Anda di halaman 1dari 19

Presentasi Prak.

Fisika Lanjutan
Rutherford Scattering

Kelompok 6 :
Muzhaffar Ma’ruf Ibrahim (1706974832)
Fikui (1606874072)
1
A. Tujuan
1. Nuclear Magnetic Resonance pada proton flourin didalam
sampel cairan dan padatan
2. Menentukan lebar garis dari resonansi Flourine
3. Menentukan g-factor dari proton dan flourine

2
B. Teori Dasar
• NMR didasarkan pada sifat magnetik inti atom. Atom dengan inti yang
memiliki spin inti I yang memiliki momen magnetik μn memiliki
hubungan
𝜇 = −𝑔. 𝜇𝑛 . 𝐼
• Resonansi magnet inti (RMI)/(NMR) adalah sebuah fenomena fisika
yang ditunjukkan oleh nukleus (inti) yang berada dalam sebuah
medan magnet menyerap dan memancarkan kembali radiasi
elektromagnetik
• Spin memungkinkan terjadinya lompatan antara Lever energi yang
berdekatan ketuka sampel diberikan medan magnet B1 dari frekuensi
𝜈 yang tegak lurus terhadap medan statis 0. Maka dari itu, frekuensi
ν harus sama persis dengan jarak energi
3
ℎ. 𝜈 = 𝐸𝑘+1 − 𝐸𝑘 = −𝑔. 𝜇𝑛 . 𝐵0
C. Alat dan Bahan
• NMR-probe unit..................................................514 606
• 1 NMR-supply unit.................................................514 602
• 1 U-core dengan selang................................................562 11
• 2 kumparan, 10 A, 480 lilitan.........................................562 131
• 1 DC-power supply 0...16 V, 0...5 A......................521 545
• 1 Osiloskop Analog HM 303 .............................575211
• 2 Kabel BNC, 1m .................................................501 02
or
• 1 Sensor CASSY USB .....................................524010USB
• 1 CASSY Lab........................................................524 200
• 2 Kabel BNC/4mm...................................575 24
• 1 ujung pengaman sambungan, 50 cm merah ....................500 621
• 1 ujung pengaman sambungan, 100 cm merah ..................500 641
• 1 ujung pengaman sambungan, 100 cm biru.................500 642 4
D. Prosedur Percobaan
NMR dari sampel padatan dengan inti flourin

• Mengulangi percobaan sampel polytetraflourethylene (PTFE).


• Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak sebuah
unit-nya (contohnya dari tanda umum dari pembelokan
horizontal berada pada unit frekuensi. Hal ini didaptkan
dengan menggeser ujung dari sinyal NMR dengan tombol
frekuensi ke skala (Contohnya tanda sumbu x) dan mencatat
frekuensinya. Lalu menggeser sinyalnya ke tanda skala
selanjutnya dan mencatat frekuensinya.
• Menghitung lebar gari dari half maximum (FWHM) dari garis
resonansi didalam unit dari layar osiloskop. 5
D. Prosedur Percobaan
Menentukan g-factor (Dibutuhkan Teslameter)

• Menyesuaikan aparatus NMR dengan percobaan bgaian A.) untuk


sampel gliserin dengan frekuensi sekitar 18 MHz dan menghitung
frekuensinya.
• Memindahkan sampel dari ruang penghitungan dengan hati-hati
serta menghitung medan magnetnya dengan Tangential B-Probe di
dalam ruang penghitungan.
• Menempatkan Tangential B-Probe bedasarkan gambar 3 di pole
shoes dan menghitung medan magnetnya.
• Mencocokkan apparatus NMR untuk sampel air pada frekuensi
tinggi dan rendah dengan memvariasikan arus yang mengalir di
kumparan 10A dan menghitung frekuensi serta rapat fluks magnetik-
nya
6
• Mengulangi percobaan untuk sampel polytetrafluorethylene (PTFE)
E. Data Percobaan
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟏
𝑮𝒍𝒊𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏
1 MHz 2 MHz

16.6583 16.6777
𝑷𝑻𝑭𝑻
1 MHz 2 MHz

16.6583 16.6777
𝑷𝒐𝒍𝒚𝒔𝒕𝒆𝒓𝒊𝒏
1 MHz 2 MHz

16.5797 16.559
7
E. Data Percobaan
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑮𝒍𝒊𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏)
 Mhz V volt I ampere
18.5002 7.7 3.33
18.3 7.7 3.28
18.1 7.3 3.24
17.9 7.5 3.19
17.7 7.4 3.14
17.5 7.3 3.09
17.3 7.3 3.09
17.1 7.2 3.04
16.9 7.1 2.99
16.7 7 2.94
8
E. Data Percobaan
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑷𝒐𝒍𝒚𝒔𝒕𝒊𝒓𝒆𝒏)
 Mhz V volt I ampere
18.46 9.2 3.7
18.2 9 3.6
18 8.8 3.5
17.8 8.6 3.44
17.6 8.4 3.38
17.4 8.3 3.32
17.2 8.2 3.27
17 8 3.21
16.8 7.9 3.16
16.6 7.8 3.11
9
E. Data Percobaan
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑷𝑻𝑭𝑻)
 Mhz V volt I ampere
18.447 8.3 3.37
18.2 8.1 3.28
18 8 3.21
17.8 7.9 3.18
17.6 7.8 3.12
17.4 7.7 3.09
17.2 7.6 3.04
17 7.4 2.99
16.8 7.3 2.94
16.6 7.2 2.9
10
E. Data Percobaan
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐

g-factor adalah ℎ = 6.626 ∗ 10−4 ; 𝜇𝑛 = 5.051 ∗ 10−27


ℎ 𝜈 𝜈
𝑔= . 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘
𝜇𝑛 𝐵0 𝐵0
𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
PTFT Polystiren Gliserin
𝐵0  Mhz 𝐵0  Mhz 𝐵0  Mhz
399.8375 18.447 399.8375 18.46 399.8375 18.447
390.4021 18.2 390.4021 18.2 390.4021 18.2
385.6844 18 385.6844 18 385.6844 18
380.9667 17.8 380.9667 17.8 380.9667 17.8
376.249 17.6 376.249 17.6 376.249 17.6
371.5313 17.4 371.5313 17.4 371.5313 17.4
366.8136 17.2 366.8136 17.2 366.8136 17.2
357.3782 17 357.3782 17 357.3782 17
352.6605 16.8 352.6605 16.8 352.6605 16.8 11
347.9428 16.6 347.9428 16.6 347.9428 16.6
3729.4661 175.047 3729.4661 18.46 3729.4661 175.047
F. Pengolahan Data dan Hasil
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟏
𝑮𝒍𝒊𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏
Δ𝜐 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛 𝐹𝑊𝐻𝑀 𝑑𝑎𝑟𝑖
𝑡𝑖𝑎𝑝 − 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
 MHz T waktu relaksasi

0.0194 51.54639

𝑷𝒐𝒍𝒚𝒔𝒕𝒊𝒓𝒆𝒏
Δ𝜐 = 𝜈2 − 𝜈1  MHz T waktu relaksasi

1 0.0207 48.30918
𝑇𝑅𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑠𝑖 =
Δ𝜈
𝑷𝑻𝑭𝑻
 MHz T waktu relaksasi

0.0392 25.5102 12
F. Pengolahan Data dan Hasil
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑮𝒍𝒊𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏)
Grafik 𝐵0 𝑣𝑠 

g=6.10378×10−9

Kesalahan Relatif
g = 0.41%

13
F. Pengolahan Data dan Hasil
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑷𝒐𝒍𝒚𝒔𝒕𝒊𝒓𝒆𝒏)
Grafik 𝐵0 𝑣𝑠 

g= 5.74496×10−9

Kesalahan Relatif
g = 0.29%

14
F. Pengolahan Data dan Hasil
𝑷𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 𝟐 (𝑷𝑻𝑭𝑻)
Grafik 𝐵0 𝑣𝑠 

g= 6.10378× 10−9
Kesalahan Relatif
g = 0.295%

15
G. Analisa dan Kesimpulan
• Sinyal NMR yang dihasilkan sampel gliserin memiliki inti hidrogen
cair dengan sampel cair memiliki lebar garis yang lebih kecil
dibandingkan sinyal NMR polystirena yang memilki inti hidrogen
dalam bentuk sampel padat.
• Percobaan 1, sampel yang diletakkan dalam medan magnet. Momen
magnet inti sampel akan menentukan orientasi yang akan diambil
dilihat dari medan magnet eksternal.
• Jika frekuensi yang diberikan sesuai, maka momen magnet dari inti
paralel sampel akan menyerap energi dan menukar keadaan
antiparalel yang energinya lebih tinggi
• Keadaan berpindah ini disebut sebagai resonansi dimana inti-inti
hidrogen mengalami resonansi dalam medan magnet. 16
G. Analisa dan Kesimpulan
• Pada grafik, terlihat bahwa hubungan medan magnet 𝐵0 berbanding
lurus dengan frekuensi .
• Hasil faktor g dari inti dalam gliserin adalah 5.74496×10−9 dengan
kesalahan relatif sebesar 0.41%, faktor g untuk polystiren sebesar 3,572
dengan kesalahan relatif sebesar 0.296%, dan faktor g untuk PTFT
sebesar 6.10378× 10−9 dengan kesalahan relatif sebesar 0.295% .
• Kesalahan yang literatur yang dihasilkan cukup besar. Hal ini
dikarenakan pegambilan data yang diambildilakukan tidak akurat,
karena terdapat perubahan pada frekuesni pada detik yang sama.
• ∆𝜐 untuk gliserin sebesar 0.0194 MHz dengan Periode Relaksasi
sebesar 51.54639, ∆𝜐 untuk polystiren sebesar 0.0207 MHz dengan
Periode Relaksasi sebesar 48.30918, ∆𝜐 untuk PTFT sebesar 0.0392
MHz dengan Periode Relaksasi sebesar 25.5102
17
Daftar Pustaka
• Jewett Jr., John W. & Serway, Raymond A. 2014. Physics for
Scientists and Engineers with Modern Physics, Ninth Edition.
Boston : Brooks/Cole

18
Terima Kasih

19

Anda mungkin juga menyukai