Case KPD
Case KPD
Keluhan Utama
Keluar air air dari Vagina sejak 2 hari SMRS
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-)
THORAX
PARU
Inspeksi : Simetris kanan-kiri
Palpasi : vocal fremitus kanan sama dengan kiri teraba simetris
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler normal di kedua lapangan paru, ronkhi (-)/(-),wheezing (-)./(-)
JANTUNG
Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
ABDOMEN
Tertera pada pemeriksaan obstetrik
EKSTREMITAS
Edema pretibial (-) / (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
TFU : 2 jari dibawah processus xyphoideus (37,2 cm)
Tafsiran Berat janin : 3906 gram
Leopold belum dilakukan
Pemeriksaan Dalam
Vaginal touche: Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Laboratorium PRE OP Tgl 13/4/19 (pukul 16:00)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 9,3 mg/dl 11,7-15,5 mg/dl
RBC 5,2 juta/m3 4,2-4,87 juta/m3
WBC 12 x 103/m3 4,5-11 x 103/m3
Ht 32% 37-50 %
Trombosit 349.000/m3 150-400/m3
Masa pembekuan 5 5-10 menit
1-3 menit
Masa pendarahan 1.30
Kimia darah
Kolesterol 195 mg/dl <240 mg/dl
PROGNOSIS
Prognosis Ibu : dubia
Prognosis Janin : dubia
TATALAKSANA (Planning / P)
TERAPI
Observasi TTV dan DJJ
IVFD RL gtt xx/menit
Inj. Ceftriaxone 1 x 1 gr IV
R/ Sectio Caesaria
MONITORING
Observasi tanda vital, His, dan DJJ.
Observasi balance cairan dan diuresis pasang kateter menetap.
Evaluasi ulang laboratorium Post SC
LAPORAN PERSALINAN
13 Maret 2019
Pukul. 18:00
Operasi Sectio Caesarea dimulai
Pukul. 18:10
Lahir neonatus perabdominam, neonatus hidup, laki-laki, BB 3000 gr,
PB: 47 cm,Apgar Score 8/8 FTAGA.
Pukul. 18:20
Lahir lengkap plasenta, BP ,PTP, ukuran (Tidak dihitung)
Perdarahan aktif (-). Keadaan umum ibu post partum baik.
Pukul. 18:45
Operasi Selesai
TD Pasien 120/80 mmhg
FOLLOW UP
USIA KEHAMILAN
Magnesium MAGNESIUM SULFAT IV:
Untuk efek neuroproteksi pada Bolus 6 gram selama 40 menit dilanjutkan
PPROM infus 2 gram/ jam untuk dosis
< 31 minggu bila pemeliharaan sampai persalinan atau
persalinan diperkirakan sampai 12 jam terapi
dalam waktu 24 jam
Kortikosteroid BETAMETHASONE:
untuk menurunkan risiko 12 mg IM setiap 24 jam dikali 2 dosis
sindrom Jika Betamethasone tidak tersedia, gunakan
distresspernapasan deksamethason 6 mg IM setiap 12 jam
Antibiotik AMPICILLIN
Untuk memperlama masa laten 2 gram IV setiap 6 jamdan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali
4
dosis diikuti dengan
AMOXICILLIN
250 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika
alergi ringan dengan penisilin, dapat
digunakan:
CEFAZOLIN
1 gram IV setiap 8 jam selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti
dengan :
CEPHALEXIN
500 mg PO setiap 6 jam selama 5 hari dan
ERYTHROMYCIN
333 mg PO setiap 8 jam selama hari
Jika alergi berat penisilin, dapat diberikan
VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam
selama 48 jam dan
ERYTHROMYCIN
250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti
dengan
CLINDAMYCIN
300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari
ANALISIS KASUS
Ny. SUN usia 37 tahun G3P2A0 hamil 40 minggu datang ke Poli Kebidanan
RSUD Martapura dengan keluhan keluar air air dari vagina sejak 2 hari
SMRS. Pada riwayat perjalanan penyakitnya keluhan keluar air air dari
vagina semakin sering dialami dalam 2 hari SMRS. Cairan yang keluar
berwarna jernih terasa menetes tidak berbau ataupun lengket tidak
berwarna kehijauan ataupun kekuningan. Hal ini dapat memastikan jenis
cairan yang keluar dari vagina berupa air ketuban . mulas perut juga
dirasakan oleh pasien setelah keluar air air dari vagina yang dirasa hilang
timbul tidak bertambah kuat dirasakan dibagian sekitar panggul . mulas yang
dirasakan kemungkinan bukan merupakan kontraksi asli .
pasien juga merasakan badannya terasa menggigil sejak hari kedua pasca
keluar air air dari vagina yang dirasakan terus menerus. tidak disertai batuk
flu ataupun nyeri menelan. Sakit kepala juga dirasakan oleh pasien di bagian
atas kepala hilang timbul tidak disertai perasaan berputar , maupun telinga
berdenging dan mual muntah. Keluhan menggigil dan sakit kepala
merupakan kumpulan gejala demam dan .Keluhan utama tidak disertai
adanya keluar darah/lendir. Artinya belum ada tanda bloody show atau salah
satu tanda inpartu. riwayat nyeri ulu hati (-), kejang (-)Pasien juga mengaku
gerakan janin masih dirasakan, hal ini menunjukkan janin hidup.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah pasien 120/110
mmHg yang termasuk pada tekanan darah normal dan pemeriksaan vital
lain dalam batas normal. Dari suhu didapatkan 37,6 mengarahkan ke arah
demam. Apabila dilihat dari pemeriksaan obstetrik TFU 2 jari dibawah
processus xyphoideus usia kehamilan kurang lebih 40 minggu usia
kehamilan sudah aterm saat pasien datang menyingkirkan diagnosa KPD
preterm
Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan terjadi peningkatan
leukosit 12.000 yang mengarahkan faktor resiko terjadinya KPD pada kasus
ini yaitu infeksi .
Dari pemeriksaan USG didapatkan gambaran letak sungsang presentasi
bokong posisi janin sedikit oblik ini juga menjadi salah satu pertimbangan
terminasi dengan SC . Pemeriksaan dalam tidak dilakukan karena belum ada
tanda-tanda inpartu. Dengan telah dipastikannya pecah air ketuban, belum
adanya tanda-tanda inpartu, serta pemeriksaan luar dan laboratorium
tersebut kita dapat menegakkan diagnosis pasien ini dengan G3P2A0 Hamil
Aterm belum inpartu disertai KPD 2 Hari Letak sungsang (presbo)
Faktor risiko yang memungkinkan terjadinya KPD salah satunya yaitu
infeksi . sesuai dengan protokol dan usia gestasi, maka pasien diberi
medikamentosa berupa injeksi antibiotic dan dilakukan terminasi untuk
melahirkan . Pada pasien dilakukan management aktif terhadap kehamilan
karena usia kehamilan sudah aterm 40 minggu . Dipilih SC karena disertai
letak sungsang untuk meminimalisir resiko pada janin . Lahir neonatus
perabdominam, neonatus hidup, laki-laki, BB 3000 gr,PB: 47 cm, Apgar Score
8/8 FTAGA Perdarahan aktif (-). Keadaan umum ibu post partum baik.
DAFTAR PUSTAKA