Anda di halaman 1dari 26

GAGAL GINJAL AKUT

dr. Andi Gunawan, SpA M.Biomed


Pendahuluan
• Gagal ginjal akut (GGA) ialah penurunan fungsi
ginjal mendadak yang mengakibatkan
hilangnya kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh,
ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin
darah secara progresif 0,5 mg/dL per hari dan
peningkatan ureum sekitar 10-20 mg/dL per
hari.
Pendahuluan
• GGA dapat bersifat oligurik dan non-oligurik
 Oliguria ialah produksi urin <1ml/kgBB/jam
untuk neonatus dan <0,8 ml/kgBB/jam
untuk bayi dan anak.
Patofisiologi
• GGA prarenal: dehidrasi, syok, perdarahan,
gagal jantung, sepsis
• - GGA renal: pielonefritis, glomerulonefritis,
nefrotoksisitas karena obat atau kemoterapi,
lupus nefritis, nekrosis tubular akut, SHU, HSP
• - GGA pascarenal: keracunan jengkol, batu
saluran kemih, obstruksi saluran kemih,
sindrom tumor lisis, buli-buli neurogenik
Manifestasi Klinis
Anamnesa :
• Lemah, pucat, sakit kepala, edema, produksi urin
berkurang atau tidak ada sama sekali, urin berwarna
merah, kejang, atau sesak nafas
• Riwayat penyakit yang menjadi predisposisi terjadinya
GGA seperti tersebut
Pemeriksaan klinis :
• Pernafasan kussmaul, edema, hipertensi
• Tanda overload cairan lain seperti edema paru, gagal
jantung, ensefalopati hipertensi, perdarahan saluran cerna
• Penurunan kesadaran dapat ditemukan
Pemeriksaan Penunjang
• Pada urinalisis dapat ditemukan proteinuria, hematuria,
leukosituria. Osmolalitas urin <400 mOsm/L, berat jenis urin <1,020,
natrium urin >20 meq/L
• Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan anemia,
trombositopenia, tanda hemolitik
• Kadar ureum dan kreatinin serum meningkat
• Analisis gas darah menunjukkan asidosis metabolik dengan anion
gap meningkat
• Pemeriksaan elektrolit dapat menunjukkan hipo / hipernatremia,
hiperkalemia, hipokalsemia, hiperfosfatemia
• Foto thoraks untuk mendeteksi edema paru
• Ultrasonografi ginjal dan saluran kemih dan atau foto polos perut
untuk mendeteksi penyakit primer.
Tata Laksana
Terapi sesuai penyakit primer
• Bila terdapat infeksi, dosis antibiotik disesuaikan dengan beratnya penurunan
fungsi ginjal
• Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan hidrasi
• Koreksi gangguan ketidakseimbangan cairan elektrolit terutama hiperkalemia
• Natrium bikarbonat untuk mengatasi asidosis metabolik sebanyak 1-2
mEq/kgBB/hari sesuai dengan beratnya asidosis
• Pemberian diuretik pada GGA renal untuk memacu diuresis dengan
furosemid 1-2 mg/kgBB dua kali sehari dan dapat dinaikkan secara bertahap
sampai maksimum 10 mg/kgBB/kali. Sebelum pemberian diuretik, pastikan
kecukupan sirkulasi dan GGA yang terjadi bukan akibat obstruksi (pascarenal).
• Bila gagal dengan medikamentosa, maka dilakukan dialisis peritoneal atau
hemodialisis.
Tata Laksana
Terapi sesuai penyakit primer  Bedah
• Tindakan bedah sesuai dengan kelainan pasca
renal yang ditemukan.
• Suportif  Pemberian nutrisi yang rendah
protein, rendah garam, dan kalori yang
adekuat sesuai dengan umur dan berat badan.
Tata Laksana
Pemantauan (Monitoring)
• Pemantauan keseimbangan cairan dan
elektrolit (balans cairan)
• Pemantauan keadaan yang merupakan
indikasi dialisis
Tumbuh kembang
• Gagal ginjal akut bila ditata laksana dengan
adekuat umumnya tidak mempengaruhi
proses tumbuh kembang anak.
Tata Laksana
Indikasi perawatan di Rumah Sakit dengan fasilitas unit
Nefrologi Anak:
• 1. Dibutuhkan dialisis atau yang sejenisnya
• 2. Penyebab gagal ginjal belum jelas diketahui, sehingga
membutuhkan opini ahli dan kemungkinan diperlukan
sarana untuk melakukan biopsi ginjal
• 3. Membutuhkan pemeriksaan berbagai spesialis seperti:
radiologi, kedokteran Nuklir
• 4. Pasca gagal ginjal dengan permasalahan urologi
sehingga dibutuhkan opini seorang urolog anak.
• 5. Adanya gangguan organ multipel atau dibutuhkan
perawatan intensif.
Terimakasih
GAGAL GINJAL KRONIK

