Anda di halaman 1dari 11

INKONTINENSIA URIN

Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing.


Inkontinensia adalah pelepasan urin yang tidak terkontrol dalam
jumlah yang cukup banyak,sehingga dapat dianggap sebagai kondisi
yang disebabkan karena usia
etiologi
melemahnya otot dasar panggul, adanya kontraksi (gerakan) abnormal
dari dinding kandung kemih, gangguan di saluran kemih bagian bawah,
efek obatobatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan
kemampuan/keinginan ke toilet, produksi urin berlebih .
Klasifikasi Inkontinensia Urin
1. Inkontinensia urin akut ( Transient incontinence ) : Inkontinensia
urin ini terjadi secara mendadak, terjadi kurang dari 6 bulan dan
biasanya berkaitan dengan kondisi sakit akut atau problem
iatrogenic dimana menghilang jika kondisi akut teratasi.
Penyebabnya dikenal dengan akronim Diappers yaitu : delirium, infeksi
dan inflamasi, atrophic vaginitis, psikologi dan pharmacology, excessive
urin production (produksi urin yang berlebihan), restriksi mobilitas dan
stool impaction (impaksi feses).
2. Inkontinensia urin kronik ( Persisten ) :
Inkontinensia urin ini tidak berkaitan dengan kondisi akut dan
berlangsung lama ( lebih dari 6 bulan ).
penyebab : menurunnya kapasitas kandung kemih akibat hiperaktif dan
karena kegagalan pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi
otot detrusor. Inkontinensia urin kronik ini dikelompokkan menjadi beberapa
tipe
a. Inkontinensia urin tipe stress
ini terjadi apabila urin secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan
tekanan di dalam perut, melemahnya otot dasar panggul, operasi dan
penurunan estrogen. Gejalanya antara lain kencing sewaktu batuk,
mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal lain yang meningkatkan tekanan
pada rongga perut.
b. Inkontinensia urin tipe urge
Timbul pada keadaan otot detrusor kandung kemih yang tidak stabil,
yang mana otot ini bereaksi secara berlebihan. ditandai dengan ketidak
mampuan menunda berkemih setelah sensasi berkemih muncul
c. Inkontinensia urin tipe overflow
Pada keadaan ini urin mengalir keluar akibat isinya yang sudah terlalu
banyak di dalam kandung kemih, umumnya akibat otot detrusor
kandung kemih yang lemah. Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan
saraf akibat penyakit diabetes, cedera pada sumsum tulang belakang,
atau saluran kencing yang tersumbat.
d. Inkontinensia tipe campuran (Mixed)
merupakan kombinasi dari setiap jenis inkontinensia urin di atas.
Kombinasi yangpaling umum adalah tipe campuran inkontinensia tipe
stress dan tipe urgensi atau tipe stress dan tipe fungsional
Patofisiologi
Pengendalian kandung kemih dan sfingter diperlukan agar terjadi pengeluaran urin secara
kontinen. Pengendalian memerlukan kegiatan otot normal diluar kesadaran dan yang
didalam kesadaran yang dikonrdinasi oleh refleks urethrovsien urinaris. Bila terjadi
pengisian kandung kencing tekanan didalam kandung kemih meningkat. Otot detrusor
(lapisan yang tiga dari dinding kencing) memberikan respon dengan relaksasi agar
memperbesar volume daya tampung. Bila sampai 200 ml urin daya rentang reseptor yang
terletak pada dinding kandung kemih mendapat rangsangan. Stimulus ditransmisikan lewat
serabut reflek eferen ke lengkungan pusat refleks untuk meksitrurisasi. Impuls kemudian
disalurkan melalui serabut eferen dari lengkungan refleks ke kandung kemih, menyebabkan
kontraksi otot detrusor. Sfinkter interna yang dalam keadaan normal menutup, serentak
bersama sama membuka dan urin masuk ke uretra posterior. Relaksasi sfinkter eksterna
dan otot pariental mengkuti dan isi kandung kemih keluar. Pelaksanaaan kegiatan refleks
bisa mengalami interupsi dan berkemih ditangguhkan melalui dikeluarkannya impuls
inhibitor dari pusat kortek yang berdampak kontraksi diluar kesadaran dan sfinkter
eksterna. Bila disalah satu bagian mengalami kerusakan maka akan dapat mengakibatkan
inkontenensia
Manifestasi klinis
1. Inkontinensia stres: keluarnya urin selama batuk, mengedan, dan
sebagainya. Gejala-gejala ini sangat spesifik untuk inkontinensia
stres.
2. Inkontinensia urgensi: Manifestasinya dapat berupa perasaan ingin
kencing yang mendadak ( urge ), kencing berulang kali ( frekuensi )
dan kencing di malam hari ( nokturia ).
3. Enuresis diagnostik : 10% anak usia 5 tahun dan 5% anak usia 10
tahun mengompol selama tidur. Mengompol pada anak yang lebih
tua merupakan sesuatu yang abnormal dan menunjukkan adanya
kandung kemih yang tidak stabil.
4. Gejala infeksi urine (frekuensi, disuria, nokturia), obstruksi (pancara
lemah, menetes), trauma (termasuk pembedahan, misalnya reseksi
abdominoperineal), fistula (menetes terus-menerus), penyakit
neurologis (disfungsi seksual atau usus besar) atau penyakit sistemik
(misalnya diabetes) dapat menunjukkan penyakit yang mendasari.
komplikasi
•Masalah kulit : dapat menyebabkan ruam,infeksi kulit, dan luka (ulkus
kulit) dari kulit yg selalu basah.
•Infeksi saluran kemih

Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan specimen urine
 uroflowmetry

Anda mungkin juga menyukai