Anda di halaman 1dari 39

DESAIN PONDASI

(PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER)

1.Muhamad Rifai 1715011001 6. Yoanda Ronaldo Haita 1715011070


2.I Gusti Made Ferdi K. 1755011012 7. M. Masardi Abdilah 1755011001
3.Amran Rama Yuda 1715011021 8. Rahmat Suminto 1715011030
4.Yulianti Dewi Manda sari 1715011022 9. I Wayan Deva Aryana 1755011011
5.Rian Siantori 1715011092 10.Budi Hamzah 1715011091

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019
Primary Consolidation yaitu penurunan yang disebabkan perubahan volume
tanah selama periode keluarnya air pori dari tanah. Pada penurunan ini,
tegangan air pori secara kontinyu berpindah ke dalam tegangan efektif
sebagai akibat dari keluarnya air pori. Penurunan konsolidasi ini umumnya
terjadi pada lapisan tanah kohesif (clay / lempung).
Pada tanah lempung jenuh air, penambahan total tegangan akan diteruskan
ke air pori dan butiran tanah. Hal ini berarti penambahan tegangan total
(Δσ) akan terbagi ke tegangan efektif dan tegangan air pori. Dari prinsip
tegangan efektif, dapat diambil korelasi :
Δσ = Δσ’ + Δu
Dimana :
Δσ’ = penambahan tegangan efektif
Δu = penambahan tegangan air pori
 Karena lempung mempunyai daya rembes yang sangat rendah
dan air adalah tidak termampatkan (incompressible)
dibandingkan butiran tanah, maka pada saat t = 0, seluruh
penambahan tegangan, Δσ, akan dipikul oleh air (Δu = Δσ) pada
seluruh kedalaman lapisan tanah.

 Penambahan tegangan tersebut tidak dipikul oleh butiran tanah


(Δσ’ = 0).Sesaat setelah pemberian penambahan tegangan, Δσ,
pada lapisan lempung, air dalam pori mulai tertekan dan akan
mengalir keluar. Dengan proses ini, tekanan air pori pada tiap-
tiap kedalaman pada lapisan lempung akan berkurang secara
perlahan-lahan, dan tegangan yang dipikul oleh butiran tanah
keseluruhan (tegangan efektif / Δσ’) akan bertambah. Jadi pada
saat 0 < t < ∞
 Δσ = Δσ’+ Δu

 (Δσ’ > 0 dan Δu < Δσ)


 Tetapi, besarnya Δσ’ dan Δu pada setiap
kedalaman tidak sama, tergantung pada jarak
minimum yang harus ditempuh air pori untuk
mengalir keluar lapisan pasir yang berada di
bawah atau di atas lapisan lempung.

 Pada saat t = ∞, seluruh kelebihan air pori sudah


hilang dari lapisan lempung, jadi Δu = 0. Pada
saar ini tegangan total, Δσ, akan dipikul
seluruhnya oleh butiran tanah seluruhnya
(tegangan efektif, Δσ’). Jadi Δσ = Δσ’.
Berikut adalah variasi tegangan total, tegangan air pori, dan tegangan efektif
pada suatu lapisan lempung dimana air dapat mengalir keluar struktur tanah
akibat penambahan tegangan, Δσ, yang ditunjukan gambar dibawah.
Dimana tegangan efektif overburden saat ini merupakan
tegangan maksimum yang pernah dialami oleh tanah selama
dia ada.

Grafik e vs log p , untuk tanah lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated)


 Dimana tegangan efektif overburden saat ini lebih kecil daripada
tegangan yang pernah dialami oleh tanag tersebut. Tegangan
efektifoverburden maksimum yang pernah dialami sebelumnya
dinamakan tegangan prakonsolidasi. (preconsolidation pressure / PC).
 Untuk suatu lempung yang tebal, lapisan dibagi menjadi beberapa sub-
lapisan dan perhitungan penurunan dilakukan secara terpisah untuk
tiap-tiap sub lapisan. Jadi penurunan total dari seluruh lapisan tersebut
adalah :

Dimana :
Hi = tebal sub lapisan i
Po = tekanan efektif overburden untuk sub-lapisan i
p(i) = penambahan tekanan vertikal untuk sub-lapisan i
 Penurunan (Settlement)
 Penurunan pondasi harus diperkirakan dengan sangat hati-hati untuk
berbagai bangunan, jemabatan, menara, instalasi tenaga, dan struktur-
struktur biaya mahal yang sejenisnya. Penurunan untuk bangunan
seperti urugan, bendungan tanah, tanggul banjir, turap berbatang
kukuh, dan dinding penahan tanah dapat diperkirakan.
 Perhitungan penurunan tanah itu paling baik hanya merupakan taksiran
tentang perubahan bentuk (deformasi) yang dapat diharapkan pada
waktu bebannya diterapkan dikemudian hari. Selama penurunan, tanah
yang beralih dari badan yang ada (bobot sendiri) dalam keadaan tegang
kedalam keadaan baru yang menahan beban yang diterapkan.
Perubahan Δq dari beban tambahan ini mengahasilkan
kumpulan/akumulasi distorsi partikel yang menggulir, menggelincir,
meremuk dan elastis yang tergantung pada daerah pengaruh terbatas
dibawah luas yang dibebani. Penurunan tersebut merupakan kumpulan
gerakan dalam arah yang diminati. Pada arah verikal penuruan itu akan
ditetapakan sebagi ΔH.
 Menurut Bowles (1997), besarnya penurunan arah vertikal
(ΔH ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

 ΔH = Δq/Es * L

Dimana Δq dapat dihitung dengan persamaan :


Δq = P/L

 Dimana :
ΔH = Penurunan (cm)
Δq = Tegangan yang timbul (ton/cm2)
L = Tinggi tiang (cm)
P = Beban yang bekerja (ton)
Es = Modulus regangan-tegangan
(ton/cm2)
 Untuk mendapatkan nilai modulus regangan-
tegangan Es (modulus elastisitas) dapat
digunakan nilai N dari hasil uji SPT
dilapangan dengan persamaan berikut :

 Es = C1(N + C2)

 Dimana nilai-nilai C2 (konstanta) = 15 dan


C1 mempunyai deret antara 500 sampai
1200, untuk nilai C1 = 500 secara umum
dapat diterapkan.
 Bilamana suatu lapisan tanah jenuh air diberi penambahan
beban, angka tekanan air pori akan naik secara mendadak.
Pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeable),
air dapat mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air
pori keluar sebagai akibat dari kenaikan tekanan air pori
dapat selesai dengan cepat.

 Keluarnya air dalam pori selalu disertai denganh


berkurangnya volume tanah, berkurangnya volume tanah
tersebut dapat menyebabkan penurunan lapisan tanah itu.
Karena air pori di dalam tanah berpasir dapat mengalir
keluar dengan cepat, maka penurunan segera dan
penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
 Pada lapisan tanah lempung jenuh air yang
mampumampat (compressible) di beri penambahan
tegangan, maka penurunan (settlement) akan terjadi
dengan segera. Koefesien rembesan lempung adalah
sangat kecil di bandingkan dengan koefesien rembesan
pasir sehingga penambahan tekanan air pori yang
disebabkan oleh pembebanan akan berkurang secara
lambat laun dalam waktu yang sangat lama. Jadi untuk
tanah lempung lembek perubahan volume yang
disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori (yaitu
konsolidasi) akan terjadi penurunan segera. Penurunan
konsolidasi tersebut biasanya jauh lebih besar dan lebih
lambat serta lama dibandingkan dengan penurunan
segera.
 Penurunan konsolidasi pada kelompok tiang dapat di
perlihatkan pada gambar dibawah dimana beban (Qg)
ditransmisikan ke lapisan tanah pertama pada kedalaman
2L/3 dari bagian atas tiang. Beban (Qg) yang bekerja yaitu
menyebar di sepanjang 2 vertikal : 1 garis horizontal dari
kedalaman pondasi.
Penurunan konsolidasi pada kelompok tiang
 Menurut Braja M. Das (1995) peningkatan tegangan tanah pada setiap lapisan
tanah yang di sebabkan oleh beban yang bekerja di atas kelompok tiang dapat di
hitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Δpi = Qg / (Bg + Zi)* (Lg + Zi)

 Dimana :
Δpi = Peningkatan tegangan tanah pada setiap
lapisan ke i
Lg , Bg = Panjang dan lebar kelompok tiang (m)
zi = Kedalaman tanah ke i (m)

Untuk menghitung penurunan konsolidasi yang terjadi pada setiap lapisan
tanah dapat di hitung dengan menggunakn rumus berikut :

Dimana :

Δsi = Penurunan konsolidasi pada setiap lapisan tanah
 Δe = Perubahan angka pori
e¬o = Angka pori awal
Hi = Tebal lapisan tanah yang di tinjau (m)
 Total penurunan konsolidasi yang terjadi pada kelompok tiang pancang dapat di
hitung sebagai berikut :

Δsg = Σ Δsi
Dimana :
Δsg = Total penurunan konsolidasi yang terjadi
 Keterangan :
 = perubahan angka pori akibat
pembebanan
 = angka pori awal
 = angka pori saat berakhirnya konsolidasi
 H = tebal lapisan tanah yang ditinjau
No. 1

 Fondasi bujur sangkar ( 6 x 6 )m, mendukung beban terbagi rata 199,62 kN/m2.
Fondasi berada pada tanah lempung seperti tergambar ;

 Hitung ;
 a. Penurunan total dibawah pusat luasan fondasi
 b. Hitung waktu penurunan konsolidasi 50% jika Cv = 3,6 x 10-6 m2/dt
 Penyelesaian ;
 a.Penurunan total dibawah pusat fondasi
* Menghitung penurunan segera
Karena µ = 0,5 maka penurunan segera rata-rata dibawah fondasi adalah ;

 Si = µ1µ2 qn B
 qn = 199,62 – 2 x 19,81 = 160 kN/m2


 H/B = 15/6 = 2,5
 L/B = 6/6 = 1
 D/B = 2/6 = 0,33

 Dari grafik diperoleh


 µo = 0,91
 µ1 = 0,60

 Penurunan segera adalah

 Si = 0,91 x 0,60 x (160x6/50000)

 = 0,01 m
 = 1 cm
 Menghitung penurunan konsolidasi

 i =n

 Sc = ∑mv ∆p ∆H
 i=1

Tebal lapisan dibagi menjadi 5 lapisan dengan


masing-masing ketebalan
Lapisan z (m) n = L/z m = B/z I ∆p = 4qI Sc(oed) (m)

1 1,50 2,00 2,00 0,232 148,48 0,058

2 4,50 0,67 0,67 0,125 80,00 0,031

3 7,50 0,40 0,40 0,060 38,40 0,015

4 10,50 0,29 0,29 0,035 22,40 0,009

5 13,50 0,22 0,22 0,025 16,00 0,006

Sc(oed) 0,119

Dari koreksi Skempton dan Bjerrum, yang ada fondasi lingkaran dan
fondasi memanjang, untuk fondasi bujursangkar diinterpolasi kefondasi
lingkaran

Luas fondasi = 6 x 6 = 36 = πD2/4


D2 = 4 x 36 / 3,14
D = 6,77 m
 H/B = 15/6,77
 = 2,22

 diperoleh α = 0,29

 β = 0,3 + ( 1 – 0,3 ) x 0,29 = 0,5


 Penurunan konsolidasi primer terkoreksi

 Sc= β Sc(oed) = 0,5 x 0,119 m


 = 0,0595 m = 5,95 cm

 Penurunan total adalah


 S = Si + Sc
 = 1 + 5,95 = 6,95 cm.
 b. Menghitung waktu penurunan konsolidasi 50%

 U = 50% dari tabel diperoleh Tv = 0,197

 t = Tv Ht2
 =0,197x152
 = 12312500 dt = 142,5 hari

 Cv = 3,6x10−6



No. 2

 Uji konsolidasi di lab terhadap contoh tanah setebal 25mm dimana air pori
keluardari atas dn bawah sampel menunjukan konsolidasi terjadi 50% dalam
waktu 11 menit.
 Pondasi empat persegi panjang 4 m x 5 m, memikul beban P = 2500 kN, terletak
pada lapisan tanah seperti tergambar.
 Hitung penurunan pondasi akibat konsolidasi primer lapisan lempung !
.
 Estimasi kecepatan konsolidasi biasanya
dibutuhkan untuk mengetahui besarnya
kecepatan penurunan fondasi selama proses
konsolidasinya.

 Hal ini perlu diperhatikan terutama bila


penurunan bangunan diperkirakan besar. Bila
penurunan sangat kecil, kecepatan penurunan
tak begitu perlu diperhitungkan; karena
penurunan sejalan dengan waktunya tidak
menghasilkan perbedaan penurunan yang
berarti.
t=

Dengan :
T = Konsolidasi padi pada waktu tertentu.
Ht = Panjang lintasan drainase (Ht = H/2, untuk drainase
dobel dan Ht = H, untuk drainase tunggal).
H = Tebal lapisan lempung yang mampat.
Cv = Koefisien konsolidasi pada interval tekanan tertentu.
Digunakan untuk menghitung nilai Cv
sehubungan dengan derajat konsolidasi, U =
50%. Pada derajat konsolidasi tersebut Tv =
0,197. Untuk ini, Cv dinyatakan dalam
persamaan :

 Cv = 0,197 HI2
T50
 Digunakan untuk menghitung Cv pada
kedudukan derajat konsolidasi U = 90%. Pada
kedudukan ini, Tv = 0,848. Nilai Cv
dinyatakan dalam persamaan :

 Cv = 0,848 HI2
T90
 Pada elemen tanah yang memiliki kedalaman tertentu (misal z) ,
maka perkembangan proses konsolidasi akibat kenaikan
tegangan tertentu, dapat dinyatakan sebagai :

 U=

Dengan :
U = derajat konsolidasi saat waktu tertentu pada kedalaman z (U antara 0 – 1 atau 0% - 100%)
e0 = angka pori awal sebelum terjadinya konsolidasi
e1 = angka pori pada akhir konsolidasi
e = angka pori pada waktu yang ditanyakan, saat konsolidasi masih berlangsung

 Bila dasar fondasi terletak pada lapisan lempung, fondasi yang


terbuat dari beton dianggap sebagai bahan yang lolos air.
Karena, pada kenyataannya beton lebih meloloskan air daripada
tanah lempung, kecuali jika dasar fondasi beton dilindungi.
Penurunan total pada sembarang waktu t,
dinyatakan oleh persamaan :

 S = St + U Sc

 Dengan :
 S = penurunan total saat t tertentu
 St = penurunan segera
 U = St/Sc = derajat penurunan konsoliadasi
 St = penurunan konsolidasi saat waktu
tertentu
 Sc = penurunan konsolidasi primer total
.
 Potongan vertikal melalui pada lokasi pondasi
bangunan ditunjukkan seperti pada gambar. Bila
koefisien perubahan volume (coefficient of volume
change) rata-rata lapisan lempung . Hitung
penurunan konsolidasi primer.
q = 200 kPa Pondasi 10 m x 20 m

1m

10 m

lempung 10 m

gravel
 B = 10 m ; L = 20 m ; L/B = 2 ; q = 200 kPa.
 z = jarak dari dasar pondasi sampai tengah-tengah masing-
masing sub lapis
 Parameter yang digunakan dalam tabel ini adalah L/B ; z/B ;
dan H/B,

Lapisan z z/B Ir  = Ir .q sc = mv..h


(m) (kPa) (mm)
1 1 0,1 0,992 0,992x200=198,4 5x10-5x198,4x2000 = 19,8
2 3 0,3 0,951 190,2 = 19,0
3 5 0,5 0,876 175,2 = 17,5
4 7 0,7 0,781 156,2 = 15,6
5 9 0,9 0,686 137,2 = 13,7
sc = 85,6 mm
q = 200 kPa Pondasi 10 m x 20 m
q  ( B  L)
 
( B'L' ) Lapis 1 z1 = 1m
B’=B+z
2
dimana : B’ = B + z
L’ = L + z 3 2
1
4
5

gravel

Lapis z B’=B+z L’=L+z  sc = mv..h


(m) (m) (m) (kPa) (mm)
1 1 10+1=11 20+1=21 173,2 -5
5x10 x173,2x2000=17,3
2 3 13 23 133,8 13,4
3 5 15 25 106,7 10,7
4 7 17 27 87,1 8,7
5 9 19 29 72,6 7,3
sc = 57,4 mm
q = 200 kPa Pondasi 10 m x 20 m

Lapis 1 z1 = 1m

4 n.z=10
5

gravel m.z=5

Lapisan z m= 5/z n=10/ Ir  = 4. Ir .q sc = mv..h


(m) z (kPa) (mm)
1 1 5 10 0,248 198,4 19,8
2 3 1,67 3,33 0,23 184 18,4
3 5 1 2 0,20 160 16,0
4 7 0,71 1,42 0,163 130,4 13,0
5 9 0,56 1,12 0,13 104 10,4
sc = 77,6 mm
Lapisa z m= 5/z n=10/ Ir  = 4. Ir .q sc = mv..h
n (m) z (kPa) (mm)
1 1 5 10 0,222 177,6 17,8
2 3 1,67 3,33 0,175 140 14,0
3 5 1 2 0,14 112 11,2
4 7 0,71 1,42 0,106 84,8 8,5
5 9 0,56 1,12 0,084 67,2 6,7
sc = 58,2
mm

Anda mungkin juga menyukai