Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 6 :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pembuatan/Fabrikasi Tiang Pancang

3. Pedoman Pemancangan

BAB IV 4. Pamancangan Awal

Construction Method 5. Urutan Pemancangan


Pier/Jetty 6. Beton Precast
7. Penahan Formwork
Metode Kontruksi 8. Pembongkaran Kepala Tiang
Pier/Jetty
9. Pengecoran Beton, Cast in Place

10. Embeded Part dan Sparing


11. Pembongkaran Formwork
12. Beton Cast in Place
Metode Kontruksi Pier/Jetty
Jetty atau pier adalah dermaga
yang menjorok ke laut. Peranan yang
sangat penting dari pelaksanaan
bangunan pier/jetty adalah pekerjaan
tiang pancang. Baik tiang pancang dari
baja maupun tiang pancang dari beton
bertulang. Kegiatan ini sangat
menentukan penyelesaian waktu
pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan

Sebelum pekerjaan dimulai, harus dibuat perencanaan site plan yang


meliputi:
• Letak pembuatan/fabrikasi dan penumpukan tiang pancang, baik yang masih
berupa raw material sampai tiang yang sudah di- pancang.
• Letak penumpukan material (pasir, besi, batu, dan lain-lain).
• Letak bangunan kantor proyek dan gudang
• Letak casting plant untuk beton precast (bila menggunakan beton precast).
• Letak fasilitas sand blasting (bila menggunakan tiang pipa baja).
• Letak titik-titik pengukuran untuk memberi pedoman posisi tiang pancang.
2. Pembuatan/Fabrikasi Tiang Pancang
Tiang Pancang Beton (lihat Gambar 6.1)
• Untuk memudahkan transportasi ke laut, tiang pancang dicor sejajar
dengan pantai. Atau bila tiang pancang dibuat di tempat lain, maka
penempatannya, juga dibuat sejajar dengan pantai. Dengan
penempatan tiang yang sejajar dengan garis pantai, maka
transportasinya ke laut dapat dilakukan dengan cara rolling
(mengurangi risiko patah< untuk tiang beton).
• Formwork tiang pancang disiapkan berjejer rapat, dengan system pengecoran
berselang satu. Lihat Gambar 6.2.
• Pengangkatan tiang pancang beton, harus dipertimbangkan titik
angkatnya terhadap momen yang terjadi. Lihat Gambar 6.3.
• Untuk tiang yang berbentuk segi empat, sebaiknya pada sudutnya dibuat "bevel"
(ditumpulkan). Lihat Gambar 6.4.

• Untuk keperluan pengukuran "Calendering" selama proses pemancangan, setiap tiang


diberi "strip" dengan jarak 10 cnm untuk beberapa meter yang diperkirakan tidak masuk
dalam air sebelum dipancang. Tanda ini harus dapat dengan mudah diamati. Lihat Gambar
6.5.
Tiang Pancang Baja
• Arus kegiatan pengadaan tiang yang siap dipancang (sudah disambung, disand balast dan
dicat), diatur mulai dari stok pipabaja, penyambungan pipa, sand blasting. pengecatan dan
terakhir penampungan tiang yang siap dipancang. Lihat Gambar 6.6.
Anjang-anjang tempat penyambungan pipa (fabrikasi), kereta rel dan tempat
pengecatan, harus sama tinggi untuk memudahkan pemidahan pipa. Sedang
tingginya, ditetapkan yang cukup sesuai untuk kegiatan pengelasan, sand blast
dan pengecatan. Lihat Gambar 6.7.

