Anda di halaman 1dari 61

Case Report Session

BRONKOPNEUMONIA

PRESEPTOR :
Prof Dr. Darfioes Basir, Sp.A (K)

Oleh:
Fairuz Fauzia 1740312434

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUP DR M DJAMIL
BAB I
PENDAHULUAN
Etiologi
Definisi Tersering
salah satu Streptococcus
bentuk pneumoniae
pneumonia yang dan
terletak pada Haemophilus
alveoli paru influenzae

Epidemiologi
lebih sering menyerang bayi dan
anak kecil
survey kesehatan nasional (SKN)
2001, 27,6% angka kematian bayi
dan 22,8% kematian balita di
Indonesia  pneumonia
Tujuan Penulisan Batasan Masalah Metode Penulisan

• untuk menambah • Definisi, • tinjauan teori dari


pengetahuan epidemiologi, berbagai
mengenai klasifikasi, etiologi, kepustakaan,
bronkopneumonia faktor resiko, laporan kasus
pada anak. patogenesis, pasien, serta
manifestasi klinis, pembahasan
diagnosis, antara teori yang
penatalaksaaan, ada dengan kasus
dan komplikasi yang didapatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Peradangan pada paru dimana proses
peradangannya ini menyebar membentuk
bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di
alveoli paru dan dapat pula melibatkan
bronkiolus terminal
EPIDEMIOLOGI
• Insidens penyakit saluran napas menjadi penyebab
angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh
dunia.
• Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan pneumonia komunitas dan
pneumonia nosokomial
• Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12
kasus per 1000 orang per tahun
• Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah
10%.
ETIOLOGI
Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang
Lahir - 20 hari Bakteri Bakteri
E.colli Bakteri anaerob
Streptococcus grup B Streptococcus grup D
Listeria monocytogenes Haemophillus influenza
Streptococcus pneumonie
Virus
CMV
HMV
3 miggu – 3 bulan Bakteri Bakteri
Clamydia trachomatis Bordetella pertusis
Streptococcus pneumonia Haemophillus influenza tipe
B
Virus Moraxella catharalis
Adenovirus Staphylococcus aureus
Influenza Virus
Parainfluenza 1,2,3 CMV
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Clamydia pneumoniae Haemophillus influenza tipe
B
Mycoplasma pneumonia Moraxella catharalis
Streptococcus pneumonia Staphylococcus aureus
Virus Neisseria meningitides
Adenovirus Virus
Rinovirus Varisela Zoster
Influenza
Parainfluenza
5 tahun – remaja Bakteri Bakteri
Clamydia pneumoniae Haemophillus influenza
Mycoplasma pneumonia Legionella sp
Streptococcus pneumonia Staphylococcus aureus
Virus
Adenovirus
Epstein-Barr
Rinovirus
Varisela zoster
Influenza
Parainfluenza
KLASIFIKASI
Karakteristik Lama
Lokasi lesi Asal infeksi Etiologi
Penyakit Penyakt
• Pneumonia • Community • Pneumonia • Pneumonia • Pneumonia
lobaris Acquired bakteri tipikal akut
• Pneumonia Pneumonia • Pneumonia • Pneumonia • Pneumonia
lobularis (CAP) virus atipikal persisten
(bronko • Hospital • Pneumonia
pneumoni) Acquired mikoplasma
• Pneumonia Pneumonia • Pneumonia
interstitialis (HAP) jamur
PATOGENESIS
Stadium Hepatisasi Merah

Saluran
Mikroorganisme Paru perifer
respiratori

Bagian paru
Proliferasi dan
yang terinfeksi
penyebaran Edema
mengalami
kuman
konsolidasi
Stadium Hepatisasi Kelabu

Deposisi Fibrin dan


fibrin semakin leukosit PMN
bertambah di alveoli

Proses
fagositosis
yang cepat
Stadium Resolusi

Makrofag Sel akan


meningkat di mengalami
alveoli degenerasi

Kuman dan
debris fibrin menipis
menghilang
GEJALA KLINIS
TRIAS KLINIS

Demam Sesak
Batuk
tinggi napas
PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu tubuh ≥ 38,5 C
• Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik,
interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
• Pada palpasi ditemukan fremitus vokal menurun.
• Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru
yang terkena.
• Pada auskultasi dapat terdengar suara pernafasan
menurun dan ronkhi basah halus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan C-Reactive Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Protein (CRP) Mikrobiologis Serologis Radiologi
• leukositosis • membedaka • darah • medeteksi • Infiltrat
• anemia n faktor • cairan pleura antigen dan interstisial
ringan infeksi dan • aspirasi paru antibodi • Infiltrat
• (LED) yang noninfeksi alveolar
meningkat • spesifikasi • Bronkopneu
pneumonia monia
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik penunjang
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Derajat Penyakit

Pneumonia ringan Pneumonia berat

• Amoksisilin 25 mg/kgBB • Kloramfenikol 25 mg/kgBB


• Kotrimoksazol (trimetoprim 4 setiap 8 jam
mg/kgBB – sulfametoksazol 20 • Ceftriakson 50 mg/kgBB i.v
mg/kgBB) setiap 12 jam
• Ampisilin 50 mg/kgBB i.m
4X/hari, dan gentamisin 7,5
mg/kgBB sehari sekali
• Benzilpenisilin 50.000 U/kgBB
setiap 6 jam, dan gentamisin
7,5 mg/kgBB sehari sekali
Berdasarkan Umur

Bayi dan anak usia


Neonatus dan bayi Anak usia sekolah
pra sekolah (2 bl-5
muda (< 2 bulan) (> 5 thn)
thn)
• ampicillin + • beta laktam • amoksisillin/makr
aminoglikosid amoksisillin olid (eritromisin,
• amoksisillin-asam • amoksisillin- klaritromisin,
klavulanat amoksisillin azitromisin)
• amoksisillin + klavulanat • tetrasiklin (pada
aminoglikosid • golongan anak usia > 8
• sefalosporin sefalosporin tahun)
generasi ke-3 • kotrimoksazol
• makrolid
(eritromisin)
PROGNOSIS
• Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %.
• Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang
datang terlambat menunjukan mortalitas yang lebih
tinggi
BAB III
STATUS PEDIATRIK
Anamnesis
Identitas pasien
• Nama: Andre Petrianto
• Usia: 16 tahun
• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Tanggal Lahir: 22 Februari 2003
• Tanggal Periksa: 23 Juli 2019
Identitas Orang Tua
Nama: Ayah: Tn. S
Ibu: Ny. N
Umur: Ayah: 43 tahun.
Ibu: 33 tahun.
Pendidikan terakhir: Ayah: Tidak tamat SD
Ibu: SD
Pekerjaan: Ayah: Petani
Ibu: Ibu rumah tangga
Alamat: Koto Kaciak, Bonjol, Pasaman
Aloanamnesis: diberikan oleh Nenek kandung.
Anak laki-laki usia 16 tahun datang ke RSUP dr M Djamil
Padang pada tanggal 23 Juli 2019

Keluhan utama :
• Sesak napas meningkat sejak ± 6 jam sebelum masuk
Rumah Sakit.
Riwayat penyakit sekarang
• Batuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak berdahak
• Sesak napas yang semakin meningkat sejak ± 6 jam sebelum masuk
Rumah Sakit, sesak tidak menciut, tidak dipengaruhi oleh aktivitas,
makanan dan cuaca.
• Demam tidak ada
• Mual tidak ada, muntah tidak ada
• Anak tidak mau makan sejak 1 hari yang lalu
• Bengkak tidak ada
• Buang air kecil biasa, jumlah cukup
• Buang air besar warna biasa, konsistensi biasa
• Anak tidak bersekolah dari kecil, karna tidak dapat mengikuti pelajaran
Riwayat Penyakit Dahulu
• Anak telah dikenal menderita Penyakit Ginjal Kronis
(PGK) sejak Februari 2019 dengan diagnosis
ensefalopati uremikum, PGK stg V, Sindrom Steven
Johnson (SSJ), diare kronik dehidrasi ringan sedang,
Infeksi Saluran Kemih (ISK), hipokalsemia,
hipoalbuminemia, anemia retardasi mental, hipertensi,
delayed puberty, dan mikropenis.
• Anak dalam hemodialisa 2x/minggu dan mendapat
bicnat 3 x 2 tab, captopril 3 x 9 mg, allupurinol 3 x 1 tab.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang menderita
penyakit serupa
Riwayat Persalinan
• Persalinan di: Rumah dipimpin oleh: Bidan
• Jenis persalinan: Pervaginam indikasi: Pembukaan lengkap
• Keadaan Bayi Saat Lahir : Bayi lahir pervaginam, lahir segera
menangis, ketuban warna jernih dan bayi berwarna kemerahan.
Berat badan lahir 3700 gram, PB = lupa.
• Lahir tanggal: 22 Februari 2003
• Jenis kelamin: Laki-laki
Riwayat Makanan dan Minuman
• Bayi
– ASI: dari lahir sampai usia 2 tahun
– Susu formula: -
– Buah biskuit: 6 bulan
– Bubur susu: 6 bulan
– Nasi tim: 10 bulan
• Anak
– Makan utama: 3-4 x/hari
– Daging: 1 x/minggu
– Ikan: 7 x/minggu
– Telur: 2 x/minggu
– Sayur: -
– Buah: 2 x/minggu
• Kesan: Kuantitas makanan cukup, kualitas makanan kurang cukup.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi Dasar (Umur) Booster (Umur)
BCG 1 bulan -
DPT 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Polio 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Hepatitis B 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Haemofilus influenza B 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Campak 9 bulan -
MMR 6 tahun

Kesan: Imunisasi dasar lengkap


Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Umur
Tertawa
Miring Tidak ingat
Tengkurap 7 bulan
Duduk Tidak ingat
Merangkak Tidak ingat
Berdiri 2 tahun
Lari Tidak ingat
Gigi pertama 7 bulan
Bicara Tidak ingat
Membaca Tidak bisa
Prestasi di sekolah Tidak sekolah
Riwayat Gangguan Perkembangan Mental Umur
Isap jempol -
Gigit kuku -
Sering mimpi -
Mengompol -
Aktif sekali -
Apatik -
Membangkang -
Ketakutan -
Pergaulan jelek -
Kesukaran belajar -

Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan terlambat


Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Nama Tn. S Ny. N
Umur 43 tahun 33 tahun
Pendidikan Tidak tamat SD SD
Pekerjaan Petani Ibu rumah tangga
Penghasilan > 4.000.000 > 3.000.000
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita - -
No. Saudara Kandung Umur Keadaan Sekarang
1 PR 18 tahun Sehat
2 LK 16 tahun Pasien
3 LK 14 tahun Sehat
4 LK 11 tahun Sehat
5 PR 5 tahun Sehat
6 LK 3 tahun Sehat
Riwayat Perumahan dan Lingkungan
• Rumah tempat tinggal: Rumah permanen
• Sumber air minum: Air hujan, dimasak
• Buang air besar: Jamban dalam rumah
• Pekarangan: Luas
• Sampah: dibakar

Kesan: Higiene dan sanitasi baik


Pemeriksaan Fisik
Umum
• Keadaan umum: tampak sakit • Sianosis: tidak ada
sedang • Berat badan: 27 kg
• Kesadaran: Composmentis • Tinggi badan: 130 cm
• Tekanan darah: 140/100 mmHg • Lingkar lengan atas: cm
• Frekuensi nadi: 113 x/menit • BB/U: 43,5%
• Frekuensi napas: 50 x/menit • TB/U: 74,7%
• Suhu: 36,5°C • BB/TB: 100%
• Edema: tidak ada • Status Gizi: Gizi baik
• Ikterus: tidak ada
• Anemia: ada
Pemeriksaan Fisik Khusus
• Kulit: Warna kuning langsat, tidak terdapat lesi dan kelainan
lainnya, teraba hangat
• Kelenjar getah bening: Tidak terlihat dan tidak teraba pembesaran
• Kepala: Bulat, simetris
• Rambut: Hitam, tidak mudah rontok
• Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra(-/-), pupil isokor 3 mm/3 mm,refleks cahaya (+/+),
• Telinga: sekret tidak ada
• Hidung: Napas cuping hidung tidak ada
• Gigi dan mulut: Mukosa bibir dan mulut basah, sianosis sirkum oral
tidak ada
• Leher: Tidak ada kelainan, KGB tidak membesar
• Toraks
– Paru
• Inspeksi: retraksi ada, suprasternal
• Palpasi: tidak dilakukan
• Perkusi: sonor
• Auskultasi: suara napas vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
– Jantung
• Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi: Iktus kordis teraba di 1 jari medial LMCS RIC V
• Perkusi: atas RIC II, kanan LSD, bawah 1 jari medial LMCS
RIC V
• Auskultasi: irama reguler, bising tidak ada
• Regio flank
– Ballotement : +/+
– Nyeri ketok CVA : +/+
• Abdomen
– Inspeksi: distensi tidak ada
– Palpasi: Supel, hepar teraba 3/4-3/4, lien tidak teraba.
– Perkusi: Timpani
– Auskultasi: Bising usus (+) normal
• Punggung: Tidak terdapat kelainan
• Genitalia: A1P1G2
• Anggota gerak: Akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Neurologis
• Fungsi motorik • Reflex patologis:
• Reflex fisiologis: positif – Reflex Hoffman dan tromner (-/-)
negative (±) pada keempat – Reflex Babinski (-/-)
ektremitas – Reflex chaddock (-/-)
• Reflex triceps (±/±) – Reflex Oppenheim (-/-)
• Reflex biseps (±/±) – Refleks Gordon (-/-)
– Refleks Schaefer (-/-)
• Refleks patella (±/±)
• Gejala rangsang meningeal
• Reflex achilees (±/±)
– Kaku kuduk (-)
– Brudzinsky I (-)
– Kernig (-)
– Brudzinsky II (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah
(28 Juli 2019) • Kreatinin: 6,0 mg/dL
• Hb : 9,3 gr/dl • Ureum: 81 mg/dL
• Leukosit : 6.120 /mm3 • Asam urat: 4,5 mg/dl
• Eritrosit: 3,29 juta • Kalsium: 9,1 mg/dl
• Trombosit : 206.000/mm3 • Natrium : 140 Mmol/L
• Hematokrit: 30% • Kalium: 4,1 Mmol/L
• MCV : 91 fl (80-94) • Klorida: 105 Mmol/L
• MCH : 28 pg (23-31) • Total protein: 5,2 g/dl
• MCHC: 31 % (32-36) • Albumin: 3,0 g/dl
• Hitung jenis: 0/14/1/56/26/3 • Globulin: 2,2 g/dl
Kesan : Anemia normositik normokrom, eosinofilia, ureum ↑, kreatinin ↑, total
protein ↓, albumin ↓
Pemeriksaan Urin Rutin (25 Juli 2019)

• Makroskopis • Kimia - Protein: +++


– Warna: Kuning - Glukosa: -
– Kekeruhan: - - Bilirubin : -
– BJ: 1.010 - Urobilinogen: +
– pH : 8,0
• Mikroskopis Kesan : Proteinuria
– Eritrosit: 0-1/ LPB
– Leukosit: 0-1/LPB
– Epitel: +
– Bakteri:
Pemeriksaan Urin Rutin (28 Juli 2019)

• Makroskopis • Kimia - Protein: +++


– Warna: Kuning - Glukosa: -
– Kekeruhan: + - Bilirubin : -
– BJ: 1.010 - Urobilinogen: +
– pH : 8,0
• Mikroskopis Kesan : Proteinuria
– Eritrosit: 0-1/ LPB
– Leukosit: 0-1/LPB
– Epitel: +
– Bakteri:
Daftar Masalah
• Sesak napas
• Hipertensi
• Gangguan ginjal
Diagnosis Kerja
• Bronkopneumonia
• Penyakit ginjal kronik stg V
• Hipertensi stg II
• Mikropenis
• Delayed Puberty
• Failure to thrive
Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan: Medikamentosa:
• Oksigen RM 5-6 L/menit – Ceftriaxon 2 x 700 mg IV
• IVFD Kaen 1B 66 cc/jam – Allupurinol 3 x 100 mg
• Paracetamol – Bicnat 3 x 2 tab
– Captopril 3 x 9 mg
Nutrisi: – Lasix 2 x 25 mg
• Diet TKTP
Non Medikamentosa:
• Tirah baring
• Kompres demam
FOLLOW UP (24 Juli 2019)
S/
- Sesak napas berkurang
- Demam tidak ada
- Mual muntah tidak ada

O/

• Konjungtiva: anemis tidak ada


• Thorax: retraksi tidak ada, Rh +/+
• Abdomen: Distensi tidak ada
• Ekstremitas: CRT < 2 detik
A/ P/
- Bronkopneumonia - IVFD Kaen 1B 66cc/jam
- Penyakit ginjal kronis stg V - Ceftriaxon 2 x 700 mg (IV)
- Hipertensi stg II - Allupurinol 3 x 100 mg (IV)
- Mikropenis - Bicnat 3 x 2 tab
- Delayed Puberty - Captopril 3 x 9 mg (IV)
- Failure to thrives - Lasix 2 x 25 mg (IV)
FOLLOW UP (25 Juli 2019)
S/
- Sesak napas berkurang
- Demam tidak ada
- Mual muntah tidak ada

O/

• Konjungtiva: anemis tidak ada


• Thorax: retraksi tidak ada, Rh +/+
• Abdomen: Distensi tidak ada
• Ekstremitas: CRT < 2 detik
A/ P/
- Bronkopneumonia - IVFD Kaen 1B 66cc/jam
- Penyakit ginjal kronis stg V - Ceftriaxon 2 x 700 mg (IV)
- Hipertensi stg II - Allupurinol 3 x 100 mg (IV)
- Mikropenis - Bicnat 3 x 2 tab
- Delayed Puberty - Captopril 3 x 9 mg (IV)
- Failure to thrives - Lasix 2 x 25 mg (IV)
BAB 4
DISKUSI
• Anak laki-laki usia 16 tahun datang ke IGD RSUP Dr M
Djamil dengan keluhan sesak napas yang makin
meningkat sejak ± 6 jam sebelum masuk Rumah Sakit
• Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, tidak berdahak.

Keluhan tersebut mengarah ke pneumonia


• Pasien telah dikenal menderita penyakit ginjal kronis
(PGK) stg V, hipertensi stg II, mikropenis dan delayed
puberty.

• Dari riwayat pertumbuhan dan perkembangan, pasien


bisa tengkurap pada umur 7 bulan, berdiri pada umur 2
tahun, berlari pada umur 3 tahun, dan pasien tidak
membaca hingga saat ini  pertumbuhan dan
perkembangan terlambat
• Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah pasien
140/100 mmHg. Tekanan darah tersebut tergolong
hipertensi stage 2 jika dilihat dari tekanan darah sesuai
usia dan presentil tinggi badan pasien
Hipertensi pada anak dapat diklasifikasikan sesuai klasifikasi di the
fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood
pressure in children and adolescents, dengan pembagian:
• Normal: TDS dan TDD < persentil 90
• Prehipertensi: TDS dan TDD ≥ persentil 90 < persentil 95
• Hipertensi: TDS dan TDD ≥ persentil 95
• Hipertensi stage 1: TDS dan TDD dari persentil 90 sampai persentil
95 (ditambah 5 mmHg)
• Hipertensi stage 2: TDS dan TDD ≥ persentil 95 (ditambah 5 mmHg)
• Berat badan sesuai umur (BB/U) pada pasien terletak
jauh di bawah kurva persentil 5 dengan persentase
43,5%.
• Tinggi badan sesuai umur (TB/U) pada pasien juga
terletak di bawah kurva persentil 5 dengan persentase
74,7%.
• Persentase Berat badan sesuai tinggi badan (BB/TB)
pada pasien adalah 100% yang menandakan gizi baik

• Kurva di bawah persentil 5 dapat dikatakan sebagai


gagal tumbuh atau failure to thrive.
• Pada pemeriksaan fisik terdapat retraksi pada
suprasternal dada dan ditemukan rhonki pada
auskultasi paru.
• Temuan pada pemeriksaan fisik dan disertai
adanya keluhan sesak napas serta batuk
merupakan gejala dan tanda pneumonia.
• Status genitalia pasien adalah A1P1G2.
• Pasien yang saat ini berusia 16 tahun
mengalami keterlambatan pubertas.
• Seharusnya saat ini status genitalia pasien
sudah mendekati genitalia dewasa
• Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah
ditemukan anemia normositik normokrom, eosinofilia,
peningkatan ureum, kreatinin, dan penurunan total
protein serta albumin.
• Pada pemeriksaan urin ditemukan proteinuria.
• Peningkatan ureum, kreatinin dan proteinuria yang
disertai dengan ballotement +/+ dan nyeri tekan CVA +/+
menandakan adanya gangguan pada ginjal.
• Pasien diberikan terapi Ceftriaxon 2 x 700 mg IV,
Allupurinol 3 x 100 mg, Bicnat 3 x 2 tab, Captopril 3 x 9
mg dan Lasix 2 x 25 mg.
• Ceftriaxon diberikan sebaga terapi bronkpneumonia.
• Bicnat diberikan untuk terapi penyakit ginjal kronis.
• Captopril dan lasix diberikan untuk hipertensi pada
pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai