Anda di halaman 1dari 15

FINA ALFYA SYAHRI 1610711058

AMASTIA I 1610711060
TESYA DEANT E.P 1610711070
AGATTA SURYA W 1610711088
Pengertian Kematangan Sosial

Kematangan sosial merupakan suatu


perkembangan keterampilan dan
Kematangan sosial ditandai oleh adanya
kebiasaa-kebiasaan individu yang
kematangan potensi-potensi dari
menjadi ciri khas kelompoknya, dengan
organisme, baik yang fisik maupun psikis
demikian ciri-ciri kematangan sosial itu
utuk terus maju menuju perkembangan
ditentukan oleh kelompok sosial di
secara maksimal ( Kartono, 1995:52 )
lingkungan tersebut ( Johnson &
Medinnus, 1976:289 )
Perkembangan perilaku sosial adalah
perolehan kemampuan berperilaku yang
Kematangan sosial adalah kemampuan
sesuai dengan tuntutan sosial menjadi
untuk mengerti orang lain dan bagaimana
orang yang mampu bermasyarakat (
bereaksi terhadap situasi sosial yang
socialized ).
berbeda ( Goleman, 2007 )
 Suatu skala pengukuran yang baik untuk perkembangan sosial
adalah SKALA MATURITAS SOSIAL dari VINELAND ( Vineland
Social Maturity Scale / VSMS )

 VSMS ini dipopulerkan pertama kali oleh Edgar Doll pada bulan
April tahun 1935. selanjutnya terdapat pembedahan pada tahun
1965.

 Alat tes ini mengkategorikan kemampuan motorik dan


perkembangan sosial anak dari lahir sampai dewasa.

 Kegunaan skala ini adalah tes psikologi anak-anak yang


mengalami deviasi perkembangannya.
Skala Maturasi Sosial dari Vineland

Terdapat 8 kategori dalam skala vineland, yaitu :

1. Self-help general ( SHG ) : eating and dressing oneself


( Mampu menolong dirinya sendiri : makan dan berpakaian
sendiri )

2. Self-help eating ( SHE ) : the child can feed himself


( Mampu makan sendiri )

3. Self-help dressing ( SHD ) : the child can dress himself


( Mampu berpakaian sendiri )
4. Self-direction ( SD ) : the child can spend money and
assume responsibilities
( Mampu memimpin dirinya sendiri : misalnya mengatur
keuangannya dan memikul tanggung jawab sendiri )

5. Occupation ( O ) : the child does things for himself, cuts


things, uses a pencil, and transfers objects
( Mampu melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri,
menggunting, menggunakan pensil, memindahkan benda-
benda )

6. Communication ( C ) : the child talks, laughs, and reads


( Mampu berkomunikasi seperti berbicara, tertawa, dan
7. Locomotion ( L ) : the child can move about where he
wants to go
( Gerakan motorik : anak mampu bergerak kemana pun ia
inginkan )

8. Socialization ( S ) : the child seeks the company of other,


engages in play, and competes
( Mampu bersosialisasi : berteman, terlibat dalam permainan,
dan berkompetisi )
Pengukuran dan Penilaian VSMS

Doll (1995:10-13) menyatakan bahwa penelitian yang aktual


adalah sebagai berikut :

1. Nilai ( + )
Jika kelihatan jelas inti butir tersebut terpeuhi dan
merupakan kebiasaan yang dilakukan tanpa paksaan atau
secara intensif, atau tidak hanya terjadi pada keadaan kasus
saja. Uraian diatas disimpulkan bahwa subjek mendapatkan
nilai +1 (satu) tiap nomor bila subjek mampu melakukan
kebiasaan atau menyelesaikan masalah secara memuaskan.
2. Nilai Setengah ( ½ )
Diberikan bagi butir-butir pemeriksaan yang tradisional
atau yang kadang-kadang dilakukan tetapi tidak selalu
berhasil. Skor ini dihitung setengah kredit. Skor ini dapat
menunjukan adanya :
- Perasaan malu, tidak peduli, tidak adanya imbalan,
ketergantungan, tidak adanya perjuangan menuntut hak
- Isolasi, tidak adanya kesenangan, atau adanya dominasi
orang tua
- Adanya bahaya dalam lingkungan yang khusus dan lain-
lain
Dapat disimpulkan bahwa subjek mendapatkan nilai
setengah bila dalam mengerjakan atau menyelesaikan
3. Nilai Negatif ( - )
Diberikan bagi butir yang belum berhasil dilakukan
sama sekali, jarang, dan dibawah tekanan ekstrim yang tidak
biasa, dilaksanakan subjek secara keseluruhan. Pencatatan
harus menunjukan adanya dua skor minus berurutan untuk
aspek tertentu yang dihentikan pemeriksaaannya. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa subjek mendapat nilai
negatif ( -1 ) bila subjek tidak dapat melakukan atau
mengerjakan masalah paling sedikit dua kali bertururt-turut.
Kegunaan Skala VSMS

1. Merupakan jadwal standar perkembangan normal yang


dapat dipakai untuk membandingkan dan mengukur
perkembangan atau perubahan perkembangan
2. Mengukur perbedaan individual, mengukur
penyimpangan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
masalah kelemahan mental, kenakalan anak-anak,
penempatan anak atua adopsi anak
3. Sebagai indeks kualitatif yang menunjukkan perbedaan
perkembangan subjek abnormal
4. Sebagai ukuran perbaikan hasil perlakuan khusus, terapi,
atau latihan-latihan
5. Sebagai jadwal melihat kembali sejarah perkembangan
dalam penelitian klinis mengenai keterlambatan
Sebagai contoh pada tes Adaptasi Sosial menurut Vineland
yang dimulai pada umur satu bulan dan dilanjutkan sampai
12 bulan, terdapat 17 item dari 8 kategori tersebut diatas.
Dari 17 item tersebut terdapat 2 kemampuan bersosialisasi (
2 S ) dan 3 kemampuan berkomunikasi ( 3 C ).

Kemampuan bersosialisasi pada satu bulan pertama tersebut


adalah : mendekati orang-orang yang dikenal dan minta
diperhatikan
Sedangkan kemampuan berkomunikasi adalah :
mendekat/tertawa, bicara/meniru suara-suara dan mengikuti
petunjuk/perintah yang sederhana.
Sesudah umur 2 tahun, terlihat perkembangan social anak
sangat pesat antara lain:
 Sejak usia 2-3 tahun anak dapat menceritakan
pengalamannya dan berkomunikasi
 Sejak usia 3-4 tahun anak mulai bermain bersama dengan
teman-temannya pada taraf taman kanak-kanak dan dapat
melakukan sesuatu untuk teman-teman lainnya.
 Sejak usia 4-5 tahun anak terlibat dalam permainan yang
bersifat kompetitif
 Sejak usia 5-6 tahun menulis kata-kata sederhana dan ikut
permainan meja (seperti halma, kuartet, dam, dan lain-
lain), serta kounikasi dan sosialisasi yangmeningkat.
 Sejak usia 6-7 tahun dapat menggunakan pensil untuk
Proses Terbentuknya Kematangan Sosial

Belajar Memainkan Perkembanga Memainkan


berperilaku peran sosial n sikap sosial peran sosial
yang dapat yang dapat akibat adanya yang dapat
diterima diterima oleh proses diterima oleh
secara sosial lingkungan sosialisasi lingkungan

Masing- masing proses terpisah dan sangat berbeda satu


sama lain, tetapi saling berkaitan sehingga kegagalan dalam
satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu.
Factor- Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Sosial

Menurut gunarsa (1991:90) ada beberapa faktor yang


menyebabkan timbulnya perbedaan antara keterampilan dan
kematangan sosial seseorang anak dengan lainnya, yaitu :

1. Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan


intelektual, sosial, dan emosi
2. Faktor biologis, pengalaman belajar, kondisioning frustasi
dan konflik
3. Keadaan lingkungan, terutama dalam hal ini adalah
lingkungan rumah dan keluarga
4. Faktor kebudayaan, adat istiadat dan agama
5. Keadaan fisik dan faktor keturunan, konstitusi fisik
meliputi sistem syaraf, kelenjar otot-otot serta kesehatan

Anda mungkin juga menyukai