Anda di halaman 1dari 18

QASHASH

AL-QUR’AN

RIKA AULIA DWI PUTRI


EKONOMI ISLAM
QASHASH AL-QUR’AN

 PENGERTIAN QASHASH (KISAHA)

c
 MA AM-MACAM QASHASH
 TUJUAN QASHASH
 HIKMAH QASHASH
PENGERTIAN QASHASH AL-QUR’AN

Qashash secara bahasa adalah mengikuti jejak


atau menelusuri bekas, cerita-cerita dan kisah-kisah.
Qashash dalam Al-Qur'an adalah kisah-kisah
dalam Al-Qur'an yang menceritakan hal ihwal umat-
umat terdahulu dan Nabi-Nabi serta peristiwa -
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, kini dan
masa yang akan datang. Dan dalam Al-Qur'an
banyak menceritakan umat-umat terdahulu dan
sejarah Nabi atau para Rasul serta hal ihwal negara
dan perilaku bangsa-bangsa kaum dahulu
Al-Qashash dalam Al-Qur’an sudah pasti dan tidak fiktif,
sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an Yang
Artinya,
‘’ Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan
sesungguhnya Allah, dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana’’(Qs Ali-Imran [3]: 62)
‘’Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-
Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman’’ (QS Yusuf [12]: 111)
MACAM-MACAM QASHASH AL-QUR’AN

1. Dilihat dari sisi pelaku, dalam Al-qur'an dapat lagi dibedakan


menjadi tiga macam yaitu:

 Kisah/qashash para nabi


Pada bagian ini, kisah dalam Al-qur'an berisikan tentang ajakan para nabi kepada
kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang
memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat yang menimpa
orang beriman (mempercayai) dan golongan yang mendustakan para nabi. Misalnya kisah Nabi
Nuh, a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa, a.s., Nabi Harun, a.s, Nabi Isa, a.s., Nabi Muhammad
saw, dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
 Kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang tidak disebutkan
kenabiannya.
Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya
karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang putera Adam, Aṣhabul Kahfi, Dzul Qarnain,
Qarun, Ashabus Sabti (orang–orang yang menangkap ikan pada hari sabtu), misalnya Maryam,
Aṣhabul ukhdud, Aṣhabul Fil dan lain-lain.
 Kisah yang terjadi pada masa Rasulullah saw.
Seperti perang Badar dan Uhud dalam Surah Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk
dalam Surah al-Taubah, perang al-Akhzab, Hijrah, Isra’ dan lain-lain.
TERIMA KASIH

RIKA AULIA DWI PUTRI


EKONOMI ISLAM
2. Dilihat dari panjang pendeknya, Alquran dapat dibedakan
menjadi tiga bagian
 Kisah yang panjang, contohnya kisah Nabi Yusuf, a.s. dalam
Q.S. Yusuf (12) yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan
Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa dan memiliki
kekuasaan.
 Kisah yang sedang, seperti kisah Nabi Musa, a.s. dalam Q.S. al-
Qaṣaṣ (28), kisah Nabi Nuh, a.s. dan kaumnya dalam Q.S. Nuh (71), dan
lain-lain. Kisah yang lebih pendek dari kisah yang sedang, seperti kisah
Maryam dalam Q.S. Maryam (19), kisah Aṣhab al-Kahfi pada Q.S. al-
Kahfi (18), kisah Nabi Adam, a.s. dalam Q.S. al-Baqarah(2), dan
Q.S. Thoha (20), yang terdiri atas sepuluh atau beberapa belas ayat saja.
 Kisah yang pendek, yaitu kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh
ayat, misalnya kisah Nabi Luth, a.s dalam Q.S. al-A’raaf (7), kisah Nabi
Ṣalih, a.s. dalam Q.S. Hud (110), dan lain-lain.
3. Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam Alquran dapat dibagi
menjadi tiga macam
 Kisah Sejarah (al-qiṣaṣ al-tarikhiyyah), berkisar tentang kisah-kisah sejarah,
seperti para nabi dan rasul.
 Kisah perumpamaan (al-qiṣaṣ al-tamṡlsiyah), untuk menerangkan atau
memperjelas suatu pengertian, bahwa peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi
hanya perkiraan.
 Kisah asatir, kisah ini untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau
menafsirkan fenomena yang ada atau menguraikan masalah yang sulit diterima
akal.
TUJUAN QASHASH AL-QUR’AN

Kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran menjadi bukti kuat


bagi umat manusia bahwa Alquran sangat sesuai dengan kondisi
mereka, karena sejak kecil sampai dewasa bahkan sampai tua,
jarang orang yang tak suka pada kisah, apalagi bila kisah
mempunyai tujuan ganda, yakni disamping pengajaran dan
pendidikan juga berfungsi sebagai hiburan. Alquran sebagai kitab
yang berisi hidayah mencakup kedua aspek itu, disamping tujuan
yang mulia, juga kisah-kisah tersebut diungkapkan dalam bahasa
yang indah dan menarik, sehingga tak ada orang yang bosan
membaca dan mendengarnya. Sejak dahulu sampai sekarang, telah
berlalu empat belas abad, kisah-kisah Alquran yang diungkapkan
dalam Bahasa Arab itu masih up date, mendapat tempat dan hidup
di hati umat, padahal bahasa-bahasa lain telah banyak yang masuk
museum, dan tidak terpakai lagi dalam berkomunikasi seperti
Bahasa Ibrani, Bahasa Latin, dan lain-lain
Kisah-kisah dalam Alquran bukanlah suatu gubahan yang bernilai sastera saja, baik gaya
bahasa maupun cara menggambarkan peristiwa-peristiwa, tetapi juga merupakan suatu
media untuk mewujudkan tujuan yang asli. Kisah-kisah dalam Alquran secara umum
mempunyai tujuan untuk kebenaran dan semata-mata untuk keagamaan

 Menetapkan adanya wahyu dan kerasulan. Dalam al-Qur’an tujuan ini


diterangkan dengan jelas di antaranya dalam Q.S. Yusuf (12): 2-3 dan Q.S. Al-
Qashash (28): 3. sebelum mengutarakan cerita nabi Musa lebih dahulu al-Qur’an
menegaskan, “Kami membacakan kepadamu sebagian dari cerita Musa dan Firaun
dengan sebenarnya untuk kau yang beriman”. Dalam Q.S. Ali Imran (3): 44 pada
permulaan cerita Maryam disebutkan, itulah berita yang ghaib, yang kami
wahyukan kepadamu.
 Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa nabi Nuh sampai
dengan nabi Muhammad saw; bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu
ummat; bahwa Allah yang maha Esa adalah Tuhan bagi senuanya”. (Q.S. Al-
Anbiyaa’ (21): 51 – 92 .
 Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh Nabi-nabi dalam berdakwah itu
satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa. (Q.S. Hud).
 Menerangkan dasar yang sama antara agama yang dianjurkan oleh Nabi
Muhammad Saw, dengan agama Nabi Ibrahim, secara khusus dengan agama-agama
bangsa Israel pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungan itu lebih erat
daripada hubungan yang umum antara semua agama. Keterangan ini berulang-
ulang disebutkan dalam cerita Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa.
HIKMAH QASHASH AL-QUR’AN

 Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-pokok


syariat yang dibawa oleh masing-masing Nabi atau Rasul. Contohnya dalam Q.S Al-
Anbiya: 25, yang berarti dan kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melaikan Kami wahyukan kepadanya: “bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
 Untuk memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an dan kebenaran Rasulullah di
dalam dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun
keterangan-keterangan baliau yang lain.
 Menunjukkan kebenaran Al-Qur’an dan kebenaran kisah-kisahnya, karena segala
yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an adalah benar.
 Menanamkan pendidikan akhlakul karimah dan mempraktikkannya, karena
kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah dan baik,
serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek.
 Mengabadikan usaha-usaha para Nabi dan peringatan bahwa Nabi terdahulu
adalah benar.
 Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad Saw. dalam dakwah-dakwahnya,
dengan tepat beliau menerangkan keadaan umat-umat terdahulu.
HIKMAH PENGULANGAN KISAH DALAM
AL-QUR’AN

 Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah al-Qur’an,


terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali
tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak
membosankan bahkan mengasikkan pendengarnya.
 Membuktikan ketinggian mukjizat al-Qur’an, yakni bisa
menjelaskan satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk
kalimat yang bermacam-macam.
 Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah
al-qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang
sampai beberapa kali agar dapat lebih meresap terpatri dalam
hati sanubari.
 Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali
pengulangan penyebutan kisah al-Qur’an itu, sehingga
menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak
pengulangannya
KEISTIMEWAN-KEISTIMEWAN
QASHASH AL-QUR'AN

 Keanekaragaman Cara Penyampaian


a. Menyebut sinopsis kisah, kemudaian setelah itu memaparkan rincian-
rinciannya dariawal hingga akhir. Seperti kisah Penghuni Gua dalam surat
al-Kahfi ayat 9-12.
b. Menyebutkan kesimpulan kisah dan maksudnya, baru kemudian dimulai
kisah itu dariawal dan terus berlanjut dengan memaparkan rincian-rincian
episodenya. Seperti kisah Nabi Musa dalam surat al-Qashah ayat 2-6
C. Menyebutkan kisah langsung tanpa pendahuluan, juga tanpa sinopsis.
Dalam ketiba-tibaan ini memiliki keistimewaan tersendiri. Seperti kisah
Maryam saat melahirkan Nabi Isa.
D. Terkadang kisah itu berubah menjadi seperti sandiwara, dan terkadang
hanyadisebutkan beberapa lafal yang memberitahukan awal paparan,
kemudian kisah bercerita tentang kisahnya dengan perantara pemainnya.
Seperti adegan dari kisahIbrahim dan Ismail dalam surat al-Baqarah ayat
127
 Keanekaragaman dengan Cara yang Tiba-tiba

A. Terkadang rahasia secara tiba-tiba disembunyikan dari pemain dan dari pemirsanya,hingga
dibukakan untuk mereka berdua dengan tiba-tiba secara bersamaan dan waktuyang sama pula.
Seperti kisah Musa dan hamba shalih dalam surat al-Kahfi ayat 60-78.

B. Terkadang rahasia dapat ditemukan oleh pemirsa dan para pemain. Mereka bertingkahlaku
tanpa diketahui apa rahasianya dan semua manusia menyaksikan akan tingkah lakumereka
tersebut. Seperti kisah pemilik kebun dalam surat al-Qalam ayat 17-27.

C. Terkadang di satu tempat, beberapa rahasia terbuka untuk pemirsa namun masihmenjadi
misteri bagi pemainnya, dan ditempat lain menjadi misteri bagi pemirsa dan juga bagi
pemainnya di dalam satu kisah. Sperti kisah singgasana ratu Balqis yangdidatangkan dalam
sekejap mata. Kita tahu bahwa singgasana itu ada di hadapanSulaiman, tapi saat itu ratu Balqis
tidak mengetahui apa yang sudah kita ketahui. Initerdapat dalam surat al-Naml ayat 42-4

D. Terkadang tidak ada rahasia yang tersembunyi, namun di waktu yang sama kekagetanmelanda
pemirsa juga pemain, padahal di saat itu keduanya mengetahui akan
Seperti kekagetan kisah Maryam ketika dia membuat tabir yangmelindunginya. Di sana dia di
kagetkan dengan munculnya Ruh al-Amin dalam bentuk seorang laki-laki. Ini terdapat dalam
surat Maryam ayat 18-24
 Perpindahan Episode
Maksudnya celah-celah antara satu adegan dengan
adegan lain yang mengakibatkanterjadinya pembagian
dan pemotongan adegan-adegan, yang dalam kisah
sandiwara moderndilakukan dengan penutupan tirai. Ini
bisa diisi dengan hayalan dan dapat dinikmati
denganmenebak-nebak apa yang akan terjadi, dalam
waktu antara adegan yang lewat dan adegan yangakan
datang. Seperti kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf yang
bisa terbagi menjadi dua puluhdelapan adegan.
Sungguh menakjubkan bahwa dengan pemisah adegan-
adegan dapatmemberikan nuansa istimewa terhadap
alur cerita.
 Ilustrasi dalam Kisah
Ilustrasi pada adegan-adegan dalam kisah ada beberapa warna.
1. tampak padakekuatan penyajian dan menghidupkan cerita.
2.tampak pada pengimajinasian atau pengilustrasian perasaan dan
imosional.
3. tampak pada pelukisan karekter. Ketiga warnaini tidak bisa
terpisahkan antara satu dengan lainnya, namun salah satunya bisa
lebih tampak jelasdi suatu kisah melebihi warna lainnya.
Banyak pengakuan instingtif dari hati nurani insani yang luhur, yang
tercengangmenyaksikan keagungan fenomena al-Qur’an. Al-Qur’an adalah
bangunan yang tiada bandingannya yang mempunyai arsitektur dan konstruksi
yang artistik, menantang setiap dayayang pernah dimiliki oleh manusia.
Rasio insani benar-benar akan berdiri dengan ketakjubandihadapan
kedalaman dan keluasan al-Qur’an.
KESIMPULAN

Qashash Al-Qur’an kisah-kisah yang termuat dalam


Al-Qur’an, dimana diceritakannya tentang pemberitaan
mengenai ihwal umat yang telah lalu, nubuwwat
(kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang
telah, sedang, dan akan terjadi.
Manfaat qashash dalam Al-Qur’an adalah sebagai
penunjuk dari Allah yang diemban para Nabi dan Rasul
Allah sebagai penjelasan syari’at ke-Islaman mereka.
Pengaruh kisah Al-Qur’an terhada pendidikan adalah
paling tepat dengan menyampaikan kisah-kisah Al-
Qur’an tersebut, maka seorang pendidik dapat
mengungkapkannya dengan metode yang sesuai dengan
tingkat berpikir para pelajarnya atau sesuai dengan
tigkat kecerdasan mereka.
TERIMA KASIH

RIKA AULIA DWI PUTRI


EKONOMI ISLAM

Anda mungkin juga menyukai