Outline Presentasi :
- Data Teknis Bendungan
- Area Pekerjaan Grouting
- Kondisi Geologi
- Pengenalan Automatic Grout Recorder
- Perbandingan Pelaksanaan Grouting Konvensional
dengan Automatic Grout Recorder
- Pengembangan Metode Grout Intensity Number (GIN)
dengan Automatic Grout Recorder
- SWOT Analysis Antara Grouting Konvensional terhadap
GIN Dengan Automatic Grout Recorder
- Kesimpulan & Saran
DATA TEKNIS BENDUNGAN
Bendungan utama
MAIN COFFERDAM
KETERANGAN :
BLOK 2 BLOK 3 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 1 BLOK 2 BLOK 3 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 6 BLOK 1 BLOK 2 BLOK 3 BLOK 4 BLOK 5
KONDISI GEOLOGI
DIVERSION TUNNEL
PLAN GROUTING MAINDAM
Blanket
Sub curtain
Curtain
PLAN GROUTING DIVERSION TUNNEL
Curtain
Konsolidasi
Sub curtain
KOMPONEN AUTOMATIC GROUT RECORDER
Magnetic Flowmeter
Pressure Sensor
Pengamatan Grout Take Per Menit Dengan Bantuan Pengamatan Grout Take Per Menit Dengan Dip Stick
Instrumen Automatic Grout Recorder (Metode Konvensional)
PERBANDINGAN MONITORING GROUTING
Pengamatan Grout Take Per Menit Dengan Bantuan Pengamatan Grout Take Per Menit Dengan Dip Stick
Instrumen Automatic Grout Recorder (Metode Konvensional)
PERBANDINGAN MONITORING GROUTING
Data Recording Dengan Bantuan Instrumen Data Recording Metode Konvensional Tanpa Bantuan
Automatic Grout Recorder Instrumen Automatic Grout Recorder
Pengembangan Metode Grouting Dengan Grout Intensity Number
dengan Automatic Grout Recorder
Grout Intensity Number Prinsip Grout Intensity Number
GIN atau Grouting Intensity Number telah 1) Menggunakan satu jenis stable grout mix
diadopsi sebagai metode pada pekerjaan 2) Tidak ada campuran yang terbuang, karena sisa
grouting yang dibatasi oleh kurva yang campuran dapat diinjeksikan ke lubang
ditentukan oleh Pmax (maximum pressure) dan berikutnya
Vmax (maximum volume dalam Liter/meter) dan 3) Monitoring pekerjaan grouting dilakukan secara
fungsi limit GIN merupakan hasil perkalian Pmax real time dengan bantuan komputer (Computer
dan Vmax Aided Grouting Evaluation System)
GIN berfokus untuk menghindari terjadinya 4) Menentukan parameter kurva limit GIN, dengan
tekanan maupun grout take berlebih selama mempertimbangkan parameter geologi dan
proses grouting, yang dapat menyebabkan mekanika batuan dan cakupan dari Grouting itu
terjadinya hydro-fracturing dan hydro-jacking sendiri yang berkaitan dengan nilai ekonomis dari
pekerjaan Grouting
dan juga untuk mengendalikan penyebaran
5) Pekerjaan harus dimulai dengan investigasi
grouting agar lebih akurat ketika dianalisis
geologi, trial mix stable grout, dan trial grouting
Pengembangan Metode Grouting Dengan Grout Intensity Number
dengan Automatic Grout Recorder
Persamaan Perhitungan Parameter GIN Kriteria Diselesaikannya Grouting
𝐺𝐼𝑁 = 𝑃𝑚𝑎𝑥 . ∗ 𝑉𝑚𝑎𝑥 . 1) 1) Tercapai tekanan maksimum sesuai batas
Keterangan :
tekanan yang disesuaikan dan Equivalent Lugeon < 5 lu
GIN = 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑡 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 (bar liter/m)
𝑃𝑚𝑎𝑥 = tekanan maksimum (bar) selama 5 menit
𝑉𝑚𝑎𝑥 = Grout Take maksimum /m (ltr/meter) 2) 2) Berpotongan dengan Kurva GIN , ikuti kurva
GIN sampai Equivalent Lugeon < 5 lu selama 5 menit
𝑉𝑓 = 𝜋 ∗ 𝑅2 ∗ 𝑏ℎ𝑦𝑑 ∗ 𝑁
Keterangan :
atau mencapai Volume Maksimum
R = Rencana Radius Penyebaran Grouting (m) 3) 3) Apabila tercapai Volume Maksimum namun
bhyd = Joint rock apperture (m) penurunan Equivalent Lugeon <90 % Grouting
N = Jumlah Joint Set dihentikan, apabila Equivalent Lugeon > 90% Grouting
3 12 ∗ 𝜇𝑤 ∗ 𝑇 dilanjutkan sampai Equivalent Lugeon < 5 lu
𝑏ℎ𝑦𝑑 =
𝜌𝑤 ∗ 𝑔
Persamaan Equivalent Lugeon
Keterangan :
μw = Viskositas Air (Pa. s) 𝑄𝑔𝑟 ∗ 10𝑏𝑎𝑟 𝑉𝑚𝑎𝑟𝑠ℎ 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑡
T = Transmitivity (m2 /s) 𝐿𝑢𝑎𝑝𝑝 = ∗
𝑃𝑒𝑓𝑓 ∗ 𝐿 𝑉𝑚𝑎𝑟𝑠ℎ 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
ρw = Berat Jenis Air (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2 ) Keterangan :
𝐿𝑢𝐸𝑞𝑡 . = 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑢𝑔𝑒𝑜𝑛 (𝐿/meter . menit )
𝑄𝑔𝑟 = Volume Injeksi (liter/menit)
T =k∗L
𝑃𝑒𝑓𝑓 = Tekanan Effektif (bar)
k = koefisien of permeability (m/s)
𝑉𝑔𝑟𝑜𝑢𝑡 = Viskositas Campuran Grouting 35 s
L = panjang lubang bor (m/s)
𝑉𝑎𝑖𝑟 = Viskositas Air 28 s
Penentuan Tekanan Efektif
Dari hasil Multiple Pressure Test pada Pilot Hole pada masing – masing lokasi ditentukan Critical Pressure untuk
masing – masing kedalaman sebagai berikut :
Penentuan Tekanan Efektif
Dari hasil Multiple Pressure Test pada Pilot Hole pada masing – masing lokasi ditentukan Critical Pressure untuk
masing – masing kedalaman sebagai berikut :
1 0 – 10 2 2.5 2
2 10 – 20 4 4 5
3 20 – 30 7 7.5 7.5
4 30 – 45 9 10 8
5 45 – 55 11 10 10.5
6 55 – 65 13 14 12
Contoh Perhitungan Grout Intensity Number