Anda di halaman 1dari 28

DIAMOND

MIFTAH MUKIFIN ALI


Endapan Magmatig
 Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit
terbentuk padaf fase awal diferensiasi magma, bersamaan
dengan pembentukan mineral olivine, piroksen, Ca-
Plagioklas. .
 Semua mineral bijih yang terbentuk pada fase fase ini ini
disebut sebagai endapan magmatik.
Klasifikasi

 Proseskristalisasi
Proses kristalisasi(diseminasi), intan
(diseminasi), (c) pada
intan kimberlit
(c) pada kimberlit
 Proses segregasi (kumulat, gravitasi setling) : kromit (Cr),
magnetit (Fe), platinum (Pt)
 Liquid immisibility : Ni, Fe, Cu
 Pegmatit : Fe, Sn, U, Gems
DISEMINASI
 Beberapa batuan beku mengandung mineral-mineral asesori,
yang mempunyai nilai ekonomi untuk ditambang secara
selektif. Mineral-mineral tersebut terbentuk karena kristalisasi
kristalisasi yang normal, dan tidak terkonsentrasi membentuk
lapisan cara secara terpisah dari mineral-mineral silikat
pembentuk batuan, akan tetapi tersebar (diseminasi).
 Contoh yang paling popular adalah diseminasi intan pada
batuan kimberlit dan lamproite.
Deskripsi Mineral
Kategori : Mineral Native
Rumus Kimia :C
Komposisi : Carbon
Sistem Kristal : Isometric
Warna : Bening
Kristal Habit : Octahedral
Kilap : Adamantine
Cerat : Tidak berwarna
Kekerasan : 10 skala mohs
Tenacity : Brittle
Transparansi : Transparan, Translucent
Pecahan : Chonchoidal
Density : 3,5
Genesis : Kimberlite rocks
Keterdapatan Diamond
Keterdapatan Diamond di Indonesia
Kembatin Bontang
Martapura
Kimberlit
Kimberlit adalah sejenis batu vulkanik potasik
(mengandung kalium). Kimberlit juga merupalan batuan beku
yang dikenal dalam dunia pertambangan dan geologi sebagai
batuan yang mengandung diamond. Namanya sendiri berasal
dari nama sebuah kota di Afrika Selatan, Kimberley, di mana
pada tahun 1871 di kota tersebut ditemukan diamond dengan
kadar 83.5 karat(16.70 g).
Kimberlit adalah sumber paling penting dari diamond
primer. Banyak kimberlite pipes juga menghasilkan alluvial yang
kaya atau diamond endapan plaser. Sekitar 6,400 kimberlit
pipes telah ditemukan di dunia, dari jumlah tersebut 900 di
antaranya diklasifikasikan sebagai pembawa diamond, dan dari
jumlah tersebut hanya 30 yang secara ekonomi menguntungkan
untuk ditambang.
 Kimberlit biasanya hadir pada kerak bumi
dalam struktur vertikal yang dikenal
sebagai kimberlites pipes, dan juga
berupa dyke dan sills.
 Konsensus yang berkembang di dunia
geologi menyatakan bahwa kimberlit
terbentuk pada bagian mantel bumi yang
dalam.
 Pembentukan terjadi pada kedalaman
sekitar 150 dan 450 km secara potensial
terbentuk dari komposisi mantel bumi
yang bersifat eksotik, dan dierupsikan
secara berulang-ulang dan terus-menerus,
seringkali disertai dengan kehadiran
komponen karbon dioksida dan material
volatil.
 Faktor kedalaman dari zona peleburan
dan pembentukannyalah yang
mengakibatkan kimberlit sangat potensial
untuk menjadi batuan yang
mengandung xenochrist
diamond.
Bagaimana magma kimberlitik mendapatkan
sifat mengapungnya (buoyancy) ?
Model percobaannya menjelaskan bahwa mineral yang
berasimilasi dengan magma dari mantel bagian dalam yang
bergerak ke atas adalah yang bertanggung jawab dalam
memberikan impetus yang dibutuhkan. Magma primordialnya
pada awalnya bersifat basa, namun dengan adanya inkorporasi
dari mineral silikat yang ditemui selama proses pergerakan ke
atasnya menyebabkan peleburan lebih bersifat asam. Hal ini
menyebabkan pelepasan karbon dioksida dalam bentuk
gelembung-gelembung, yang mereduksi densitas peleburan,
yang secara esensial menyebabkannya berbuih. Hasilnya adalah
meningkatnya kemampuan magma untuk mengapung, yang
mendukung pergerakannya ke arah atas (Dingwell, 2012).
Genesa
 Kebanyakan kimberlit yang telah ditemukan memiliki umur 70
hingga 150 juta tahun yang lalu, namun beberapa di antaranya
ada yang berumur hingga 1.200 juta tahun yang lalu.
 Pada umumnya, kimberlit ditemukan hanya di daerah kratonik,
kerak benua tertua yang masih terjaga, yang membentuk
nukleus tubuh daratan benua yang tetap tidak terubah secara
virtual sejak pembentukannya.
 Magma kimberlitik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
terbentuk pada kedalaman lebih dari 150 km, suatu kedalaman
yang relatif lebih besar dari pada kebanyakan batuan vulkanik
lainnya.
 Temperatur dan tekanan yang ada di zona tersebut sangat
tinggi sehingga karbon dapat terkristalisasi membentuk
diamond.
Genesa
 Saat magma kimberlitik ini didorong melalui corong
panjang seperti pipa oleh proses vulkanisme, seperti air di
dalam selang yang ujungnya dipersempit, velositasnya akan
meningkat secara signifikan dan diamond yang terbentuk
akan tertransportasi ke arah atas seakan-akan dibawa oleh
elevator.
 Itu sebabnya kimberlite pipes adalah lokasi ekstraksi
diamond yang paling utama di dunia. Namun diamond
bukan satu-satunya penumpang pada magma kimberlitik.
Kimberlit juga akan membawa banyak jenis lain dari
batuan yang dijumpainya selama perjalan menuju ke arah
permukaan.
Morfologi & Vulkanologi Kimberlite
 Morfologi dari kimberlite pipes (Intrusi
vertikal), dan bentuk klasiknya yang
menyerupai wortel, adalah hasil
vulkanisme eksplosif diatreme dari sumber
mantel bumi yang sangat dalam.
 Eksplosif vulkanik ini menghasilkan kolom
batuan yang bergerak ke atas dari
sumbernya yang berupa magma pada
bagian mantel dalam.

