Permanganometri
Kelompok 1 :
Arif Lukman Hakin (1701104)
Cyndia Hadhinati (1701097)
Mashitoh Cindy Utari (1701112)
Nora Handayani (1701116)
Sestiara Edra (1701126)
Silvia Rustiani (1701127)
Yulia Permatasari (17011 )
Dosen Pengampu :
RAHMA DONA M.Si, Apt
Pengertian Reduksi-Oksidasi
OKSIDASI REDUKSI
Proses yang mengakibatkan Proses yang mengakibatkan
hilangnya satu elektron atau diperolehnya satu elektron
lebih dari dalam zat atau lebih oleh zat (atom,ion
(atom,ion atau molekul).Bila atau molekul).Bila suatu
suatu unsur
dioksidasi,keadaan unsur direduksi keadaan
oksidasinya berubah ke harga oksidasi berubah menjadi
yang lebih positif. Suatu zat lebih negatif (kurang
pengoksidasi adalah zat yang positif).Jadi suatu zat
memperoleh electron dan pereduksi adalah zat yang
dalam proses itu zat kehilangan electron dalam
direduksi proses itu zat ini dioksidasi.
Titrasi Permanganometri
• Titrasi permanganometri adalah penetapan kadar zat
berdasarkan hasil oksidasi dengan kalium permanganat
KMnO4
• Titrasi permanganomet merupakan salah satu titrasi redoks.
• Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi
pada ion permanganat.
• Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral
dan alkalis.
• Reaksi reduksi ion permanganat (MnO4–) tergantung pada
suasana larutan.
• Dalam suasana asam ion permanganat (MnO4–) yang
berwarna ungu mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak
berwarna menurut reaksi :
MnO4 – + 8H+ + 5e– Mn2+ + 4H2O
• Dalam suasana netral dan basa,MnO4– mengalami reduksi
menjadi endapan MnO2 yang berwarna hitam, menurut
reaksi : MnO4 – + 2H2O + 3e– MnO2 + 4OH–
PRINSIP
• Prinsip titrasi permanganometri adalah reaksi oksidasi reduksi
pada suasana asam yang melibatkan elektron dengan jumlah
tertentu, dibutuhkan suasana asam (H2SO4) untuk mencapai
tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan bilangan
oksidasi +7 menjadi +2.
• Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indikator lain.
• Karena KMnO4 sudah mampu memberikan perubahan warna
saat titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya warna
merah muda.
• Sifat dari KMnO4 ini dikenal sebagai autoindikator.
Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan
pemanasan ( 70ºC) untuk memperceepat reaksi.
Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk
beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung
lambat.
Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang
makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai
titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan
dimana warna merah menjadi warna merah jambu.
Meskipun KMnO4 dapat diperoleh Ini disebabkan waktu dilarutkan dalam
dalam keadaan murni, tetapi larutan air, ia akan bereaksi dengan pengotoran
titernya tidak dapat dibuat langsung yang mungkin ada dalam air atau pada
dengan menimbang seksama. dinding wadah.
• Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator kecuali untuk larutan yang amat encer.
• Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas
pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi.
• Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat amat asam 0,1 N atau lebih besar.
Kelebihan dan kekurangan titrasi
permanganometri
Kelebihan
• mudah dilakukan dan efektif
• tidak memerlukan indicator
• Kekurangan
• larutan kalium permanganat jika terkena cahaya atau dititrasi cukup lama maka
mudah terurai menjadi MnO2,sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat.Oleh karena itu penggunaan buret yang berwarna
gelap itu lebih baik.
• Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4.Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4
dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4– dengan
Mn2+.Dengan reaksi :
MnO4– + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
Permanganat merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh kalium permanganat KMnO4 .
1
Ion-ion Ca, Ba,Sr, Pb, Zn, dan Hg yang dapat diendapkan sebagai
oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam
oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat di
hitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
1. Natrium 3. Arsen
2. Besi
Oksalat oksida
1. Natrium Oksalat ( Na2C2O4 )
Reaksinya :
5HASO2 + 2MNO4- + 6H+ + 2H2O 2MN2+ + 5H3ASO4
Sumber-sumber Kesalahan Pada Titrasi
Permanganometri
2 Pemberian KMnO4
yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi
antara
MnO4- dengan Mn2+.
MnO4-+3Mn++2H2O 5MnO2+4H+
3 Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4 yang telah ditambahkan asam sulfat dan telah dipanaskan
mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4+O2 H2O2+2CO2
H2O2 ↔ H2O + O2↑
Contoh soal
• Diambil 2ml sampel yang berisikan H2O2 (BE=34,02) dititrasi
dengan KMnO4 0,1 N sebanyak 0,1ml. tentukan % kadar H2O2
jika diketahui kandungan H2O2 adalah 30mg/100ml ?