Anda di halaman 1dari 17

Jutono (1980)

• 1.Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan


diisolasi

• 2.Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut

• 3.Medium untuk pertumbuhannya yang


sesuai

• 4.Cara menanam mikrobia tersebut

• 5.Cara inkubasi mikrobia tersebut

• 6.Cara menguji bahwa mikrobia yang


diisolasi telah berupa biakan murni dan
sesuai dengan yang dimaksud

• 7.Cara memelihara agar mikrobia yang telah


diisolasi tetap merupakan biakan murni
UJI KEPEKAAN ANTI MIKROBA
• Uji kepekaan terhadap antimikroba dimulai ketika pertemuan yang
diprakarsai WHO di Genewa (1977), program surveilance untuk
memonitor resistensi antimikroba menggunakan metode yang sesuai.
Dengan tes kepekaan terhadap antimikroba akan membantu klinisi untuk
menentukan antimikroba yang sesuai untuk mengobati infeksi.
• untuk golongan Enterobactriaceae, tetapi dapat pula
digunakan untuk semua bakteri pathogen.
lanjutan
• Pada prinsipnya tes kepekaan terhadap
antimikroba adalah penentuan terhadap
bakteri penyebab penyakit yang
kemungkinan menunjukkan resistensi
terhadap suatu antimikroba atau
kemampuan suatu antimikroba untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang
tumbuh in vitro, sehingga dapat dipilih
sebagai antimikroba yang berpotensi
untuk pengobatan.
Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Tes Kepekaan

• PH
• Beberapa antimikroba dipengaruhi oleh pH
lingkungan, contohnya aktifitas antibakteri
eritromisin dan aminoglikosida berkurang
apabila terjadi penurunan pH, sedangkan
aktifitas tetrasiklin akan menurun bila terjadi
peningkatan pH. Aktifitas aminoglikosida yang
daya kerjanya menghambat sintesis protein
bakteri melalui membran sel dengan proses
oksidasi, sehingga apabila tidak terdapat
oksigen akan mengurangi aktifitas antimikroba
tersebut.
• 2. Kation

• Aktifitas aminoglikosida juga dipengaruhi oleh


konsentrasi kation Ca++ dan Mg++. Tahapan
aktifitas antimikroba yang penting adalah
absorpsi antimikroba ke permukaan sel bakteri.
Aminoglikosida bermuatan positif dan
bekerja terutama untuk bakteri gram
negatif, misalnya membran
luar Pseudomomonas aeruginosa yang
bermuatan negatif
• 3. Tersedianya bahan gizi tertentu

• Bahan gizi tertentu dapat mempengaruhi


aktifitas antimikroba, misalnya bakteri
enterococcus mampu menggunakan
timin dan asam folat hasil metabolisme
untuk menghindari pengaruh
aktifitas sulfoamida dan trimetroprim,
yang dihambat oleh jalur metabolik asam
folat.
Tujuan Pengendalian Faktor
Lingkungan
• 1. Hambatan pertumbuhan berkaitan dengan aktifitas
antimikroba melawan bakteri uji dan tidak dibatasi oleh
bahan gizi, suhu dan kondisi lingkungan
• 2. Mengoptimalkan kondisi untuk pemeliharaan
keutuhan dan aktifitas antimikroba sehingga dapat
dipastikan kegagalan menghambat pertumbuhan
bakteri disebabkan oleh keresistenan bakteri itu sendiri
• 3. Untuk mempertahankan hasil konsisten yang
berulang (reproducibility dan consistency) sehingga
organisme yang sama akan memperlihatkan hasil
kepekaan yang sama, terhadap metode uji laboratorium
yang digunakan
hal-hal yang dapat mempengaruhi
hasil uji kepekaan
• a. Difusi antimikroba pada sel dan jaringan hospes

• b. Protein serum pengikat antimikroba

• c. Gangguan dan interaksi obat

• d. Status daya tahan dan sistem imun pasien

• e. Mengidap beberapa penyakit secara bersamaan

• f. Virulensi dan patogenitas bakteri yang menginfeksi

• g. Tempat infeksi dan keparahan penyakit


Persiapan sebelum uji kepekaan
dilakukan
• a.Persiapan Inokulum
• Persiapan inokulum yang tepat penting untuk uji
kepekaan untuk mendapatkan hasil yang akurat
dan konsisten. Ada dua persiapan yang harus
dilakukan yaitu: biakan murni dan pembuatan
inokulum standar.
• pada umumnya memerlukan waktu inkubasi 3
sampai 5 jam. Bisa juga sebagai alternative 4
sampai 6 koloni berusia 16 sampai 24 jam dipilih
dari media agar dan dibuat suspensi dengan
NaCl 0,85% untuk mendapatkan suspensi yang
keruh.
• b. Memilih Antimikroba untuk Uji
Kepekaan
• Pemilihan antimikroba dilakukan oleh staf
medis terutama dokter spesialis penyakit
infeksi dan bila perlu disertai ahli farmasi.
Pemilihan berdasarkan kelompok bakteri,
hasil identifikasi bakteri
Deretan antimikroba pada
kelompok organisme
• i. Enterobacteriaceae

• ii. Pseudomonas aeruginosa dan Acinetobacter spp

• iii. Staphylococcus spp

• iv. Enterococcus spp

• v. Streptococcus spp (kecuali S. pneumoniae)

• vi. Streptococcus pneumonia

• vii. Haemophilus influenza

• viii. Neisseria gonorrhoeae


A. Metode Konvensional

1 Metode Dilusi

• Metode dilusi terdiri dari dua teknik


pengerjaan yaitu teknik dilusi perbenihan
cair dan teknik dilusi agar. Yang bertujuan
untuk penentuan aktifitas antimikroba
secara kuantitatif,
• a) Dilusi perbenihan cair

• Dilusi perbenihan cair terdiri dari


makrodilusi dan mikrodilusi. Pada
prinsipnya pengerjaannya sama hanya
berbeda dalam volume. Untuk makrodilusi
volume yang digunakan lebih dari 1 ml,
sedangkan mikrodilusi volume yang
digunakan 0,05 ml sampai 0,1 ml.
• b) Dilusi Agar

• Pada teknik dilusi agar, antibiotik sesuai


dengan pengenceran akan ditambahkan
kedalam agar, sehingga akan memerlukan
perbenihan agar sesuai jumlah
pengeceran ditambah satu perbenihan
agar untuk kontrol tanpa penambahan
antibiotik ,
• 2. Metode Difusi.

• Cakram kertas, yang telah dibubuhkan sejumlah


tertentu antimikroba, ditempatkan pada media
yang telah ditanami organism yang akan di uji
secara merata. Tingginya konsentrasi dari
antimikroba ditentukan oleh difusi dari cakram
dan pertumbuhan organism uji dihambat
penyebarannya sepanjang difusi antimikroba
(terbenuk zona jernih disekitar cakram),

Anda mungkin juga menyukai