Anda di halaman 1dari 24

KRISTALISASI

KRISTALISASI

Kristal ??
Merupakan materi yang mempunyai sifat al :
- mempunyai titik didih tertentu
- Difraksi pada sinar X
- mempunyai permukaan dan sisi yang kaku.

Polikristalin :
Istilah yang digunakan untuk menjelaskan agregasi kristal yang
ukurannya sangat kecil menjadi suatu massa kristalin yang nampak
oleh mata.

Kristal yang terjadi di dalam tanaman :


- Kalsium oksalat  paling sering dijumpai dalam tanaman
- Calsium karbonat dalam sel Cannabinaceae
- Hesperidin  dalam beberapa sel tanaman Rutaceae
- Potassium asam tartart  dalam sel perisperm pala
- Silica  dalam sklerenchym biji cardamomum
BEBERAPA TAHAP SBLM KRISTALISASI

Desalting
a. Gel filtration
 senyawa target umumnya mempunyai BM relatif besar, shg dapat
dipisahkan dari kontaminan ion anorganik yang lebih kecil dengan
running pada kolom filtrasi gel yang kecil.
 Sejumlah senyawa yang besar akan memisah dari kolom terlebih
dahulu meningglkan senyawa yang lebih kecil yg bergerak perlahan.
 Target :

senyawa alam  eluen yang pertama,


ion anorganik  eluen berikutnya/belakangan.
 Dapat dilakukan pada kolom kecil (lebih cepat), yi :
menggunakan medium gel-filtration (sephadex) pada pipet pasteur dg
glass wool.
b. Ekstraksi cair-cair
 Senyawa organik dapat dipisahkan dari senyawa
yang lebih polar (ion buffer) dg partisi antara
pelarut air dan pelarut organik yang tidak saling
campur.
 Pemisahan akan terjadi jika senyawa alam
mempunyai koefisien partisi yang lebih tinggi dari
pada pengotornya yang lebih polar.
 Efisiensi proses dapat ditingkatkan dengan
ekstraksi yang diulang menggunakan sedikit
pelarut dari pada satu kali dg pelarut yang lebih
besar.
 pengotor polar yang larut air akan dapat ditarik
lebih banyak dari fase organiknya jika dieekstraksi
dengan 4 x 25 ml air dibanding 1 kali 100 ml air.
Pengeringan
Tahap akhir yang diperlukan untuk mengeringkan pelarut larutan
sampel yang cair sehingga diperoleh produk padat yang kering.

Alasan pengeringan :
1. Stabilitas kimia dan fisika
senyawa lebih mampu mempertahankan stabilitasnya pada
kondisi kering dari pada larutan.
2. Hasil Untuk menyataan hasil kadang disajikan pada berat kering.
3. NMR  dalam beberapa kasus, pemurnian akan digunakan pada
spektrofotometri untuk elusidasi struktur.
Keberadaan air ada sampel ?
menunjukkan signal besar setera 1 hidrogen  akan membuat
kesulitan, atau ketidak mungkinan dalam interprestasi spektrum.
lazimnya ??
Metode pengeringan :
1. Pada skala industri
Meningkatkan beban biaya
Bagian proses yang rumit

2. Pada skala laboratorium


Bagian kecil dari prosedur isolasi
Pemilihan metode pengeringan  tergantung sifat sampel

Jenis metode :
a. Pengeringan dibawah gas inert
digunakan nitrogen dengan atau tanpa pemanasan yang dialirkan pada sampel 
sehingga akan meninggalkan padatan sebagai lapisan yang menempel pada
wadah.
b. Rotary evaporator
- Metode yang paling umum dilaboratorium
- proses sederhana, dg mendidihkan sampel pada kondisi
tekanan yang diturunkan.
- selama proses penguapan sampel diputar, tujuan??
- uap yang terjadi dikondensasikan oleh kondensor dan ditampung
pada bejana tersendiri.
C. Vacuum drying
pengeringan yang dilakukan pada kondisi vakum sehingga
menurunkan titik didih pelarut.

D. Vacuum centrifugation
mengkombinasikan keuntungan dari tekanan uap yang rendah dan
pemanasan dengan sentifugasi, sehingga sampel kering, dan
terkonsentrasi pada dasar tabung/wadah dan tidak membentuk
lapisan yang meyebar.

E. Freeze drying/lyophilization
 Freeze drying dilakukan dengan di vakum kuat dan melibatkan
sublimasi air dari padatan yang membeku.
 Sampel yang dikeringkan dibekukan, menggunakan CO2 kering
atau freon dan kemudin ditempatkan dibawah kondisi vakum dan
air diambil melalui sublimasi.
 Proses yg menguntungkan  meninggalkan sampel sebagai
padatan dengan struktur berpori halus yang mudah diredisolusi
atau resuspensi.
 Cenderung tidak merusak protein  digunakan untuk
penyimpanan sel/mikroorganisme.
Lyophilization
Proses Kristalisasi

1. Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan
sampai terbentuk kristal pada larutan tersebut.

2. Penguapan Solvent
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa
campuran antara solven dan solut.
3. Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan
dipanaskan, dimasukkan dalam tempat vakum yang
mana tekanan total lebih rendah dari tekanan uap
solvennya.

4. Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu
zat untuk mengurangi zat yang akan dikristalkan
Kristalisasi
 Larutan jenuh satu atau campuran senyawa
mjd supersaturated
 Nucleation dan lalu terbentuk kristal

Proses collision
molecules collide to form a cluster called the
nucleus, which then develops into a crystal
with a characteristic internal structure and
external shape
 Ketika kristal terbentuk, molekul-molekul
suatu senyawa saling mengatur diri
membentuk pola yg teratur dalam suatu
matriks tertentu.
Proses kristalisasi
Kriteria solven  senyawa tidak terlalu larut
dan tidak larut
- Daya larut terhadap pengotor tinggi sehingga pada
pendinginan tak ada endapan kotoran atau sama
sekali tak dapat melarutkan kotoran tersebut.
- Daya melarutkan terhadap zat tinggi dalam
keadaan panas, tetapi rendah pada keadaan
dingin.
- Titik didih relatif rendah
- Inert
- Pelarut yang biasa digunakan  gambar kurva
 bervariasi polaritas dan suhu kristalisasi
 Common recrystallization solvents ranked in order of decreasing boiling
point (◆) and listing the corresponding freezing point (■). (KELVIN)
Preparasi sampel
 Sampel banyak  buat larutan jenuh
 Sampel sedikit  pakai sistem solven campuran

Saring hilangkan kontaminasi

Proses tahap supersaturated
 Evaporasi
 Pendinginan
 Vapor diffusion
Penguapan
 biarkan larutan terbuka di atmosfer pd T konstan
 Alternatif lain :
◦ Kurangi laju evaporasi penguapan dg menutup aluminium foil
◦ Tingkatkan laju evaporasi dg mengalirkan gas N2 pd
permukaan larutan
 Suhu mempengaruhi
Lar. berair rasemik Na amonium tartrat
<28oC  kristal dekstro dan levo  tetrahidrat
> 28oC  kristal camp. rasemik  monohidrat

polimorfi
Pendinginan
 Kelarutan molekul organik ''kecil''  umumnya
berkurang dg penurunan suhu.
 Kontrol kecepatan dan luas pendinginan  berpengaruh
pd tingkat kejenuhan  akan mengontrol tingkat
nukleasi dan laju pertumbuhan kristal.
 Laju pendinginan dapat dg mudah dikontrol dg waterbath
 lalu penyesuaian berdasarkan observasi apakah
nukleasi dan pertumbuhan kristal terlalu cepat atau
terlalu lambat.
 Mikrokristal  terlalu cepat tingkat pendinginan  krn
pembentukan inti kristal shg kristal jadi kecil-kecil.
Kondisi kristalisasi yg
menguntungkan

 Memperlambat laju pertumbuhan


kristal
 Menghindari nucleation berlebihan
 Menghasilkan kristal tunggal yg besar
Vapor diffusion
Upaya utk
menurunkan laju
kristalisasi
Syarat pelarut:
• Pelarut 1 sangat melarutkan,
pelarut 2 sangat tdk
melarutkan atau kelarutan
senyawa di pelarut 1 > di
pelarut 2
• Pelarut 2 lebih volatil dari
pelarut 1
Masalah dan larutan
1. Polycrystalline Crust Forms as Solvent
Recedes During Evaporation
 kurangi kecepatan evaporasi

2. Product is Not a Crystalline Solid


derivatisasi misal
pikrat utk alkaloid
osazon untuk gula
3. Crystallization is Reluctant to Proceed
 Stirring

 Kristal akan berkembang di permukaan


asing  membiarkan labu terbuka. Jika
ada benih kristal ditambahkan lebih baik
 Saring larutan panas ke labu dingin

 Dinginkan supersarurated solution di suhu


refrigerator or freezer lalu hangatkan suhu
ruang agar nuclei berkembang jadi kristal
Murni
 Definisi
?
 Tanda ?
 Jarak lebur, TLC, HPLC, NMR
Diagram
alir
kristalisasi
END

Anda mungkin juga menyukai