Anda di halaman 1dari 68

PEMBIMBING :

dr. Achmad Achsin, Sp.OG

Penyusun :
Gargarin Nabalah

1
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 44 Tahun Nama suami : Tn. J

Alamat : Jatibanteng Umur : 50 Tahun


Alamat : Jatibanteng
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pendidikan : SD
Suku : Madura
Suku : Madura
Status : Sudah menikah
Status : Sudah menikah
Tanggal periksa : 22 April 2019

2
ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
 Sakit kepala
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien rujukan dari Puskesmas Jatibanteng dengan
keluhan sakit kepala, mual dan kaki bengkak sejak pagi.
Muntah (-), Pandangan kabur (-), Nyeri ulu hati (+), Sesak
napas (-), Keluar lendir campur darah (-), Keluar air (-),
gerakan janin (+).
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat penyakit jantung : Disangkal
 Riwayat Penyakit hepar : Disangkal
 Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal
 Riwayat Penyakit DM : Disangkal
3
 Riwayat Penyakit Hipertensi : Disangkal
ANAMNESIS
 Riwayat Operasi :
 Riwayat SC dan MOW 3 tahun yang lalu
 Riwayat Menstruasi :
 Menarche : 12 Tahun
 Siklus Haid : Teratur
 Panjang Siklus : 28 Hari
 Lama : 7 Hari
 Dismenorhea : Tidak ada
 Banyak : 2 – 3 Pembalut / Hari
 HPHT : 20 Agustus 2018
 HPL : 27 Mei 2019

4
ANAMNESIS
 Riwayat Obstetri :
 Anak I :
``Spontan / Laki – Laki / 23 Tahun
 Anak II :
``SC/Perempuan/4000 gram/3 Tahun /Gagal MOW
 Riwayat ANC :
 Pasien tidak rutin kontrol
 Riwayat imunisasi TT 2 kali
 USG :
• Janin tunggal hidup intrauterin, presentasi
kepala, DJJ (+)
• UK 39-40 minggu, plasenta di corpus posterior
 Riwayat KB :
 MOW sejak 3 tahun yang lalu
5
ANAMNESIS
 Riwayat Pernikahan
 Pasien sudah menikah selama 25 tahun
 Pertama kali menikah pada usia 19 tahun dan
suami 25 tahun
 Riwayat Ginekologi
 Riwayat Kanker : Disangkal
 Riwayat Kista Ovarium : Disangkal
 Riwayat Mioma Uteri : Disangkal
 Riwayat Perdarahan diluar menstruasi Disangkal

6
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan : 138 cm
BB sebelum hamil : Pasien lupa
BB sekarang : 54 Kg
Tanda-tanda vital :
 Tensi : 160/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp. : 36,4 oC
Sp.O2 : 99%

7
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
 Kepala : Dbn
 Mata : Anemia (-) ; Ikterus (-)
 Hidung : Dbn ; PCH (-)
 Telinga : Dbn
 Mulut : Dbn
Leher :
• Pembesaran Thyroid (-)
• Pembesaran KGB (-)
 Thoraks :
• Cor : S1, S2 Tunggal ; Murmur (-) ; Gallop (-)
• Pulmo : Vesikuler / Vesikuler ; Rh - / - ; Wh - / -

8
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
• Soepel
• Bising Usus (+) Normal
• Nyeri Tekan (+)
Ekstremitas :
• Hangat keempat ekstremitas
• CRT < 2 Detik
• Edema pada kedua kaki (+)
• Refleks Patella +/+

9
PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetrikus :
 Pemeriksaan fisik luar :
• TFU : 2 jari dibawah Proc. Xiphoideus
• DJJ : 149 x/menit
• His : (-)
• Palpasi :
 Leopold I : Teraba bagian bulat lunak, TFU : 2 jari
dibawah Proc. Xiphoideus
 Leopold II : Teraba bagian panjang bayi pada bagian
kanan (Kesan punggung kanan)
 Leopold III: Teraba bagian keras melenting
 Leopold IV: Bagian terendah janin belum masuk PAP
(Konvergen)
10
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan fisik dalam :
• Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
• VT : Tidak ada pembukaan

11
DIAGNOSA BANDING
 G III P2 A0 UK 34-35 Minggu T/H dengan PEB dan BSC
 G III P2 A0 UK 34-35 Minggu T/H dengan Hipertensi Gestational
dan BSC

