Anda di halaman 1dari 74

HOSPITAL DISASTER PLAN

BASE ON JCI & SNARS ACCREDITATION

Oleh :
Ns. Welas Riyanto, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep.MB

Disampaikan Pada :
Seminar Nasional RS Primer Pekanbaru
Sabtu, 28 Agustus 2019
ANALISIS SITUASI
BENCANA ALAM BENCANA NON ALAM
BENCANA SOSIAL
Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, Gagal teknologi, kebakaran, epidemi Konflik, Teror, Bom, dll
banjir, kekeringan, angin topan, dll
tanah longsor dll

KEGAWATDARURATAN
SEHARI-HARI

Kecelakaan Lalin, laut, udara


Tawuran, Demo
Kegawatdaruratan kesehatan, dll Sumber: Antara
JENIS BENCANA
(UU 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana)

ALAM
ALAM

BENCANA
BENCANA NON
NONALAM
ALAM DAMPAK
DAMPAKKESEHATAN
KESEHATAN

SOSlAL
SOSlAL
SDM
SDMKESEHATAN
KESEHATAN
Terletak pada
pertemuan 3 lempeng
dunia dan
dalam rangkaian “Ring
of Fire” dengan 80
gunung berapi aktif
yang berbahaya
FAKTA KONDISI TEKTONIK INDONESIA

6
RS

RS
HAZARD / BENCANA
DI RUMAH SAKIT
AN BANJIR GEMPA B
KEBAKAR LEDAKAN UM I

3
1 4
2

RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
LAPANGAN

EVAKUASI
KE LUAR RS
 Pada situasi bencana, Rumah Sakit akan
menjadi tujuan akhir dalam menangani
korban sehingga RS harus melakukan
persiapan yang cukup
 selalu akan terjadi keadaan yang kacau
(chaos), yang bisa menganggu proses
penanganan pasien, dan mengakibatkan
hasil yang tidak optimal.
SIAPKAH KITA?
Pedoman siaga bencana
Rumah sakit ??? Sudah Ada ???
Bagaimana Implementasi ???

APAKAH PERLU SEKARANG BUAT RENCANA MENGHADAPI BENCANA?. . .


NANTI SAJA LAH, KALAU MEMANG TERJADI BENCANA KITA RAPAT DULU
SEKARANG BELUM PERNAH ...Komitment kita?
ISTILAH
• Hospital Disaster Plan (HOSDIP)
Kep Menkes 28-1995

• Hospital preparedness for emergencies


(HOPE) USAID-JOHN HOPKINS-NSET

• Hospital emergencies incident


command system (HEICS) Texas USA
PERLUKAH SETIAP RS MENYUSUN HOSDIP ….. ?

 Good preparedness good respon


 Setiap RS harus menyusun Hosdip karena setiap
RS masing2 memiliki kemampuan spesifik yang
tidak bisa disamakan dangan RS lain
 Cakupan WHO ( Safe Health Facilities ) idealnya
Hosdip perlu dimiliki sampai ke fasilitas
kesehatan di tingkat masyarakat (Puskesmas)
 Hosdip harus teruji (sudah dipraktekkan /
disimulasikan)
HOSPITAL DISASTER PLAN
(PERENCANAAN RUMAH SAKIT MENGHADAPI BENCANA)

• External disaster plan


bencana terjadi diluar Rumah Sakit,
1. Apakah RS akan mengirim tim ke lapangan atau
2. Apakah RS tiba-tiba harus menerima korban massal

► Internal disaster plan


bencana terjadi di Rumah Sakit (RS kollaps)
Dalam situasi bencana, hal-hal yang
paling sering muncul di RS

 Pada satu saat ada penderita dalam jumlah


banyak yang harus dilayani sehingga
persiapan yang terlalu sederhana (“simple
alarm)“ akan tidak mencukupi, dan
diperlukan persiapan yang lebih
komperhensif dan intensif (Organization for
a Mass admission of Patients – OMP ”).
 Kebutuhan yang melampaui kapasitas RS,
dimana hal ini akan diperparah bila terjadi
kekurangan logistik dan SDM, atau
kerusakan terjadi infra struktur dalam RS
itu sendiri.
Pada situasi bencana yang terjadi diluar
RS, hasil yg diharapkan dari HDP adalah :

 Korban dalam jumlah yang banyak


mendapat penanganan sebaik mungkin,
melalui
 Optimalisasi kapasitas penerimaan dan
penanganan pasien
 Pengorganisasian kerja secara
profesional, sehingga Korban/pasien tetap
dapat ditangani secara individu, termasuk
pasien yg sudah dirawat sebelum
bencana terjadi.
 Melindungi semua pasien, karyawan,
dan tim penolong
 Respon yang optimal dan efektif dari tim
penanggulangan bencana yg berbasis
pada struktur organisasi RS sehari-hari
PERMASALAHAN BENCANA
DI RUMAH SAKIT

• Tergantung jenis bencananya (banjir, gempa,


kebakaran), permasalahannya berbeda

► Terjadikepanikan pasien dan keluarganya untuk


menyelamatkan diri, tidak ada alat evakuasi, tidak
ada rambu penunjuk arah evakuasi

► Petugas tidak mampu mengatasi situasi dan


meninggalkan RS karena ketidak tahuan tentang
prosedur yg harus dilakukan
KELOMPOK RENTAN DI RS

1. Pasien bayi, anak dan


kelompok usia lanjut

2. Pasien yg tdk dapat


bangun, tdk sadar
atau tidak bisa
berjalan

3. Pasien yang berada di


ICU, kamar bedah
GANGGUAN KESEHATAN PADA PASIEN

MASALAH GANGGUAN KESEHATAN PADA


KEBAKARAN

1. Gangguan sistem pernafasan (iritasi jalan


nafas, luka bakar dan sesak nafas).
2. Gangguan pada mata (photophobia, edema
palpebra)
3. Kerusakan jaringan (kulit, otot)
KESIAPAN RUMAH SAKIT
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB R.S.
(Hospital Disaster Plan)
► Membuat perencanaan bila menghadapi
disaster dan selalu dievaluasi.

► Melakukan koordinasi dgn instansi diluar


RS & antar unit kerja di dalam RS

► Melakukan pelatihan periodik dan


berkelanjutan bagi personil di RS
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB R.S.
(Hospital Disaster Plan)
► Menyiagakan sistim komunikasi, penggerakan
sarana transportasi/ ambulans, penyediaan
obat dan alat untuk korban massal.

► Menentukan penanggung jawab dan jadwal


penugasan & diketahui oleh seluruh pegawai
di RS (pengorganisasian yang jelas untuk
menghadapi bencana)
PENYUSUNAN
HOSPITAL DISASTER PLAN
DISASTER PLAN
( HOSPITAL PLAN)

1. Harus tertulis
2. Terdiri dari
a. Sistem pengendalian/ operasional,
b. Sistem pelayanan medis (terutama seleksi korban/
triage & pemberian prioritas)
c. Sistem penunjang kegiatan (komunikasi, transportasi,
logistik, kehumasan, administrasi , keamanan).

Tersedia “Emergency team” (rescue team, medical


team, safety team, transportation team, communication
team, logistic team)
Tahap penyusunan hosdip ……
1

4
1. TAHAP SATU : PENGUMPULAN MATERI
 Langkah Pertama, menentukan kewenangan dalam
disaster plan RS
 Langkah Kedua, menyusun organisasi / panitia
 Langkah Ketiga, analisis lingkungan
 Langkah Keempat, identifikasi risiko bencana
 Langkah Kelima, analisis risiko bencana dan skala
prioritas (merumuskan tujuan)
 Langkah Keenam, menyusun program dan prosedur
 Langkah Ketujuh, menentukan peran dan tanggung
jawab
 Langkah Kedelapan, menyusun Anggaran
2. TAHAP DUA : MENULISKAN DOKUMEN HOSDIP
 Langkah Kesembilan, penulisan dokumen disaster
plan RS :
 Kegiatan
 Sistematika