• Bila panjang tiang pancang bervariasi, maka tiang yang akan dipancang lebih
dahulu, harus diselesaikan lebih awal.
3. Pedoman Pemancangan
Untuk memberikan pedoman selama proses pemancangain ditetapkan titik-titik
pengukuran di darat (titik A, B, C), yang cukup aman (tidak berubah karena terkena gangguan).
Titik-titik tersebut harus selalu di cek setiap kali akan dipakai. Lihat Gambar 6.8.
Untuk menetapkan posisi tiang No.I,
dipandu dari theodolite di titik A di
arahkan ke titik B dan diputar ke kiri
sebesar 90°, dan dari theodolite di
titik B di arahkan ke titik A dan
diputar ke kanan sebesar o°. Jadi tiap
titik tiang pancang di guide oleh dua
theodolite dari dua titik yang
berbeda. Dengan demikian letak titik
pancang dapat dikendalikan sesuai
dengan gambar rencananya.
4. Pamancangan Awal
Biasanya pemancangan awal, yaitu tiang-tiang yang dekat darat (pantai),
sangat dipengaruhi oleh pasang surut, karena Floating Pile Driver yang digunakan
tidak dapat mendekat daratan. Oleh karena itu biasanya titik-titik awal dipancang
pada saat kondisi air pasang tertinggi. Dengan demikian pada saat menyusun
time schedule diperlukan data tentang jadwal pasang surut berlaku di daerah
yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pemancang awal, diupayakan sebagai berikut:
• Dipancang pada saat pasang besar, sehingga kapal pancang (floating pile driver)
dapat merapat ke daratan dan dapat memancang tiang yang lokasi paling dekat
dengan daratan.
• Bila terpaksa karena tuntutan schedule harus dipancang pada saat musim surut,
dapat ditempuh dua cara, yaitu:
1. Dipancang dengan alat pancang darat (dengan perancah atau tanpa perancah)
2. Daerah tiang pancang didekat daratan, digali saluran selebar dan sedalam yang
diperlukan oleh kapal pancang.
5. Urutan Pemancangan
Untuk menghindari kesulitan pemancangan suatu tiang yang terganggu
oleh tiang yang telah dipancang lebih dulu, maka pemancangan harus
direncanakan lebih dahulu dan memberi nomor urutan pada setiap tiang,
sebelum pemancangan dimulai.
Pemancangan harus sesuai dengan rencana urutan yang telah ditetapkan
dengan sistem coba-coba. Biasanya percobaan dilakuka dengan cara stimulasi,
dengan menggunakan gambar denah posisi tiang pancang dan potongan karton
yang mewakili kapal pancang dengan skala yang sama. Potongan karton tersebut
dicoba-coba sehingga dapat dipastikan proses pemancangan tidak akan
terganggu oleh tiang yang telah dipancang sebelumnya.
6. Beton Precast
Selama proses pemancangan, beton precast slab dapat mulai dibuat
(diproduksi), sehingga pada pemasangan beton precast, umur beton telah
mencukupi. Penggunaan beton precast ini, akan menghemat banyak waktu dan
biaya.Beton precast yang direncanakan, sebaiknya sesuai dengan kemampuan
angkat dari alat yang akan digunakan (alat yang tersedia).
Kombinasi beton precast dan beton cast dapat dipertimbangkan dengan
alternatif sebagai berikut :
• Balok cast inplace dan hanya slab yang di precast.
• Balok Poer di cast inplace dan balok dan slab masing-masing di-precasst.
7. Penahan Formwork
Penahan formwork untuk beton yang dicor di tempat (cast inplace),
menggunakan balok-balok kayu yang diletakkan pada klem baja yang dipasang
pada tiang beton, sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
Untuk menambah kekuatan/kestabilan, balok-balok tersebut dipress ke
tiang beton dengan baut. Lihat Gambar 6.9.
Untuk meyakinkan kekuatan klem baja, struktur penahan formwork tersebut dapat
dilakukan loading test. Lihat Gambar 6.10.
8. Pembongkaran Kepala Tiang
Untuk menjamin hubungan tiang dengan balok, maka kepala tiang beton dibongkar
dan besi tulang yang ada dibiarkan sebagai starter bar (stek). Untuk elevasi pembongkaran
harus menunggu ketetapan elevasi menurut rencana. Lihat Gambar 6.11.
9. Pengecoran Beton, Cast in Place
Beton balok yang dicor di tempat, dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
• Tahap I : bagian beton yang tidak berhubungan dengan precast slab
• Tahap II : bagian beton yang berhubungan dengan precast slab precast
slab (setelah beton precast terpasang). Lihat Gambar 6.12
10. Embeded Part dan Sparing

Sebelum pengecoran beton dimulai, embeded part (seperti: baut,


pipa, angker dan lain-lain) dan sparing, perlu ditelii apakah sudah dipasang
pada posisinya yang benar dan sesuai jumlah kebutuhan. Selama proses
pengecoran, embeded parts dan sparing perlu dijaga agar tidak bcrubah
dari posisinya
Instalasi untuk air, listrik, minyak, yang tertanam didalam bcton,
juga harus direncanakan sebaik-baiknya.
11. Pembongkaran Formwork
• Pembongkaran formwork, dilakukan sebelum, precast slab dipasang (pekerja
berdiri di atas penahan formwork)
• Pembongkaran penahan foork, dilakukan dari bawah dermiaga. dengan
menggunakan ponton kecil untuk tempat berdiri pekerja yang memhongkar
Sket bangunan jetty dengan struktur beton menggunakan precast deck,
pada jetty beton P3, di kota Dumai yang dibangun pada tahun 1972, dapat dilihat
pada Gambar 6.14a.
12. Beton Cast in Place
Adakalanya struktur beton dermaga dicor di tempat kecuali tiang pancang yang memang harus
di precast. Hal ini di lakukan pada saat beton precast belum maju seperti sekarang ini. Cara ini
memerlukan pekerjaan yang besar dan lama yang berlangsung di atas permukaan laut atau danau,
namun tidak memerlukan alat angkat yang besar seperti pada metode penggunaan beton precast.
Namun demikian metode cast inplace ini selain memiliki risiko yang lebih besar, biaya yang lebih
mahal, waktu yang lebih lama, juga akan menghasilkan limbah pekerjaan formwork. Untuk pekerjaan-
pekerjaan yang skalanya kecil mungkin masih dapat dipertimbangkan. Lihat Gambar 6.15.

Anda mungkin juga menyukai