Anda di halaman 1dari 90

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

oleh:
ZULFISA
Keselamatan kerja

suatu konsep berfikir dan upaya negara untuk menjamin


kelestarian jasmaniah, rohaniah tenaga kerja khususnya
dan masyarakat pada umumnya dalam upaya mencapai
masyarakat adil dan sejahtera.
Tujuan K3

 agar tenaga kerja dan setiap orang


lainnya yang berada di tempat kerja
selalu berada dalam keadaan sehat
dan selamat.
 agar sumber dan produksi dapat di
pakai dan dipergunakan secara
efisien.
 agar proses produksi dapat berjalan
secara lancar tanpa hambatan.
Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam
menanggulangi kecelakaan kerja :

1. Peraturan perundang-undangan :
 Penerapan semua ketentuan dan
persyaratan K3 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Penyelenggaraan, pengawasan,
pelaksanaan K3 langsung ditempat
kerja.
2.standarisasi
penyusunan standar disesuaikan dengan peralatan
industri.

3. inspeksi/ pengawasan
kegiatan ini dilakukan dalam rangka pemeriksaan dan
pengajian terhadap keadaan tempat kerja, mesin,
pesawat dan alat-alat lainnya.

4. riset
meliputi teknis, medis, psikologis dan statistik

5. pendidikan dan latihan


6. persuasif
pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak
menerapkan dan memaksakan dengan sanksi-sanksi.
7. asuransi
penyebab dari kecelakaan kerja dapat
digolongkan menjadi dua golongan :

1. kondisi yang berbahaya/ unsafe condition


misal: mesin pesawat, alat-alat instalasi

2. perbuatan yang berbahaya/ unsafe action


penyebab:
 pengetahuan keterampilan yang tidak sesuai dengan
pekerjaan
 keadaan fisik dan mental yang belum unutk bertugas
 tingkah laku dan kebiasaan yang tidak aman untuk
selalu berani
 kurangnya perhatian dan pengawasan dari manager
Faktor-faktor penyebab penyakit akibat
kerja
1. faktor biologis
disebabkan oleh makhluk hidup lain.
2. faktor fisik
suhu terlalu tinggi/ panas/ dingin,
kebisingan,radiasi, penerangan,dll
3. faktor kimia
debu logam/ kopas
4. faktor fisiologi
5. faktor mental dan psikologis
Usaha-usaha K3
1. Persuasif

adalah usaha pendekatan kepada tenaga


kerja dalam usaha penerangan K3.
Usaha-usaha persuasif :
 penyuluhan
 kepada pemilik perusahaan disarankan
agar melaksanakan pelatihan khusus
terhadap tenaga kerja yang baru dan
belum berpengalaman.
 Melaksanakan acara-acara kampanye
dalam usaha membudayakan K3.
2. preventif

adalah pencegahan agar tingkat bahaya


dan masalah K3 dapat dihindari
usaha yang dilakukan:
 Pengawasan/ pemeriksaan langsung ketempat kerja
oleh pihak yang berwenang dalam rangka
mengawasi dan memeriksa sumber-sumber yang
bahaya ditempat kerja.
 Pegawai pengawas langsung memberikan
persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh
perusahaan baik yang tertulis dibuku akte
pengawasan maupun dalam bentuk nota tertulis.
 Melakukan pengujian terhadap alat, peralatan
instalasi dan bahan yang dipergunakan dalam
rangka pikiran dan pengesahan perizinan
penggunaan
3.Represif

adalah penetapan UU ketenaga-kerjaan


bagiperusahaan yang melanggar
UUketenaga-kerjaan, dengan cara
 Memberikan peringatan kepada pemilik yang belum
mengindahkan peraturan-peraturan/ ketentuan-
ketentuan.
 Dilakukan penyegelan dan penyitaan bisa bersifat
sementara.
 Memberikan/ mengeluarkan berita acara baik kepada
pemilik, pengurus, tenaga kerja atau diajukan
kepada pengadilan
Ruang lingkup K3 :

 keselamatan kerja diperusahaan atau


ditempat kerja.
 keselamatan kerja bidang kebakaran.
 keselamatan kerja bidang pesawat uap.
 keselamatan kerja bidang bejana
bertekanan.
 keselamatan kerja pesawat asitilen.
 keselamatan kerja bidang mekanik.
 keselamatan kerja konstruksi bangunan.
Ruang lingkup K3 :

 keselamatan kerja diperusahaan atau


ditempat kerja.
 keselamatan kerja bidang kebakaran.
 keselamatan kerja bidang pesawat uap.
 keselamatan kerja bidang bejana
bertekanan.
 keselamatan kerja pesawat asitilen.
 keselamatan kerja bidang mekanik.
 keselamatan kerja konstruksi bangunan.
KESEHATAN KERJA

aplikasi kesehatan masyarakat didalam


suatu tempat kerja dan yang menjadi
sasaran dari kesehatan kerja adalah
mesyarakat sekitar, perusahaan dan
masyarakat pekerja dan konsumen.
Usaha-usaha pokok kesehatan kerja :
upaya promotif/ peningkatan kesehatan
 peningkatan gizi
 penyuluhan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung

usaha preventif/ pencegahan


 sebelum pekerja mulai bekerja harus sesuai dengan aturan
 sebelum pekerja bekerja diberi penyuluhan

upaya curative/ pengobatan


 pemeriksaan
 perawatan
 Pengobatan

upaya rehabilitive/ rehabilitas/ pemulihan setelah sakit


Tujuan utama dari kesehatan kerja

 pencegahan dan pemberantasan kecelakaan akibat


kerja
 pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi
tenaga kerja
 perawatan dan mempertinggi efisiensi, serta
produktivitas tenaga kerja
 pencegahan kelelahan kerja dan peningkatan
kegairahan dan kenikmatan kerja
 perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan
agar terhindar dari bahaya pencemaran yang timbul
 perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang
mungkin ditimbulkan dari produk perusahaan tersebut
Tujuan akhir kesehatan kerja

menciptakan tenaga kerja yang


produktif dan sehat yang didukung
oleh lingkungan kerja yang
memenuhi syarat kesehatan (suhu
ruangan yang nyaman, cahaya yang
cukup, bebas debu, sikap badan baik,
alat kerja yang sesuai).
Faktor yang mempengaruhi
kesehatan dan produktifitas kerja :

a. beban kerja
b. beban tambahan
c. kemampuan kerja
Beban kerja
dapat berupa:
 beban fisik
 beban mental dan
 beban sosial sesuai dengan jenis
pekerjaan
beban tambahan

berupa kondisi lingkungan yang tidak


menguntungkan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
Beban tambahan :

 faktor fisik
penerangan yang tidak cukup , suhu yang terlalu
dingin atau panas , suara bising
 faktor kimia
contoh : bau gas, asap, debu
 faktor biologi
contoh : tumbuhan atau binatang yang mengganggu
 faktor psikologi
contoh : peralatan yang tidak sesuai dengan ukuran
tubuh
 faktor sosial psikologis
contoh : suasana kerja yang tidak harmonis
Kapasitas/kemampuan
kerja
Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa seseorang
sejak lahir dan dapat berkembang karena pendidikan
dan pengalaman.
Kapasitas dipengaruhi oleh :
 keadaan gizi
 faktor genetik
 lingkungan
Kapasitas dapat ditimbulkan dengan :
 dengan peningkatan gizi
 meningkatkan kebugaran
 dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan
FAKTOR MANUSIA DALAM
BEKERJA
aspek manusia dipengaruhi oleh
dua faktor

faktor ergonomik
ergon : bekerja
nomos : peraturan bagaimana melakukan
pekerjaan termasuk menggunakan
peralatan kerja.
Ergonomis :
suatu ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan
kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia
sehingga mencapai kesehatan tenaga kesehatan dan
produktifitas kerja yang optimal
Tujuan utama ergonomi :

 mencegah terjadinya kecelakaan


kerja
 mencegah ketidak efisien-an kerja
 mengurangi beban kerja
prinsip argonomi yang menjadi pegangan
dalam program kesehatan kerja :

 sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat


dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan
mesin, penempatan alat penunjuk dan cara harus melayani
mesin.
 Ukuran normalisasi mesin dan peralatan kerja diambil
ukuran terbesar sebagai dasar. Serta diatur dengan suatu
cara sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat
dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.
 Ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar
penempatan alat kerja adalah sebagai berikut :
 Kalau berdiri alat kerja harus disesuaikan dengan tinggi badan,
bahu, siku, pinggul dll
 Duduk harus disesuaikan dengan tinggi duduk, panjang
tangang atas, lengan bawah dll
 Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri tinggi kerja
sebaiknya 5-10 cm di bawah tinggi siku.
 Dari segi otot sikap duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk dan dianjurkan duduk tegak agar punggung
tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas.

 Tempat duduk yang baik :


 Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki
yang sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha
dalam keadaan datar.
 Lebar papan duduk ±35 cm
 Papan balok punggung tingginya dapat diatur dan
menekan pada punggung

 Arah penglihatan pekerjaan berdiri adalah 23 derjat- 37


derjat kearah bawah, sedang untuk pekerjaan duduk arah
penglihatan antara 32 derjat – 44 ke derjat sarah bawah.
 Kemampuan beban fisik manusia(laki2 dws) max 50kg
 Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam sehari
lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja menurun.
Kecelakaan kerja

Adalah kejadian yang tak terduga


dan tidak diharapkan akibat kerja.
Kecelakaan kerja

 Dibedakan atas :
 kecelakaan kerja akibat langsung
dari pekerjaan
 kecelakaan kerja saat kerja
dilakukan
 kecelakaan kerja pada saat
perjalanan dan ketempat kerja
klasifikasi kecelakaan akibat kerja
menurut jenis kecelakaan : menurut sifat luka/ kelainan
 terjatuh  patah tulang terbuka/ tertutup
 tertimpa benda  resiko
 tertumpuk benda  regang otot
 gerakan yang melebihi kemampuan  memar dan luka dalam
 pengaruh suhu tinggi  amputasi luka bakar
 terkena arus listrik  keracunan mendadak
 kontak dengan bahan berbahaya/  pengaruh radiasi
radiasi
menurut penyebab kecelakaan kerja menurut letak kelainan/ luka
: ditubuh
 mesin  dikepala
 alat angkut  badan
 peralatan lain berupa pemanas,  punggung
pendingin, dll  leher, dll
 bahan dan zat radiasi contoh bahan
peledak, gas, dll
 lingkungan kerja didalam
lingkungan kerja, diluar kerja
(dibawah tanah)
Pencegahan kecelakaan kerja
1. Peningkatan kesehatan
 peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
 Membangun kejiwaan pekerjaan yang sehat
 penyediaan perumahan sehat bagi pekerja
 menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang sehat
 pemeriksaan kesehatan sebelum kerja

2. perlindungan khusus
 pemberian imunisasi
 higyenis pekerja yang baik
 sanitasi lingkungan kerja yang sehat
 penyesuaian antara manusia/ pekerja dengan alat
 menghindari sebab- sebab alergi
 perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya pekerjaan
3. Early diagnosis and promt treatment
 Mencari tenaga kerja baik perorangan/ kelompok yang
mengalami suatu penyakit
 Melakukan general check-up secara teratur terhadap
pekerja

4. pencegahan kecacatan/ disability limitation


 pengobatan yang tepat untuk mencegah dan
menghentikan proses penyakit
 penyediaan fasilitas untuk kecacatan dan mencegah
kematian

5. rehabilitation
 diberikan pendidikan untuk menggunakan alat bagi
yang cacat
 penempatan tenaga cacat secara selektif
 diadakan terapi kerja di R.S
 latihan dan pendidikan untuk melatih kemampuan yang
ada
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
KERJA

OLEH :
ZULFISA
PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
faktor fisik
1. kebisingan
Bunyi adalah rangsangan pada bilangan atau getaran-getaran melalui
media elastis.
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki serta dapat merusak alat
pendengaran

 intensitas bunyi (dB/ desible)


 frekuensi (hertz)

 sangat tenang : 0 – 10 dB contoh : pohon


tenang : 20 – 40 dB contoh : rumah
 suasana yang sedang : 40 – 60 dB
 suasaana kuat : 60 – 80 dB contoh : radio
 suasana sangat hiruk : 80 – 100 dB contoh : pasar
 Menulikan : 100 – 120 dB contoh :
halilintar, bom
Intensitas bunyi dan jam kerja

 85 dB selama 8 jam
 92 dB selama 6 jam
 95 dB selama 4 jam

frekuensi yang bisa kita dengar


ambang batasnya : 16 – 20.000 Hz
Efek kebisingan terhadap alat
pendengaran
 65 dB kalau terus menerus dapat meningkatkan
penyakit jantung dan pembuluh darah
 70 dB menimbulkan kelelahan
 80 dB kerusakan alat pendengaran dan
penurunan daya pendengaran
 90 dB jika terus menerus bisa menyebabkan
ketulian permanent
 100 dB dalam waktu singkat dapat mengurangi
daya pendengaran
 120 dB dapat menimbulkan rasa nyeri pada alat
pendengaran
 150 dB kehilangan pendengaran seketika
usaha untuk mengendalikan
kebisingan
*dengan cara substitusi
 mengganti alat yang bising dengan alat
yang kebisingannya lebih rendah
*menggunakan alat peredam suara
*isolasi
 mesin yang keras bunyinya dipisahkan dari
ruangan kerja
*memberi ventilasi
*adanya pengaturan jam kerja dari karyawan
sesuai dengan intensitas bising
*menggunakan alat perlindungan diri
Alat perlindungan diri
sumbat telinga / ear plug
 alat yang sederhana terbuat dari kapas/
bahan lain yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan ring
telinga, sumbat telinga ini dapat
menurunkan kebisingan 25 – 30 dB
Tutup telinga
 Alat ini dapat menurunkan kebisingan
antara 30 – 40 dB
Radiasi

 radiasi elektromagnetik
 radiasi sinar laser
 radiasi gelombang mikro
 radiasi sinar X
 radiasi sinar IM
 radiasi sinar UV
 radiasi panas
 radiasi radio aktif
sinar yang memancarkan sinar α, γ,
Sinar laser
 Digunakan untuk pengelasan, pemotongan, pelapisan,
spektros copy, dan alat-alat medis. Sinar laser mempengaruhi
kerusakan mata dan kulit. Pada mata akan menyebabkan
kerusakan pada retina (kebutaan)
 Nilai ambang batas terhadap mata : 0,6 – 0,7 µm dan 488
nm.
 Nilai ambang batas terhadap kulit : 1,0 W/ cm

Sinar infra merah


 Sumber sinar adalah matahari, dapur- dapur pemijaran pada
pabrik baja, ini mengakibatkan penyakit katarak pada mata.
Untuk pencegahan :
 pemeriksaan mata secara periodik
 memakai kaca mata cobalt
 Sinar UV
 menyebabkan konjutivitas, fotoelektrik. Sumber lain selain
sinar matahari :
 poengelasan pada tingkat tinggi
 lampu pijar
 pemijaran pada tingkat tinggi
 usaha-usaha pencegahan :
 pekerja dilengkapi dengan kaca mata yang tidak tembus sinar
UV

 Sinar γ
 Dapat menyebabkan kelainan dikulit dan luka bakar, hipotensi,
kerusakan pada darah, leukimia.
 Sumber-sumber : industri-industri logam
 Pencegahan :
 Pekerja yang bekerja dilingkungan sinar γ diperiksa darah
secara periodik (jika hasil + maka jam kerja dikurangi/
shrelding).
 Batas aman :100 mRad/ bulan
Sinar radio aktif
Memancarkan sinar α, γ, β. menyebabkan
keguguran, kemandulan dan
menyebabkan cacat pada anak yang baru
lahir.
cuaca kerja/ suhu ditempat kerja

 Suhu kerja optimal didaerah subtropis : 19°C– 24°C, tropis


: 31°C

Pengaruh cuaca kerja terhadap pekerja :


Pengaruh panas
 akan mengurangi kelincahan
 bekerja tidak nyaman
 menimbulkan rasa letih
 meningkatkan faktor kesalahan
 memperpanjang waktu reaksi dan waktu penerimaan
keputusan
 berkurang kestabilan
 mengganggu kecermatan kerja otak
 mengganggu koordinasi saraf perasa dan motorik
 mengeluarkan banyak keringat (dehidrasi)
Pengaruh suhu dingin

 Mengurangi efisiensi kerja dengan


keluhan kaku
 Terganggunya koordinasi otot
 Nilai ambang batas suhu optimal
untuk pekerja : 21°C – 30°C.
 Suhu yang nyaman ; 24°C – 26 °C
Pengendalian cuaca kerja panas
 Pada lingkungan kerja bersuhu panas dapat ditanggulangi dengan
cara :
 mengatur suhu ruangan kerja dengan alat pengatur suhu
 mengatur sirkulasi udara dengan memperbaiki ventilasi ruangan
 mempercepat aliran udara dengan pemasangan kipas angina
 pemasang penyekat antara sumber panas dan tenaga kerja dalam
melakukan pekerjaannya
 mengatur waktu kerja dan waktu istirahat
 menyediakan pakaian kerja khusus diuang kerja yang panas
 menyediakan air minum yang cukup serta mudah dijangkau
 menggunakan bahan bangunan yang bersifat isolator terhadap
panas
pengendalian cuaca kerja
dingin

 pekerja dilengkapi dengan pakaian


khusus penahan dingin
 pakai tutup kepala wol
 makanan dan minuman yang hangat
untuk manghangatkan badan
 diatur antara waktu kerja dan waktu
istirahat
Getaran
Getaran mekanik : getaran yang disebabkan oleh alat-alat
mekanik yang dijalankan oleh suatu motor yang sebagian
disalurkan ketubuh pekerja dalam bentuk getaran mekanik
Akibat :
 menyebabkan ransangan terhadap reseptor saraf didalam
jaringan tubuh, kemungkinan terjadi gangguan melalui saraf
sentral.
 Efek/ akibat getaran mekanik :
 gangguan terhadap kenikmatan kerja
 dapat mempercepat kelelahan
 terganggu system saraf sentral maupun otonom

perlindungan supaya getaran tidak mengganggu kerja :


meletakkan peredaman dibawah benda bergetar tersebut.
Untuk pekerja alat peredam bisa diletakkan dibawah kaki
dan tempat duduk
Bau di tempat kerja
Nilai/ derajat bau dibedakan atas :
 0 : tidak berbau
 ½ : ambang penciuman
 1 : nilai ambang identifikasi
 2 : bau nyata
 3 : bau keras
 4 : sangat berbau

usaha pengendalian bau :


 melakukan pembakaran udara yang berbau
 menambah bau-bauan yang baru untuk merubah zat yang berbau
menjadi zat yang kurang berbau.
 menutupi suatu zat/ menetralkan bau suatu zat dengan zat lain
yang sifat- sifat antagonis. Contoh : karet
 dengan melakukan proses observasi, kondensasi, dll. Contoh
:sepatu berbau
 mengubah bahan-bahan kimia yang berbau dengan menggunakan
bahan oksidasi
 dengan memakai AC
tekanan udara

Terdiri dari 2 macam :


^tinggi
^rendah
 penyakit caison disease (dikompres)
adalah: terjadinya penyebaran gas N2
pada jaringan tubuh sehingga terjadi
kelumpuhan.
 Pencegahan : tidak melewati waktu yang
ditentukan selama berada pada tempat
kerja tersebut.
Cahaya ditempat kerja
 Satuan cahaya :
 lilin/ candel : satuan sumber kekuatan suatu cahaya
 lumen (lm) : arus cahaya yang ditimbulkan oleh
sumber cahaya
 lux (Lx) : satuan penerangan yang /m2 jatuh
srus cahaya 1 lumen

 akibat dari kurangnya penerangan :


 kelelehan pada mata
 kelelehan mental, contoh : menurunnya kemampuan
intelektual, pusing, dll
 keluhan pegal didaerah mata serta rasa sakit disekitar
mata
 kerusakan alat penglihatan dan bahayanya akan
meningkatkan kecelakaan kerja
Nilai ambang batas kekuatan
cahaya ditempat kerja
 penerangan bagi pekerja yang membedakan benda-benda kasar. Contoh
:memisahkan batu dengan tanah, gudang, kekuatan penerangan : 50 Lux
 penerangan bagi pekerja yang membeda-bedakan barang kecil secara
sepintas. Contoh :penggilingan padi, pengumpulan dan pengambilan kapas,
kamar mandi, WC.
 penerangan untuk pekerja yang membedakan benda-benda kecil agak teliti.
Contoh :menjahit textile, melapis perabot, industri pengalengan mekanan.
 Kekuatan penerangan minimal 200 Lux
 penerangan untuk membedakan benda-benda kecil dan halus sekali.
Contoh :pembuatan tepung, pekerja kantor, yang menulis dan membaca.
Kekuatan penerangan :300 Lux
 penerangan untuk membedakan barang-barang halus serta kontras dalam
waktu lama kekuatan penerangan :500 – 1000 Lux. Contoh :mengetik,
menjahit warna gelap.
 penerangan untuk membedakan barang yang sangat halus dengan kontras
yang sangat kurang dalam waktu lama. Kekuatan penerangan :2000 Lux
 contoh :orang memasang arloji, tukang mas, pemeriksa huruf pada
percetakan.
faktor kimia
sifat dan derajat racun bahan kimia yang digunakan dalam
bahan industri tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut
:
Sifat fisik bahan kimia
1. gas
 sifat :
 pada umumnya tidak berwujud
 konsentrasi rendah tidak berbau
 berfungsi mengisi seluruh ruangan
2. uap
 bahan kimia berbentuk gas dari zat-zat dalam keadaan biasa
berbentuk padat/ cair
 sifat : hampir sama dengan gas
3. debu
 partikel- partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan
alami/ mekanik. Seperti :pada pengolahan, penghancuran,
peledakan, dan pengepakan dari bahan- bahan baik organik
maupun anorganik. Contoh :batu dihancurkan, pemotongan
logam.
4. Kabut
 Berupa partikel halus dalam udara yang terjadi dari
kondensasi bentuk uap atau dari pemecahan zat cair
menjadi tingkat disperse.
Contoh :busa/ foaming, hair spray
5. Fume
 Partikel zat padat yang terjadi karena kondensasdari
bentuk gas biasanya sesudah penguapan benda padat
yang dipijarkan dan disertai dengan oksidasi kimiawi.
Contoh:terbentuknya zat-zat ZNO, MgO
6. Bentuk awan
 Bentuk partikel cair sebagai kondensasi dari fase gas.
Ukuran partikel :0,1 - 1µ
7. Asap
 Biasa berasal dari pembakaran tidak sempurna dari
bahan-bahan organik
 Untuk bahan yang bersifat partikel digolongkan
menurut sifat-sifatnya sebagai berikut:
a. perangsang
contoh : kapas, sabun, bubuk beras
b. toksik/ bersifat racun
contoh : pabrik pg, arsen, mangan, dll
c. alergi
contoh : kapas, tepung sari
d. demam
contoh : ZnO, berbentuk frame, dll
Cara masuknya bahan kimia dalam
tubuh

melalui saluran pernafasan


 dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru
 contoh :amoniak, klorin
 yang cenderung tinggal dalam paru-paru :silica dan asbes
melalui saluran pencernaan
akibatnya :
 bisa merusak organ tubuh bagian dalam, contoh :CCl4
 bisa merusak susunan darah, contoh :benzene
 bisa meusak susunan saraf, contoh :parathron
 anestesi, contoh :tri cholar etilen, eter, CHCl3
absorsi melalui kulit
 yang berbentuk cair dan yang ada diudara
akibatnya ;dermatitis
 rasa terbakar pada kulit ,contoh :H2SO4, fenol liq.
 Gangguan pada bagian tubuh bagian dalam
Contoh senyawa disabsorbsi kulit :methanol, toluene, arsinik,
netroglurin, beberapa pestisida.
Pengelompokan bahan kimia secara
farmakologi
Menyebabkan iritasi (pengikisan)
 Terutama yang berbentuk gas dapat merusak hidung, saluran pernafasan, mata, mulut,
dan paru-paru.
 Dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan iritasi akut.
 Dalam konsentrasi rendah dapat menimbulkan iritasi kronis.
 Contoh :NH3, nitrogen, ozon.
Asphyxiants
 Akibat dari kekurangan oksigen
 Gas yang memiliki sifat asphyxronis
 Propane, butina, argon, metan, Ne, acitilen, He
Anestesi dan narkotik
 Contoh :senyawa klorom hidrokarbon (metilen klorid, kloro etsilen, kloro ebilin,
methanol, ethanol dan buthanol)
Karsinogen
 Contoh :asbes, benzene, nitrosamine, arsen, terbabubara yang menguap, bahan
pewarna (prodomin B), kromium, dll
Mutagen
 Contoh :ozon, bahan kimia yang bersifat radiasi (uranium)
Teratogenik
 Contoh :nikotin, alkohol dan bahan-bahan kimia yang bersifat radiasi penilaian dan
evaluasi dampak bahaya faktor kimia lingkungan kerja, maksud :untuk mengetahui
tingkat resikobahaya faktor kimia baik terhadap resiko keelamatan ataupun resiko
terhadap kesehatan tenaga kerja.
USAHA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
FAKTOR KIMIA LINGKUNGAN KERJA
eliminasi bahan berbahaya
 menghilangkan bahan berbahaya dari lingkungan kerja :
 menghilangkan bahan berbahaya dari lingkungan kerja
 tidak menggukan bahan berbahaya sama sekali
 melakukan proses pengolahan bahan berbahaya dalam system
tertutup
substitusi
 manggunakan bahan berbahaya dengan bahan lain yang tidak
berbahaya
fentilasi yang cukup
 untuk mengencerkan/ mengeluarkan bahan berbahaya dari ruangan
higyenis dan sanitasi lingkungan kerja
 ditujukan pada tenker:
 menggunakan alat pelindung diri
 pada pekerja diberikan pemeriksaan kesehatan, dilakukan :
 pada awal pekerjaan
 pemeriksan khusus
 pemeriksaan rutin
sanitasi perorangan
Faktor Biologis

 Seperti : virus, bakteri, protozoa,


jamur, cacing, kutu, pinjal ricketsia
(pada burung).
Penyakit TBC dianggap penyakit
akibat kerja
 Pekerjaan terlalu banyak sehingga
melelahkan
 Pekerjaan yang jumlah pekerjanya terlalu
banyak yang tidak sesuai dengan kondisi
tempat kerja.
 Pekerjaan yang fentilasi dan penerangan
yang kurang
 Pekerjaan yang waktu bekerjanya terlalu
panjang
 Pekerjaan yang menyebabkan pekerja
mengalami tekanan jiwa
Pencegahan penyakit akibat kerja

 Memberikan imunisasi pada pekerja


dan keluarganya
 Pencegah disesuaikan dengan
penyebabnya
Gizi Kerja

nutrisi yang diperlukan oleh para


pekerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan
Fungsi gizi bagi tubuh

 Untuk pemeliharaan tubuh


 Untuk perbaikan didalam sel dan
jaringan
 Untuk pertumbuhan
Penyebab kurang gizi :
 Ketidak tahuan (kurangnya
pengetahuan)
 Kebiasaan makan yang buruk
Kebutuhan kalori untuk
dewasa:

 Metabolisme basal (kebutuhan kalori minimum)


Sejumlah tenaga yang diperlukan oleh tubuh dalam
keadaan istirahat sambil tiduran dan tenang, dimulai
sejak 12 – 15 jam setelah makan. Kebutuhan tenaga
minimum dibutuhkan untuk pemeliharaan proses alat
vital tubuh seperti: jantung, paru- paru, usus,
lambung, hati, ginjal, kelenjar- kelenjar serta
perawatan sel.
 Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh
 Kerja otot
Beberapa anjuran bagi perusahaan untuk
mempertahankan produktifitas dari tenaga kerja:

 Pengaruh frekuensi makanan dan komposisi makanan


:
 Pengalaman dari perusahaan menunjukkan bahwa
pemberian kesempatan untuk makan pada saat
istirahat membantu memperbaiki produktifitas dan
meniadakan kelelahan kerja
 Makan pagi mempunyai pengaruh penting pada
produktifitas kerja sebaiknya dianjurkan pada para
pekerja untuk melakukannya
 Makanan yang diberikan dalam pekerjaan harus
bersifat enteng dan berfungsi menambah kalori yang
diperlukan. Makanan yang berat bahkan berakibat
menurunnya produktifitas kerja
 Jika nilai gizi makanan dipenuhi, tidak
perlu ditambah frekuensi makan
dipekerjaan kecuali pada waktu istirahat
 Tidak perlu tambahan protein untuk
kegiatan otot yang lebih besar, asal
dapat dipenuhi kebutuhan kalori sehari-
hari
 Tidak diperlukan vitamin ekstra, asal
dipenuhi jumlah yang dibutuhkan
Untuk pekerjaan ditempat kerja
yang bersuhu tinggi dianjurkan:
 Minum air sekurang- kurangnya 2,8 liter
pada suhu tinggi, 1,9 liter bekerja
ringan.
 NaCl 0,2 %
 Pekerja tidak minum miras
 Minum susu kurang lebih 1 – 2 gelas
 Untuk pekerjaan ditempat yang
bersuhu rendah dianjurkan:
 Meminum yang hangat
 Dengan memakai pakaian yang tertutup
 Untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan kimia, dianjurkan:
 Mengkonsumsi vitamin C yang banyak
persyaratan dari bahan makanan
 Selain mencukupkan gizi
 Rasa enak
 Aroma sedap
 Warna yang menarik
 Bentuk yang estetis
 Penyajian yang sesuai
Zat gizi yang dibutuhkan
Protein ,3 jenis :
 Protein lengkap : semua asam amino
essensial dalam jumlah yang cukup,
berasal dari hewani.
 Asam amino essensial : asam amino yang
tidak dapat dibentuk oleh tubuh, maka
harus didatangkan dari luar. Fungsi asam
amino essensial :
 Membentuk sel- sel yang baru
 Mengganti sel- sel yang tua
 Sumber kalori atau bahan bakar
Protein sebagian yang tidak lengkap :
mengandung sebagian asam amino dalam
jumlah tidak cukup dan asam amino non
essensial terdapat pada bahan makanan
yang berasal dari tumbuh- tumbuhan dan
sebagian kecil dari hewan dan sebagian lagi
dapat dibentuk dalam tubuh manusia itu
sendiri.
Fungsi nya :
 Mengganti sel- sel yang sudah tua
 Sumber kalori
Protein tidak lengkap :
mengandung asam amino non
essensial, terdapat dalam makanan
yang berasal dari tumbuhan, dapat
dibentuk sendiri oleh tubuh, dari
sisa- sisa metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein.
Fungsinya :
Penghasil kalori paling sedikit sekali untuk
mengganti sel- sel yang sudah tua
Karbohidrat

Sumber :
tumbuh- tumbuhan penghasil tepung. Didalam
tubuh tepung yang dikonsumsi dirubah menjadi
glikogen dan disimpan dalam hati dan otot. Bila
diperlukan dikeluarkan dalam darah dan jaringan
sebagai glukosa.
Fungsi :
 Sebagai sumber tenaga untuk kegiatan
tubuh
 Sebagai pengatur suhu badan
 Kelebihannya dalam badan dirubah dan
disimpan sebagai lemak
Lemak

Sumber :
hewan dan tumbuh- tumbuhan.
Fungsi:
 Sebagai sumber tenaga
 Mengatur suhu badan
 Kelebihannya disimpan sebagai lemak
tubuh
Kalori yang dihasilkan setiap satu gram
makanan :

 Protein 4 kal/ gram


 Lemak 9 kal/ gram
 Karbohidrat 4 kal/gram
Vitamin

Sumber :
buah dan sayur, ikan
Fungsi :
merangsang dan melindungi
metabolisme, mempercepat perubahan zat
makanan untuk dijadikan sebagai
substitusi yang sesuai guna dijadikan
sebagai pembaharuan sel- sel tubuh serta
penghasil tenaga.
Sifat-sifat : vitamin B dan C mudah rusak
dengan pemanasan
Mineral

Jumlah mineral dalam tubuh ± 55 jenis


 Mineral dalam jumlah sedikit tapi mutlak
dibutuhkan,
Contoh : Cu, Co, Mn, Zn, dan I2.
 Mineral dalam jumlah banyak dibutuhkan ,
Contoh : Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S.
 Mineral dalam jumlah sedikit tapi belum
jelas peranannya, Contoh : Al, Br.
 Mineral yang dalam jumlah sedikit
dibutuhkan dan dapat meracuni
tubuh,Contoh : Pb, F, Se.
Alat Pelindung Diri (APD)

Adalah seperangkat alat yang digunakan


oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja.
pengendalian potensi bahaya
dilingkungan kerja

 Pengendalian teknis
Melalui tindakan teknis dan menggunakan peralatan
mekanis untuk meniadakan potensi bahaya
dilingkungan kerja, contoh :
Substitusi yaitu mengganti bahan berbahaya dengan
bahan tidak berbahaya.
 Pengendalian administratif
Menggunakan teknik manajemen, antara lain melalui
pengaturan mutasi rotasi kerja dan tata rumah
tangga yang aman dan sehat.
Alat pelindung diri
1. pelindung kepala

Topi pelindung atau helm, fungsi:


 Untuk melindungi kepala dari benda-
benda yang melayang
 Pukulan atau benturan kepala, terjatuh dan
terkena arus listrik.
Persyaratan :
Tahan terhadap pukulan, perubahan iklim
Tidak mudah terbakar
Tutup kepala
untuk melindungi kepala dari api atau kebakaran,
korosi, panas atau dingin.
Cap atau Hats
untuk melindungi kepala atau rambut dari kotoran
2. Alat pelindung mata dan muka

 Spektakles
Guna : untuk melindungi mata dari
partikel kecil, debu dan radiasi gelombang
elektromagnetik.
 Goggles
Terbuat dari plastik yang transparan yang
dilapisi lensa dari kaca kobal
Guna : untuk melindungi mata dari gas,
uap, debu dan percikan larutan kimia.
3. Alat pelindung telinga
mengurangi intensitas suara yang
masuk kedalam telinga
a. Sumbat telinga (ear plug)
Dapat mengurangi intensitas suara 25 –
30 desibel
b. Sungkup telinga (ear muff)
Dapat melindungi daun telinga dan dapat
mengurangi intensitas suara 30 – 40
desibel.
4. Alat pelindung pernafasan

untuk melindungi alat pernafasan terhadap


gas, uap debu atau udara yang
terkontaminasi dengan zat racun, zat
korosi.
a. Masker
b. Respirator
untuk melindungi pernafasan dari debu,
kabut, uap logam, asap dan gas.
Respirator

Chemical respirator
Alat yang digunakan pada udara yang terkontaminasi gas dan uap
dengan toksisitas yang rendah, dilengkapi dengan cat ridge yang
berisi adsorban dari arang aktif, berguna untuk mengadsorbsi gas
Cl2 dan gas zat organik lainnya
Mechanical filter respirator
 Guna : untuk partikel- partikel zat padat, debu, kabut, uap, logam
dan asap.
 Respirator ini dilengkapi dengan filter yang terbuat dari fiber glass
atau wol dan serat –serat sintetik yang dilapisi dengan resin untuk
memberi muatan pada partikel.
Catridge atau Canister respirator
 Juga dilengkapi dengan filter digunakan diruangan kerja yang
terdapat campuran gas dan uap serta partikel- partikel zat padat.
Alat ini tidak dapat digunakan ditempat kerja yang kekurangan
oksigen atau kadar kontaminasi lebih dari 2 %.
SCBA (Self Contained Breathing
Apparatus)
Digunakan ditempat kerja yang
terdapat gas racun. Alat ini dilengkapi
dengan tangki oksigen.
Air supply respirator
Respirator ini tidak dilengkapi dengan
filter melainkan mensuplai udara
bebas atau udara dari tabung
oksigen.
Pemilihan penggunaan alat pelindung pernafasan

tergantung dari :
 Bahan partikel diudara tempat kerja
 Udara terkontaminasi gas dan
partikel
 Udara terkontaminasi bahan beracun
 tempat kerja kekurangan oksigen
Alat pelindung tangan

Sarung tangan
melindungi tangan dan jari- jari dari:
 Api, panas dan dingin
 Radiasi elektro magnetik
 Bahan kimia
 Listrik
 Benturan dan pukulan
 Luka lecet dan infeksi
Alat pelindung kaki

Sepatu boot, melindungi kaki dari :


 Tertimpa benda berat
 Melindungi kaki terbakar dari logam cair dan bahan kimia korosif
 Melindungi kaki dari dermatitis dan zat kimia
 Melindungi kaki dari tersandung atau tergelincir
Jenis sepatu disesuaikan dengan resiko kerja :
 Pada industri ringan atau tempat kerja biasa menggunakan
sepatu biasa
 Pekerja wanita tidak boleh memakai sepatu bertumit tinggi
atau yang datar dan licin
 Untuk bekerja ditempat yang berhubungan dengan listrik
sepatu terbuat dari bahan yang dijahit atau di lem
 Untuk bekerja diruang yang terdapat benda- benda runcing
sepatu dengan sol keras
 Apabila ruang kerja licin sepatu yang digunakan adalah
dengan motif timbul
Pakaian pelindung
untuk menutupi seluruh atau sebagian badan dari
percikan api, panas, suhu dingin, cairan kimia dan oli.

contoh :

 Pakaian pelindung terhadap bahan- bahan kimia biasanya


terbuat dari bahan yang resisten terhadap bahan kimia,
contoh : karet dan plastik.
 Pakaian pelindung terhadap suhu baik panas atau dingin,
contoh : suhu panas menggunakan asbes, suhu dingin
menggunakan pakaian tebal.
 Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran merupakan
contoh yang terbuat dari asbes
 Pakaian pelindung yang anti elektrostatik, contoh : terbuat
dari karet plastik
Sabuk pengaman
untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh, biasanya
digunakan pada pekerjaan
konstruksi dan memanjat.
 Alat ini terdiri dari sabuk dan tali,
penahan dan harus dapat menahan
beban ±80 kg.
Alat pelindung diri harus
memenuhi persyaratan:

 Enak dipakai
 Tidak mengganggu kerja
 Memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis bahaya

Anda mungkin juga menyukai