dr. Andi Gunawan, SpA M.Biomed


Pendahuluan
• Gagal ginjal kronik (GGK) adalah terjadinya penurunan
fungsi ginjal sehingga kadar kreatinin serum ≥2 atau 3
kali nilai normal untuk anak dengan jenis kelamin dan
usia yang sama, atau bila laju filtrasi glomerulus (LFG)
<30 ml/menit/1,73m2 sekurang-kurangnya selama 3
bulan.
• Gagal ginjal terminal ialah suatu keadaan yang ditandai
dengan kadar kreatinin serum > 4 kali nilai normal untuk
anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama, atau LFG
<10 ml/menit/1,73m2 selama minimal 3 bulan.
Pendahuluan
• Insufisiensi ginjal kronik ialah keadaan LFG
antara 30-50 ml/menit/1,73m2.
Patofisiologi
• GGA prarenal: dehidrasi, syok, perdarahan,
gagal jantung, sepsis
• - GGA renal: pielonefritis, glomerulonefritis,
nefrotoksisitas karena obat atau kemoterapi,
lupus nefritis, nekrosis tubular akut, SHU, HSP
• - GGA pascarenal: keracunan jengkol, batu
saluran kemih, obstruksi saluran kemih,
sindrom tumor lisis, buli-buli neurogenik
Manifestasi Klinis
Anamnesa :
• Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih
(penyebab terbanyak GGK ialah
glomerulonefritis dan infeksi saluran kemih)
• Gejala GGK tidak spesifik : sakit kepala, lelah,
letargi, gangguan pertumbuhan, anoreksia,
muntah, polidipsi, poliuria, jumlah urin
berkurang, dan edema.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan fisis
• - Kelainan yang bersifat kegagalan multiorgan akibat sindrom uremik:
• - Pucat, lemah
• - Gangguan kesadaran
• - Tekanan darah tinggi
• - Pernafasan cepat dan dalam (kussmaul)
• - Edema
Pada keadaan lanjut:
• - Kelainan bentuk tulang
• - Gangguan pertumbuhan (perawakan pendek)
• - Gangguan perdarahan
• - Gangguan neurologi
• - Gangguan jantung
Pemeriksaan Penunjang
• Ureum dan kreatinin serum meningkat.
• Pada pemeriksaan urinalisis dapat ditemukan proteinuria,
leukosituria, hematuria, isosteniuria.
• Gambaran darah tepi menunjukkan anemia normokrom normositik.
• Analisis gas darah menunjukkan asidosis metabolik dengan anion gap
meningkat. Pemeriksaan elektrolit dapat memperlihatkan
hipo/hipernatremia, hiperkalemia, hipokalsemia, dan
hiperfosfatemia.
• Foto toraks untuk melihat pembesaran jantung, edema paru
• Foto tangan untuk melihat usia tulang
• Foto tulang panjang untuk melihat tanda osteodistrofi ginjal.
• Ultrasonografi ginjal  etiologi dan melihat obstruksi saluran kemih.
• Pemeriksaan EKG untuk menilai keadaan jantung.
Tata Laksana
Medikamentosa
• Koreksi asidosis metabolik dengan natrium
bikarbonat, dosis awal 1-3 mEq/kgBB/hari
• Diuretik  furosemid 1 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan sesuai respons sampai
maksimal 10
mg/kgBB/kali.
• Pengobatan hipertensi dan infeksi bila ada.
Tata Laksana
• Pengobatan hipertensi dan infeksi bila ada.
• Pemberian suplemen kalsium (kalsium glukonat),
fosfat binders (CaCO3 50 mg/kgBB/hari), vitamin D
aktif (0,25 mikrogram/hari).
• Recombinant human erythropoeitin 50-150
mikrogram/kgBB/kali, 3 kali seminggu sampai kadar
Hb 10 g/dL, dan recombinant human growth
hormone 0,125 mg/kgBB/kali, 3 kali dalam seminggu
sampai epifisis menutup.
Tata Laksana
Terapi pengganti ginjal
• Dialisis peritoneal atau hemodialisis dilakukan bila:
1. Terdapat keadaan darurat pada acute on chronic
renal failure
2. Gagal ginjal terminal
3. Pasien sedang menunggu transplantasi
Tata Laksana
Indikasi absolut untuk tindakan awal dialisis kronik pada
anak dengan GGK adalah:
− Hipertensi tidak terkendali (ensefalopati hipertensi)
− Gagal jantung kongestif (kardiomiopati)
− Neuropati perifer (parestesia, disfungsi motorik)
− Ostedistrofi ginjal (kalsifikasi tersebar, deformitas
tulang).
− Depresi sumsum tulang (anemia berat,
leukopenia,trombositopenia)
Tata Laksana
Suportif
• Pemberian nutrisi yang adekuat sangat penting
dalam tata laksana konservatif GGK.
• Pemberian transfusi sel darah merah harus
dilakukan secara hati-hati. Transfusi dilakukan bila
kadar hemoglobin < 6g/dL sebanyak 5-10 ml/kgBB.
Tumbuh kembang
• Gangguan tumbuh kembang dapat ditemukan
akibat penyakit.
Tata Laksana
Menghitung LFG dengan rumus Schwartz
Menghitung LFG dari kreatinin serum (rumus Schwartz)
Rumus Schwartz LFG = k x L
Pkr
• L = panjang badan dalam cm
• Pkr = kreatinin serum
• K = suatu konstanta yang berhubungan dengan daya ekskresi
kreatinin per unit luas permukaan tubuh (unit body size)
Angka k berbeda pada berbagai umur anak :
• Pada neonatus sampai umur 1 tahun: k= 0,45
• Pada anak sampai usia 13 tahun: k= 0,55
• Pada remaja 13-21 tahun, lelaki k= 0,7; perempuan k= 0,57
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai