Ekstraksi Cair-Cair2-1
Ekstraksi Cair-Cair2-1
DOSEN TIM :
Dr. Titik Sunarni, M.Si., Apt.
Fransiska Leviana, M.Sc., Apt
Fitri Kurniasari, M.Farm., Apt.
Taufik Turahman, M.Farm., Apt.
Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair merupakan suatu cara/metode
yang bermanfaat untuk memisahkan komponen
dari campurannya
Aturan umum
Pada suhu tertentu, rasio konsentrasi solut dalam masing-masing pelarut
selalu tetap. Rasio ini disebut sebagai koefisien distribusi, K.
HA H + A
pH 5 [HA] = [A]
pH 6 + 10% dalam bentuk tak terion
pH 7 + 1% dalam bentuk tak terion
• Untuk menyakinkan senyawa telah terionisasi sempurna, maka pada :
– asam lemah pH larutan minimal harus 3 satuan lebih basa dari pKa-nya
– basa lemah pH larutan minimal harus lebih asam dari pKa-nya
2. Jenis pelarut
• Umumnya salah satu pelarut adalah air, shg Kd lebih banyak
dipengaruhi sifat fisikokimia pelarut ke-2
• Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh :
– Polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat
polar dan ionik, begitu sebaliknya.
– struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar
dari suatu molekul, makin panjang rantai gugus non polar dari
suatu zat makin sukar zat tersebut larut dalam air.
• Pelarut organik yang sering digunakan : eter, kloroform, CCl4, etil
asetat
3. Jumlah ekstraksi yang dilakukan dan volume pelarut
• Penyarian lebih efektif jika CP dibagi dalam beberapa
bagian kecil dari pada sekali dg semua penyari yg
tersedia
• Untuk ‘n’ kali ekstraksi dengan pelarut organik,
banyaknya zat terlarut yang tersisa dalam air
dirumuskan :