Skema Fasies Diatremei Pada Kimberlite Pipes


 Morfologi kimberlite pipes bervariasi namun secara umum
termasuk mencakup komplek dykes sheeted dari tubuh batuan
berbentuk tabular.
 Pada kedalaman 1.5-2 km dari permukaan, magma bertekanan
tinggi ini akan tereksplosi ke arah atas dan mengembang
membentuk diatremei yang berdimensi menyerupai konikal atas
silinder, yang kemudian akan terus dierupsikan ke permukaan.
 Ekspresi permukaan akibat fenomena yang dijabarkan
sebelumnya ini sangat jarang terawetkan, sebaliknya apa yang
banyak dijumpai dari sisa fenomena tersebut adalah gunung api
maar. Diameter kimberlite pipes pada permukaan biasanya bisa
mencapai ratusan meter hingga beberapa kilometer.
Petrologi Kimberlite
Secara historis, kimberlit dibagi menjadi dua varietas
berbeda :

Kimberlite Grop 1 Kimberlite Grop 2 (Lamproite Olivine )


Kimberlite Grup 1
 Batuan beuka potasik ultramafik yang kaya akan CO2 dan
didominasi oleh susunan mineral olivine forsteritik, ilmenit
magnesian, kromium pyrope, alamandine-pyrope, chromium
diopside(pada beberapa kasus subcalcik), phlogopite, enstatite,
dan chromit yang miskin unsur Ti.
 Kimberlit grup 1 mempertunjukkan tekstur inequigranular
khas yang disebabkan kehadiran fenokris olivine, pyrope,
chromian diopside, ilmenit magnesian dan phlogopite dengan
ukuran makrokristik (0.5-10 mm) hingga megakristik(10-200
mm) pada masa dasar dengan ukuran halus hingga medium.
 Mineralogi masa dasar, yang lebih menyerupai komposisi asli
batuan beku, mengandung olivine forsteritik, pyrope garnet, Cr-
diopside, ilmenit magnesian dan spinel.
Kimberlite Grup 2 (Lamproite Olivine)
 Olivin lamproites adalah batuan peralkalin ultrapotasik yang
kaya akan unsur volatile(dominan H20). Olivin makrokris dan
Kristal primer euhedral dari masa dasar olivine bersifat umum
namun bukan konstituen esensial.
 Fase karakteristik primer yang ada pada masa dasar mencakup:
pirokesen yang terzonasi(inti dari diopside yang dikelilingi Ti-
aegirin); mineral grup spinel(chromite magnesian hingga
magnetit titaniferus); perovskit kaya Sr dan REE, apatit kaya SR,
phosphate kaya REE (monazite, daqingshanenite), grup mineral
potasian barian holandit, rutile pembawa Nb dan ilmenit
pembawa Mn.
Mineral Indikator Kimberlit
Kimberlit unik karena mengandung varietas spesies
mineral dengan komposisi kimia yang mengindikasikan
bahwa ia terbentuk pada keadaan tekanan dan temperatur
tinggi di dalam mantel. Mineral-mineral ini antara lain
adalah diopside chromium(piroksen), spinel chromium,
ilmenit magnesian, dan garnet pyrope yang kaya akan
chromium.
Pada umumnya mineral-mineral yang disebutkan ini
tidak dijumpai pada kebanyakan batuan beku, membuatnya
menjadi indikator yang berguna untuk kimberlit. Mineral-
mineral indikator ini pada umumnya akan dicari pada
sedimen di endapan alluvial. Kehadirannya dapat
mengindikasikan kehadiran kimberlit.
Geokimia Kimberlit
Aspek geokimia dari kimberlit didefinisikan dengan
parameter-parameter berikut:
 Ultramafik, MgO > 12 % dan pada umumnya > 15 %
 Ultrapotasik, Molar K2O/Al2O3 > 3
 Ni (>400 ppm), Cr(>1000 ppm), Co(>150 ppm)
 Pengayaan REE
 Pengayaan menengah hingga tinggi dari unsur LILE, ΣLILE=
>1,000 ppm

LILE= Large ion lithopolite elements


 Kaya kandungan H20 dan CO2
Cara Eksplorasi
 Pemetaan geologi
 Sampling (pengambilan dan preparasi contoh)
 Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran (corring)
 Metode geofisika
Cara Penambangan

Open Pit Mining Underground Mining


Ekstraksi
Proses ekstraksi diamond dapat dilakukan dengan :
 Crushing dan Milling
 Washing, Screening, dan Heavy Media Separator (HMS)
 The Grease Belt and X-Ray Separation
Kegunaaan Diamond
1. Untuk perhiasan
2. Intan sebagai bahan industry
a. Gergaji
b. Pisau bedah
c. Mata bor
d. Alat elektronik dan bagian – bagian sirkuit elektronik
e. Komponen dari pesawat terbang dan roket
f. Sebagai penahan dari radiasi industry
g. Menjadi bahan untuk menyerap panas
h. Melindungi peralatan dan mesin dari kerusakan yang
diakibatkan oleh bahan kimia
Daftar Pustaka
 Bergman, S. C.; 1987: Lamproites and other potassium-rich igneous rocks: a
review of their occurrences, mineralogy and
geochemistry. In:Alkaline Igneous rocks, Fitton, J.G. and Upton,
B.G.J (Eds.), Geological Society of London special publication No.
30. pp. 103–19
 Clement, C. R., and Skinner, E.M.W. 1985 : A textural-genetic classification of
kimberlites.Transactions of the Geological Society of South Africa.
pp. 403– 409.
 R.H. Mitchell ., Kimberlites and Lamproites: Primary Sources of
DiamondDepartment of Geology Lakehead University A Thunder
Bay, Ontario P7B 5El
 Edwards, C. B., Howkins, J.B., 1966. Kimberlites in Tanganyika with special
reference to the Mwadui occurrence. Econ. Geol., 61:537-554.
 James K. Russell, Lucy A. Porritt, Yan Lavallée, Donald B. Dingwell.
Kimberlite ascent by assimilation-fuelled buoyancy. Nature, 2012;
481 (7381): 352 DOI:
 Nixon, P.H., 1995. The morphology and nature of primary diamondiferous
occurrences. Journal of Geochemical Exoloration, 53: 41-71
Daftar Pustaka
 Sutarto., 2015. Buku Panduan Kuliah Dan Praktikum Endapan Mineral :
Laboratorium Petrologi, Sie Endapan Mineral
 Wagner, P. A., 1914: The Diamond Fields Of South Africa; Transvaal Leader,
Johannesberg.
 Woolley, A.R., Bergman, S.C., Edgar, AD, Le Bas, M.J., Mitchell, R.H., Rock, N.M.S.
& Scott Smith, B.H., 1996. Classification of lamprophyres, lamproites,
kimberlites, and the kalsilitic, melilitic, and leucitic rocks. The Canadian
` Mineralogist,Vol 34, Part 2. pp. 175–186

Anda mungkin juga menyukai