Anda di halaman 1dari 12

Penanganan Bencana

Komprehansif pada
tsunami
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Ade Riswanti
Nisa Andriani
Dini
Riki
Yuniawati
Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah rawan bencana dan


setidaknya ada 12 macam jenis bencana yang
dikelompokkan ke dalam bencana geologi (gempa bumi,
tsunami, gunung api, gerakan tanah/tanah longsor),
bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang,
kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, kebakaran
hutan dan lahan), dan bencana antropogenik (Epidemic,
wabah penyakit, gagal teknologi-kecelakaan industri).
Pengertian kontijensi

Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakanakan segera


terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu
proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan
kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin
tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi.
Tujuan Kontijensi

Dokumen rencana kontijensi ini disusun bertujuan sebagai pedoman penanganan bencana tsunami pada saat
tanggap darurat bencana agar berlangsung cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para
pemangku kepentingan (stakeholders) yang mengambil peran dalam penyusunan rencana kontijensi, seperti yang
termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 4
menyatakan bahwa penanggulangan bencana bertujuan untuk:
– Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
– Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
– Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
– Menghargai budaya local.
– Membangun partisipasi dan kemitraan pulbik serta swasta.
– Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan serta.
– Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penilaian Resiko

Adapun penilaian risiko didasari dengan penilaian ancaman dan probability, yaitu kemungkinan terjadinya bencana dan dampak
kerugian/kerusakan ditimbulkan dengan asumsi skoring sebagai berikut :
– Skala Probalitas (P)
– Angka 5 : pasti ( hampir dipastikan 80 % - 99 %)
– Angka 4 : kemungkinan besar (60% - 80 %, terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10 tahun mendatang).
– Angka 3 : kemungkian terjadi (40%-60 %, terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100 tahun).
– Angka 2 : kemungkinan kecil (20 %-40%, terjadi tahun depan atau sekali lebih dari 100 tahun ).
– Angka 1 : kemungkinan sangat kecil (hingga 20 %)
– Dampak Kerugian yang Ditimbulkan (D) :
– Angka 5 : sangat parah ( 80 % - 99 %, wilayah hancur dan lumpuh total.
– Angka 4 : parah (60% - 80 %, hancur).
– Angka 3 : sedang (40%-60 %, wilayah terkena rusak).
– Angka 2 : ringan (20 %-40%, wilayah yang rusak ).
– Angka 1 : sangat ringan (kurang dari 20 %, wilayah rusak)
Pengertian Tsunami

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900
km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar laut. Kecepatan gelombang tsunami
bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai
942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi
gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya
jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang
gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak
gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara
sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan
bersifat merusak.
Penyebab

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan


perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa
bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Peringatan Dini

Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan
melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa).
Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya
BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data
gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan
tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu.
Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI.
SEKSI KESEHATAN KOORDINATOR : DINAS
KESEHATAN

1. SITUASI
Apabila gempa bumi dengan kekuatan 8,9 SR yang menimbulkan tsunami setinggi 4-12 meter
melanda 8 kecamatan di kota Padang, pada jam sibuk pk. 10.00 WIB di hari kerja.
Maka, tim kesehatan yang bergabung dalam seksi kesehatan harus bergerak cepat untuk
mengantisipasi jatuhnya korban jiwa lebih banyak dan memberikan pertolongan kepada korban luka ringan
dengan segera agar dapat membantu korban lainnya di barak penampungan. Korban-korban luka berat
perlu segera ditangani di rumah sakit yang masih berfungsi atau rumah sakit darurat. Begitu juga dengan
antisipasi wabah, akan dilakukan dengan menempatkan pasien dengan penyakit menular pada tempat
penampungan khusus.
B. SASARAN

– Tersedianya sumber daya kesehatan dan relawan medis yang memadai secara kuantitas dan kualitas.
– Berfungsinya seluruh sarana dan prasarana kesehatan yang ada (termasuk Rumah Sakit dan puskesmas), RS Darurat
serta RS Lapangan .
– Tersedianya obat-obatan dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan.
– Teridentifikasinya jenazah yang ditemukan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI).
– Terhindarnya pengungsi dan petugas dari ancaman penyakit akibat dampak bencana yang terjadi serta terpeliharanya
kesehatan lingkungan dan sanitasi.
– Terjangkaunya sasaran pelayanan kesehatan ke daerah sulit.
– Antisipasi gangguan kesehatan jiwa/mental/psikologis masyarakat.
– Tersedianya data korban yang dapat dipertanggungjawabkan
C. STANDAR MINIMAL
1.Pelayanan kesehatan umum meliputi:
2.Pengendalian penyakit menular meliputi:
3.Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi:
D. KEGIATAN
Kegiatan seksi kesehatan menjadi bagian penting dari proses
penanganan darurat bencana terutama pertolongan bagi korban
yang selamat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh seksi ini
antara lain:

Anda mungkin juga menyukai