Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN DAN

STRATEGI PEMBINAAN
JAMINAN PRODUK HALAL
Oleh
Kasi Kepenghuluan
Kanwil Depag Provinsi Kepulauan Riau
PENDAHULUAN

1.Bahwa negara menjamin kemerdekaan


tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya itu.
Untuk melaksanakan kemerdekaan
beribadat menurut agamanya, negara
wajib menjamin kehalalan makanan,
minuman, dan atau produk lainnya.
2. Undang Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1996, Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 dan
peraturan pelaksanaan lainnya
mengamanatkan tangggung jawab
kehalalan produk makanan, minuman,
obat, kosmetika dan produk lainnya
merupakan tanggung jawab pemerintah.
3. Berdasarkan Instruksi Presiden RI
Nomor 2 Tahun 1991 tentang
Peningkatan Pembinaan dan
Pengawasan Produksi dan Peredaran
Makanan Olahan antara lain
dinyatakan bahwa masyarakat perlu
dilindungi terhadap produksi dan
peredaran makanan, minimum, obat,
dan kosmetika yang tidak memenuhi
syarat-syarat terutama dari segi mutu
dan keyakinan agama.
4. Undang Undang Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan, pasal 30 ayat
2, meyebutkan bahwa perusahaan
memuat keterangan sekurang-
kurangnya antara lain mengenai
halal.
5. Selanjutnya dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999
antara lain dinyatakan bahwa Menteri
Agama mempunyai kewenangan
untuk menetapkan pedoman dan tata
cara pemeriksaan terhadap
pernyataan (keterangan/tulisan)
halal.
6. Penduduk Indonesia saat ini
mencapai + 210 juta jiwa, sekitar
90% diantaranya merupakan
konsumen pemeluk Agama Islam.
yang membutuhkan perlindungan
hukum dan kepastian halal terhadap
makanan, minuman, atau produk
lainnya yang dikonsumsi atau
digunakannya.
DASAR HUKUM

KETENTUAN AL – QUR’AN

1. Surat Al Baqarah ayat 168 yang menjelaskan


keharusan untuk memakan makanan yang halal dan
tayyib:

‫ياأيها الناس كلوا مما فى األرض حالال طيبا‬, ‫ انه لكم‬,‫وال تتبعوا خطوات الشيطان‬
)168 :‫ (البقرة‬.‫عدو مبين‬

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik/tayyib


daripada yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu (Surat Al Baqarah : 168)
2. Surat ‘Abasa ayat 24 yang
menjelaskan keharusan bagi seluruh
manusia untuk senantiasa
memperhatikan kehalalan makanan,
minuman, obat, kosmetika dan barang
yang digunakannya:
)24 :‫ (عبس‬.‫فلينظر االنسان الى طعامه‬
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan
barang-barang yang dikonsumsi dan
digunakannya (Surat ‘Abasa 24)
3. Surat Al-Baqarah ayat 173, Al
Maidah ayat 3, 90, dan 96, serta Al Araf
ayat 157, yang menjelaskan sebagai
berikut:
.‫انما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا‬
Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
atas kamu (1)bangkai, (2)darah, (3)daging
babi, dan (4)binatang yang disembelih atas
nama selain Allah. (Surat Al-Baqarah: 173)
‫والمنخنقة والموقوذة والمتردية وما أكل السبع اال ما‬
…‫ وما ذبح على النصب‬,‫ذكيتم‬

Diharamkan bagimu memakan (1) bangkai,


(2) darah, (3) daging babi, (4)daging hewan
yang disembelih atas nama selain Allah, (5)
yang tercekik, (6) yang dipukul, (7) yang
jatuh, (8) yang ditanduk dan (9) binatang
yang diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya dan(10)
binatang yang disembelih untuk berhala.
(Surat Al Maidah : 3)
‫ياأيها الذين أمنوا انما الخمر والميسر واألنصاب‬
‫واألزالم رجس من‬
.‫عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون‬
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (1) minum khamr, (2)
judi dan berhala adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu beruntung. (Surat Al Maidah :
90)
.‫احل لكم صيد البحر وطعامه متاعا لكم وللسيارة‬
Dihalalkan bagimu binatang
buruan laut dan makanan yang
berasal dari laut sebagai
makanan yang lezat bagimu dan
bagi orang orang dalam
perjalanan…(Surat Al Maidah :
96)
.‫ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث‬
Dan Allah menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk. (Surat
Al A’raf : 157)
KETENTUAN HADITS
Rangkaian larangan haram
‫لعن هللا الخمر وشاربها وساقيها ومبتاعها وبائعها وعاصرها‬
.‫ومعتصرها وحاملها والمحمول اليها‬
Allah mengutuk khamr, peminumnya, penyajinya,
pengedarnya, pemeras bahannya, penahan dan
penyimpannya, pembawanya dan penerimanya.
)‫ (رواه احمد وابن ماجه‬.‫ما أسكر كثيره فقليله حرام‬
Apa yang jika banyak memabukkan, maka
meskipun sedikit juga haram (HR. Ahmad dan
Ibn Majah)
Haramnya anjing, macan, beruang,
dsb.
‫كل ذى ناب من السباع حرام‬
Tiap-tiap binatang buas yang bertaring
adalah haram (HR Bukhari dari Abu
Tsa’labah).
Haramnya burung elang, gagak dsb.
‫نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كل ذى مخلب من‬
‫الطير‬
Rasulullah SAW melarang memakan
burung yang mempunyai kuku tajam.
Binatang yang diperintah membunuhnya
adalah haram
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم خمس‬,‫عن عائشة قالت‬
‫ الحية والغراب األبقع والفأرة‬,‫فواسق تقتلن فى الحالل والحرام‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫والكلب العقور والجداة‬
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah
Saw bersabda : lima macam binatang yang
jahat hendaklah dibunuh baik halal maupun
haram,yaitu (1)ular, (2) burung gagak,(3)
tikus, (4) anjing galak, dan(5) burung elang.
(HR. Muslim)
Binatang yang dilarang dibunuh
hukumnya haram
‫ نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫عن ابن عباس‬
‫ النملة والنحلة والهدهد‬,‫عن قتل اربع من الدواب‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫والصراد‬
Dari Ibn Abbas RA, Nabi SAW telah
melarang membunuh empat macam
binatang, (1) semut, (2) tawon, (3)
burung teguk-teguk/hud-hud dan (4)
burung suradi (HR. Muslim).
KETENTUAN HUKUM POSITIF
1.Undang-undang nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan pasal 21 huruf d
yang berbunyi : Ketentuan lainnya.
Selanjutnya dalam penjelasan ayat
tersebut berbunyi “ Ketentuan lainnya
misalnya kata atau tanda halal yang
menjamin bahwa makanan dan
minuman dimaksud diproduksi dan
diproses sesuai dengan persyaratan
makanan halal.”
2. Undang-undang Republik
Indonesia nomor 7 tahun 1996
tentang pangan, pasal 30 dan 31

3. Peraturan Pemerintah RI
nomor 69 tahun 1999 tentang
label halal
4. Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan, Menteri Agama RI
nomor 427/Men.Kes/KSB/VIII/1985
dan Nomor 68 tahun 1985 tentang
Pencantuman tulisan pada label
halal
5. Piagam Kerjasama Departemen
Kesehatan, Departemen Agama
dan Majelis Ulama Indonesia
tentang Pelaksanaan
Pencantuman Label “Halal” pada
makanan
KEBIJAKAN TEKNIS DAN STRATEGI
KEBIJAKAN TEKNIS
1. Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang –
Undang Jaminan Produk Halal.
2. Penyusunan Draf Awal RUU Jaminan Produk Halal
3. Penyempurnaan Struktur Organisasi dalam rangka
menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 03
Tahun 2006.
4. Penetapan standar, prosedur dan norma pemeriksaaan
produk halal.
5. Pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum produk
halal.
6. Pembentukan Jabatan Fungsional Auditor Halal
7. Optimalisasi Laboratorium Halal dengan mengusulkan
Laboratorium Halal sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
STRATEGI
1.Membangun masyarakat sadar akan
produk halal.
2.Perluasan informasi dan sosialisasi Draft
RUU Jaminan Produk Halal kepada
seluruh lapisan.
3. Pembinaan Sistem Jaminan Produk
Halal kepada Pembina Produk halal dan
Pelaku Usaha.
4.Penguatan dan kerjasama dengan unsur
terkait.
TERIMA KASIH, WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai