UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019
Primary Consolidation yaitu penurunan yang disebabkan perubahan volume
tanah selama periode keluarnya air pori dari tanah. Pada penurunan ini,
tegangan air pori secara kontinyu berpindah ke dalam tegangan efektif
sebagai akibat dari keluarnya air pori. Penurunan konsolidasi ini umumnya
terjadi pada lapisan tanah kohesif (clay / lempung).
Pada tanah lempung jenuh air, penambahan total tegangan akan diteruskan
ke air pori dan butiran tanah. Hal ini berarti penambahan tegangan total
(Δσ) akan terbagi ke tegangan efektif dan tegangan air pori. Dari prinsip
tegangan efektif, dapat diambil korelasi :
Δσ = Δσ’ + Δu
Dimana :
Δσ’ = penambahan tegangan efektif
Δu = penambahan tegangan air pori
Karena lempung mempunyai daya rembes yang sangat rendah
dan air adalah tidak termampatkan (incompressible)
dibandingkan butiran tanah, maka pada saat t = 0, seluruh
penambahan tegangan, Δσ, akan dipikul oleh air (Δu = Δσ) pada
seluruh kedalaman lapisan tanah.
Dimana :
Hi = tebal sub lapisan i
Po = tekanan efektif overburden untuk sub-lapisan i
p(i) = penambahan tekanan vertikal untuk sub-lapisan i
Penurunan (Settlement)
Penurunan pondasi harus diperkirakan dengan sangat hati-hati untuk
berbagai bangunan, jemabatan, menara, instalasi tenaga, dan struktur-
struktur biaya mahal yang sejenisnya. Penurunan untuk bangunan
seperti urugan, bendungan tanah, tanggul banjir, turap berbatang
kukuh, dan dinding penahan tanah dapat diperkirakan.
Perhitungan penurunan tanah itu paling baik hanya merupakan taksiran
tentang perubahan bentuk (deformasi) yang dapat diharapkan pada
waktu bebannya diterapkan dikemudian hari. Selama penurunan, tanah
yang beralih dari badan yang ada (bobot sendiri) dalam keadaan tegang
kedalam keadaan baru yang menahan beban yang diterapkan.
Perubahan Δq dari beban tambahan ini mengahasilkan
kumpulan/akumulasi distorsi partikel yang menggulir, menggelincir,
meremuk dan elastis yang tergantung pada daerah pengaruh terbatas
dibawah luas yang dibebani. Penurunan tersebut merupakan kumpulan
gerakan dalam arah yang diminati. Pada arah verikal penuruan itu akan
ditetapakan sebagi ΔH.
Menurut Bowles (1997), besarnya penurunan arah vertikal
(ΔH ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ΔH = Δq/Es * L
Dimana :
ΔH = Penurunan (cm)
Δq = Tegangan yang timbul (ton/cm2)
L = Tinggi tiang (cm)
P = Beban yang bekerja (ton)
Es = Modulus regangan-tegangan
(ton/cm2)
Untuk mendapatkan nilai modulus regangan-
tegangan Es (modulus elastisitas) dapat
digunakan nilai N dari hasil uji SPT
dilapangan dengan persamaan berikut :
Es = C1(N + C2)
Dimana :
Δpi = Peningkatan tegangan tanah pada setiap
lapisan ke i
Lg , Bg = Panjang dan lebar kelompok tiang (m)
zi = Kedalaman tanah ke i (m)
Untuk menghitung penurunan konsolidasi yang terjadi pada setiap lapisan
tanah dapat di hitung dengan menggunakn rumus berikut :
Dimana :
Δsi = Penurunan konsolidasi pada setiap lapisan tanah
Δe = Perubahan angka pori
e¬o = Angka pori awal
Hi = Tebal lapisan tanah yang di tinjau (m)
Total penurunan konsolidasi yang terjadi pada kelompok tiang pancang dapat di
hitung sebagai berikut :
Δsg = Σ Δsi
Dimana :
Δsg = Total penurunan konsolidasi yang terjadi
Keterangan :
= perubahan angka pori akibat
pembebanan
= angka pori awal
= angka pori saat berakhirnya konsolidasi
H = tebal lapisan tanah yang ditinjau
No. 1
Fondasi bujur sangkar ( 6 x 6 )m, mendukung beban terbagi rata 199,62 kN/m2.
Fondasi berada pada tanah lempung seperti tergambar ;
Hitung ;
a. Penurunan total dibawah pusat luasan fondasi
b. Hitung waktu penurunan konsolidasi 50% jika Cv = 3,6 x 10-6 m2/dt
Penyelesaian ;
a.Penurunan total dibawah pusat fondasi
* Menghitung penurunan segera
Karena µ = 0,5 maka penurunan segera rata-rata dibawah fondasi adalah ;
Si = µ1µ2 qn B
qn = 199,62 – 2 x 19,81 = 160 kN/m2
H/B = 15/6 = 2,5
L/B = 6/6 = 1
D/B = 2/6 = 0,33
= 0,01 m
= 1 cm
Menghitung penurunan konsolidasi
i =n
Sc = ∑mv ∆p ∆H
i=1
Sc(oed) 0,119
Dari koreksi Skempton dan Bjerrum, yang ada fondasi lingkaran dan
fondasi memanjang, untuk fondasi bujursangkar diinterpolasi kefondasi
lingkaran
diperoleh α = 0,29
Cv = 3,6x10−6
No. 2
Uji konsolidasi di lab terhadap contoh tanah setebal 25mm dimana air pori
keluardari atas dn bawah sampel menunjukan konsolidasi terjadi 50% dalam
waktu 11 menit.
Pondasi empat persegi panjang 4 m x 5 m, memikul beban P = 2500 kN, terletak
pada lapisan tanah seperti tergambar.
Hitung penurunan pondasi akibat konsolidasi primer lapisan lempung !
.
Estimasi kecepatan konsolidasi biasanya
dibutuhkan untuk mengetahui besarnya
kecepatan penurunan fondasi selama proses
konsolidasinya.
Dengan :
T = Konsolidasi padi pada waktu tertentu.
Ht = Panjang lintasan drainase (Ht = H/2, untuk drainase
dobel dan Ht = H, untuk drainase tunggal).
H = Tebal lapisan lempung yang mampat.
Cv = Koefisien konsolidasi pada interval tekanan tertentu.
Digunakan untuk menghitung nilai Cv
sehubungan dengan derajat konsolidasi, U =
50%. Pada derajat konsolidasi tersebut Tv =
0,197. Untuk ini, Cv dinyatakan dalam
persamaan :
Cv = 0,197 HI2
T50
Digunakan untuk menghitung Cv pada
kedudukan derajat konsolidasi U = 90%. Pada
kedudukan ini, Tv = 0,848. Nilai Cv
dinyatakan dalam persamaan :
Cv = 0,848 HI2
T90
Pada elemen tanah yang memiliki kedalaman tertentu (misal z) ,
maka perkembangan proses konsolidasi akibat kenaikan
tegangan tertentu, dapat dinyatakan sebagai :
U=
Dengan :
U = derajat konsolidasi saat waktu tertentu pada kedalaman z (U antara 0 – 1 atau 0% - 100%)
e0 = angka pori awal sebelum terjadinya konsolidasi
e1 = angka pori pada akhir konsolidasi
e = angka pori pada waktu yang ditanyakan, saat konsolidasi masih berlangsung
S = St + U Sc
Dengan :
S = penurunan total saat t tertentu
St = penurunan segera
U = St/Sc = derajat penurunan konsoliadasi
St = penurunan konsolidasi saat waktu
tertentu
Sc = penurunan konsolidasi primer total
.
Potongan vertikal melalui pada lokasi pondasi
bangunan ditunjukkan seperti pada gambar. Bila
koefisien perubahan volume (coefficient of volume
change) rata-rata lapisan lempung . Hitung
penurunan konsolidasi primer.
q = 200 kPa Pondasi 10 m x 20 m
1m
10 m
lempung 10 m
gravel
B = 10 m ; L = 20 m ; L/B = 2 ; q = 200 kPa.
z = jarak dari dasar pondasi sampai tengah-tengah masing-
masing sub lapis
Parameter yang digunakan dalam tabel ini adalah L/B ; z/B ;
dan H/B,
gravel
Lapis 1 z1 = 1m
4 n.z=10
5
gravel m.z=5