Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Pendarahan post partum

Disusun 0leh :
Chalchi Ruhita Mlatti, S.Ked
I4061191017

Pembimbing :
dr. Davis Shian, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD. ABDUL AZIS SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
PENDAHULUAN

 Setiap tahunnya terdapat sekitar 292.000 perempuan di dunia yang


meninggal dunia akibat komplikasi selama kehamilan, setelah kehamilan
dan setelah persalinan (WHO, 2012)
 Perdarahan pascasalin adalah kehilangan darah > 500ml melalui jalan lahir
setelah kala tiga (plasenta lahir) dan > 1000 pada operasi sesar dalam 24
jam pertama setelah anak lahir, > 1400 ml pada histerektomi sesarea relatif,
3000 – 3500 ml untuk histerektomi sesearea darurat.

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies.2017
WHO. Reducing the Global Burden: Postpartum Haemorrhage. Making Pregnancy Safer. 2007
PENDAHULUAN

 Tatalaksana untuk perdarahan postpartum pada


prinsipnya adalah untuk menghentikan perdarahan
dan mengganti darah yang hilang. Saat terjadi
perdarahan yang berlebihan pasca persalinan,
harus dicari etiologinya karena perdarahan
postpartum bukanlah sebuah diagnosis namun
keadaan yang harus dicari etiologinya.

 Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 2018.
Pendarahan post partum
definisi

Pendarahan post partum adalah kehilangan


darah > 500ml melalui jalan lahir setelah kala
tiga (plasenta lahir) dan > 1000 pada operasi
sesar dalam 24 jam pertama setelah anak lahir,
> 1400 ml pada histerektomi sesarea relatif, 3000
– 3500 ml untuk histerektomi sesearea darurat.

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
Menurut waktunya :

 Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian : 1


 a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
 b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum
hemorrhage) yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah
anak lahir

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 2018.
epidemiologi

 Di negara-negara industri, PPH biasanya menempati urutan ke 3 teratas


penyebab kematian ibu, bersama dengan infeksi dan hipertensi.
 Di negara berkembang, beberapa negara memiliki angka kematian ibu
lebih dari 1000 wanita per 100.000 kelahiran hidup,
 statistik Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa 60% kematian
ibu di negara berkembang disebabkan oleh PPH, yang menyebabkan
lebih dari 100.000 kematian ibu per tahun

American College of Obstetricians and Gynecologists. ACOG Practice Bulletin: Clinical Management Guidelines for
Obstetrician-Gynecologists Number 76, October 2006: postpartum hemorrhage. Obstet Gynecol. 2006 Oct.
108(4):1039-47.
etiologi

 1. tone ( atonia uteri)


 2. tissue (retensio plasenta)
 3. trauma ( robekan jalan lahir, ruptur uteri)
 4. trombin ( gangguan pembekuan darah)

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 2018.
1. Atonia uteri

Atonia uteri adalah suatu Faktor- faktor yang meningkatkan risiko terjadinya
atonia uteri adalah :2
keadaan dimana uterus gagal
 Anestesi umum
untuk berkontraksi dan mengecil
 Uterus yang sangat teregang
sesudah janin keluar dari rahim
 Perfusi miometrium yang buruk
 Persalinan lama
 Persalinan yang terlalu cepat
 Persalinan dengan induksi / augmentasi
 Multiparitas
 Riwayat atonia uteri
 Kelainan uterus
 Preeklampsi – eklampsi
 Khorioamnionitis

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
Tatalaksana atonia uteri

 Lakukan penilaian klinik


 Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika,lakukan
masase uterus
 Derivat oksitosin
 Derivat metilergometrin, ika pemberian infuse oksitosin cepat tidak efektif, maka
diberikan metilergonovin 0,2 mg IM atau IV.

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill Companies
Tatalaksana atonia uteri

 Gunakan kompresi uterus bimanual. Teknik ini


berupa penekanan dinding posterior uterus
dengan tangan pada abdomen ditambah
penekanan dinding anterior uterus melalui
vagina dengan tangan satunya lagi.
 Mencari pertolongan
 Tambahkan infus satu lagi supaya oksitosin
dapat diberikan bersamaan dengan tranfusi
darah.
 Mulai tranfusi darah.
 Eksplorasi uterus secara seksama untuk
melepaskan sisa-sisa plasenta
 Lakukan inspeksi pada serviks dan vagina
juga.
 Pasang foley kateter untuk monitor urine
output.

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
Tatalaksana atonia uteri

 1. ligasi arteri uterina 2. Ligasi arteri hipogastrika

 3. Uterine compression suture (B-Lynch


 4. Histerektomi

 WHO, Managing Complications in Pregnancy and Childbirth.2017


2.retensio plasenta
 Plasenta akreta, vili khorialis melekat
 Adalah keadaan dimana ke miometrium
plasenta belum lahir dalam 1/2
 Plasenta inkreta, menginvansi
jam setelah bayi lahir miometrium
 Plasenta perkreta,menembus hingga
serosa atau peritoneum dinding
rahim.
 Plasenta sudah lepas tetapi belum
keluar karena atonia uteri dan akan
menyebabkan perdarahan yang
banyak. Atau karena adanya
lingkaran kontriksi pada bagian
bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III yang akan
menghalangi plasenta keluar
(Plasenta inkarserata).

Made Kornia Karkata, Perdarahan Pascapersalinan, dalam ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2008 : 522-529.
Tatalaksana retensio plasenta
 Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang
akan diambil
 Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi
plasenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat
 Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc RL dengan 40 tetesan permenit.
Bila perlu, kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rektal (sebaiknya tidak
mengunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat
menyebabkan plasenta terperangkap dalam cavum uteri)
 Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual
plasenta secara hati-hati dan halus (melepaskan plasenta yang melekat
erat secara paksa, dapat menyebabkan perdarahan atau perforasi)
 Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia
 Lakukan tranfusi darah apabila diperlukan
 Beri antibiotika profilaksis (Ampisilin 2 g IV/oral + Metronidazol 1
supositoria/oral)
•JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta.
Jhpiego.
Inversio uteri
 Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kovum
uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol
kedalam kavum uteri. Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam
kala III atau segera setelah plasenta keluar.

Tiga faktor diperlukan untuk terjadinya inversio uteri:


 1) Tonus otot rahim yang lemah.
 2) Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan
intraabdominal, tekanan dengan tangan, dan tarikan
pada tali pusat).
 3) Kanalis servikalis yang longgar

•Wendel Mp,Uterine Inversion: A Review of a Life-Threatening Obstetrical Emergency. Obstet Gynecol Surv. 2018 Jul;73(7):411-417
Derajat inversio uteri

Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K. Chapter 25 Obstetrical Hemorrhage, Section VII;
Obstetrical complication, dalam William Obstetrics 22th edition. Philadelphia. McGrawHill.2005 p:635-663
Tatalaksana inversio uteri

 Uterus yang mengalami inversio direposisi


dengan mendorong fundus dengan
telapak tangan dan jari sesuai arah
memanjang uterus
 Setelah plasenta dilepaskan, telapak
tangan diletakkan ditengah fundus
dengan jari diekstensikan. Kemudian
diberi tekanan dengan didorong ke atas
 Setelah reposisi berhasil diberi pitocin drip
dan dapat juga dilakukan tamponade
rahim supaya tidak terjadi lagi
inversio,kalu reposisi manual tidak berhasil
dilakukan reposisi operatif.

•Gilstrap. L.C. Management Post Partum Hemorrhage. dalam Operative Obstetrics, 2nd edition. NewYork, 2002. p :246; 415-416
3. trauma
 Penyebab ruptur uteri
 Sekitar 20% kasus hemorraghe
postpartum disebabkan oleh
trauma jalan lahir ( rupture
uterus, inverse uterus,
perlukaan jalan lahir)

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
Laserasi traktus genitalia

 Dapat mengenai laserasi perineum, vagina


dan serviks

•Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.


Delfi Lutan, SpOG
Tatalaksana ruptur perineum dan
vagina
 Penatalaksanaan Ruptur perineum dan robekan dinding vagina:
 Lakukan eksplorasi untuk mengedintifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan
 Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik
 Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan,kemudian ikat dengan benang
yang dapat diserap
 Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal terhadap operator
 Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi lapis
dengan bantuan busi pada rectum

Gilstrap. L.C. Management Post Partum Hemorrhage. dalam Operative Obstetrics, 2nd edition. NewYork, 2002. p
:246; 415-416
4. Trombin ( kelainan pembekuan
darah)
 Hipofibrinogenemia, dapat menyebabkan peningkatan koagulasi
intravaskular.
 Disseminated Intravascular Coagulation / Consumptive Coagulopathy
 Trombositopenia
 Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
 HELLP syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low
 Platelet Count )

John R Smith, MD, FACOG, FRCSC. Postpartum Haemorrhage. Obstetrics and Gynecology. Ontario, Canada.2018
Tatalaksana gangguan pembekuan
darah
Produk darah Volume ( mL ) dalam 1 unit Efek tranfusi

Konsentrat trombosit 30-40 Meningkatkan hitung trombosit dengan


sekitar 20000 sampai 25000

Kriopresipitat 15-25 Memasok fibrinogen, faktor VIII, dan faktor


XIII ( 3 sampai 10 kali lebih terkonsentrasi
dari pada volume yang setara dengan plasma
segar )

Plasma beku yang segar 200 Memasok semua faktor kecuali trombosit

Sel darah merah mampat 200 Menaikkan hematokrit 3 sampai 4 %

•Gilstrap. L.C. Management Post Partum Hemorrhage. dalam Operative Obstetrics, 2nd edition. NewYork, 2002. p :246; 415-416
Faktor resiko

 1. Grande multipara
 2. Perpanjangan persalinan
 3. Chorioamnionitis
 4. Kehamilan multiple
 5. Perpanjangan pemberian oxytocin

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
Manifestasi klinis

 Perdarahan pervaginam, yang terus menerus setelah bayi lahir


 Bila berat bisa didapatkan tanda-tanda syok seperti, lemah, gelisah,
tekanan darah sulit dinilai, nadi cepat dan lemah, serta penurunan kadar
Hb (8gr%)
 Gejala lain seperti, pucat, ekstremitas dingin, mual.

 Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 2018.
Gejala dan Tanda Komplikasi Diagnosis

 Perdarahan segera setelah anak lahir  Syok Atonia uteri

 Uterus lembek dan tak berkontraksi

 Perdarahan segera setelah anak lahir  Pucat Robekan jalan lahir

 Uterus berkontraksi keras  Lemah

 Plasenta lengkap  Menggigil

 Plasenta belum lahir setelah 30 menit bayi  Tali pusat putus akibat traksi Retensio plasenta
lahir
 Inversio uteri
 Perdarahan segera
 Perdarahan lanjut
 Uterus berkontraksi dan keras

 Plasenta atau selaput tidak lengkap  Uterus berkontraksi tetapi TFU tidak Sisa plasenta tertinggal
berkurang
 Perdarahan segera

WHO, Managing Complications in Pregnancy and Childbirth.2017


Komplikasi Diagnosis
Gejala dan Tanda

 Uterus tak teraba  Neurogeniksyok Inversio uteri

 Lumen vagina terisi massa  Pucat

 Perdarahan segera (vagina/intra abdomen)  Syok Ruptur uteri

 Nyeri perut hebat  Perut tegang

 Nadi cepat

 Perdarahan > 24 jam setelah anak lahir  Perdarahan yang bervariasi dan bau Perdarahan pascasalin lambat

 Uterus lunak dan lebih besar  Anemia

WHO, Managing Complications in Pregnancy and Childbirth.2017


pencegahan

 1. Perawatan masa kehamilan


 antenatal care yang baik.
 Menangani anemia dalam kehamilan adalah penting
 ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan
postpartum sangat dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
 2. Persiapan persalinan
 keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila
memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah
 3.Persalinan
 massae uterus dengan arah gerakan circular atau maju mundur sampai uterus
menjadi keras dan berkontraksi dengan baik
 Diberikan oksitosin 20 IU dalam 1000 ml RL atau saline normal

•Yaa A B Yiadom, MD. Postpartum Hemorrhage in Emergency Medicine. Department of Emergency Medicine,2018
komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada


perdarahan pascasalin adalah penderita dapat
jatuh kedalam keadaan :
Syok
Koagulasi Intravaskuler Diseminata
Anemia
Sindrom sheehan

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta. 2018.
Sindrom sheehan

 Pada kasus klasik sindrom sheehan, ditandai dengan kegagalan laktasi,


amenorea, atrofi payudara, hilangnya rambut pubis dan aksila,
hipotiroidisme, dan insufisiensi korteks adrenal.

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
prognosis

 Prognosis dari perdarahan pascasalin ini tergantung dari:17


 penyebab terjadinya perdarahan,
 lama terjadinya perdarahan,
 jumlah darah yang hilang,
 efektivitas dari tindakan pengobatan
 kecepatan pengobatan

•Yaa A B Yiadom, MD. Postpartum Hemorrhage in Emergency Medicine. Department of Emergency Medicine,2018
Kesimpulan
 Pendarahan post partum adalah kehilangan darah > 500ml
melalui jalan lahir setelah kala tiga (plasenta lahir) dan >
1000 pada operasi sesar dalam 24 jam pertama setelah
anak lahir, > 1400 ml pada histerektomi sesarea relatif, 3000 –
3500 ml untuk histerektomi sesearea darurat.
 Faktor-faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum
adalah atonia uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta,
sisa plasenta, inversion uteri, dan kelainan pembekuan
darah ditatalaksana sesuai etiologinya

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-forth Edition. United States of America. the McGraw-Hill
Companies
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai