Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN

FISIK
By Gastiyati
Pemeriksaan fisik pada:
Telinga
01
Hidung
02
Mulut dan Faring
03
TELINGA
Telinga mempunyai fungsi sebagai alat
pendengaran dan jaga keseimbangan. Menurut
struktur anatominya, telinga dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Pengkajian telinga secara umum
bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga
luar, saluran telinga, gendang telinga/membrane
timpani, dan pendengaran. Alat-alat yang perlu
dipersiapkan dalam pengkajian antara lain
otoskop, garpu tala, dan arloji.
Inspeksi dan palpasi
1. Bantu pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masih
anak-anakdapat diatur duduk di pangkuan orang lain

2. Atur posisi anda duduk menghadap sisi telinga


pasien yang akan dikaji

3. Untuk pencahayaan, gunakan auriskop, lampu


kepala, atau sumber cahaya yang lainsehingga tangan
anda akan bebas bekerja

4. Mulai amati telinga luar, periksa ukuran, bentuk,


warna, lesi, dan adanya massa pada pinna
Inspeksi dan palpasi
5. Lanjutkan pengkajian palpasi dengan cara
memegang telinga dengan ibu jari dan jari telunjuk

6. Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis yaitu


dari jaringan lunak, kemudian jaringan keras, dan catat
bila ada nyeri

7. Tekan bagian tragus ke dalam dan tekan pula tulang


telinga di bawah daun telinga. Bila ada peradangan,
pasien akan merasa nyeri

8. Bandingkan telinga kiri dan telinga kanan


Inspeksi dan palpasi
9. Bila diperlukan, lanjutkan pengkajian telinga bagian
dalam. Latihan pengkajian telinga bagian dalam harus
di bawah pengawasan instruktur yang berpengalaman
dan menguasai Teknik pengkajian telinga bagian dalam
10. Pegang bagian pinggir daun telinga/heliks dan
secara perlahan-lahan Tarik daun telinga ke aats dan ke
belakang sehingga lubang telinga menjadi lurus dan
mudah diamati. Pada anak-anak, daun telinga ditarik
ke bawah
11. Amati pintu masuk lubang telinga dan perhatikan
ada atau tidaknya peradangan, pendaraan, atau
kotoran

12. Dengan hati-hati masuukkan otoskop yang


menyala ke dalam lubang telinga
Inspeksi dan palpasi
13. Bila letak otoskop sudah tepat, arahkan mata anda
pada eyepiece

14. Amati adanya kotoran, serumen, peradangan, atau


adanya benda asing pada dinding lubang telinga

15. Amati bentuk, warna, transparansi, kilau,


perforasi, atay adanya darah/ cairan pada membrane
timpani
Infographic Style

Your Text Here Your Text Here


• You can simply impress your audience and add a • You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. unique zing and appeal to your Presentations.
• I hope and I believe that this Template will your • I hope and I believe that this Template will your
Time, Money and Reputation. Time, Money and Reputation.
• Get a modern PowerPoint Presentation that is • Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. beautifully designed.

Your Text Here Your Text Here


• You can simply impress your audience and add a • You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. unique zing and appeal to your Presentations.
• I hope and I believe that this Template will your • I hope and I believe that this Template will your
Time, Money and Reputation. Time, Money and Reputation.
• Get a modern PowerPoint Presentation that is • Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. beautifully designed.
Pemeriksaan pendengaran

Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui


fungsi telinga. Secara sederhana pendengaran dapat diperiksa
dengan menggunakan suara bisikan. Pendengaran yang baik akan
dengan mudah mengetahui adanya bisikan. Bila pendengaran
dicurigai tidak berfungsi baik, pemeriksaan yang lebih teliti dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala atau tes
audiometri (oleh spesialis).
Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan

Atur posisi pasien berdiri membelakangi


1
anda pada jarak sekitar 4,5-6 meter

Anjurkan pasien untuk menutup salah satu


2
telinga yang tidak diperiksa

3 Bisikkan suatu bilangan (mis., tujuh enam)

Beri tahu pasien untuk mengulangi bilangan


4
yang didengar
Next…

Periksa telinga sebelahnya dengan cara yang


5
sama

Bandingkan kemampuan mendengar pada


6
telinga kanan dan kiri pasien

4
Cara memeriksa pendengaran dengan menggunakan arloji

Pegang sebuah arloji di sampingtelinga


1
pasien

Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi


2
telinga pasien dan minta pasien menyatakan
bila tidak dapat mendengar lagi detak arloji
3
tersebut. Normalnya detak arloji masih
dapat didengar sampai jarak sekitar 30 cm
dari telinga

4 Bandingkan telinga kanan dan kiri


Pemeriksaan pendengaran
dengan garpu tala

Pemeriksaan garpu tala dapat dilakukan dengan du acara, yaitu


pemeriksaan rinne dan pemeriksaan weber. Pemeriksaan rinne
dilakukan untuk membandingkan antar konduksi udara dengan
konduksi tulang, sedangkan pemeriksaan weber digunakan untuk
mengetahui lateralisasi vibrasi (getaran, yang dirasakan baik oleh
telinga kanan maupun telinga kiri). Pada pemeriksaan rinne
normalnya konduksi udara lebih baik daripada konduksi tulang,
dan pada pemeriksaan weber normalnya vibrasi/suara dirasakan
di tengah-tengah kepala atau seimbang antara dua telinga.
a. Cara memeriksa pendengaran dengan garpu tala
1. Pemeriksaan pertama (Rinne)
a) Vibrasikan garpu tala
b) Letakkan garpu tala pada mastoid kanan pasien
c) Anjurkan pasien untuk memberi tahu jika tidak
meraskan getaran lagi
d) Angkat garpu tala dan pegang di depan telinga kanan
pasien dengan posisi garpu tala paralel terhadap
lubang telinga luar pasien
e) Anjurkan pasien untuk memberi tahu apakah masih
mendengarkan suara getaran atau tidak. Normalnya
suara getaran masih dapat didengar karena konduksi
udara lebih baik daripada konduksi tulang
2. Pemeriksaan kedua (weber)
a) Vibrasikan garpu tala
b) Letakkan garpu tala di tengah-tengah puncak kepa pasien
c) Tanya pasien tentang telinga yang mendengar suara
getaran lebih keras. Normalnya kedua telinga dapat
mendengar secara seimbang sehingga getaran dirasakan
di tengah-tengah kepala
d) Catat hasil pemeriksaan pendengaran
e) Tentukan apakah pasien mengalami gangguan konduksi
tulang, udara, atau keduanya
HIDUNG DAN SINUS
Pengkajian hidung dimulai dari bagian luar,
bagian dalam, kemudian sinus-sinus. Pasien
dipersiapkan dalam kondisi duduk bila
memungkinkan. Perlatan yang dipersiapkan
antara lain otoskop, speculum hidung, cermin
kecil, dan sumber penerangan/lampu.
Inspeksi dan palpasi
a. Cara inspeksi dan palpasi hidung bagian luar serta
palpasi sinus-sinus
1) Duduk menghadap pasien
2) Atur penerangan dan amati hidung bagian luar dari
sisi depan, samping, dan sisi atas. Perhatikan bentuk
atau tulang hidung dari ketiga sisi ini
3) Amati warna dan pembengkakan pada kulit hidung
4) Amati kesimetrisan lubang hidung
5) Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar dan
catat bila ditemukan ketidaknormalan kulit atau
lubang hidung
6) Kaji mibilitas septum nasi
7) Palpasi sinus maksilaris, frontalis, dan etmoidalis.
Perhatikan adanya nyeri tekan
Untuk dapat melakukan inspeksi hisung bagian
dalam, ada beberapa perlatan yang diperlukan
antara lain otoskop, speculum hidung, cermin
kesil, dan lampu. Tidak disarankan bagi peserta
didik keperawatan untuk melakukan praktik ini
kecuali di bawah pengawasan yang
berpengalaman.
Inspeksi dan palpasi
b. Cara inspeksi hidung bagian dalam
1) Duduk menghadap pasien
2) Pasang lampu kepala
3) Atur lampu sehingga tepat menerangi lubang hidung
4) Elevasikan ujung hidung pasien dnegan cara menekan
hidung dengan lembut dengan ibu jari anda, kemudian
amati bagian anterior lubang hidung
5) Amati posisi septum nasi dan kemungkinan adanya perfusi
6) Amati bagian konka nasalis inferior
7) Pasang ujung speculum hidung pada dasar hidung, sehingga
rongga hidung dapat diamati
8) Untuk memudahkan pengamatan pada dasar hidung, atur
posisi kepala sedikit menengadah
9) Dorong kepala menengadah sehingga bagian atas rongga
hidung mudah diamati
10) Amati bentuk dan posisi septum, kartilago, dan dinding-
dinding rongga hidung serta selaput lendir pada rongga
hidung (warna, sekresi, dan bengkak)
11) Bila sudah selesai, lepas speculum secara perlahan-lahan
Pengkajian hidung bagian dalam yang dilakukank
di bawah bimbingan instruktur ahli, dapat pula
menggunakan otoskop. Dianjurkan
menggunakan otoskop yang dilengkapi dengan
speculum hidung dan kaca pembesar. Pengkajian
kepatenan jalan napas dilakukan terutama bila
dicurigai adanya sumbatan atau deformitas pada
rongga hidung bagian bawah.
Inspeksi dan palpasi
c. Cara pengkajian kepatenan jalan napas
1) Duduk di hadapan pasien
2) Gunakan satu tangan untuk menutup satu lubang hidung
pasien, minta pasien menghembuskan udara dari lubang
hidung yang tidak ditutup dan rasakan embusan udara
tersebut. Normalnya udara dapat diembuskakn dengan
mudah dan dapat dirasakan dengan jelas
3) Kaji lubang hidung sebelahnya
4) Kepatenan jalan napas juga dapat dikaji dengan
menggunakan sebuah cermin yang diletakkan di bawah
hidung. Pasien dianjurkan untuk menghembuskan udara
dengan mulut tertutup, kemudian kondensasi udara pada
cermin diamati. Normalnya sisi kanan dan kiri seimbang.
MULUT & FARING
Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan
posisi pasien duduk. Pencahayaan harus baik
sehingga semua bagian dalam mulut dapat
diamati dengan jelas. Pengkajian dimulai dengan
mnegamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir,
pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan
palatum/langit-langit mulut kemudian faring.
Perawat di ruang perawatan sering kali
menggunakan keterampilan ini untuk mengkaji
selaput lendir mulut pasien yang karena
kondisinya tidak mampu makan dan minum atau
pasien yang harus puasa. Pada situasi ini selaput
lendir mulut harus dikaji dan kebersihan
dipertahankan (hygiene oral) untuk menghindari
luka pada selaput lendir mulut.
Inspeksi
1) Bantu pasien duduk berhadapan dan tinggi yang sejajar
dengan anda (bila kondisi memungkinkan)
2) Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital,
bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi, dan massa
3) Lanjutkan pengamatan pada gigi dan anjurkan pasien
membuka mulut
4) Atur pencahayaan yang memadai dan bila diperlukan
gunakan penekan lidah agar gigi akan tampak lebih jelas
5) Amati posisi, jarak, gigi rahang atas dan bawah, ukuran,
warna, lesi, atau adanya tumor pada setiap gigi. Amati juga
akar-akar gigi dan gusi secara khusus
Inspeksi
6) Periksa setiap gigi dengan cara mengetuk secara sistematis,
bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas, dan bawah serta
anjurkan pasien untuk memberi tahu bila merasa nyeri
sewaktu giginya diketuk
7) Perhatikan pula ciri-ciri umum sewaktu melakukan
pengkajian antara lain kebersihan mulut dan bau mulut
8) Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikakm
kesimetrisannya. Minta pasien menjulurkan lidah dan amati
kelurusan, warna, ulkus, dan setiap ada kelainan
9) Amati warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi,
peradangan, ulkus, dan pendarahan pada selaput lendir
semua bagian mulut secara sistematis
10) Beri kesempatan pasien untuk beristirahat dengan
menutup mulut sejenak bila Lelah, lalu lanjutkan inspeksi
faring dengan menganjurkan pasien membuka mulut dan
menekan lidah pasien ke bawah sewaktu pasien berkata
“ah”. Amati kesimetrisan uvula pada faring
PALPASI

Palpasi pada pengkajian mulut dilakukan terutama bila


dari inspeksi belum diperoleh data yang meyakinkan.
Tujuan palpasi pada mulut terutama adalah mengetahui
bentuk dan setiap ada kelainan yang dapat diketahui
dengan palpasi, yang meliputi pipi, dasar mulut, palatum,
dan lidah. Palpasi harus dilakukan secara hati-hati dan
perlu diupayakan agar pasien tidak muntah.
Palpasi
Cara palpasi mulut
1) Atur posisi pasien duduk menghadap anda
2) Anjurkan pasien membuka mulut
3) Pegang pipi di antara ibu jari dan jari telunjuk (jari telunjuk
berada di dalam). Palpasi pipi secara sistematis dan
perhatikan adanya tumor atau pembengkakan. Bila ada
pembengkakan, tentukan menurut ukuran, konsistensi,
hubungan dengan daerah sekitarnya, dan adanya nyeri
4) Lanjutkan palpasi pada palatum dengan jari telunjuk dan
rasakan adanya pembengkakakn dan fisura
Palpasi
5) Palpasi dasar mulut dengan cara meminta pasien
mengatakan “el”, kemudian lakukan palpasi pada dasar
mulut secara sistemis dengan jari telunjuk tangan kanan.
Bila diperlukan, beri sedikit penekanan dengan ibu jari dari
bawah dagu untuk mempermudah palpasi. Catat bila
didapatkan pembengkakan
6) Palpasi lidah dengan cara meminta pasien menjulurkan
lidah, pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan
kiri. Dengan jari telunjuk tangan kanan, lakukan palpasi
lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah
Pemeriksaan fisik Mutlak dilakukan pada
setiap klien, tertama pada klien yang baru
KESIMPILAN masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk
di rawat, secara rutin pada klien yang sedang di
rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
Jadi pemeriksaan fisik ini sangat penting dan
harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik
klien dalam keadaan sadar maupun tidak
sadar.
Pemeriksaan fisik menjadi sangat
penting karena sangat bermanfaat, baik untuk
untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
memilih intervensi yang tepat untuk proses
keperawatan, maupun untuk mengevaluasi
hasil dari asuhan keperawatan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai