Anda di halaman 1dari 20

Pertumbuhan Transportasi Darat Indonesia

Badan Pusat Statistik (2018) Mencatat Bahwa Pertumbuhan Trasnportasi Darat


Setiap Tahunnya Mengalami Peningkatan Rata – Rata Sebesar 7,4 %

Jumlah Jumlah
Transportasi Darat Transportasi Darat
Mencapai 114,2 Mencapai 129,2
Juta Kendaraan Juta Kendaraan

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Jumlah Jumlah


Transportasi Darat Transportasi Darat Transportasi Darat
Mencapai 104,1 Mencapai 121,3 Mencapai 138,5
Juta Kendaraan Juta Kendaraan Juta Kendaraan

https://www.bps.go.id/publication/2018/11/27/43cba6b697f03cc2b272dfb7/statistik-transportasi-darat-2017.html
Kondisi Jalan di Indonesia
TOTAL PANJANG JALAN INDONESIA
Pada Tahun 2017 Mencapai 484.799 km,
Dengan Kondisi Sebagai Berikut :

215.398 km dalam kondisi BAIK


104.181 km dalam kondisi SEDANG
81.083 km dalam kondisi RUSAK
84.137 km dalam kondisi RUSAK
BERAT

44,4% 21,4% 16,8% 17,4%

BAIK / GOOD SEDANG / RUSAK / RUSAK BERAT


MODERATE DAMAGED / SERIOUSLY
DAMAGED

https://www.bps.go.id/publication/2018/11/27/43cba6b697f03cc2b272dfb7/statistik-transportasi-darat-2017.html
KERUSAKAN PADA GELOMBANG / RUTTING

STRUKTUR - Iklim Panas


- Mutu Aspal Jelek (Penetrasi Tinggi
dan Titik Lembek Rendah)
PERKERASAN JALAN - Beban Lalu Lintas Tinggi

RETAK / CRACK LUBANG / HOLE


- Beban Lalu Lintas Tinggi - Genangan Air
- Mutu Aspal Jelek (Stabilitas Aspal - Mutu Aspal Jelek (Daktilitas Aspal
Rendah) Rendah)
- Kelelahan
Peningkatan Kerusakan Jalan = Peningkatan Biaya Perbaikan Jalan

Pada Tahun 2019, Bina Marga


Mengalokasikan Rp. 19.572 Miliar
BIAYA PERBAIKAN?
Rupiah Untuk Preservasi Jalan atau 44%
dari total anggaran Bina Marga Tahun
&
2019
KERUSAKAN JALAN?
Hubungan Kerusakan
Jalan dan peningkatan
Biaya ?
SOLUSI MASALAH ?
Tetap
Modifikasi Menggunakan
Aspal ? Aspal
Konvensional?
ADITIF
Pada Tahun 2018 Produksi Karet
MODIFIKASI Indonesia Mencapai 3,774 Juta ton dan
Menduduki Peringkat 2 Sebagai Negara
Produksi Karet Terbesar Didunia
ASPAL

Crumb Rubber /
Lateks Cup Lump / Ojol Karet Olah

https://businessfinancearticles.org/rubber-producing-countries
Rumusan Masalah
Singh dkk (2013) Wen dkk (2017)
Penggunaan CR dari ban bekas secara Penggunaan lateks dengan Dry Rubber
langsung memerlukan waktu cukup lama dan Content (DRC) > 60% ke dalam aspal dapat
suhu yang tinggi untuk dapat terdistribusi menurunkan sensitifitas aspal terhadap suhu,
merata dalam aspal saat pencampuran. meningkatkan ketahanan selama pemakaian
Proses penggilingan karet diperlukan untuk dan distribusi karet yang lebih merata dalam
mempercepat waktu pencampuran dan campuran. Tetapi, penggunaan lateks dengan
distribusi karet lebih merata dalam aspal DRC lebih rendah dari 60% dapat
sehingga meningkatkan titik lembek lebih menimbulkan percikan aspal panas
tinggi. diakibatkan kandungan air yang tinggi.
Penelitian ?
Azahar dkk (2019) Ramadhan dkk (2019)
Penambahan Cup Lump mengubah reologi Penggunaan karet padatan seperti Block Skim
aspal tersebut dengan memberi peningkatan Rubber dan SIR 20 memerlukan waktu
titik lembek tetapi menurunkan penetrasi dan pencampuran yang lama sehingga diperlukan
daktilitas tetapi menghasilkan asap cukup proses depolimerisasi pada karet.
banyak saat proses pencampuran dengan Perlakuan depolimerisasi dapat menurunkan
aspal. viskositas mooney karet, mempercepat waktu
pencampuran dan meningkatkan titik lembek
aspal
LATEKS
Penggunaan Lateks dipilih karena beberapa alasan :
Harga yang bahan baku yang lebih murah
dibandingkan dengan karet olah lainnya.

Membantu ekonomi petani secara langsung


dengan meningkatkan konsumsi karet pada
tingkat petani.

Penggunaan lateks dipilih karena suhu


pencampuran yang rendah dan distribusi karet
dalam aspal lebih cepat.

Memberikan sifat fisik aspal lebih baik terhadap


penurunan sensitifitas aspal terhadap suhu dan
meningkatkan ketahanan aspal selama
pemakaian.
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh
penambahan karet alam berjenis lateks terhadap
karakterisitik Aspal khususnya terhadap kekerarasan,
kekakuan, sensitifitas suhu dan ketahanan aspal terhadap
beban.
MATERIAL DAN
METODE
PENELITIAN
MATERIAL PENELITIAN
1. Aspal Penetrasi 60/70 Merek Pertamina
Parameter Uji Hasil Uji
Penetration at 25oC (dmm) 70,2
Softening point (oC) 48
Weight Loss by TFOT (%) 0,365
Penetration After TFOT (dmm) 64,7
Ductility (cm) 110
Marshall Stability (kg) 1179,25
BAHAN
2. Lateks dengan Kadar Kering Karet > 55 %
3. Agregat

Jenis Agregat Komposisi (%)


Coarse Aggregate 14
Medium Aggregate 30
Fine Aggregate 45
Filler Cement 5
METODE PENELITIAN
Kecepatan Sentrifugasi 2500 – 5%, 7,5%, 10%,
KKK > 50%
3000 rpm selama 30 menit 12,5%, 15% B/B

LATEKS
SENTRIFUGASI UJI KKK PENIMBANGAN
KEBUN

Suhu 160 C
Pengadukan Selama 20
Menit

ASPAL PEN PENCAMPURAN


PENIMBANGAN PEMANASAN
60/70 ASPAL - KARET

ASPAL
MODIFIKASI
KARAKTERISTIK ASPAL MODIFIKASI

PENETRASI ASPAL
SNI 06-2343-1991

TITIK LEMBEK ASPAL


SNI 06-2343-1991
ASPAL
MODIFI
KASI
KEHILANGAN BERAT
SNI 06-2440-1991

STABILITAS MARSHALL
SNI 06-2489-1991
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Penambahan Lateks Sentrifugasi Terhadap
Penetrasi Aspal

80
70,2

60
53,60
Penetrasi (dmm)

44,10
39,00
40 34,10 31,9

20

0
0 5 7,5 10 12,5 15

Nisbah Lateks (%)

Grafik 1. Pengaruh Penambahan Lateks dengan Sentrifugasi Terhadap Penetrasi Aspal


Pengaruh Penambahan Lateks Sentrifugasi Terhadap
Titik Lembek Aspal

70

65 64,10
62,35 62,95
62,00
Titik Lembek ( C)
60,05
o

60

55

50 48,00

45

40
0 5 7,5 10 12,5 15

Nisbah Lateks (%)

Grafik 2. Pengaruh Penambahan Lateks dengan Sentrifugasi Terhadap Titik Lembek Aspal
Pengaruh Penambahan Lateks Sentrifugasi Terhadap
Kehilangan Berat Aspal

0,4
0,365

Kehilangan Berat (%)


0,3

0,2
0,134
0,103
0,1 0,091 0,085
0,067

0,0
0 5 7,5 10 12,5 15

Nisbah Lateks (%)

Grafik 3. Pengaruh Penambahan Lateks dengan Sentrifugasi Terhadap Kehilangan Berat Aspal
Pengaruh Penambahan Lateks Sentrifugasi Terhadap
Stabilitas Marshall Aspal

2500
2129,61
Stabilitas Marshall (kg)
2000 1850,88
1778,65
1704,25
1530,36
1500
1179,25

1000

500

0 5 7,5 10 12,5 15

Nisbah Lateks (%)


Gambar 4. Pengaruh Penambahan Lateks dengan Sentrifugasi Terhadap Stabilitas Marshall Aspal
KESIMPULAN
Aditif aspal berupa karet alam berjenis lateks
dengan perlakuan sentrifugasi terbukti mampu
mengubah reologi aspal konvensional menjadi
lebih baik dari segi ketahanan terhadap beban
dan suhu tinggi. Seiring bertambahnya kadar
lateks dalam aspal, penetrasi aspal – karet
mengalami penurunan cukup signifikan dan
peningkatan pada titik lembek cukup tinggi.
Aspal dengan penambahan 5% lateks yang
memiliki kondisi optimum dan memenuhi
Standar Bina Marga 2018 dengan penetrasi
53,6 dmm, titik lembek 60,05oC, kehilangan
berat 0,134% dan stabilitas marshall 1530,36
kg. Kehilangan berat yang kecil menandakan
aspal lebih resisten terhadap penuaan dini
selama masa layanan. Stabilitas marshall yang
tinggi memberikan daya tahan aspal lebih baik
dalam menahan beban lalu lintas, peningkatan
resistensi rutting, mengurangi deformasi pada
suhu rendah, meningkatkan resistensi
terhadap kelelahan dan anti penuaan.
Thanks
You

Anda mungkin juga menyukai