Kegiatan :
o Penulisan draf Disaster plan RS (dengan
Sistematika Penulisan Disaster plan RS)
o Pembahasan
o Penyempurnan
Sistematika :
3. TAHAP TIGA : Melaksanakan Ujicoba
HOSDIP

Tahap ini terdiri atas 3 (tiga) langkah sklis (tidak


linier), meliputi:
 Langkah Kesepuluh, melatih petugas
 Langkah Kesebelas, simulasi prosedur
 Langkah Keduabelas, monitoring, evaluasi dan
perbaikan dokumen (Review)
4. TAHAP EMPAT : DISEMINASI DAN
SOSIALISASI DISASTER PLAN RS
 Langkah Ketigabelas, Diseminasi dan
sosialisasi disater plan RS:
Jajaran manajemen melakukan diseminasi
dan sosialisasi dokumen disaster plan
untuk semua karyawan RS dan
stakeholders
Menyusun MoU dengan berbagai pihak
yang berkaitan dengan fasilitasi
Melaporkan ke Ditjen Yanmed
ANALISIS PERMASALAHAN
DARI DATA RUMAH SAKIT
DAN LAKUKAN PEMETAAN
(MAPPING )
DATA YANG DI ANALISIS

1. Data adanya ancaman/ potensi bahaya (hazard)


termasuk terjadinya kebakaran di rumah sakit .

2. Mengetahui sarana & prasarana (sumber daya) yg


tersedia di RS untuk mengatasinya dan SDM

3. Mengetahui alur sehari-hari dan bila terjadi


bencana

4. Mengetahui kepadatan masyarakat di


rumah sakit
BANGUNAN DI RUMAH SAKIT
R. Pelayanan
• R rawat inap
Perkantoran • R rawat jalan
• R rawat darurat
/adminstrasi • R rawat intensif
• Kamar bedah

R.S

R.Umum R.Penunjang
• Laboratorium
• Apotik • Rontgen
• Kantin • Dapur
• Bank • Laundry
PRASARANA DI RUMAH
SAKIT
SUMBER/
PENAMPUNGAN
AIR
LISTRIK
ALAT
TRANSPORT
DLM GEDUNG
PRASARANA
Prasaran
RS
a RS

ALKOM GAS
MEDIS

AC UAP AIR
/STEAM
PETA BANGUNAN RUMAH SAKIT
PEMETAAN HAZARDS BERPOTENSI
KEBAKARAN
PEMETAAN KEPADATAN
MASYARAKAT DI RS (POPULATION
DENSITY)
PERKANTORAN IGD
200 ORG/ JAM KERJA 500 ORG/ 24 JAM

Rawat inap/ POLIKLINIK


300 org / ruang 1000 org/ jam kerja
PEMETAAN PERALATAN KESELAMATAN
(Fire Safety Equipment)
SARANA PENYELAMATAN

 Tangga Darurat
 Rambu untuk keluar gedung, tanda
bertuliskan “EXIT”
 Pintu Darurat
 Sarana Jalan Keluar
 Tempat berkumpul/penampungan
PENYELAMATAN YG HARUS
DILAKUKAN

1. Penyelamatan pasien, penunggu/


keluarga pasien, pengunjung/ tamu,
petugas RS
2. Penyelamatan prasarana RS (peralatan
medik, peralatan diagnostik, peralatan
perkantoran)
3. Penyelamatan dokumen rumah sakit,
dokumen pasien , dokumen
kepegawaian.
KEBUTUHAN
PENYUSUNAN TATA KERJA

1. Penetapan kebijakan (policy statements)


tentang pelayanan Bencana atau
terjadinya korban masal
2. Penetapan arah tujuan dan hasil
pelayanan yang ingin dicapai
3. Penetapan hal-hal khusus / spesifik yang
diidentifikasi untuk prioritas penerapan
pada waktu tertentu.
KEBUTUHAN
PENYUSUNAN TATA KERJA

4. Adanya pembagian tahap kerja penanganan


dengan uraian tugas dan fungsi
kelompok SDM dalam
suatu organisasi penanganan bencana
5. Penetapan jejaring komunikasi dan
koordinasi
6. Penetapan sumber daya, data fasilitas
untuk di aktivasi dan di mobilisasi pada
saat diperlukan
STANDAR KODE BENCANA…..RSUP Fatmawati

Kebakaran (fire) - KODE MERAH

Gempa Bumi (earthequake) - KODE HIJAU 1

Evakuasi - KODE HIJAU 2

Putting Beliung / Angin Ribut / Badai - KODE HIJAU 3

Ancaman Bom (bomb threat) - KODE KUNING

 Pasien IGD melebihi kapasitas


penanganan (over capacity) - KODE HITAM 1 & 2

Epidemik/ wabah
No Telepon Kode Bencana :
- KODE PUTIH
“ Tekan 5000 – F1 ( F One ) dan Lokasi Kejadian “
“ Tekan 100 – Sebutkan Kode Warna Bencana dan Lokasi Kejadian “
CARA MENGUMUMKAN ADANYA
BENCANA
Perlu kesepakatan cara mengumumkan yang tidak
membuat kepanikan

Contoh :
PERHATIAN-PERHATIAN-PERHATIAN
KODE MERAH-KODE MERAH -KODE
MERAH RUANG ANAK-RUANG ANAK-
RUANG ANAK

Petugas sudah mengerti dan segera melakukan


respons cepat sesuai tugas dan fungsinya
STRATEGI PENERAPAN PROSEDUR
1. Membangun Komitmen
2. Memberikan tanggung jawab (Assign
Responsibility)
3. Membuat & memelihara kondisi tempat kerja
yang aman
4. Membuat pelatihan lapangan
5. Pendataan hazard
6. Persiapan terhadap keadaan darurat(Preparing
for emergencies)
7. Memberikan motivasi kepada seluruh petugas
Rumah Sakit (Motivating your employees)
ALUR DAN CARA EVAKUASI
 Diperlukan alat transport dalam RS untuk
pasien yag tidak dapat berjalan (brankar,
kursi roda, tempat tidur beroda)

 Ditetapkan alur evakuasi dengan mengatur


alur masuk penolong berbeda dengan alur
evakuasi pasien

 Semua rencana tertuang dalam protap/SOP


yang dilatihkan
KOMANDAN RUMAH SAKIT

KOMANDO
BENCANA
KETUA Management KETUA MEDICAL
Support SUPPORT
KETUA Ketua tim Ketua Tim KETUA TIM
PRAHOSPITAL HOSPITAL KEPERAWATAN
TIM KEUANGAN

KETUA TIM SDM

KETUA TIM Logistik


dan operasional
KETUA TIM Medis
dan Penunjang
PENANGANAN BENCANA
DI RUMAH SAKIT
1.PENANGANAN KORBAN
Proses penanganan yang diberikan kepada korban
dilakukan secepatnya untuk mencegah resiko
kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi
kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke
IRD atau area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak
korban tiba di IRD.
Penanggung jawab : Ketua Tim Medical support
(Ka IGD)
Tempat :Triage-IGD/lokasi kejadian/ area
berkumpul/ tempat perawatan
definitif
2. PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN
Barang milik korban hidup baik berupa pakaian,
perhiasan, dokumen, dll ditempatkan secara
khusus untuk mencegah barang tersebut hilang
maupun tertukar. Sedangkan barang milik korban
meninggal, setelah di dokumentasi oleh
koordinator tim forensik, selanjutnya diserahkan
ke pihak kepolisian yang bertugas di forensik.
Tempat : Ruang Triage-IGD
Penanggungjawab : Kepala Ruangan IGD
3. PENGOSONGAN RUANGAN DAN
PEMINDAHAN PASIEN

Pada situasi bencana maka ruangan


perawatan tertentu harus dikosongkan
untuk menampung sejumlah korban dan
pasien-pasien diruangan tersebut harus
dipindahkan ke ruangan yang sudah
ditentukan.
4. PENGELOLAAN MAKANAN KORBAN DAN PETUGAS

Persiapan dan distribusi makanan untuk pasien dan


petugas, dikoordinir oleh Instalasi Gizi sesuai dengan
permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala
ruangan maupun penanggungjawab pos. Makanan
yang dipersiapkan dengan memperhitungkan
sejumlah makanan cadangan untuk antisipasi
kedatangan korban baru maupun petugas baru/
relawan.
Tempat : Instalasi Gizi dan Posko Donasi
(Makanan)
Penanggung Jawab : Ka Instalasi Gizi
5. PENGELOLAAN TENAGA RUMAH SAKIT
Jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan
saat penanganan bencana harus disiagakan.

Tempat : Bagian SDM


Penanggung jawab : Dir. SDM
6. PENGENDALIAN KORBAN BENCANA DAN PENGUNJUNG

Pada situasi bencana internal maka pengunjung


yang saat itu berada di RS ditertibkan dan diarahkan
pada tempat berkumpul yang ditentukan. Demikian
pula korban diarahkan untuk dikumpulkan pada
ruangan/area tempat berkumpul yang telah
ditentukan.

Tempat/ area berkumpul : Area berkumpul


terbuka
Penanggung jawab : Koordinator Keamanan
7. KOORDINASI DENGAN INSTANSI LAIN
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk
menanggulangi bencana maupun efek dari bencana
yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis
bencana yang terjadi. Instansi terkait yang dimaksud
adalah Satkorlak, Dinas Kesehatan Propinsi,
Kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran, SAR, PDAM,
PLN, TELKOM, PMI, dan RS Jejaring,

Tempat : Pos Komando


Penanggungjawab : Komandan Rumah Sakit
8. PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN/ ALAT HABIS
PAKAI

Penyediaan obat dan bahan/ alat habis pakai dalam


situasi bencana merupakan salah satu unsur penunjang
yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh
karena itu diperlukan adanya persediaan obat dan bahan/
alat habis pakai sebagai penunjang pelayanan korban.

Tempat : Instalasi Farmasi


Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Farmasi
9. PENGELOLAAN VOLUNTEER (RELAWAN)
Keberadaan relawan sangat diperlukan pada
situasi bencana.Individu/ kelompok organisasi
yang berniat turut memberikan bantuan
sebaiknya dicatat dan diregistrasi secara baik
oleh Bagian SDM, untuk selanjutnya
diikutsertakan dalam membantu proses
pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang
dibutuhkan.

Tempat : Pos Relawan


Penanggung Jawab : Kepala Bagian SDM
10. PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi


apapun termasuk situasi bencana untuk mencegah
terjadinya pencemaran maupun dampak dari
bencana.

Tempat : Lingkungan Rumah Sakit


Penanggung jawab : Ka Instalasi Sanitasi
11. PENGELOLAAN DONASI
Pada keadaan bencana rumah sakit
membutuhkan bantuan tambahan baik
berupa obat, bahan/ alat habis pakai,
makanan, alat medis/ non medis, maupun
financial

Tempat : Pos Donasi


Penanggung jawab : Ka.Bag. Umum
12. PENGELOLAAN LISTRIK, TELPON DAN AIR
Meningkatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan
tambahan sambungan telpon saat Bencana
membutuhkan kesiapsiagaan dari tenaga yang
melaksanakannya. Persiapan pengadaan maupun
sambungannya mulai dilaksanakan saat aktifasi situasi
bencana di rumah sakit
Tempat : Unit pelayanan RS
Penanggung jawab : Ka Instalasi IPSRS
13. PENANGANAN KEAMANAN
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada
area-area transportasi korban dari lokasi ke IGD,
pengamanan sekitar Triage dan IGD pada umumnya
serta pengamanan pada unit perawatan dan pos-pos
yang dibangun

Penanggung jawab : Koordinator Keamanan


Tempat : Alur masuk ambulance
ke IGD, seluruh unit
pelayanan dan pos.
14. PENGELOLAAN INFORMASI
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat
sesuai dengan formulir yang ditentukan sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah
korban baik korban hidup, korban meninggal, asal
negara, tempat perawatan korban dan status
evakuasi ke luar rumah sakit. Informasi ini
meliputi identitas korban, SDM dan fasilitas yang
diperlukan untuk penanganan korban.

Tempat : Pos Informasi


Penanggung Jawab : Ka.Bag. Hukum dan
Humas
15. JUMPA PERS
Informasi dari posko data merupakan sumber
informasi yang akan digunakan pihak rumah sakit
pada saat jumpa pers. Pihak RS yang hadir pada
saat jumpa Pers adalah Direktur Utama sebagai
Komandan RS, Komandan Bencana, Ketua Medikal
support, dan Ketua manajement support.

Tempat : Ruang Rapat Direksi.


Penanggung Jawab : Ka.Bag. Hukum dan Humas
16. PENGELOLAAN MEDIA
Wartawan dari media cetak dan elektronik
akan berada hampir 24 jam disekitar rumah
sakit untuk meliput proses pelayanan dan
kunjungan tamu ke unit pelayanan, bukan
hanya berasal dari media regional, nasional
tetapi juga internasional sehingga perlu
dikelola dengan baik.

Tempat : Ruangan Humas


Penanggung Jawab : Ka Sub Bag Humas
17. PENGELOLAAN REKAM MEDIS
Semua korban bencana yang memerlukan
perawatan dibuatkan rekam medis sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RS. Pada
rekam medis diberikan tanda khusus untuk
mengidentifikasi data korban dengan
segera.

Tempat : Triage IGD


Penanggung jawab : Ka Instalasi Rekam
Medik
18. IDENTIFIKASI KORBAN
Semua korban bencana yang dirawat
menggunakan gelang identifiksi yang dipasangkan
pada pasien berisi identitas dan hasil triage.
Setelah dilakukan tindakan life saving, gelang akan
dilepas dan disimpan pada rekam medik yang
bersangkutan.
Tempat : Ruang Triage-IGD, Kamar
Jenazah
Penanggung jawab : Ka Instalasi Rekam
Medik
19. PENGELOLAAN TAMU/ KUNJUNGAN
Tamu dan kunjungan ke rumah sakit untuk meninjau
pelaksanaan pelayanan terhadap korban.
Tamu kenegaraan dari negara lain maupun tamu
kenegaraan RI dan tamu Gubernur akan didampingi oleh
direktur Utama dan para Direktur. Tamu dari organisasi
partai politik, LSM, Institusi, LSM, dll diterima dan
didampingi oleh Direktur RS
Tempat : Ruangan Humas
Penanggung jawab : Ka Bag Hukum dan Humas
20. PENGELOLAAN JENAZAH
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung
dikirim ke ruang jenazah. Pengelolaan jenazah
seperti identifikasi, menentukan sebab kematian
dan menentukan jenis musibah yang terjadi,
penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan
di kamar jenazah.

Tempat : Kamar Jenazah


Penanggung jawab : Ka Instalasi Pemulasaran
Jenazah
21. EVAKUASI KORBAN KE LUAR RS

Atas indikasi medis, sosial, politik dan hukum, maupun


permintaan negara yang bersangkutan atau atas
permintaan keluarga seringkali pasien/ korban pindah
ataupun keluar dari Rumah Sakit untuk dilakukan
perawatan di rumah sakit tertentu.
Perpindahan/evakuasi korban ini dilakukan atas
persetujuan tim medis dengan keluarga maupun negara
yang bersangkutan bila korban adalah warga negara
asing. Kelengkapan dokumen medik serta persetujuan
keluarga/negara yang bersangkutan diperlukan untuk
pelaksanaan proses evakuasi.

Tempat : IRD, Unit Perawatan


Penanggung jawab : Ketua medical support
> MONITORING DAN EVALUSI
Tujuan monitoring ini adalah untuk menilai
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai
program HOSDIP. Bila dalam monitoring dan evaluasi
ini ada masalah yang didapatkan dan kelemahan
program dapat cepat diperbaiki.
Bagian yang mengadakan monitoring ini terdiri dari
unsur Direksi, Direktorat medik, Tim Hospital disaster
(Hosdip) K3, IPSRS,dan Diklat.
Cara evaluasi yang dilakukan adalah :
 Simulasi Penanggulangan Kebakaran
 Simulasi Kode-kode Emergency
 Simulasi jalur evakuasi
 Dan Simulasi membawa korban ketitik berkumpul
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai