, POLITIS, DLL  TDK
SINKRON DG INDIKATOR CAPAIAN YANKES MENURUT WILAYAH
KAB/KOTA, RASIO NAKES PER JML PENDUDUK.

3. FAKTOR TENAGA PENGELOLA BAIK DI TINGKAT KAB/KOTA MAUPUN


PROVINSI  KOORDINASI DAN KEPEDULIAN TERHADAP DATA BELUM
MAKSIMAL, PERGANTIAN PENGELOLA DATA SDMK.

4. DUKUNGAN DANA DAN STAKEHOLDER DALAM PENYUSUNAN PPSDMK


BAIK DI TINGKAT PUSAT MAUPUN DAERAH BELUM MAKSIMAL.
Kesimpulan
1. Kuantitas dan kualitas SDMK adalah kata kunci dalam
PPSDMK tahun 2015-2019 - tahapan awal :
Pemetaan SDMK
2. JKN merupakan konteks yang penting untuk
diperhatikan dalam PPSDMK.
3. Diperlukan terobosan kebijakan untuk mendukung
PPSDMK.
4. Kerjasama Pusat-Daerah (Provinsi maupun kab/kota)
menjadi penentu keberhasilan PPSDMK.
5. Indikator SDMK dibuat berjenjang dari level daerah
sampai nasional  dukungan stakeholder
Gombong, 10 Agustus 2015 33

Anda mungkin juga menyukai