Pelabuhan
Pelabuhan
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pembuatan/Fabrikasi Tiang Pancang
3. Pedoman Pemancangan
• Bila panjang tiang pancang bervariasi, maka tiang yang akan dipancang lebih
dahulu, harus diselesaikan lebih awal.
3. Pedoman Pemancangan
Untuk memberikan pedoman selama proses pemancangain ditetapkan titik-titik
pengukuran di darat (titik A, B, C), yang cukup aman (tidak berubah karena terkena gangguan).
Titik-titik tersebut harus selalu di cek setiap kali akan dipakai. Lihat Gambar 6.8.
Untuk menetapkan posisi tiang No.I,
dipandu dari theodolite di titik A di
arahkan ke titik B dan diputar ke kiri
sebesar 90°, dan dari theodolite di
titik B di arahkan ke titik A dan
diputar ke kanan sebesar o°. Jadi tiap
titik tiang pancang di guide oleh dua
theodolite dari dua titik yang
berbeda. Dengan demikian letak titik
pancang dapat dikendalikan sesuai
dengan gambar rencananya.
4. Pamancangan Awal
Biasanya pemancangan awal, yaitu tiang-tiang yang dekat darat (pantai),
sangat dipengaruhi oleh pasang surut, karena Floating Pile Driver yang digunakan
tidak dapat mendekat daratan. Oleh karena itu biasanya titik-titik awal dipancang
pada saat kondisi air pasang tertinggi. Dengan demikian pada saat menyusun
time schedule diperlukan data tentang jadwal pasang surut berlaku di daerah
yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pemancang awal, diupayakan sebagai berikut:
• Dipancang pada saat pasang besar, sehingga kapal pancang (floating pile driver)
dapat merapat ke daratan dan dapat memancang tiang yang lokasi paling dekat
dengan daratan.
• Bila terpaksa karena tuntutan schedule harus dipancang pada saat musim surut,
dapat ditempuh dua cara, yaitu:
1. Dipancang dengan alat pancang darat (dengan perancah atau tanpa perancah)
2. Daerah tiang pancang didekat daratan, digali saluran selebar dan sedalam yang
diperlukan oleh kapal pancang.
5. Urutan Pemancangan
Untuk menghindari kesulitan pemancangan suatu tiang yang terganggu
oleh tiang yang telah dipancang lebih dulu, maka pemancangan harus
direncanakan lebih dahulu dan memberi nomor urutan pada setiap tiang,
sebelum pemancangan dimulai.
Pemancangan harus sesuai dengan rencana urutan yang telah ditetapkan
dengan sistem coba-coba. Biasanya percobaan dilakuka dengan cara stimulasi,
dengan menggunakan gambar denah posisi tiang pancang dan potongan karton
yang mewakili kapal pancang dengan skala yang sama. Potongan karton tersebut
dicoba-coba sehingga dapat dipastikan proses pemancangan tidak akan
terganggu oleh tiang yang telah dipancang sebelumnya.
6. Beton Precast
Selama proses pemancangan, beton precast slab dapat mulai dibuat
(diproduksi), sehingga pada pemasangan beton precast, umur beton telah
mencukupi. Penggunaan beton precast ini, akan menghemat banyak waktu dan
biaya.Beton precast yang direncanakan, sebaiknya sesuai dengan kemampuan
angkat dari alat yang akan digunakan (alat yang tersedia).
Kombinasi beton precast dan beton cast dapat dipertimbangkan dengan
alternatif sebagai berikut :
• Balok cast inplace dan hanya slab yang di precast.
• Balok Poer di cast inplace dan balok dan slab masing-masing di-precasst.
7. Penahan Formwork
Penahan formwork untuk beton yang dicor di tempat (cast inplace),
menggunakan balok-balok kayu yang diletakkan pada klem baja yang dipasang
pada tiang beton, sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
Untuk menambah kekuatan/kestabilan, balok-balok tersebut dipress ke
tiang beton dengan baut. Lihat Gambar 6.9.
Untuk meyakinkan kekuatan klem baja, struktur penahan formwork tersebut dapat
dilakukan loading test. Lihat Gambar 6.10.
8. Pembongkaran Kepala Tiang
Untuk menjamin hubungan tiang dengan balok, maka kepala tiang beton dibongkar
dan besi tulang yang ada dibiarkan sebagai starter bar (stek). Untuk elevasi pembongkaran
harus menunggu ketetapan elevasi menurut rencana. Lihat Gambar 6.11.
9. Pengecoran Beton, Cast in Place
Beton balok yang dicor di tempat, dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
• Tahap I : bagian beton yang tidak berhubungan dengan precast slab
• Tahap II : bagian beton yang berhubungan dengan precast slab precast
slab (setelah beton precast terpasang). Lihat Gambar 6.12
10. Embeded Part dan Sparing