Analisis Data
Implikasi Kebijakan
Rangkuman Perkembangan
sd Agustus 2015
China men-"devaluasi" mata uangnya pada bulan Agustus 2015 untuk
menstimulasi aktivitas ekonomi dan mendukung internasionalisasi yuan.
Sementara itu Pelemahan yuan dan berbagai mata uang lain serta risalah
rapat the Fed yang dianggap "dovish" menurunkan peluang kenaikan Fed
rate di bulan September 2015.
Pemerintah mengajukan defisit sebesar Rp 273,18 triliun (2,1% PDB) untuk tahun
anggaran 2016. Alokasi belanja infrastruktur naik 7,99% menjadi Rp 313,5 triliun.
Langkah devaluasi Yuan menimbulkan gejolak pada pasar keuangan dunia serta
berpotensi memicu timbulnya "currency war". Secara umum pasar keuangan global: valas,
saham, dan surat utang menunjukkan adanya tekanan yang signifikan pada bulan Juli-
Agustus 2015.
Rangkuman Perkembangan
sd Agustus 2015
Perlambatan aktivitas ekonomi telah menyebabkan turunnya jumlah uang
beredar yang kemudian menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja
profitabilitas industri perbankan.
14,500.00
14,000.00
PK I Nilai Tukar
13,500.00 PK II
PK III
13,000.00
PK IV
12,500.00
I : 9 Sept; 1. Mendorong daya saing industri nasional; 2. Mempercepat proyek strategis nasional ; dan 3.
Meningkatkan investasi di sektor properti.
II : 29 Sept; berisi sejumlah langkah untuk menyelesaikan kendala investasi dan perizinan.
III : 7 Okt; khususnya untuk peningkatan daya beli, melalui penurunan harga BBM.
IV: 15 Okt : Paket keempat ini berkaitan dengan sistem pengupahan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit
ekspor.
Kerangka Teori:
Factors influencing exchange rates (via D&S)
8
Market fundamentals
Current account balances
Real income
Real interest rates
Inflation rates
Consumer preferences for domestic or foreign products
Productivity changes affecting production costs
Profitability and riskiness of investments
Exchange rates
Market expectations
News about future market fundamentals
Speculative opinion about future exchange rates
Exchange rates
10
11
Sumber: BI
Transaksi Modal Jangka Pendek lebih dominan
dibandingkan investasi Jangka Panjang
Ekspor Produk Primer Masih Dominan
Impor Didominasi oleh Bahan Baku dan Barang Modal
Sumber: BI
Ketergantungan Terhadap USD Masih Tinggi,
Walaupun Mayoritas Impor bukan dari US
Tingkat Inflasi yang relatif tinggi berdampak ke
tingginya suku bunga
Sumber: BI
Kebijakan Moneter Global: FFR, BI Rate dan PDB US 3
4,5
14 12,75
11,74
3,5
10
7,39 2,5
6,50
5,25 5,75
6
1,5
2 1,00 0,5
0,25
-0,5
-2
-1,5
-6
-2,5
-10
-3,5
Sumber: Bloomberg, CEIC
-14 -4,5
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dominasi Kelompok kecil di Perbankan
Simpanan masih didominasi sejumlah kecil nasabah yang menguasai mayoritas nilai simpanan.
99,86 % jumlah rek mempunyai simpanan sebesar 43,9% jumlah simpanan, sementara 0,14 %
jumlah rekening menyimpan 56,1 % jumlah simpanan (Sumber: LPS).
Untuk simpanan dengan nilai sampai dengan Rp 2 miliar, jumlah rekeningnya meningkat sebesar
0,46% (MoM) dari 161.200.105 rekening (Januari 2015) menjadi 161.939.414 rekening (Februari
2015). Jumlah nominal simpanan menurun sebesar 0,13% (MoM). Per akhir Januari 2015 jumlah
nominal simpanan berjumlah Rp 1.855,4 triliun, menurun menjadi Rp 1.853 triliun (Februari 2015).
Adapun untuk simpanan dengan nilai diatas Rp 2 miliar, jumlah rekeningnya meningkat 0,11%
(MoM). Dari 228.433 rekening (Januari 2015) menjadi 228.689 rekening (Februari 2015). Sama
halnya dengan jumlah nominal simpanan, meningkat sebesar 2,41% (MoM), dari Rp 2.313,6 triliun
(Januari 2015) menjadi Rp 2.369,5 triliun (Februari 2015).
Relatif Rendahnya Posisi Cadangan Devisa Indonesia
Foreign Reserves by Selected Countries
Sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap impor dalam bentuk bahan baku
dan barang modal.
Implikasi Kebijakan
Mengupayakan inflasi di level yang rendah agar suku bunga bisa lebih
rendah untuk mendukung daya saing industri domestik.
Presiden menyebutkan ada 3 (tiga) langkah dalam Paket Kebijaka tersebut, yaitu: 1.
Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta
penegakan hukum dan kepastian usaha; 2. Mempercepat proyek strategis
nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian proyek strategis nasional; dan 3. Meningkatkan investasi di sektor properti.
Pemerintah Indonesia merilis paket kebijakan ekonomi tahap dua berisi sejumlah
langkah untuk menyelesaikan kendala investasi dan perizinan.
14,500.00
14,000.00
PK I Nilai Tukar
13,500.00 PK II
PK III
13,000.00
PK IV
12,500.00
I : 9 Sept; 1. Mendorong daya saing industri nasional; 2. Mempercepat proyek strategis nasional ; dan 3.
Meningkatkan investasi di sektor properti.
II : 29 Sept; berisi sejumlah langkah untuk menyelesaikan kendala investasi dan perizinan.
III : 7 Okt; khususnya untuk peningkatan daya beli, melalui penurunan harga BBM.
IV: 15 Okt : Paket keempat ini berkaitan dengan sistem pengupahan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit
ekspor.
SEKIAN,
Terima KASIH