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI LENGKAP HITUNG JENIS
Hemoglobin 8,9 (11.7-15.5) g/dL Eosinofil 1.5 (2.0-4.0) %
Jumlah Eritrosit 3.35 (3.80-5.20) 10^6/uL Basofil 0.9 (0-1) %
Hematokrit 29.8 (35.0-47.0) % Neutrofil 74.9 (50.0-70.0) %
Laju Endap Darah 20/40 (<25) mm/Jam Limfosit 17.1 (25.0-40.0) %
MCV 89.0 (80.0-100.0) fL Monosit 5.6 (2.0-8.0) %
MCH 26.6 (26.0-34.0) Pg Jum. Trombosit 218 (149-409)10^3/Ul
MCHC 29.9 (32.0-36.0) g/L PDW 11.5 (9.0-17.0) Fl
RDW-SD 42.9 (37-54) fL MPV 9.7 (6.8-10.0) fL
RDW-CV 13.9 (11.5-14.5) % P-LCR 23.5 (13.0-43.0) %
Jumlah Leukosit 10.8 (3.60-11.0) 10^3/Ul PCT 0.21 (0.17-0.35) %
PROTEINURIA : +2

13
RESUME
Pasien rujukan dari Puskesmas Jatibanteng dengan nyeri kepala
dan kaki bengkak sejak tadi pagi. Pasien juga mengeluh
tangannya kesemutan, mual (+), muntah (-), pandangan kabur
(-), nyeri ulu hati (+), sesak napas (-), keluar lendir campur
darah (-), keluar air (-), gerakan janin (+). Diagnosis GIIIP22A0
UK 39-40 minggu T/H/I dengan PEB, BSC dan gagal MOW.

RS Tensi 160/100 mmHg, Nadi 80x/menit RR 18 x/menit, RR


20x/menit, BB 54 Kg, TFU 2 jari dibawah Proc. Xiphoideus,
Presentasi kepala, edema kedua tungkai, DJJ 149 dan Protein
urin +2 dan telah diberikan IVFD RL.

V/V tidak ada kelainan, V/T tidak ada pembukaan Hasil

USG : Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, DJJ


(+), Usia kehamilan 39-40 minggu, plasenta di corpus
posterior 14
DIAGNOSA
GIIIP2A0 UK 40 Minggu T/H dengan PEB dan BSC

15
PENATALAKSANAAN
• Tirah baring miring ke kiri
• Pasang DC
• MgSO4 40% :
 4 gram MgSO4 (10 ml MgSO4 40%) dalam 10 cc
Aquadest IV pelan
1 gram drip dalam 500 CC RL (16 TPM)
• Adalat Oros 1 X 30 mg
• Observasi KU, TTV, His, Pembukaan, DJJ, Jumlah
pengeluaran urin
• Pro SC besok pagi

16
17
18
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi :
 Diastolik > 90 mmHg atau Naik > 15 mmHg
 Sistolik > 140 mmHg atau Naik > 30 mmHg
 Pengukuran : 2 Kali ; Selang waktu 6 jam
American College Obstetric and Gynecologist (ACOG)
Preeklampsia :
 Trias hipertensi, proteinuria, edema
• Kehamilan > 20 minggu
• Sering mendekati aterm
• Dapat timbul < 20 minggu (Penyakit trofoblast)
Eklampsia :
 Kriteria klinis Pre-Ekalmpsia
 Kejang (bukan akibat penyakit neurologi)
19
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Superimposed pre-eklampsia : Preeklampsia pada
hipertensi kronis
Hipertensi kronis : Hipertensi sebelum kehamilan 20
minggu atau menetap selama 6 minggu post partum
Transient hipertensi : Hipertensi sesudah trimester II
atau dalam 24 jam pertama post partum akan hilang
setelah 10 hari post partum

20
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
 Hipertensi gestasional dan / atau proteinuria
 Hipertensi gestasional (tanpa proteinuria)
 Proteinuria gestasional (tanpa hipertensi)
 Hipertensi gestasional dan proteinuria (pre-eklampsia)
 Chronic hypertension (sebelum kehamilan 20 minggu)
 Hipertensi kronis (without proteinuria)
 Penyakit ginjal kronis (proteinuria dan/atau tanpa
hipertensi)
 Hipertensi kronis dengan superimposed Pre-eklampsia
(proteinuria)
 Unclassified hypertension dan/atau proteinuria
 Eklampsia
21
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
 Hipertensi gestasional
 Preeklampsia
 Eklampsia
 Preeklampsia superimposed pada hipertensi kronis
 Hipertensi kronis.

(Working Group of the NHBPEP (2000))

22
INVASI TROPHOBLAST

23
24
PRE-EKLAMPSIA
 Tekanan darah > 140/90 mmHg dan minimal 1 dari gejala
berikut :
 Protenuria: dipstick > +1 atau> 300 mg/24 jam
Serum kreatinin> 1,1 mg/dL
Edema paru
Peningkatan fungsi hati > 2 kali
Trombosit > 100.0000
Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan

25
26
PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA

27
PENATALAKSANAAN PRE-EKLAMPSIA

28
PENATALAKSANAAN PEB

29
MANAJEMEN EKSPEKTATIF PEB

30
MANAJEMEN KONSERVATIF PEB

31
ANTI HIPERTENSI
 Indikasi utama : Keselamatan ibu dan mencegah
penyakit serebrovaskuler
 Diberikan bila tekanan darah > 160/110 mmHg (II/A)
 Plihan pertama adalah nifedipin oral, hydralazine, dan
labetalol parenteral (I/A)
 Alternatif : nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)

32
MAGNESIUM SULFAT
 Terapi lini pertama preeklamsia / eklampsia
 Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia
pada Pasien preeklamsia berat (I/A)
 Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat
dibandingkan diazepam atau fenitoin untuk mencegah
terjadinya kejang atau kejang berulang (1a/A)

33
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
 Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL : habis
dalam 30 menit (73 tts / menit)
 Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer
Laktat selama6 jam : (28 tts /menit)
 Awasi: volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella
setiap jam
 Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium pada
setiap pemberian MgSO4 ulangan
 Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%, IV

34
35
36
AKI (Indikator Derajat Kesehatan suatu Negara)
Target MDGs (2015) : 102 per 100.000 kelahiran hidup
Target SDGs (2020) : < 70 per 100.000 kelahiran hidup
*(SDKI, 2002 : 307 kematian per 100.000 KH)
*(SDKI, 2007 : 228 kematian per 100.000 KH)
*(SDKI, 2012 : 359 kematian per 100.000 KH)

2 Penyebab tingginya AKI di Negara Berkembang


Kehamilan resiko tinggi
Frekuensi kehamilan

Menurunkan tingkat kesuburan PUS

Keberhasilan Kontrasepsi 37
PENYEBAB ANGKA KEMATIAN IBU

38
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 Kontrasepsi : (Kontra : mencegah ; Konsepsi : Sperma + Ovum)
 Syarat : Aman, Berdaya guna, Dapat diterima, Harga terjangkau
 WHO Penggunaan Kontrasepsi di ASEAN (Rerata : 58,1%)
 Indonesia : 61%
 Vietnam : 78%
 Kamboja : 79%
 Thailand : 80%
 Kemenkes, 2013 : WUS tertinggi di ASEAN (65 juta orang )
 Contraceptive Prevalence Rate
 SDKI 2002 : 60,3%
 SDKI 2007 : 61,4%
 Penggunaan MKJP :
 SDKI 2002 : 27,0%
 SDKI 2007 : 11,0%
39
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 Kontrasepsi : Upaya mencegah terjadinya kehamilan
(Sementara atau permanen)
Kontrasepsi Sederhana
Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi Mantap
 Keluarga Berencana :
Menyeimbangkan kebutuhan dengan jumlah
penduduk
Intervensi kesehatan yang Cost Effective
Peserta : PUS (WUS : Menarche - Menopause)

40
PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA
 Tujuan Keluarga Berencana (KB) :
 Usia ideal perkawinan
 Usia ideal untuk melahirkan
 Jumlah anak ideal
 Jarak ideal kelahiran anak
 Penyuluhan kesehatan reproduksi

(UU NO. 52 Tahun 2009)

41
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 SDKI, 2012 (Dominasi penggunaan KB) :
 Akseptor suntik (32%)
 Akseptor pil (14%)

 Data Dinkes, 2011 :


 Jumlah PUS : 45.905.815
 Peserta KB : 34.872.054 (75,96%)
• Akseptor suntik : 3.017.353 (57,09%)
• Akseptor pil : 843.122 (15,95%)
• Akseptor implan : 519.973 (9,84%)
• Akseptor IUD : 439. 687 (8,32%)
• Akseptor MOW : 287.911 (5,45%)
• Akseptor MOP : 58.138 (1,10%)
42
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 Angka Kegagalan MOW Terkecil (Teoritis dan Praktek )
 Teoritis : 0,04 Kehamilan per 100 wanita
 Praktek : 0,1-0,5 Kehamilan per 100 wanita

 Kegagalan MKJP Nasional :


 Akseptor IUD : 129 Orang (44,79%)
 Akseptor Implan : 117 Orang (40,63%)
 Akseptor MOW : 26 Orang (9,03%)
 Akseptor MOP : 16 Orang (5,56%)

(BKKBN, 2013)

43
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 SDKI, 2012 : Pengguna MKJP tahun 1994-2012 mengalami
penurunan
 RPJMN, 2010-2014 : Program KB Nasional diarahkan pada
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
 MKJP : Efektif (Perlindungan hingga 10 tahun)
 Alat kontrasepsi yang termasuk MKJP
 Susuk/ implan
Intra Uterine Device (IUD)
Metode Operasi Pria (MOP)
Metode Operasi Wanita (MOW)

(BKKBN, 2011)
44
KONTRASEPSI DI INDONESIA
 SDKI, 2012 :
 Pengguna MKJP : 10.6% (Target Nasional 27.5%)
 Dominasi Kontrasepsi non MKJP (suntik:32% ; Pil:14%)
 Memerlukan kontrol bulanan
 Angka putus pakai KB :
• Kontrasepsi pil (40.7%)
• kontrasepsi jenis suntik (24.7%)
 BPS, 2010 : Peningkatan jumlah penduduk (Tahun
2000 : 205,1 juta ; Tahun 2010 : 237,6 juta)
 10 tahun laju pertumbuhan penduduk : 1.49%
 BKKBN, 2013 : Target pertumbuhan penduduk
Tahun 2010 adalah 1.27%

45
TEORI PERILAKU LAWRENCE GREEN, 1980

46
PENGETAHUAN
6 Tingkat pengetahuan :
• Tahu (Mengingat)
• Memahami (Menjelaskan)
• Penerapan/Aplikasi (Menjalankan)
• Analisis (Menjabarkan)
• Sintesis (Menghubungkan)
• Evaluasi (Menilai)

47
PENGETAHUAN
 Faktor yang mempengaruhi :
• Pengalaman (Sendiri/ Orang lain)
• Tingkat pendidikan
• Keyakinan (Turun temurun, tanpa adanya pembuktian)
• Fasilitas (Sumber informasi)
• Penghasilan (Tidak langsung)
• Sosial Budaya (Kebiasaan keluarga)

48
PEMILIHAN KONTRASEPSI RASIONAL

49
PENGETAHUAN
 Tehnik : Mengikat atau memotong saluran telur
 Keuntungan :
 Tidak mengganggu siklus menstruasi
 Mencegah kehamilan seumur hidup
 Tidak perlu alat kontrasepsi
 Tidak perlu kontrol
 Tidak mengganggu aktivitas seksual
 Dianjurkan :
 Usia > 35 tahun dengan jumlah anak > 2
 Riwayat SC 3 kali

50
51
MITOS DAN FAKTA
Pil KB :
 Mitos : Pil KB membuat gemuk
 Fakta : Kandungan hormon pil KB berdosis rendah
sehingga tidak akan membuat berat badan naik
 Mitos : Pil KB membuat kulit tidak sehat dan
berjerawat
 Fakta : Kandungan hormon estrogen yang
membantu menjaga kehalusan dan kesehatan kulit

52
MITOS DAN FAKTA
 Mitos : Pil KB membuat tulang rapuh
 Fakta : Kandungan dua hormon yang membantu
pencegahan osteoporosis
 Mitos : Pil KB beresiko pada kandungan
 Fakta : Secara klinis, konsumsi pil KB mencegah
risiko kehamilan di luar rahim, kista, atau pun kanker
rahim
 Mitos : Pil KB mengurangi kesuburan
 Fakta : Pil KB mampu menjaga tingkat kesuburan
dan cukup

53
MITOS DAN FAKTA
IUD :
 Mitos : Batang IUD dapat menempel di kepala bayi
setelah melahirkan
 Fakta : Saat diketahui seorang wanita positif hamil,
dokter atau bidan akan langsung mengeluarkan/
melepas IUD dari rahim
 Mitos : IUD biasa berpindah tempat setelah
dipasang
Fakta : IUD tidak dapat berpindah tempat, namun
mungkin bergeser (Pemeriksaan rutin setahun sekali)

54
MITOS DAN FAKTA
Implan
 Mitos : Implan dapat berpindah tempat
 Fakta : Implan dipasang di lengan bagian atas dan
efektif mencegah kehamilan selama 4 tahun.

55
PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
 Sikap
 Tingkatan :
• Menerima (Receiving)
• Menanggapi (Responding)
• Menghargai (Valueing)
• Bertanggung jawab (Responsible)
 Perubahan dan proses pembentukan :
• Adopsi (Berulang)
• Diferensiasi (Dibedakan)
• Integrasi (Berbagai pengalaman)
• Trauma (Meninggalkan kesan)

56
SIKAP
 Positif : Tidak takut, Nyaman, Efektif, Setuju dilakukan
 Negatif : Takut, Ribet, Tidak setuju dilakukan

57
58
59
60
61
62
63
64
65
PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
 Dukungan Keluarga / Suami
 Pemilihan jenis kontrasepsi
 Mayoritas penduduk Indonesia (Pedesaan) :

“Suami sebagai penentu pengambil keputusan


dalam rumah tangga”
 Dukungan Petugas :
 Pendidikan kesehatan / Penyuluhan
 Sumber informasi :
• Membantu memilih metode kontrasepsi
• Membantu penyesuaian diri terhadap kondisi
barunya

66
PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
 Informasi MOW / Tubektomi
 Era informasi
 Sumber informasi
• Formal : Nakes (Dokter, Bidan, Perawat, dll)
• Informal : Tokoh, Kader, Media massa

67
68

Anda mungkin juga menyukai