Fakir adalah orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
Miskin adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa
kebutuhan pokok dalam Islam
Kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf
(TQS al-Baqarah [2] : 233)
Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal, sesuai dengan kemampuanmu
(TQS ath-Thalaq [65] : 6)
Dan kewajiban para suami terhadap para istri adalah memberi mereka belanja (makanan) dan pakaian
(HR. Ibnu Majah dan Muslim dari Jabir bin Abdillah)
pandangan Islam
Tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rizqinya
(TQS Hud [11]: 6)
letak masalah kemiskinan
yaitu pada sistem ekonomi
dalam hal ini adalah metode distribusi kekayaan
Salah seorang diantara kalian pergi pagi-pagi mengumpulkan kayu bakar, lalu memikulnya dan berbuat
baik dengannya (menjualnya), sehingga dia tidaklagi memerlukan pemberian manusia, maka itu baik
baginya daripada dia mengemis pada seseorang yang mungkin memberinya atau menolaknya
(HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairah)
jaminan kebutuhan primer
Kewajiban kerabat dekat membantu saudaranya
Siapa saja yang meninggalkan harta, maka harta itu untuk ahli warisnya, dan siapa saja yang
meninggalkan kalla maka dia menjadi kewajiban kami
(HR. Muslim)
Di dalam harta mereka, terdapat hak bagi orang miskin yang meminta-minta
yang tidak mendapatkan bahagian
(TQS adz-Dzaariyat [51]: 19)
Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal air, padang rumput dan api
(HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
(Imam Asy Sayukani, Nayl al Authar, halaman 1140)
penyediaan lapangan kerja
Seorang Imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala
dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya
(HR. Bukhari dan Muslim)
Makanlah dengan satu dirham, sisanya belikan kapak, lalu gunakan untuk bekerja
(al-Hadits)
penyediaan lapangan kerja
“Siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati maka tanah itu adalah miliknya.”
(HR. Bukhari)
penyediaan layanan pendidikan
Rasulullah menjadikan pelajaran baca tulis sebagai tebusan tawanan Badar.
Rasulullah menugaskan Abdullah bin Said bin al Ash untuk mengajarkan tulis menulis di Madinah
Beliau juga memberi mandat Ubadah bin as-Shamit mengajarkan tulis-menulis ketika itu
berkah syariah dan khilafah
Umar bin Khattab berkata pada petugas pembagi sedekah
“Jika kamu memberikan maka cukupkanlah
Berilah mereka itu sedekah berulangkali
sekalipun salah seorang diantara mereka memiliki 100 onta”